Você está na página 1de 4

ARTIKEL KIMIA

“ Peranan Ilmu Kimia Dalam Bidang Pertanian Dan Peternakan “

Disusun oleh :

 Amanatur Roziqoh
 Ananda salsabila z
 Laela isnayatul Kh
 Miftakhunnisa septiani

MA SUNAN KALIJAGA BAWANG


Tahun Pelajaran 2018 / 2019
PERANAN ILMU KIMIA DALAM BIDANG PERTANIAN

Sekarang ini pengaruh dari globalisasi member efek berkembangnya ilmu


pengetahuan dan ilmu teknologi di dunia. Hal ini menuntut segala aspek kehidupam harus
mengikuti perkembangan tersebut, seperti halnya juga dalam pertanian. Pertanian di
zaman dulu hanya menggandalkan sistem tradisional, baik dalam mengolah tanah sampai
memanen tanaman. Pertanian dengan sistem tradisional ini hanya menggunakan pupuk
kompos dan tidak menggunakan isektisida dalam pembasmian hama, jadi hasil panen
kurang maksimal.
Karna efek perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu teknologi saat ini, masalah
para petani dapat diselesaikan salah satunya degan Ilmu Kimia. Saat ini ilmu kimia sangat
berguna sekali dalam bidang pertanian, tidak hanya dalam bidang pertanian tetapi juga
dalam bidang industri, kedokteran, pangan dan lain sebagainya. Tetapi kali ini saya akan
membahas tentang “Peranan Ilmu Kimia Dalam Bidang Pertanian”.
Ilmu kimia dalam bidang pertanian mempunyai banyak sekali peranan, seperti
halnya :
1. Dalam Unsur Hara
Dalam usaha untuk memperoleh makanan, cara yang dilakukan pada manusia dan
hewan berbeda dengan tumbuhan. Manusia dan hewan dapat melakukannya dengan
cara berpindah tempat, sedangkan tumbuhan bergantung pada tanah tempatnya
berada. Sedangkan pada tumbuhan berupa unsur anorganik sederhana yang disebut
unsur hara.
Ada Ada sekitar 16 unsur hara yang diperlukan oleh tumbuhan yaitu unsur makro.
Unsur makro adalah unsur hara yang diperlukan tumbuhan dalam jumlah besar, yaitu
unsur C,H,O,N,S,P,K,Mg, dan Ca. adapun unsur mikro adalah unsur hara yang diperlukan
dalam jumlah sedikit seperti unsur Cl,Fe,Mn,Cu,B, dan Mo.
2. Dalam pembuatan Pupuk Buatan Tunggal
Pupuk tunggal adalah pupuk yang mengandung 1 jenis unsur hara yang di perlukan
tumbuhan
3. Dalam pembuatan Pupuk Majemuk
Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari 2 unsur hara, seperti pupuk
NP,NK, dan NPK
4. Dalam pembuatan Insektisida
Insektisida digunakan untuk mencegah dan membasmi serangan hama serangga,
seperti wereng, belalang, dan ulat
5. Dalam pembuatan Rodentisida
Jenis pestisida ini digunakan untuk mencegah dan membasmi serangan binatang
pengerat(tikus) di lahan pertanian, rumah tangga atau gudang
6. Dalam pembuatan Herbisida
Herbisida digunakan untuk mencegah dan membasmi serangan tanamn pengganggu
atau gulma, seperti alang-alang dan rerumputan.
7. Dalam pembuatan Fungisida
Jenis pestisida ini di gunakan untuk mencegah dan membasmi serangan jamur.
Contohnya natrium, dipromat, dan organemerkuri.
Namun perlu kita ketahui jika Ilmu Kimia juga memiliki dampak negatif jika kita
menggunakannya dalam kosentrasi yang tinggi, kurun waktu yang lama dan jenis bahan
kimia seperti pestisida akan meyebabkan pembuangan residu pestisida yang tinggi pada
lingkungan pertanian sehingga akan menggangu kesimbangan lingkungan.
Berikut ini beberapa dampak negatif dari penggunaan bahan kimia yang tinngi :
1. Menyebabkan penurunan kualitas kesuburan fisik dan kimia tanah
2. Punahnya suatu spesies
3. Peledakan hama yang resisten
Untuk melindungi keselamatan manusia dan sumber-sumber kekayaan alam hayati.
Dan supaya pestisida dapat digunakan dengan efektif maka peredaran, penyimpanan dan
penggunaan pestisida diatur dalam PP No. 7 Tahun 1973, selain itu para petani perlu juga
diberi pengarahan dan penyuluhan tentang penggunaan bahan kimia yang baik dan efektif.

