Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB II
GAMBARAN UMUM KABUPATEN TANGERANG
2.1.1. Geografis.
Kabupaten Tangerang terletak pada posisi cukup strategis berada dibagian timur Provinsi Banten pada koordinat
106°20’-106°43’ Bujur Timur dan 6°00’-6°00-6°20’ Lintang Selatan. Luas Wilayah Kabupaten Tangerang 959,61
km² atau 95,961 hektar, ditambah kawasan reklamasi pantai dengan luas ± 9.000 hektar, dengan garis pantai
sepanjang ± 51 kilometer dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Laut Jawa (dengan garis pantai ± 50 Km2);
b. Sebelah Timur : Berbatasan dengan DKI Jakarta dan Kota Tangerang;
c. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kota Depok;
d. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Serang dan Lebak
Jarak antara Kabupaten Tangerang dengan Pusat Pemerintahan Republik Indonesia (DKI Jakarta) sekitar 30 km,
yang bisa ditempuh dengan waktu setengah jam. Keduanya dihubungkan dengan lajur lalu lintas darat bebas
hambatan (jalan TOL) Jakarta - Merak yang menjadi jalur utama lalu lintas perekonomian antara Pulau Jawa dengan
Pulau Sumatera.
Kedudukan geografis Kabupaten Tangerang yang berbatasan dengan DKI Jakarta menjadi salah satu potensi
Kabupaten Tangerang untuk berkembang menjadi daerah penyangga Ibukota Negara. Kedekatan dengan Ibukota
dan sebagai pintu gerbang antara Banten dan DKI Jakarta, maka akan menimbulkan interaksi yang menumbuhkan
fenomena interdepedensi yang kemudian berdampak pada timbulnya pertumbuhan di suatu wilayah.
2.1.2. Administratif
Secara adminstratif Kabupaten Tangerang adalah salah satu daerah tingkat II yang merupakan bagian dari wilayah
pemerintahan Provinsi Banten, wilayah pemerintahan kabupaten Tangerang terdiri atas 29 (dua puluh sembilan)
kecamatan, 28 (dua puluh delapan) kelurahan dan 246 (dua ratus empat puluh enam) desa.
Luas rata-rata kecamatan di Kabupatan Tangerang sendiri yaitu 33.09 Ha per kecamatan atau 3.4% dari total luas
wilayah kabupaten yang mencapai 959.61 ha.
PROVINSI BANTEN
KABUPATEN TANGERANG
Peta 2.1. Peta Orientasi Kabupaten Tangerang Dalam Wilayah Provinsi Banten
Peta. 2.2. Peta Administrasi Kabupaten Tangerang dan Cakupan Wilayah Kajian
Secara lebih rinci mengenai nama dan luas wilayah perkecamatan yang terdapat di Kabupaten Tangerang dapat
dilihat pada Tabel 2.2 Nama, Luas Wilayah Per Kecamatan dan Jumlah Kelurahan/Desa dibawah ini:
Tabel 2.1. Nama, Luas Wilayah Per Kecamatan dan Jumlah Kelurahan/Desa
Luas Wilayah
Jumlah
No Nama Kecamatan Terhadap Total
Desa/Kelurahan Km²
(%)
1 Cisoka 10 26.98 2.8%
2 Solear 7 29.01 3.0%
3 Tigaraksa 14 48.74 5.1%
4 Jambe 10 26.02 2.7%
5 Cikupa 14 42.68 4.4%
6 Panongan 8 34.93 3.6%
7 Curug 7 27.41 2.9%
8 Kelapa Dua 6 24.38 2.5%
9 Legok 11 35.13 3.7%
10 Pagedangan 11 45.69 4.8%
11 Cisauk 6 27.77 2.9%
12 Pasar Kemis 9 25.92 2.7%
13 Sindang Jaya 7 37.15 3.9%
14 Balaraja 9 33.56 3.5%
15 Jayanti 8 23.89 2.5%
16 Sukamulya 8 26.94 2.8%
17 Kresek 9 25.97 2.7%
18 Gunung Kaler 9 29.63 3.1%
19 Kronjo 10 44.23 4.6%
20 Mekar Baru 8 23.82 2.5%
21 M a u k 12 51.42 5.4%
22 Kemiri 7 32.7 3.4%
23 Sukadiri 8 24.14 2.5%
24 Rajeg 13 53.7 5.6%
25 Sepatan 8 17.32 1.8%
26 Sepatan Timur 8 18.27 1.9%
27 Pakuhaji 14 51.87 5.4%
28 Teluknaga 13 40.58 4.2%
29 Kosambi 10 29.76 3.1%
Jumlah 274 959.61 100.0%
Sebagian besar wilayah Kabupaten Tangerang merupakan dataran rendah, dimana sebagian besar wilayah
Kabupaten Tangerang memiliki topografi yang relatif datar dengan kemiringan tanah rata-rata 0 - 3% dan ketinggian
tanah antara 0 - 50 meter di atas permukaan laut.
Dibagian Utara ketinggian tanah berkisar antara 0 - 25 meter di atas permukaan laut, yaitu Kecamatan Teluknaga,
Mauk, Kemiri, Sukadiri, Kresek, Kronjo, Pasarkemis, dan Sepatan. Sedangkan dibagian tengah ke arah selatan
ketinggian tanah mencapai lebih dari 25 meter di atas permukaan laut.
Berdasarkan kondisi tersebut ketinggian tanah wilayah Kabupaten Tangerang terbagi atas 2 dataran, yaitu 44.595
Ha atau 40,16% berada pada ketinggian tanah 0 - 25 m dan 66.443 Ha atau 59,84 % berada pada ketinggian tanah
26 - 50 meter di atas permukaan laut. Keadaan ini memberikan gambaran bahwa wilayah dataran Kabupaten
Tangerang sebagian besar berada pada ketinggian tanah antara 0 - 25 meter di atas permukaan laut.
2.1.3.2. Geologi.
Keadaan goelogis Kabupaten Tangerang menurut jenis batuannya terdiri dari beberapa jenis batuan, yaitu : Aluvial
seluas 63.512 Ha, Pleistocen Vulcanic Facies 43.365 ha, Pliocen sedimentary 17.095 ha dan Niocens sedimentary
seluas 4.299 Ha. Sedangkan menurut jenis tanahnya terdiri dari aluvial kelabu tua, asosiasi glei humus rendah dan
aluvial kelabu, asosiasi latosol merah dan latosol coklat kemerahan, podsolik kuning, aluvial kelabu, asosiasi
podsolik kuning dan hidromorf kelabu, asosiasi aluvial kelabu dan glei humus rendah, serta asosiasi hidromorf
kelabu dan paluosol. Daerah bagian utara kabupaten Tangerang merupakan daerah yang sedikit bergelombang
lemah, daerah ini termasuk dalam ketegori bentuk lahan bentukan asal pengendapan (alluvial).
