Você está na página 1de 15

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Berdasarkan tujuan penelitian yaitu untuk mengentahui hubungan tingkat
pendidikan dan pengetahuan dengan kecemasan pada pasien pre-operasi
katarak di poliklinik mata RSUD Dr.H.Moch Ansari Saleh Banjarmasin
dengan menggunakan desain penelitian survei analitik dengan pendekatan
cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi
antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan observasi
atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time apporach) pada
waktu yang sama Notoatmojo (2010).

3.2 Definisi Operesional


Menurut Sujarweni (2014) definisi operasional adalah variabel penelitian
dimaksudkan untuk memahami arti setiap variabel penelitian sebelum
dilakukan analisis.
Tabel 3.1 Definisi operasional
Definisi
Variabel Parameter Alat Ukur Skala Hasil Ukur
Operasional
Tingkat Pendidikan formal 1. Tidak sekolah Kuesioner Ordinal 1. Tidak
Pendidikan yang terakhir di 2. SD/ sederajat Identitas sekolah, SD
sederajat, dan
Variabel tempuh 3. SMP/sederajat Pasien
SMP sederajat
Independen 4. SMA/sedrajat (pendidikan
5. Perguruan tinggi dasar)

(diploma, S1, S2, S3)


2. SMA
sederajat
(pendidikan
menegah)

3. Perguruan
tinggi
(pendidikan
tinggi)

43
44

Definisi
Variabel Parameter Alat Ukur Skala Hasil Ukur
Operasional
Pengetahuan Hasil tahu pasien 1. Penyakit Katarak Kuesioner Ordinal 1. Pengetahuan
Variabel tentang Katarak 2. Operasi katarak Kurang baik ≤
50 %
Independen Dan 3. Perawatan setelah
(Skor ≤ 6)
penatalaksanaan operasi katarak
operasi katarak 2. Pengetahuan
baik > 50 %
(Skor > 6)
Kecemasan Menggambarkan Gejala fisik dan geajala Kuesioner Ordinal Skor :
ZSRAS 1. Kecemasan
Variabel keadaan psikologis
berat = 75-80
Dependen kekhawatiran
2. Kecemasan
kegelisahan yang sedang = 60-
tidak menentu 74
3. Kecemasan
atau ketakutan ringan = 45-
menghadapi 59
4. Tidak Cemas/
operasi normal = 20-
44

3.3 Populasi, Sampel dan Sampling


3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan diteliti
Notoatmojo (2010). Populasi pada penelitian ini adalah pasien yang
akan melaksanakan operasi katarak di RSUD Dr.H. Moch Ansari Saleh
Banjarmasin pada tahun 2016 berjumlah 399 pasien.

3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi yang akan digunakan untuk penelitian Sujarweni (2014).
Sampel pada penelitian ini adalah pasien pre operasi katarak yang
kebetulan ada di poliklinik mata RSUD Dr.H.Moch.Ansari Saleh
Banjarmasin pada tanggal 1 – 31 Maret 2017 berjumlah 35 pasien.
45

3.3.3 Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi populasi untuk dapat
mewakili populasi yang ada. Teknik sampling merupakan cara-cara
yang ditempuh dalam pengambilan sampel, agar diperoleh sampel yang
benar-benar sesuai dengan keseluruhan objek penelitian (Nursalam,
2013). Tekhnik sampling pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan accidental sampling yaitu pengambilan sampel yang
dilakukan sesaat, sehingga sampel yang diperoleh adalah sampel yang
tersedia pada waktu itu Putra (2012).

3.4 Tempat dan Waktu Penelitian


3.4.1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini adalah di poliklinik mata RSUD Dr. H. Moch.
Ansari Saleh Banjarmasin.
3.4.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian diperhitungkan mulai dari pengajuan proposal sampai
selesainya penelitian. Waktu pembuatan proposal dimulai dari bulan
November 2016 sampai dengan bulan Januari 2017. Waktu
pengumpulan data dimulai pada tanggal 1 - 31 Maret 2017. Selain itu
gambaran waktu penelitian dapa dilihat pada tabel 3.2

Tabel 3.2 Gambaran Waktu Penelitian


Bulan
No Kegiatan
Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun
1 Studi pendahuluan
2 Judul
3 Menyusun Proposal
4 Sidang proposal
5 Revisi proposal
6 Uji validatas dan reliabilitas
7 Pelaksanaan penelitian
8 Penyusunan laporan
9 Sidang skripsi
10 Revisi skripsi
11 Pengumpulan naskah skripsi
46

3.5 Sumber Data


3.5.1 Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dari objek atau subjek yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari. Data primer dari penelitian ini
dihasilkan dari wawancara terbimbing menggunakan pernyataan yang
diberikan dalam bentuk kuesioner dan disampaikan langsung secara
lisan kepada peneliti yaitu data tentang tingkat pendidikan, pengetahuan
dan kecemasan pasien yang akan melakukan operasi katarak di RSUD
Dr.H.Moch.Ansari Saleh Banjarmasin.

