Você está na página 1de 5

Tugas Sejarah

Kerajaan Islam Di Jawa

Anggota Kelompok :

Sitti Nurjannah
Dita Zaskia Damayanti
Abigail Laurentcia
Nurhidayani

SMA Negeri Model Terpadu Madani Palu


Tahun Ajaran 2017/2018
1. Jelaskan strategi dakwah islam di Jawa sehingga mudah diterima masyarakat !
Jawab :
Strategi dakwah islam di Jawa sehingga mudah diterima masyarakat ialah dengan
cara kesenian. Seperti yang dilakukan oleh para wali di tanah jawa. Salah satunya
adalah Sunan Kalijaga yang melakukan strategi dakwah melalui media wayang,
gamelan, tembang, dan segala hal yang berbau kebudayaan, dalam artian cara
dakwah beliau itu merakyat.

2. Jelaskan proses berdirinya kerajaan Demak !


Jawab :
Kerajaan Demak dapat disebut sebagai kelanjutan dari kerajaan Majapahit yang
sinkretis (Hindu-Buddha). Raden Patah yang tak lain adalah penguasa Demak
pertama merupakan keturunan dari trah Majapahit. Kerajaan ini juga merupakan
kerajaan islam pertama di Pulau Jawa.

Pada senjakala kejayaan Majapahit, Islam sudah mulai tumbuh dan menyebar di
pesisir Jawa. Kala itu, Raden Rahmat (Sunan Ampel) sudah menyebarkan Islam di
daerah pesisir yang kini dikenal sebagai Surabaya. Selain menjadi anggota
keluarga kerajaan karena Raden Rahmat menikah dengan salah satu puteri
kerajaan Majapahit, kondisi internal kerajaan Majapahit yang chaos akibat adanya
perebutan kekuasaan di lingkungan keraton telah memberikan jalan lapang Raden
Rahmat untuk menyebarkan Islam ke tanah Jawa.

Setelah jaringan ulama di Jawa terbentuk, yang kemudian disebut sebagai Wali
Songo (yang terdiri dari Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Drajat
dll.), kondisi Majapahit telah berada dalam titik nadir. Maka kondisi itu
dimanfaatkan oleh para Wali Songo dengan membentuk sebuah kerajaan Islam
yang secara politis dan sosial dapat mengembangkan Islam di Jawa.
Maka, Raden Patah yang tak lain murid dari Sunan Ampel dan merupakan
keturunan dari keluarga kerajaan Majapahit didorong untuk melanjutkan estafet
kekuasaan Majapahit dengan mendirikan kerajaan Demak pada akhir abad ke-15.
Setelah kerajaan Demak yang beribu kota di Bintara, Demak, Jawa Tengah
muncul kerajaan Islam Cirebon dan Banten.

3. Siapakah raja terbesar kerajaan Mataram dan bagaimana cita-cita perjuangannya ?


Jawab :
Kerajaan mataram (islam) mencapai puncak kejayaannya ketika dipimpin oleh raja
ketiga yaitu Raden Mas Rangsang yang mendapat gelar Sultan Agung.

Sultan agung mempunyai cita – cita untuk menguasai nusantara. Sehingga strategi
politik ekspansi selalu diterapkan sepanjang masa pemerintahannya dan selalu
mengangkat senjata (atau melakukan peperangan). Pada masa pemerintahan
Sultan Agung, Mataram berhasil menguasai jawa dan Madura. Musuh kerajaan
mataram tidak hanya kerajaan pesisir dan kerajaan Hindu Budha melainkan juka
para colonial asing seperti VOC dan Portugis.

4. Jelaskan tentang perjuangan Sultan Ageng Tirtayasa !


Jawab :
Sultan Ageng Tirtayasa, beliau adalah pahlawan yang berasal dari provinsi
Banten. Lahir pada tahun 1631. Beliau putra dari Sultan Abdul Ma’ali Ahmad dan
Ratu Martakusuma yang menjadi Sultan Banten periode 1640 - 1650.Perjuangan
beliau salah satunya adalah menentang Belanda karena VOC menerapkan
perjanjian monopoli perdagangan yang merugikan kesultanan dan rakyat Banten.