2.1.3.3. Klimatologi.
Berdasarkan data Badan Meteorologi Geofisika Klas I Tangerang temperatur udara di Kabupaten Tangerang tahun
2008 – 2010 berada pada suhu 25,90 ⁰C – 28,50 ⁰C, suhu maksimum terjadi pada bulan September 2009 yaitu
28.50 ⁰C dan suhu minimum pada bulan pebruari 2008 yaitu 25.90 ⁰C. rata-rata suhu udara diKabupaten
Tangerang dalam kurun waktu tahun 2008 – 2010 yaitu 27,50⁰C.
Keadaan curah hujan tertinggi pada tahun 2008 - 2010 terjadi pada bulan pebruari tahun 2008 yaitu sebesar 664
mm, sedangkan rata-rata curah hujan dalam 3 tahun terakhir tahun 2008 – 2010 yaitu sebesar 159,3 mm.
Sedangkan rata-rata hari hujan pada tahun 2008 - 2010 yaitu sebesar 11,6 hari hujan. Keterangan lebih jelas dapat
dilihat dalam Tabel dibawah ini:
Gambar 2.1.. Gambar 2..2.
Suhu / Temperatur Udara Kabupaten Tangerang Banyaknya Curah Hujan Kabupaten Tangerang
Tahun 2008, 2009, 2010 Tahun 2008, 2009, 2010
Sumber : BMG, Stasiun Geofisika Klas I Tangerang Sumber : BMG, Stasiun Geofisika Klas I Tangerang
Suhu/Temperatur ( ⁰Celcius )
No Bulan Tahun
2008 2009 2010 rata2
1 Januari 27.2 26.7 26.7 27.5
2 Pebruari 25.9 26.6 26.6 27.5
3 Maret 26.6 27.5 27.5 27.5
4 April 27.2 27.9 27.9 27.5
5 Mei 27.6 27.8 27.8 27.5
6 Juni 27.3 27.9 27.9 27.5
7 Juli 27.1 27.3 27.3 27.5
8 Agustus 27.3 27.7 27.7 27.5
9 September 28.1 28.5 28.5 27.5
10 Oktober 28.3 28.4 28.4 27.5
11 Nopember 27.8 27.9 27.9 27.5
12 Desember 27.3 27.8 27.8 27.5
Rata-rata 27.3 27.7 27.7 27.5
Sumber : BMG, Stasiun Geofisika Klas I Tangerang
TAHUN
NO BULAN
2008 2009 2010
Curah hujan Hari hujan Curah hujan Hari hujan Curah hujan Hari hujan
1 Januari 138 13 377 19 377 19
2 Pebruari 664 28 253 28 253 28
3 Maret 98 12 211 14 211 14
4 April 198 14 305 14 305 14
5 Mei 55 7 197 13 197 13
6 Juni 141 8 129 8 129 8
7 Juli 1 1 21 4 21 4
8 Agustus 48 8 15 1 15 1
9 September 2 2 18 3 18 3
10 Oktober 81 11 34 6 34 6
11 Nopember 174 13 247 18 247 18
12 Desember 144 20 188 13 188 13
Average 145.3 11 166 12 166.3 11.8
Sumber : BMG, Stasiun Geofisika Klas I Tangerang
Kuantitas air sungai di Kabupaten Tangerang relatif cukup tinggi meskipun terjadi fluktuasi debit aliran yang cukup
besar antara musim hujan dan musim kemarau, sedangkan kualitasnya menunjukkan adanya indikasi pencemaran
di beberapa sungai.
Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tangerang 2011-2031 diketahui bahwa di sebagian wilayah
Kabupaten Tangerang (meliputi 6 kecamatan yaitu: Mauk, Rajeg, Pasar Kemis, Cikupa, Curug dan Legok) terdapat 3
lapisan akifer, yaitu:
1. Akifer dangkal dengan kedalaman < 20 m dan didominasi oleh lapisan Pasir
2. Akifer menengah dengan kedalaman 20 – 70 m dan didominasi oleh lapisan lempung formasi Bantam Atas
3. Akifer dalam dengan kedalaman > 70 m dan didominasi oleh lapisan formasi Genteng dan formasi Bojongmanik
Potensi air sungai dan situ/rawa yang merupakan potensi air permukaan di Kabupaten Tangerang berdasarkan Satuan
Wilayah Sungai (SWS) menunjukan potensi sebagai berikut:
1. Debit terkecil rata-rata bulanan SWS Cisadane-Ciliwung, sebesar 2,551 m³/dt diwakili oleh pengukuran di
Sungai Cidurian, stasiun Parigi dalam tahun 1995, sedang debit terbesar rata-rata bulanan sebesar 115,315
m³/dt, diukur di Sungai Cisadane, stasiun Batu Beulah dalam periode 1991 sampai 1998.
2. Di SWS Cisadane-Cikuningan, belum ada data pengukuran jangka panjang, pengukuran dilakukan sesaat
menggunakan current meter dan didapat debit aliran terkecil sebesar 0,078 m³/dt diwakli oleh pengukuran di
Sungai Cikoncang, stasiun Cikeusik pada tanggal 5 September 2002, sedang debit terbesar adalah 2,454 m³/dt
diwakili oleh pengukuran di Sungai Cimadur, stasiun Sukajaya pada tanggal 6 September tahun 2002.
3. Air hujan yang setelah dianalisis dengan perhitungan neraca air menunjukan bahwa Kabupaten Tangerang
mengalami defisit air pada bulan Maret sampai bulan November (8 bulan) sementara suplus air hanya terjadi
pada bulan Desember, Januari dan Februari (3 bulan).
4. Air tanah, debit air tanah di KabupatenTangerang berkisar antara 3 – 10 liter/detik/Km2. Air tanah ini
cenderung diambil secara berlebihan di sepanjang jalan Jakarta – Tangerang oleh industri-industri, sehingga
terjadi penurunan muka air tanah yang cukup drastis. Di bagian utara kabupaten air tanah umumnya tidak
dapat digunakan karena asin/payau.