3.5.2 Data Sekunder


Data sekunder merupakan data yang diperoleh dengan cara melihat
hasil pencatatan dan pelaporan. Data sekunder penelitian ini adalah
jumlah penderita katarak yang melakukan operasi katarak di RSUD
Dr.H.Moch. Ansari Saleh Banjarmasin yang di dapat dari rekam medis.

3.6 Instrumen Dan Tekhnik Pengumpulan Data


3.6.1 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian atau alat pengumpul data, pembuatannya harus
mengacu pada variabel penelitian, definisi operasional, dan skala
pengukuran data yang dipilih Putra (2012).
3.6.1.1 Lembar Kuesioner
a. Kuesioner Variabel Independen Tingkat Pendidikan
Data tingkat pengetahuan diperoleh dari kuesioner
indentitas pasien dan dikategorikan menjadi tiga yaitu :

1) Tidak sekolah, pendidikan SD/MI, dan Pendidikan


menengah SMP/Mts dikategorikan pendidikan dasar.
2) Pendidikan SMA/MAN di kategorikan pendidikan
menengah.
47

3) Perguruan tinggi (Diploma, S1, S2, S3) dikategorikan


pendidikan tinggi.

b. Kuesioner Variabel Independen (Pengetahuan)


Peneliti membuat kuesioner pengetahuan yang berisi
tentang penyakit katarak, operasi katarak dan perawatan
setelah melakukan operasi katarak. Kuesioner ini terdiri dari
pernyataan tertutup menggunakan skala Gutman, yaitu
suatu kumulatif yang diperintukkan bagi jawaban yang
sangat jelas dan tegas dan konsisten serta hanya ada 2
interval yaitu benar-salah Sosilo & Aima (2013).

Kuesioner pengetahuan berjumlah 12 pernyataan, Pada


kuesioner ini terdapat pernyataan positif dan negatif.

Penilaian untuk pernyataan positif :


Tabel 3.3 Skor Pernyataan Positif
Pernyataan Nilai
Benar 1
Salah 0

Penilaian untuk pernyataan negatif :


Tabel 3.4 Skor Pernyataan Negatif
Pernyataan Nilai
Benar 0
Salah 1

Adapun kisi-kisi kuesioner pengetahuan dapat dilihat pada


tabel 3.5
48

Tabel 3.5. Kisi-Kisi Kuesioner Pengetahuan


Variabel Parameter No. Kuesioner Jumlah

Positif Negatif

Pengetahuan 1. Penyakit 1,2 3,4 4


pasien pre Katarak
operasi 2. Operasi
Katarak katarak
5,6,8 7,9 5
3. Perawatan
setelah
operasi
katarak 10,12 11 3

Jumlah 7 5 12

Penilaian untuk persentase pengetahuan menurut Arikunto


dalam Budiman & Riyanto (2013) adalah :

Tabel 3.6. Pengelompokan Pengetahuan


No Ordinal Kategori
1 ≤50% (Skor ≤ 6) Pengetahuan Kurang Baik
2 >50% (Skor > 6) Pengetahuan Baik

c. Kuesioner Variabel Dependen (Kecemasan)


Pengukuran kecemasan menggunakan kuesioner Zung Self
Rating Anxiety Scale (ZSRAS) karena sangat cocok untuk
mengidentifikasi gejala kecemasan baik berupa gelaja fisik
ataupun gejala psikologis, dan kuesioner ini tidak perlu lagi
dilakukan uji validitas karena sudah valid. Terdapat 20
pertanyaan, dimana 15 pertanyaan ke arah peningkatan
kecemasan dan 5 pertanyaan ke arah penurunan kecemasan
dengan kisi – kisi pertanyaan sebagai berikut :
49