Dimasa mudanya beliau diberi gelar Pangeran Surya. Peran Sultan Ageng dalam
perkembangan Islam di Banten sangat berpengaruh. Dia menginginkan Banten
mempunyai kerajaan Islam.Langkah yang beliau tempuh pertama dalam sektor
ekonomi. Kesejahteraan rakyat ditingkatkan melalui pencetakan sawah-sawah
baru serta irigasi yang sekaligus berfungsi sebagai sarana perhubungan.Sultan
Ageng tidak hanya mendobrak perekonomian rakyat menjadi lebih baik tetapi juga
berperan besar di bidang keagamaan. Dia mengangkat Syekh Yusuf, seorang
ulama asal Makassar, menjadi mufti kerajaan yang bertugas menyelesaikan urusan
keagamaan dan penasehat sultan dalam bidang pemerintahan.

5. Jelaskan perkembangan sosial ekonomi zaman kerajaan-kerajaan Islam di Jawa!


Jawab :
Kerajaan-kerajaan islam yang ada di Jawa adalah :
 Kesultanan Demak (1500 - 1550)
 Kesultanan Banten (1524 - 1813)
 Kesultanan Pajang (1568 - 1618)
 Kesultanan Mataram (1586 - 1755)
 Kesultanan Cirebon (sekitar abad ke-16)

Perkembangan sosial ekonomi kerajaan-kerajaan tersebut adalah :

 Kala itu dengan dibantu oleh para wali (wali songo), kerajaan kerajaan
islam tersebut menjadi pusat penyebaran agama islam di Jawa.

 Kerajaan Demak memiliki pelabuhan-pelabuhan penting (seperti Jepara,


Tuban, Sedayu, Gresik) dan menjadi penghubung daerah penghasil rempah-
rempah dengan pembelinya. Oleh karena itu, perekonomian Demak
berkembang degan pesat.

 Kerajaan Banten mengalami kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan


Ageng Tirtayasa. Kerajaan Banten berkembang menjadi pusat perdagangan
karena letaknya yang sangat strategis (merupakan jalur lalu-lintas pelayaran
dan perdagangan khususnya setelah Malaka jatuh tahun 1511).
 Kehidupan masyarakat Banten yang berkecimpung dalam dunia pelayaran,
perdagangan dan pertanian mengakibatkan masyarakat Banten berjiwa
bebas, bersifat terbuka karena bergaul dengan pedagang-pedagang lain dari
berbagai bangsa.

 Kehidupan sosial ekonomi Kerajaan Mataram sangat maju. Sebagai


kerajaan besar, Mataram maju hampir dalam segala bidang, pertanian,
agama, budaya.

 Kerajaan Cirebon berjaya pada masa pemerintahan Syarif Hidayatullah


atau Sunan Gunung Jati.

6. Bagaimana upaya kalian untuk menerapkan nilai-nilai keteladanan dari para tokok,
pemimpin dan ulama zaman kerajaan Islam dalam kehidupan sehari-hari ?
Jawab :
Upaya yang kami lakukan untuk menerpakan nilai-nilai keteladanan dari para
pemimpin dan ulama zaman kerajaan Islam dalam kehidupan sehari-hari, yakni :
 Kemauan untuk menyebarkan Islam
 Semangat tidak pantang menyerah
 Rela berkorban untuk kemaslahatan orang banyak
 Memasukkan ajaran Islam ke berbagai aspek kehidupan
 Pemurnian ajaran Islam hendaknya terus berjalan
 Tidak mengidentikkan Islam dengan kekerasan
 Kemauan menuntut ilmu setinggi-tingginya
 Internalisasi nilai Islam sesuai nilai budaya local.

Você também pode gostar