Potensi sumberdaya air tanah-dalam di Kabupaten Tangerang terdapat 5 cekungan air bawah tanah (CABT) di
Kabupaten Tangerang dengan potensi air tanah secara total cukup besar. Potensi tersebut dapat dibagi menjadi dua
kelompok yaitu:
1. Potensi sebagai imbuhan air tanah bebas (Q1) sebesar 3.278 juta m³/tahun dan
2. Potensi sebagai aliran air tanah tertekan (Q2) sebesar 100 juta m³/tahun.
Selain sungai dan air tanah di Kabupaten Tangerang juga banyak dijumpai badan air permukaan berupa situ dan
rawa yang tersebar hampir di wilayah Kabupaten Tangerang sebagai berikut:
Lokasi Luas
No Nama Situ/Rawa
Desa Kecamatan (Ha)
Sindang
1 Situ Pondok Sukaharja 27.7
Jaya
2 Situ Cilongok Sukamantri Pasar Kemis 23
3 Situ Pasir Gadung Pasir Gadung Cikupa 7.3
4 Situ Kelapa Dua Kelapa Dua Kelapa Dua 37.5
5 Situ Cihuni Cihuni Pagedangan 32.34
6 Situ Jengkol Cikuya Solear 4.1
7 Rawa Ranca Ilat Cirumpak, Kemuning Kronjo 67.98
8 Rawa Waluh Kosambi Dalem Kronjo 70
9 Rawa Garugak Kemuning Kresek 177
10 Rawa Patrasana Patrasana,Pasirampo Kresek 245
11 Rawa Gabus Tamiang Kresek 9.72
12 Rawa Genggong Tamiang Kresek 8.4
13 Rawa Setingin Klebet Kemiri 26.4
14 Rawa Gede Pekayon,Sukadiri Sukadiri 2.8
15 Rawa Sulang Lebakwangi Sepatan 8
16 Rawa Koja Pisangan Jaya Sepatan -
17 Rawa Kepuh Rawabani,Pakuhaji Pakuhaji -
18 Rawa Gelam/Panggang Kutajaya Pasar Kemis 11.7
19 Rawa Pangodokan Kutabumi Pasar Kemis -
20 Rawa Dadap Pengadegan Pasar Kemis -
Rawa Warung Rawa Sindang
21 Wanakerta 7.9
Rebo Jaya
22 Rawa Bojong Bojong Cikupa 7.6
23 Rawa Jambu Jambukarya Rajeg -
Sumber : RTRW Kabupaten Tangerang Tahun 2011-2031
Kualitas air sungai yang ada di Kabupaten Tangerang yaitu Sungai Cimanceuri, Sungai Cirarab dan Cisadane
berdasarkan pemantauan yang dilakukan Bagian Laboratorium pada BLHD Kabupaten Tangerang pada tahun 2010,
ditambah Sungai Cidurian pada tahun 2011 adalah sebagai berikut:
1. Hasil pemantauan kualitas air Sungai Cimanceuri
Titik Pengambilan Sampel Sungai Cimanceuri yaitu di Jembatan Kutruk (Desa Pasir Barat, Jl. Kutruk, Kec.
Jambe), Jembatan Surya Toto (Jl. Arya Jaya Santika, Ds. Pasir Bolang, Kec.Tigaraksa), Jembatan Balaraja (Jl.
Raya Serang Km. 24, Ds. Talaga Sari, Kec.Balaraja), Jembatan Barong (Ds. Ranca Labuh, Kec.Kemiri) dan
Jembatan Lontar (Jl. Raya Kronjo-Mauk, Ds. Kronjo, Kec.Kronjo). Parameter yang melebihi nilai ambang baku
mutu untuk sungai Cimanceuri yaitu : Residu Tersupensi (TSS), Belerang sebagai H2S,BOD5,
COD,Kadmium,Khlorida Bebas (Cl),Khrom Hexavalent (Cr6+),Nitrit sebagai N (NO2-N),pH,Seng (Zn),Senyawa
Fenol sebagai Fenol,Sianida, Tembaga (Cu).
2. Hasil pemantauan kualitas air Sungai Cirarab
Jembatan Blokeng (Jl. Serdang kulon, Ds. Serdang Kulon, Kec. Panongan), Jembatan Cukang Galih (Jl. Cukang
Galih, Ds. Cukang Galih, Kec.Curug), Jembatan Blunder (Kampung Blunder, Kec.Cikupa), Jembatan Pasar
Kemis (Jl. Raya Pasar Kemis, Ds. Kuta Jaya, Kec.Pasar Kemis), Jembatan Cadas (Jl. Raya Cadas, Desa Dukun,
Kec.Sepatan).Parameter yang melebihi nilai ambang baku mutu untuk sungai Cirarab yaitu; Residu Tersuspensi
(TSS), Belerang sebagai H2S,BOD5,COD,Kadmium (Cd),Khlorida Bebas (Cl),Khrom Heksavalen (Cr6+),Nitrit
sebagai N (NO2-N),pH,Senyawa Fenol sebagai Fenol,Sianida (CN),Tembaga (Cu),Timbal (Pb).
3. Hasil pemantauan kualitas air Sungai Cisadane
Jembatan Cihuni (Jl. Cihuni, Kec. Pagedangan), Jembatan Eretan Kajangan (Desa Gaga, Kec. Pakuhaji), Desa
Tanjung Burung, Kec. Teluk Naga. Parameter yang melebihi nilai ambang baku mutu untuk sungai Cisadane
yaitu : Residu Tersuspensi (TSS), Belerang sebagai H2S, BOD5, COD, Khlorida Bebas (Cl), Khrom Hexavalen
(Cr2+), Nitrit sebagai N (NO2-N), pH, Seng (Zn), Senyawa Fenol sebagai Fenol, Sianida (CN), Tembaga (Cu),
Timbal (Pb).
4. Hasil pemantauan kualitas air Sungai Cidurian
Bendungan Ranca Sumur Desa Pasanggrahan Kec. Solear, Desa Carenang Kopo Kec. Cisoka, Jl. Raya Serang
Km. 36 Kamp. Kajangan Ds. Cikande Kec. Jayanti, Desa Kresek, Kecamayan Kresek, Bendungan Ranca Sumur
Desa Pasanggrahan Kec. Solear, Desa Carenang Kopo, Kec. Cisoka, Jl. Raya Serang Km. 36 Kamp. Kajangan
Ds. Cikande Kec. Jayanti, Desa Kresek Kecamatan Kresek, Desa Kedaung, Kecamatan Mekar Baru. Parameter
yang melebihi nilai ambang baku mutu untuk sungai Cidurian yaitu : Residu Tersuspensi (TSS), Belerang
sebagai H2S, BOD5, COD, DO, Khlorida Bebas (Cl) Khrom Heksavalen (Cr6+), Nitrit sebagai N (NO 2-N),
Tembaga (Cu), Timbal (Pb) Sianida (CN).
