Você está na página 1de 3

Dosen : Prof. dr. Dr. Soewito D.Sp.

THT
Hari, tanggal : Senin, 30 Juli 2018
Nama : Hanum Maftukha Ahda
NIM : 20181030012

2.
A. Mengingat lebih dari 90% Penduduk Indonesia Beragama Islam, menurut pendapat Anda
apakah perlu dibuatkan rumah sakit yang Syariah islami? Jelaskan atas pilihan Anda!
Berikan contoh rumah sakit, pola terapi, perawatan medis yang sesuai dengan kaidah
Syariah islami!

Jawab :
Menurut saya pribadi dibuatnya Rumah Sakit Syariah Islami itu perlu. Penduduk
Indonesia mayoritas beragama Islam, jumah yang sangat besar ini menjadikan hadirnya
pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kaidah islam diperlukan dan dinanti. Kesehatan
sendiri merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang fundamental bagi
produktivitas seseorang. Rumah Sakit Syariah menjadi solusi bagi beberapa penduduk
yang segan untuk memeriksakan dirinya pada dokter atau petugas kesehatan yang
berlawan jenis, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran diri bagi masyarakat
untuk memperhatikan kesehatannya. Selain itu hadirnya RS Syariah ini menjadi
tantangan dan aroma tersendiri yang baru di Indonesia. Diharapkan juga terciptanya rasa
nyaman dari penduduk-penduduk muslim yang ingin memeriksakan kesehatannya.
Sehingga, dengan semakin meningkatnya angka kesadaran terhadap kesehatan dapat
meningkatkan taraf hidup kesehatan di Indonesia.
Rumah Sakit Syariah di Indonesia yang telah diterapkan disertifikasi oleh MUI
yaitu RSI Sultan Agung dan RS Nur Hidayah Yogyakarta. Konsep RS Syariah sendiri
mulai dari niat, modal dari uang halal, dan system operasional sesuai maqoshid Syariah.
Maqashid Syariah menurut Imam Syatibi yaitu memelihara agama (hifdz ad-diin),
memelihara jiwa (hifdz an-nafs), memelihara keturunan (hifdz an-nashl), memelihara
akal (Hifdz al-aql), dan memelihara harta (hifdz al-mal).
Pola terapi yang diterapkan dalam Rumah Sakit Syariah dapat seperti penggunaan
obat-obatan halal, makanan halal, peralatan medis yang halal. Dalam merawat dan
memeriksa pasien dengan konsep sesuai jenis kelamin dan tidak adanya ikhtilat, dalam
penjadwalan operasi tidak berbarengan dengan waktu sholat kecuali emergency. Dalam
memberikan terapi tidak hanya obat-obatan yaitu halal raga namun juga memberikan
nasihat-asihat serta pesan agama. Menanamkan nilai-nilai agama dan masih ada beberapa
hal lainnya yang dapat dilakukan. Dalam hal perawatan medis juga sesuai dengan kaidah
Syariah Islam seperti pemasangan kateter dilakukan oleh petugas dengan jenis kelamin
sama, tidak membeda-bedakan pasien berdasarkan kelas, memberikan perawatan
spiritual, mengingatkan petugas dan juga pasien sebelum cuci tangan untuk berdo’a.

Daftar Pustaka:
MUKISI. 2015. Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah. Jakarta.
Tribun Jateng online. 2017. RSI Sultan Agung Jadi Rumah Sakit Syariah Pertama di
Indonesia.

B. Dari Tinjauan Filsafat Ilmu Kedokteran (Ontology), Pengelolaan Rumah Sakit


(Manajeman ) melibatkan pula Filsafat Ilmu Ekonomi (Manajemen). Profesi medis
berprinsip non-profit. Sedangkan profesi Ekonomi Profit Tinggi. Kedua hal yang
bertentangan. Sebagai pimpinan RS bagaimana strategi anda untuk meramu kedua
prinsip tersebut sehingga RS dapat berjalan lancar?

Jawab:
Dengan cara kedua hal tersebut digabungkan. Dengan prinsip sebagai tenaga medis
akan melakukan pengobatan untuk kepentingan pasien. Namun untuk memberikan
pelayanan yang terbaik itu membutuhkan biaya. Apabila hanya memberi-memberi selalu
tanpa memikirkan biaya operasional RS lama kelamaan juga akan berdampak tidak
berjalan dengan lancarnya sebuah RS tersebut. Untuk itulah kedua hal tersebut harus
beriringan dan tercapai bersama-sama. Dengan memikirikan bagaimana RS dapat terus
berjalan dari segi pendapatan serta pemberian layanan pengobatan untuk pasien. Dengan
cara tidak dengan tujuan mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya yang terlalu
berlebihan dari pasien.

C. Akhir-akhir ini jumlah kasus mal praktek di RS makin meningkat jumlahnya. Hal ini juga
disebabkan karena adanya Lembaga Perlindungan Konsumen, juga karena Kualitas
Pelayanan Medis menurun. Untuk meminimalisasi terjadinya hal tersebut, Bagaimana
konkret anda untuk Rumah Sakit?

Jawab:
Rumah Sakit mengatur semua kebijakan dan kegiatan yang terdiri dari satuan kerja
yang berbeda dalam peran, tugas dan tanggung jawabnya namun harus bekerjasama
dalam melaksanakan kegiatan Pelayanan Kesehatan yang komprehensif di RS. Di dalam
RS, hubungan dokter-pasien, hubungan dokter-Rumah Sakit, memiliki hubungan yang
saling mengikat. Untuk meminimalisasi terjadinya kejadian-kejadian seperti disebutkan
di atas, Rumah Sakit harus mempunyai berbagai aturan dalam melindungi pasien dari
praktek Rumah Sakit yang tidak layak beroperasi, melindungi tenaga kesehatan dari
bahaya yang ditimbulkan Rumah Sakit, melindungi masyarakat dari dampak lingkungan
Rumah Sakit, mengendalikan fungsi Rumah Sakit ke arah yang benar, meningkatkan
mutu Rumah Sakit, menselaraskan layanan di Rumah Sakit dengan program pemerintah
dalam bidang kesehatan dan lain-lain.
Peraturan-peraturan internal tersebut dapat dibuat dan diatur dengan baik mengacu
pada Hospital by Laws, Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
772/MENKES/SK/VI/2002 tentang Pedoman Peraturan Internal Rumah Sakit (Statuta
Rumah Sakit atau Hospital by Laws) dan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
631/MENKES/SK/IV/2005 tentang Pedoman Peraturan Internal Staf Medis (Medical
Staff by Laws) di Rumah Sakit. Adanya Hospital by Laws ini menjadi rules dalam
manajemen RS. Hal ini juga menjadi upaya pencegahan terjadinya kasus medikolegal.
Salah satu peraturan yang dapat diterapkan misalkan tentang patient safety.

Daftar Pustaka:
Republik Indonesia.Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 772/SK/VI/2002 tentang
Pedoman Peraturan Internal Rumah Sakit.Jakarta:Depkes.
Republik Indonesia.Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 631/Menkes/SK/IV/2005
tentang Pedoman Peraturan Internal Staf Medis di Rumah Sakit.Jakarta: Depkes

Você também pode gostar