KESIMPULAN :
Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan semakin berkembang pula segala aspek
kehidupan, termasuk juga dalam bidang pertanian. Saat ini ilmu kimia telah membantu
pertanian maju karna adanya pupuk dan pestisida. Namun bahan kimia ini juga memiliki
efek negatif untuk lingkungan sekitar, oleh karna itu sebaiknya kita mampu me-manage
penggunaan bahan kimia dengan baik dan benar.
Peranan Ilmu Kimia Dalam Peternakan

Peternakan tak jauh dari pandangan bau dan kotor yang di sebabkan oleh limbah feses
ternak itu sendiri. Padahal limbah yang bau dan kotor itu bisa di olah menjadi sesuatu hal yang
berguna salah satunya menjadi pupuk.

Salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam perencanaan usaha peternakan
khususnya ternak sapi adalah lingkungan hidup utamanya dalam hal pengelolaan limbah.
Limbah kandang terutama feses dan urine merupakan masalah yang paling penting karena
merupakan sumber pencemaran lingkungan yang paling dominan diareal peternakan sapi.
dalam upaya sanitasi kandang, sistem pembangunan kotoran ternak memerlukan konstruksi
khusus supaya kotoran tersebut dapat dikelola dengan baik dan dapat dimanfaatkan dalam
bentuk pupuk organik agar tercipta lingkungan yang sehat.

Berdasarkan hal tersebut, maka perlu penerapan suatu teknologi tepat guna seperti
penanganan limbah ternak untuk pupuk organik dengan metode EM-4 (Efektive
Mikroorganisme 4) dan stardec. pembuatan kompos dengan menggunakan EM-4 dan Stardec,
pada hakekatnya kultur campuran dari mikroorganisme yang menguntungkan. Sebagian besar
mengandung mikroorganisme Lactobacillus sp. bakteri penghasil asam laktat, serta dalam
jumlah sedikit bakteri fotosintetik Streptomyces sp. dan ragi. EM-4 merupakan bahan-bahan
organik dan membiarkannya terurai menjadi bahan-bahan yang mempunyai perbandingan C/N
yang rendah sebelum digunakan sebagai pupuk. Efektive Organisme 4 (EM-4) merupakan
larutan berisi mikroorganisme fermentasi yang bekerja secara efektif dalam memfermentasikan
bahan organik dalam kondisi aerob sehingga dapat mempercepat proses pengomposan dan
menambah unsur hara tanah sedangkan stardec merupakan bubuk yang mengandung mikroba
yang dapat mengurai bahan organik menjadi kompos.

Adapun hasil yang diperoleh setelah menggunakan kedua jenis ini untuk pembuatan
kompos adalah sebagai berikut:

 Hasil pengomposan dengan menggunakan EM-4 adalah waktu yang diperlukan dalam
pembuatan kompos lebih cepat dan berwarna merah kecoklatan, baunya tidak tajam, tidak
lengket ditangan dan berwarna merah kehitaman dengan kandungan zat haranya adalah
Nitrogen (N) 1,72%, Karbon (C) 5,52%, fosfor (P2O5) 2,21%, Kalium (K2O) 1,62% dan C/N
3,2%.
 Hasil pengomposan dengan menggunakan stardec dicirikan dengan warna hijau kecoklatan,
strukturnya tidak menggumpal jika dipegang, baunya tidak menyengat, suhunya cenderung
hangat dan lambat laun menjadi dingin. kandungan zat haranya adalah kelembaban 65%,
Nitrogen (N) 1,90%, Karbon (C) 40,9%, Fosfor 1,89%, Kalium 1,96% dan C/N 21,5%.

Você também pode gostar