Debit
No Nama Sungai Luas Kualitas
m3/dt
5 Sungai Cipasilian Luas ± 5,964 ha N/A N/A
Kualitas air tanah Kabupaten Tangerang sendiri telah terintrusi air laut sejauh ± 7 km dari pantai ke darat di
Kecamatan Mauk dengan kedalaman intrusi maksimal 70 m. Adapun kualitas air tanah di daerah utara (Mauk)
didominasi oleh air tanah payau-asin sedang ke arah selatan kualitas air tanah relatif lebih baik.
2.2. Demografi.
Proyeksi populasi penduduk Kabupaten Tangerang pada tahun 2013 – 2017 diperkirakan terus mengalami
peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan mencapai 3.7% - 4,8%/Tahun.
Gambar 2.3. Proyeksi Kepadatan penduduk Kabupaten Tangerang Tahun 2013 - 2017
Tingkat kepadatan penduduk rata-rata menurut kecamatan berdasarkan indeks luas permukiman di Kabupaten
Tangerang mencapai 61 Jiwa / Ha. Kepadatan penduduk tertinggi berada diwilayah kecamatan Pasar kemis
sejumlah 187,5 jiwa/ha, kemudian kecamatan Kelapa Dua 149,0 jiwa/ha dan tingkat kepadatan penduduk terendah
berada di kecamatan Kemiri sebesar 15,3 jiwa/ha .
Jumlah 2,508,967 2,565,279 2,834,376 2,961,616 3,124,321 626,579 720,814 677,152 722,562 747,849 4.75 2.24 10.49 4.49 5.49
Pada lima tahun mendatang populasi penduduk Kabupaten Tangerang diperkirakan akan terus mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan mencapai 4.97% /Tahun
sebagaimana terlihat pada table dibawah ini:.
Tingkat kepadatan penduduk rata-rata menurut kecamatan berdasarkan indeks luas permukiman di Kabupaten
Tangerang mencapai 61 Jiwa / Ha. Kepadatan penduduk tertinggi berada diwilayah kecamatan Pasar kemis
sejumlah 187,5 jiwa/ha, kemudian kecamatan Kelapa Dua 149,0 jiwa/ha dan tingkat kepadatan penduduk terendah
berada di kecamatan Kemiri sebesar 15,3 jiwa/ha .
Indikator perekonomian daerah Kabupaten Tangerang yang diuraikan disini meliputi Pendapatan Daerah Regional
Bruto (PDRB) atas harga konstan, Pendapatan Perkapita, Laju Inflasi dan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE). PDRB
harga konstan relatif naik dari tahun ke tahun, berbeda dengan Pendapatan Perkapita, Laju Inflasi dan Laju
Pertumbuhan Ekonomi (LPE) yang mengalami penurunan pada tahun 2009. Namun pada tahun 2011 dan tahun
2012 pada umumnya indikator perekonomian mengalami kenaikan, sehingga dapat dikatakan beberapa tahun
terakhir iklim perekonomian Kabupaten Tangerang sangat kondusif dalam mendukung kebijakan pembangunan
Kabupaten Tangerang.
Tingkat laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tangerang pada tahun 2012 mencapai 7,45 % sedangkan tingkat
inflasi pada tahun 2012 mencapai 4,30 %. Secara lebuh terperinci mengenai perekonomian Kabupaten Tangerang
dapat dilihat pada table dibawah ini:
Kemampuan keuangan daerah Kabupaten Tangerang dalam mendukung pelaksanaan kebijakan pembangunan
cukup besar. Selain fakta diatas, grafik Indeks Kemampuan Fiskal/Ruang Fiskal Daerah (IRFD) dibawah ini juga
menunjukan hal yang serupa. Indeks Kemampuan Fiskal/Ruang Fiskal Daerah (IRFD) sendiri merupakan
ketersediaan ruang yang cukup pada anggaran pemerintah daerah, untuk menyediakan sumber daya atau kebijakan
tertentu tanpa mengancam kesinambungan posisi keuangan pemerintah daerah. Ruang fiskal diperoleh dari
pendapatan umum setelah dikurangi pendapatan yang sudah ditentukan penggunaannya (earmarked) serta belanja
yang sifatnya mengikat seperti belanja pegawai dan belanja bunga.
2010 736,828,503,956
2011 1,015,190,486,532
2012 1,219,456,007,425
Sumber: Departemen Keuangan RI
Kemampuan fiscal Kabupaten Tangerang relative naik dari tahun ke tahun seiring peningkatan APBD Kabupaten
Tangerang. Trend peningkatan kemampuan fiskal Kabupaten Tangerang dapat dilahat pada grafik dibawah ini:
1,219,456
940,509 1,015,190
725,217 736,829
Sumber pendapatan daerah Kabupaten Tangerang terdiri dari pendapatan Asli daerah, (PAD) yang terdiri dari pajak
daerah, retribusi daerah, hasil BUMD dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah, dana perimbangan, pinjaman daerah dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.
Perolehan pendapatan Kabupaten Tangerang pada tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 10 % dibandingkan
pendapatan pada tahun 2009 yang mencapai Rp. 1.827.049.317.250,-., sedangkan bila dibandingkan dengan
perolehan pendapatan pada tahun 2008 penurunan pendapatan pada tahun 2010 mencapai 13,8 % dikarenakan
pemekaran wilayah bagian selatan Kabupaten Tangerang menjadi Kota Tangerang Selatan. Selanjutnya pada tahun
2011 mengalami kenaikan sebesar 26 %, kemudian pada tahun 2012 mengalami penurunan kembali sebesar 0,9 %.
APBD Kabupaten Tangerang Tahun 2008 sampai tahun 2012 mengalami defisit rata-rata 10 % dibandingkan
dengan total pendapatan daerah.
B Belanja
1,690,648,258,691 1,921,183,264,102 1,789,183,055,252 2,027,796,561,839 2,403,051,965,798
1 Belanja Tidak Langsung
1,268,959,343,236 859,959,596,617 840,292,958,518 914,630,889,481 1,092,909,092,723
2 Belanja Langsung 421,688,915,455.00 1,061,223,667,485 1,310,142,873,075
948,890,096,734 1,113,165,672,358
Jumlah Belanja
1,690,648,258,691 1,921,183,264,102 1,789,183,055,252 2,027,796,561,839 2,403,051,965,798
Surplus/Defisit Anggaran
216,090,355,840 (94,133,946,852) (144,541,810,802) 196,511,204,452 (198,022,615,650)
Sumber: Buku APBD Kab Tangerang 2011-2031
Investasi sanitasi yang dialokasikan Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang terhadap pembangunan sektor
sanitasi yang meliputi sub-sektor limbah, drainase, sampah dan PHBS masih relatif kecil jika dibandingkan dengan
nilai APBD dari tahun ke tahun. Belanja modal sanitasi terbesar dianggarkan oleh Dinas Kebersihan Pertamanan
dan Pemakaman dengan belanja modal sanitasi sebesar Rp.18.280.585.200,- pada tahun 2012 yang dialokasikan
untuk belanja modal pengembangan kinerja pengelolaan persampahan dan yang terkecil pada Badan Lingkung
Hidup Daerah.