Tabel 3.7. Kisi – Kisi Pertanyaan Kuesioner ZSRAS


Jenis pertanyaan
No Gejala Kecemasan
Positif Negatif
1 Kecemasan 
2 Kekhawatiran 
3 Psikologis Panik 
4 Disintegrasi mental 
5 Ketakutan 
6 Kegelisahan 
7 Nyeri 
8 Sesak napas 
9 Gemetar 
10 Berkeringat 
11 Pusing 
12 Insomnia 
13 Fisik Kelelahan 
14 Paresthesia 
15 Mual dan muntah 
16 Frekuensi kencing 
17 Debaran jantung 
18 Wajah memerah 
19 Pingsan 
20 Mimpi buruk 
Jumlah 15 5

Skor untuk pernyataan positif adalah sebagai berikut :


Tabel 3.8 Skor Pernyataan Positif Kuesioner ZSRAS
Pernyataan Nilai
Tidak Pernah 1
Kadang-Kadang 2
Sebagian Waktu 3
Hampir Setiap Waktu 4

Skor untuk pernyataan Negatif adalah sebagai berikut :


Tabel 3.9 Skor Pernyataan Negatif Kuesioner ZSRAS
Pernyataan Nilai
Tidak Pernah 4
Kadang-Kadang 3
Sebagian Waktu 2
Hampir Setiap Waktu 1
50

Rentang penilaian untuk hasil jawaban kuesioner ZSRAS


adalah sebagai berikut :
Tabel 3.10 Pengelompokkan Kecemasan
No Kategori Ordinal
1 Kecemasan Berat 75-80
2 Kecemasan Sedang 60-74
3 Kecemasan Ringan 45-59
4 Normal/Tidak Cemas 20-44

3.6.2 Tekhnik Pengumpulan Data


3.6.2.1. Tahap Persiapan
Penelitian ini dimulai dengan mencari permasalahan yang
ingin diangkat, kemudian mencari data untuk melakukan studi
pendahuluan. Sebelum melakukan studi pendahuluan dan
mengambil data, peneliti mengurus surat ijin pengambilan data
di Universitas Muhammadiyah Banjarmasin Fakultas
Keperawatan dan Ilmu Kesehatan yang dituju ke RSUD Dr. H.
Moch. Ansari Saleh Banjarmasin untuk meminta ijin
melakukan studi pendahuluan. Studi pendahuluan dilakukan
pada tanggal 14-17 November 2016 untuk mengambil data
jumlah pasien katarak dari tahun 2013 sampai 2016, dan
jumlah pasien yang melakukan operasi dari bulan Januari
sampai November 2016. Setelah itu sebelum melakukan
penelitian peneliti terlebih dahulu memasukkan proposal
penelitian ke komisi etik Universitas Muhammadiyah
Banjarmasin dan dinyatakan layak untuk melanjutkan
penelitian, peneliti juga melakukan uji validitas dan reliabelitas
kuesioner pengetahuan di RSUD Ratu Zalecha Martapura
tanggal 6 - 18 Februari 2017. Setelah koesioner dinyatakan
valid dan reliabel peneliti kemudian mengajukan surat izin
penelitian ke RSUD Dr.H.Moch Ansari Saleh Banjarmasin,
51

setelah mendapatkan izin peneliti langsung melakukan


penelitian.

3.6.2.2. Tahap Pelaksanaan


a. Pelaksanaan pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara terbimbing menggunakan pernyataan yang
diberikan dalam bentuk kuesioner dan disampaikan
langsung secara lisan kepada peneliti. Alasan peneliti
menggunakan tehnik wawancara terbimbing adalah hampir
semua pasien pre operasi katarak mengalami penurunan
penglihatan dan tidak efektif jika menggunakan kuesioner
yang di isi langsung oleh pasien.
b. Sebelum memulai wawancara peneliti terlebih dahulu
menjelaskan prosedur pelaksanaan dan meminta persetujuan
untuk menjadi responden.
c. Responden diminta untuk menandatangani informed
consent yang diberikan peneliti.
d. Setelah menandatangani informed consent peneliti langsung
memulai proses wawancara terbimbing.
e. Jika semua data telah terkumpul, maka selanjutnya peneliti
melakukan pengolahan data dan analisa data

3.6.1.2 Uji Validitas


Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh
mana akurasi suatu tes atau skala dalam menjalankan fungsi
pengukuran nya Azwar (2013).

Pada penelitian ini akan dilakukan uji validitas di ruangan Ar-


Raudah RSUD Ratu Zalecha Martapura terhadap 20 responden
pre operasi katarak.
52

Uji validitas variabel independen pengetahuan menggunakan


komputerisasi dengan analisis statistik korelasi (pearson
product moment). Nilai (r) tabel (pearson product moment)
untuk N=20 yaitu 0,4444 dengan 1 buah kuesioner yaitu
pengetahuan sebanyak 15 item pernyataan. Nilai probabilitas
p = 0,05 pada confident interval (CI) 95%.