Tabel. 2.13. Belanja Modal Sanitasi Per- SKPD
Sumber
NO SKPD 2008 2009 2010 2011 2012(**)
Keuangan
1 DINAS CIPTA KARYA 8,021,908,000 5,838,573,224 1,810,604,340 900,000,000 3,193,706,000 APBD
2 BLHD 200,000,000 586,960,000 363,500,000 150,000,000 APBD
3 DINAS KESEHATAN 2,376,000,000 3,886,426,000 3,623,198,620 2,533,626,000 1,721,760,000 APBD
4 DKPP 5,363,250,521 8,957,878,045 4,968,935,300 13,974,030,800 18,280,585,200 APBD
DINAS BINA MARGA DAN
5 1,478,591,000 1,904,970,000 10,707,717,000
PENGAIRAN 3,053,991,000 9,900,305,628 APBD
6 KECAMATAN 775,811,600 867,377,800 1,113,126,003 1,212,750,000 APBD
Total Belanja Modal Sanitasi 19,015,149,521 21,524,239,869 13,538,586,060 29,228,499,803 34,459,106,828 APBD
Jumlah Belanja Total 1,690,648,258,691 1,921,183,264,102 1,789,183,055,252 2,027,796,561,839 2,403,051,965,798 APBD
Proporsi Belanja Modal Sanitasi
1.12 1.12 0.76 1.44 1.43
terhadap Belanja Total (%)
Sumber: Buku APBD Kab Tangerang 2008-2012;
Ket : (**) Berdasarkan DPA.
Proporsi belanja modal sanitasi Kabupaten Tangerang rata-rata hanya 1.16 % dari total belanja modal APBD atau .
Rp. 22,784,973,916,- per tahun yang dilaksanakan oleh beberapa SKPD yang memiliki tugas, fungsi dan
kewenangan dalam sektor sanitasi yaitu Dinas Cipta Karya, Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman, Dinas
Kesehatan, Dinas Bina Marga dan Pengairan dan Badan Lingkungan Hidup Daerah.
1.44 1.43
1.12 1.12
0.76
Belanja modal sanitasi Kabupaten Tangerang per-subsektor pada tahun 2012 dengan belanja terbesar pada sektor
persampahan yaitu sebesar Rp. 17.826.343,200,- dan yangbterkecil pada aspek PHBS sebesar Rp. 1.962.275.000,-
1
Air Limbah 8,731,908,000 5,771,273,224 2,389,604,340 2,366,451,003 4,495,033,000 APBD
2
Sampah 5,163,250,521 9,334,013,045 5,098,098,600 13,810,030,800 17,826,343,200 APBD
3
Drainase 2,743,991,000 1,643,591,000 1,325,970,000 10,412,201,000 10,175,455,628 APBD
4
Aspek PHBS 2,376,000,000 4,775,362,600 4,724,913,120 2,639,817,000 1,962,275,000 APBD
Total Belanja Modal
Sanitasi 19,015,149,521 21,524,239,869 13,538,586,060 29,228,499,803 34,459,106,828 APBD
Sedangkan untuk retribusi yang diterima oleh Pemerintah Kabupateng Tangerang dari sector sanitasi dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
2012 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 25
Pokja AMPL Kabupaten Tangerang
Belanja modal sanitasi per-penduduk di Kabupaten Tangerang pada tahun 2012 sebesar 11.252 rupiah dan telah
mengalami peningkatan sebesar 5,8 % dibandingkan pada tahun 2010 sebesar 4.777 rupiah.
11,252
9,938
8,391
7,579
4,777
Secara lebih ringkas mengenai anggaran sanitasi dan besarnya belanja modal sanitasi per penduduk yang
dialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang dalam 5 (lima) tahun terakhir dapat dilihat pada Table
Ringkasan anggaran sanitasi dan belanja modal sanitasi per penduduk 5 tahun terakhir dibawah ini:
Tabel 2.16. Ringkasan anggaran sanitasi dan belanja modal sanitasi per penduduk 5 tahun terakhir
Dinas Bina Marga 3,053,991,000 1,478,591,000 1,904,970,000 10,707,717,000 9,900,305,628 5,409,114,926 108%
D
Aspek PHBS 2,376,000,000 4,775,362,600 4,724,913,120 2,639,817,000 1,962,275,000 3,295,673,544 8%
Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Tangerang Tahun 2010 – 2030 merupakan rencana penyebaran
peruntukkan ruang dalam wilayah Kabupaten Tangerang yang meliputi rencana peruntukkan ruang untuk fungsi
lindung dan rencana peruntukkan ruang untuk fungsi budidaya. Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Tangerang
berfungsi :
1. Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan
dalam wilayah Kabupaten Tangerang;
2. Mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukkan ruang;
3. Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan untuk dua puluh tahun; dan
4. Sebagai dasar dalam pemberian ijin pemanfaatan ruang pada wilayah Kabupaten Tangerang.
Penetapan pola ruang ini bersifat dinamis, sesuai dengan dinamika pembangunan, bukan berarti selalu mengarah
pada perubahan fungsi suatu ruang tetapi harus sesuai dengan kebutuhan dan daya dukung yang telah ditetapkan.
Dalam menyeimbangkan kebutuhan (demand) dan ketersediaan (supply) ruang agar mendekati kondisi optimal,
maka pendekatan perencanaan dilakukan dengan menyerasikan kegiatan antar sektor dengan kebutuhan ruang dan
potensi sumberdaya alam yang berasaskan kelestarian lingkungan menuju pembangunan yang berkelanjutan.
Berdasarkan hal tersebut serta didasari oleh Undang Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Nasional dan Peraturan Presiden
Republik Indonesia nomor 54 tahun 2008 tentang penataan ruang kawasan JABODETABEKPUNJUR, maka
penataan ruang diarahkan untuk :
1. Kawasan lindung meliputi: kawasan yang berfungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang
mencakup sumberdaya alam, sumberdaya binaan, nilai sejarah, dan budaya bangsa untuk kepentingan
pembangunan yang berkelanjutan.
2. Kawasan budidaya meliputi kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar
kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya binaan, dan sumberdaya manusia.
Untuk menuju pembangunan yang berkelanjutan, maka tahap pertama yang dilakukan meliputi penetapan dan
pengelolaan Kawasan Lindung, selanjutnya dengan menetapkan arahan pengembanganan dan pengelolaan
Kawasan Budidaya berdasarkan sifat-sifat kegiatan, potensi pengembangan, dan kesesuaian lahan.
Sedangkan mengenai rencana struktur ruang Kabupaten Tangerang dengan mengacu pada kebijakan yang ada,
kondisi wilayah, potensi dan permasalahan yang ada, kedudukan wilayah dan tujuan penataan ruang yang ada
maka arahan fungsi utama untuk wilayah Kabupaten Tangerang tahun 2011 – 2031, adalah :
1. Pengembangan industri
2. Pengembangan permukiman
3. Pengembangan kawasan reklamasi
Dari 3 (tiga) fungsi utama Kabupaten Tangerang tersebut selanjutnya dijabarkan dalam bentuk arahan fungsi bagi
setiap kecamatan namun dengan tetap terintegrasi dengan fungsi keseluruhan Kabupaten Tangerang dalam konteks
internal dan eksternal. Arahan pengembangan wilayah untuk setiap kecamatan di Kabupaten Tangerang adalah,
sebagai berikut :
Tabel. 2.18
Peranan dan Fungsi Wilayah Kecamatan di Kabupaten Tangerang Tahun 2011 – 2031
No. Kecamatan Fungsi Keterangan
Industri
Permukiman kepadatan tinggi
Permukiman kepadatan sedang
9 Mekarbaru Pusat pemerintahan kecamatan
Pertanian
Permukiman kepadatan rendah
10 Gunungkaler Pusat pemerintahan kecamatan
Pertanian
Permukiman kepadatan rendah
11 Kresek Pusat pemerintahan kecamatan
Pertanian
Permukiman kepadatan rendah
12 Kemiri Pusat pemerintahan kecamatan
Pertanian
Permukiman kepadatan rendah
Permukiman kepadatan sedang
Kawasan pantai berhutan bakau
13 Sukamulya Pusat pemerintahan kecamatan
Permukiman kepadatan sedang
Pertanian
14 Sindang Jaya Pusat pemerintahan kecamatan
Permukiman kepadatan tinggi
Permukiman kepadatan sedang
Pertanian
15 Jayanti Pusat pemerintahan kecamatan
Industri
Permukiman kepadatan tinggi
Permukiman kepadatan sedang
Pertanian
16 Cisoka Pusat pemerintahan kecamatan
Permukiman kepadatan sedang
17 Solear Pusat pemerintahan kecamatan
Permukiman kepadatan sedang
18 Jambe Pusat pemerintahan kecamatan
Permukiman kepadatan sedang
Rencana sistem pusatt pelayanan sesuai dengan kapasitas dan daya dukung pusat permukiman tersebut. Rencana
Sistem Pusat Pelayaan Kabupaten Tangerang pada tahun 2010 – 2030 mengacu pada aspek kondisi wilayah,
aksesibilitas, tingkat pelayanan dan kebijakan pengembangan yang ada yaitu meliputi:
1. Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp) merupakan kecamatan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
provinsi atau beberapa kabupaten/kota yang berfungsi sebagai pusat kegiatan pemerintahan, sosial, ekonomi
dan transportasi bagi wilayah yang berdekatan/berbatasan.
2. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) merupakankecamatanyang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten/kota
atau beberapa kecamatan yang berfungsi sebagai pusat simpul jasa distribusi barang dalam satu wilayah
kecamatan dan mempunyai potensi untuk mendorong pusat-pusat desa (daerah belakangnya).
3. Pusat Kegiatan Lokal Propomosi (PKLp) yaitu kecamatanyang dipromosikan untuk dijadikan sebagai PKL
karena berdasarkan hasil analisis, fungsi dan perannya dalam wilayah kabupaten Tangerang sudah cukup
menonjol dan sudah dapat disamakan dengan PKL yang ada.
4. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) merupakan kecamatan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
kecamatan atau beberapa desa. Berdasarkan hasil analisis, ada 18 (delapan belas) pusat permukiman yang
ditetapkan sebagai PPK meliputi Kecamatan Mekarbaru, Gunungkaler, Kresek, Kemiri, Sukamulya,
SindangJaya, Jayanti, Cisoka, Solear, Jambe, Cisauk, Pagedangan, Legok, panongan, Rajeg, Sepatan Timur,
Pakuhaji dan kecamatan Sukadiri.
Secara lebih rinci mengenai rencana sistem pusat pelayanan sebagaimana yang tercantum dalam RTRW
Kabupaten Tangerang Tahun 2011 – 2031 dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut.