Patokan untuk menentukan uji validitas instrumen tersebut


valid adalah dengan menentukan nilai r. Item angket dalam uji
validitas dikatakan valid jika r hitung > r tabel pada nilai
signifikasi 5%. Sebaliknya, item angket dikatakan tidak valid
jika r hitung < r tabel pada nilai signifikasi 5%

Hasil uji validitas koesioner pengetahuan didapatkan 12


pernyataan dinyatakan valid dengan rentang 0,465 – 0,756,
adapun jumlah item pertanyaan tidak valid berjumlah 3 dengan
rentang nilai 0,027 – 0,185.

3.6.1.3 Uji Reliabilitas


Reabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat pengukur dapat dipercaya atau dapat di andalkan
Notoatmodjo (2010).

Uji Reliabilitas variabel pengetahuan dilakukan dengan


komputerisasi menggunakan rumus alpha Uji segnifikasi
dilakukan pada taraf α = 5%. Instrumen dapat dikatakan
reliabel jika nilai alpha lebih besar dari r tabel (0,6).

Hasil dari uji reliabelitas koesioner pengetahuan yang sudah


dilakukan di dapat nilai alpa 0,845 dimana angka tersebut lebih
53

besar dari r tabel, maka koesioner pengetahuan dapat


digunakan untuk penelitian.

3.7 Tekhnik Pengolahan Data


Data yang diperoleh dari penelitian ini diolah secara manual dengan langkah-
langkah sebagai berikut:

3.7.1 Editing, adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh. Peneliti melakukan pemeriksaan ulang pada lembar
pedoman. Editing dilakukan pada tahap pengumpulan data hal ini
dilakukan untuk memonitoring dalam rangka mencegah terjadinya
kesalahan.

3.7.2 Coding, yaitu kegiatan pemberian kode numerik (angka). Pada setiap
data yang diperoleh oleh peneliti, baik sebelum maupun setelah
dilakukan perlakuan, data yang didapat dimana terdiri atas beberapa
katagori, maka peneliti memberikan kode pada setiap variabel sesuai
karakter masing-masing untuk mempermudah pengolahan data. Adapun
data pada penelitian ini yang diberikan kode adalah :
3.7.2.1 Variabel Tingkat Pendidikan
Identitas pasien berupa tingkat pendidikan diberikan kode (1)
untuk pendidikan dasar (Tidak sekolah, SD sederajat, SMP
sederajat), kode (2) untuk pendidikan menengah (SMA
sederajat), dan kode (3) untuk pendidikan tinggi (Diploma, S1,
S2, dan S3).
3.7.2.2 Variabel Pengetahuan
Data yang diperoleh dari responden kemudian diberikan skor.
Skor peryataan positif Benar mendapat skor “1”, dan Salah
mendapat skor “0”. Sedangkan untuk skor pernyataan Negatif
kebalikan dari skor positif. Hasil skoring kemudian dijumlahkan
54

dan diberikan kode (1) Pengetahuan Kurang baik ≤ 50 % (Skor


≤ 6), dan kode (2) Pengetahuan baik > 50 % (Skor > 6).
3.7.2.3 Variabel Kecemasan
Data yang diperoleh dari responden kemudian diberikan skor.
Skor pertanyaan Positif Tidak Pernah mendapat skor “1”,
Kadang-Kadang “2”, Sebagian Waktu ”3”, dan Hampir Setiap
Waktu “4”. Sedangkan untuk pernyataan Negatif kebalikan dari
skor positif. Hasil skoring kemudian dijumlahkan dan diberikan
kode (1) Kecemasan Berat 75-80, kode (2) Kecemasan Sedang
60-74. (3) Kecemasan Ringan 45-59, Kode (4) Normal/Tidak
Cemas 20-44.

3.7.3 Data entry adalah kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan ke
dalam master tabel atau database komputer. Setelah data terkumpul dan
diberi kode, maka data tersebut akan dimasukkan kedalam database
komputer untuk untuk kemudian diolah.

3.7.4 Scoring yaitu setelah data terkumpul dan kelengkapannya diperiksa,


kemudian dilakukan tabulasi data dan beri skor.

3.7.5 Tabulasi data. Tahapan ini dilakukan untuk memudahkan dalam


pengolahan data kedalam suatu tabel menurut sifat-sifat yang sesuai
dengan tujuan penelitian.