Hirarki
No Kecamatan Fungsi Keterangan
Pelayanan
Kawasan pantai berhutan bakau
7 Cikupa PKLp Pusat pemerintahan kecamatan Dipromosikan
Industri untuk dijadikan
Permukiman kepadatan tinggi sebagai PKL
8 Sepatan PKLp Pusat pemerintahan kecamatan Dipromosikan
Pertanian untuk dijadikan
Industri sebagai PKL
Permukiman kepadatan tinggi
Permukiman kepadatan sedang
9 Mekarbaru PPK Pusat pemerintahan kecamatan
Pertanian
Permukiman kepadatan rendah
10 Gunungkaler PPK Pusat pemerintahan kecamatan
Pertanian
Permukiman kepadatan rendah
11 Kresek PPK Pusat pemerintahan kecamatan
Pertanian
Permukiman kepadatan rendah
12 Kemiri PPK Pusat pemerintahan kecamatan
Pertanian
Permukiman kepadatan rendah
Permukiman kepadatan sedang
Kawasan pantai berhutan bakau
13 Sukamulya PPK Pusat pemerintahan kecamatan
Permukiman kepadatan sedang
Pertanian
14 Sindang Jaya PPK Pusat pemerintahan kecamatan
Permukiman kepadatan tinggi
Permukiman kepadatan sedang
Pertanian
industri
15 Jayanti PPK Pusat pemerintahan kecamatan
Industri
Permukiman kepadatan tinggi
Permukiman kepadatan sedang
Pertanian
16 Cisoka PPK Pusat pemerintahan kecamatan
Permukiman kepadatan sedang
17 Solear PPK Pusat pemerintahan kecamatan
Permukiman kepadatan sedang
18 Jambe PPK Pusat pemerintahan kecamatan
Permukiman kepadatan sedang
19 Cisauk PPK Pusat pemerintahan kecamatan
Industri
Permukiman kepadatan tinggi
Permukiman kepadatan sedang
20 Pagedangan PPK Pusat pemerintahan kecamatan
industri
Permukiman kepadatan tinggi
2012 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 35
Pokja AMPL Kabupaten Tangerang
Hirarki
No Kecamatan Fungsi Keterangan
Pelayanan
Permukiman kepadatan sedang
21 Legok PPK Pusat pemerintahan kecamatan
Industri
Permukiman kepadatan tinggi
Permukiman kepadatan sedang
22 Panongan PPK Pusat pemerintahan kecamatan
industri
Permukiman kepadatan tinggi
Permukiman kepadatan sedang
23 PasarKemis PKLp Pusat pemerintahan kecamatan Dipromosikan
Industri untuk dijadikan
Permukiman kepadatan tinggi sebagai PKL
Permukiman kepadatan sedang
Pertanian
24 Rajeg PPK Pusat pemerintahan kecamatan
Permukiman kepadatan sedang
Pertanian
25 Sepatan Timur PPK Pusat pemerintahan kecamatan
Pertanian
Permukiman kepadatan sedang
26 Pakuhaji PPK Pusat pemerintahan kecamatan
Pertanian
industri
Permukiman kepadatan rendah
Permukiman kepadatan sedang
Kawasan pantai berhutan bakau
27 Sukadiri PPK Pusat pemerintahan kecamatan
Pertanian
Permukiman kepadatan rendah
Permukiman kepadatan sedang
Kawasan pantai berhutan bakau
28 Kosambi PKLp Pusat pemerintahan kecamatan Dipromosikan
Pertanian untuk dijadikan
Industri sebagai PKL
Permukiman kepadatan rendah
Permukiman kepadatan sedang
Kawasan pantai berhutan bakau
29 Kalapa Dua PKLp Pusat pemerintahan kecamatan Dipromosikan
Industri untuk dijadikan
Permukiman kepadatan tinggi sebagai PKL
Permukiman kepadatan sedang
Jumlah sarana Kesehatan Kabupaten Tangerang seluruhnya terdapat 5.732 unit yang terdiri dari Rumah Sakit
sampai pelayanan kesehatan masyarakat pada tingkat desa dalam tabel sebagai berikut:
Jumlah sarana pendidikan Kabupaten Tangerang pada seluruh jenjang (SD, SLTP, SMA, SMK, PT) sejumlah 1806
unit sekolah terdiri dari SD Negeri dan Swasta sejumlah 884 unit , SLTP Negeri dan Swasta sejumlah 206 unit, SMA
Negeri dan Swasta sejumlah 106 unit, SMK Negeri dan Swasta sejumlah 80 unit , MI 276 unit, MTs 193 unit, MA 59
unit dan 2 unit Perguruan Tinggi swasta.
Jumlah rumah tangga sangat miskin di Kabupaten Tangerang pada tahun 2012 mencapai 177.148 atau 5,8 % dari
total penduduk Kabupaten Tangerang kepala keluarga, sedangkan jumlah rumah kumuh berdasarkan data Bappeda
tahun 2010 mencapai 695,349 rumah dari total kepala keluarga di Kabupaten Tangerang. Jumlah penduduk sangat
miskin terbanyak berada di kecamatan Pakuhaji sebesar 13.256 KK dan jumlah rumah kumuh terbanyak di
kecamatan Teluk Naga sejumlah 7.484 KK. Hal ini menunjukkan bahwa di Kabupaten Tangerang masih terdapat
warga masyarakat yang tinggal pada lingkungan rawan sanitasi.
Jumlah Keluarga
NO Kecamatan
Miskin
1 Balaraja 4,461
2 Cikupa 2,727
3 Cisauk 3,605
4 Cisoka 7,241
5 Curug 2,784
6 Gunung Kaler 6,115
7 Jambe 4,152
8 Jayanti 4,460
9 Kelapa dua 1,308
10 Kemiri 6,183
11 Kosambi 7,725
12 Kresek 6,922
13 Kronjo 5,925
14 Legok 5,712
15 Mauk 8,198
16 Mekar baru 5,541
17 Pagedangan 3,876
18 Pakuhaji 13,256
19 Panongan 4,333
20 Pasar Kemis 4,303
21 Rajeg 12,277
22 Sepatan 5,046
23 Sepatan Timur 7,770
24 Sindang Jaya 5,965
25 Solear 6,855
26 Sukadiri 4,631
27 Sukamulya 6,092
28 Teluk Naga 11,492
29 Tigaraksa 8,193
JUMLAH 177,148
1 Balaraja 14,263
2 Cikupa 22,657
3 Cisauk 25,490
4 Cisoka 12,935
5 Curug 43,365
6 Gunung Kaler 21,890
7 Jambe 73,303
8 Jayanti 27,549
9 Kelapa dua 18,844
10 Kemiri 17,096
11 Kosambi 48,154
12 Kresek 87,952
13 Kronjo 13,240
14 Legok 19,985
15 Mauk 12,669
16 Mekar baru 14,903
17 Pagedangan 14,981
18 Pakuhaji 8,881
19 Panongan 12,788
20 Pasar Kemis 8,460
21 Rajeg 15,675
22 Sepatan 8,642
23 Sepatan Timur 9,376
24 Sindang Jaya 18,367
25 Solear 17,691
26 Sukadiri 17,810
27 Sukamulya 26,720
28 Teluk Naga 37,179
29 Tigaraksa 24,484
JUMLAH 695,349
Sumber : Database ‘PAKUMIS’ BAPPEDA Kab. Tangerang
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 03 Tahun 2010 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah Tugas
penyusunan dan pengaturan di bidang kelembagaan ini dilaksanakan oleh Bagian Organisasi pada Sekretariat
Daerah.
Selanjutnya di tindak lanjuti melalui Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 08 Tahun 2010 Tentang
Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang dengan susunan kelembagaan sebagai berikut:
1. Sekretariat Daerah
2. Sekretariat DPRD
3. Inspektorat Kabupaten
4. Badan Kepegawaian Daerah
5. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
6. Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
7. Dinas Pendapatan Daerah
8. RSUD Kabupaten Tangerang
9. Satuan Polisi Pamong Praja
10. Dinas daerah yang meliputi :
a. Dinas Pendidikan
b. Dinas Kesehatan
c. Dinas Kesejahteraan Sosial
d. Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata
e. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
f. Dinas Pertanian dan Peternakan
g. Dinas Perikanan dan Kelautan
h. Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
i. Dinas Bina Marga dan Pengairan
j. Dinas Tata Ruang
k. Dinas Cipta Karya
l. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
m. Dinas Penanggulangan Bencana dan Kebakaran
n. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
o. Dinas Perindustrian dan Perdagangan
p. Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman
11. Lembaga Teknis Daerah yang meliputi :
a. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
b. Badan Lingkungan Hidup Daerah
c. Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
d. Badan Penanaman Modal Daerah
e. Badan Ketahanan Pangan, Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat
f. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik
g. Kantor Perpustakaan Daerah
h. Kantor Arsip Daerah.
12. Kecamatan.
13. Kelurahan / Desa.
Sumber : Perda Kabupaten Tangerang No. 08 Th. 2010 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Kab. Tangerang
Secara kelembagaan badan atau dinas yang diberikan kewenangan mengelola pelayanan terkait Sanitasi (PHBS,
limbah, sampah dan air bersih) diwilayah Kabupaten Tangerang berdasarkan peraturan daerah Kabupaten
Tangerang Nomor 08 Tahun 2010 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang adalah sebagai
berikut :
a) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah pada Bidang perencanaan lingkungan hidup dan fasilitas umum
seksi sub bidang lingkungan hidup dan sub bidang permukiman dan fasilitas umum. (Gambar 2.8);
b) Dinas kesehatan Kabupaten Tangerang pada Bidang pencegahan, pemberantasan penyakit dan penyehatan
lingkungan seksi penyehatan lingkungan dan Bidang pengembangan dan promosi kesehatan seksi
pengembangan sumber daya kesehatan, seksi peran serta masyarakat dan kemitraan dan seksi pengembangan
sistem informasi kesehatan ( Gambar 2.9);
c) Dinas Cipta Karya pada Bidang Permukiman dan Perumahan seksi Perencanaan Permukiman dan seksi sarana
dan prasarana(Gambar 2.10);
d) Badan Lingkungan Hidup Daerah Pada bidang pengawasan dan pengendalian limbah sub bidang pengawasan
limbah cair dan sub bidang pengawasan dan pengendalian limbah padat gas kebisingan, getaran dan kebauan
(Gambar 2.11);
e) Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang pada bidang pembangunan dan pemeliharaan seksi
pembangunan dan pemeliharaan sumber daya air (gambar 2.12);
f) Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman pada Bidang Kebersihan Seksi pengangkutan dan
pengumpulan sampah, Seksi pengolahan dan pemusnahan sampah dan Seksi sarana dan prasarana kebersihan
(Gambar 2.13);
g) Dinas Tata Ruang pada Bidang Perencanan Tata Ruang Seksi perencanaan umum tata ruang dan Bidang
pemanfaatan Seksi pemanfaatan permukiman (Gambar 2.14).
Gambar 2.8.
Bagan Struktur Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Gambar 2.9.
Bagan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan
Gambar 2.10.
Bagan Struktur Organisasi Dinas Cipta Karya
Gambar 2.11.
Bagan Struktur Organisasi Badan Lingkungan Hidup Daerah
Gambar 2.12.
Bagan Struktur Organisasi Dinas Bina Marga dan Pengairan
Gambar 2.13.
Bagan Struktur Organisasi Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman
Petunjuk Teknis Nomor KDT 616.98 Ped I judul Pedoman Teknis Penyehatan Perumahan;
Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Penerapan Pompa Hidran
Dalam Penyediaan Air Bersih;
Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi Instalasi
Pengolahan Air Sistem Berpindah – pindah (Mobile) Kapasitas 0.5 Liter/detik;
Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D judul Pedoman Teknis Tata Cara Sistem
Penyediaan Air Bersih Komersil Untuk Permukiman. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728
Pet D judul Petunjuk Teknis Tata Cara;
Petunjuk Teknis Pengoperasian & Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Rmh
Tangga Non Kakus;
Petunjuk Teknis Nomor KDT 307.14 Man P judul Manual Teknis MCK;
B Persampahan Undang-Undang
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Banten;
Undang-undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung Umum;
Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437);
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor
4437);
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4438);
Undang Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indoneisa Nomor 4725);
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5188);
Peraturan Pemerintah
Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai;
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1995 tentang Perlindugan Taman;
Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Pelestarian
Alam;
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air;
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Antara
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1998 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal
Daerah ;
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan
Air Minum;
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum:
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tantang Pengelolaan Barang Milik Negara /
Daerah:
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah;
Peraturan Presiden
Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2010-2014;
Keputusan Presiden
Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1980 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;
Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 1989 tentang Kawasan Industri;
Peraturan Menteri
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Sampah;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16 Tahun 2008 tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan Sistem Pengolahan Air Limbah Pemukiman (KSNP/SPALP);
Peraturan Daerah Kabupaten tangerang Nomor 11 Tahun 2004 Tentang Retribusi Jasa
Umum;
Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 5 Tahun 1998 Tentang Retribusi
Persampahan;
Peraturan Bupati Tangerang Nomor 37 Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Tahun 2008-2013.
Perda Nomor 08 Tahun 2010 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang;
Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Penerapan Pompa Hidran
Dalam Penyediaan Air Bersih;
Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi Instalasi
Pengolahan Air Sistem Berpindah – pindah (Mobile) Kapasitas 0.5 Liter/detik;
Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D judul Pedoman Teknis Tata Cara Sistem
Penyediaan Air Bersih Komersil Untuk Permukiman. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728
Pet D judul Petunjuk Teknis Tata Cara;
Petunjuk Teknis Nomor KDT 636.728 Pet. I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi Kompos
Rumah Tangga Tata cara Pengelolaan Sampah Dengan Sistem Daur Ulang Pada
Lingkungan, Spesifikasi Area Penimbunan Sampah Dengan Sistem Lahan Urug Terkendali
Di TPA Sampah;
Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Pengomposan Sampah
Organik Skala Lingkungan;
C Drainase Undang-Undang
Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan Umum;
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Banten;
Undang-undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung Umum;
Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437);
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16 Tahun 2008 tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan Sistem Pengolahan Air Limbah Pemukiman (KSNP/SPALP);
Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Penerapan Pompa Hidran
Dalam Penyediaan Air Bersih;
Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi Instalasi
Pengolahan Air Sistem Berpindah – pindah (Mobile) Kapasitas 0.5 Liter/detik;
Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D judul Pedoman Teknis Tata Cara Sistem
Penyediaan Air Bersih Komersil Untuk Permukiman. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728
Pet D judul Petunjuk Teknis Tata Cara;
Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.72 Pet B judul Petunjuk Teknis Pembuatan Sumur
Resapan;
Petunjuk Teknis Nomor KDT 627.54 Pan I judul Panduan Dan Petunjuk Praktis Pengelolaan
Drainase Perkotaan;
Petunjuk Teknis Nomor KDT 307.14 Man P judul Manual Teknis Saluran Irigasi;