3.8 Tekhnik Analisis Data


Analisis data dalam penelitian ini dibedakan menjadi :
3.8.1 Analisis Univariat
Analisa Univariat adalah menganalisa data untuk persentase masing-
masing variabel dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi,
masing-masing variabel, yaitu variabel independent (Tingkat
55

Pendidikan) dan (Pengetahuan) dengan variabel dependent


(Kecemasan).

3.8.2 Analisis Bivariat


Menganalisa data untuk melihat hubungan antara variabel independent
(Tingkat pendidikan) dan (Pengetahuan) dengan variabel dependen
(Kecemasan) dan data yang disajikan dalam bentuk tabel silang.

Untuk mencari hubungan antar variabelnya yang digunakan adalah


analisis uji statistik koefisien korelasi Spearman Rank (Rho) karena
analisis data dengan jenis skala ordinal masing-masing variabel.

Rumus uji statistik Sperman Rank adalah sebagai berikut :

6∑bi2
𝜌 = 1−
𝑛 (𝑛2 − 1)

Keterangan :
𝜌 = nilai korelasi Sperman Rank

b = jumlah kuadrat selisih rangking variabel x dan y atau RX - RY

n = jumlah sampel

Analisis ini dilakukan dengan bantuan perangkat komputer dengan


menggunakan tingkat kepercayaan 95% atau dengan batas kemaknaan
pada α 0,05. Interpretasi hasil penelitian yaitu:
3.8.2.1 Kriteria hubungan variabel ditentukan oleh nilai ρ value,
apabila ρ < α 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima berarti
ada hubungan antara variabel independen (tingkat pendidikan )
dan (pengetahuan) dengan variabel dependen (kecemasan).
Apabila ρ > α 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak berarti
56

tidak ada hubungan antara variabel independen (tingkat


pendidikan) dan (pengetahuan) dengan dependen (kecemasan).
3.8.2.2 Kekuatan hubungan untuk memberikan interpretasi terhadap
koefisien korelasi (r), dapat dilihat pada tabel :

Tabel 3.11 Nilai Interpretasi Spearman Rank


Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Lemah


0,20 – 0,399 Lemah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
(Sumber Sugiyono, 2009)

3.9 Etika Penelitian


Sebelum pengambilan data, peneliti memperhatikan masalah etika dalam
pengambilan data,menurut Notoatmodjo (2010) etika penelitian adalah
sebagai berikut:
3.9.1 Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)
Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subjek penelitian untuk
mendapatkan informasi tentang tujuan peneliti melakukan penelitian
tersebut. Disamping itu, peneliti juga memberikan kebebasan kepada
subjek untuk memberikan informasi atau tidak memberikan informasi
(berpartisipasi). Sebagai ungkapan, peneliti menghormati harkat dan
martabat subjek penelitian, peneliti seyogianya mempersiapkan
formulir persetujuan subjek (informed consent) yang mencakup :
3.9.1.1 Penjelasan manfaat penelitian.
3.9.1.2 Penjelasan kemungkinan risiko dan ketidaknyamanan yang
ditimbulkan.
3.9.1.3 Penjelasan manfaat yang didapatkan.
3.9.1.4 Persetujuan peneliti dapat menjawab setiap pertanyaan yang
diajukan subjek berkaitan dengan prosedur penelitian.
57

3.9.1.5 Persetujuan subjek dapat mengundurkan diri sebagai objek


penelitian kapan saja.
3.9.1.6 Jaminan anonimitas dan kerahasiaan terhadap identitas dan
informasi yang diberikan oleh responden.

3.9.2 Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for


privasi and confidentiality)
Setiap orang mempunyai hak-hak dasar individu termasuk privasi dan
kebebasan individu dalam memberikan informasi. Setiap orang berhak
untuk tidak memberikan apa yang diketahuinya kepada orang lain. Oleh
sebab itu, peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai
identitas dan kerahasiaan identitas subjek. Peneliti seyogianya cukup
menggunakan coding sebagai pengganti identitas responden.

3.9.3 Keadilan dan inklusivitas/keterbukaan (respect for justice and


inclusiveness)
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan
kejujuran, keterbukaan, dan kehati-hatian. Untuk itu, lingkungan
peneliti perlu dikondisikan sehingga memenuhi prinsip keterbukaan,
yakni dengan menjelaskan prosedur penelitian. Prinsip keadilan ini
menjamin bahwa semua subjek penelitian memperoleh perlakuan dan
keuntungan yang sama, tanpa membedakan gender, agama, etnis dan
sebagainya.

Você também pode gostar