Você está na página 1de 24

BAGIAN NEUROLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN LAPORAN KASUS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR JULI 2018

LOW BACK PAIN

OLEH :

ANDI MUH. GUNAWAN

10542036212

PEMBIMBING :

dr. Debby Veronico, Sp.S

DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN


ILMU PENYAKIT SARAF FKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAKASSAR

1
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa :

Nama : Andi Muh. Gunawan

NIM : 10542036212

Judul Laporan Kasus : Low Back Pain

Telah menyelesaikan tugas lapoaran kasus dalam rangka kepaniteraan klinik


pada bagian Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makasar.

Makassar, Oktober 2017

Pembimbing

dr. Debby Veronico, Sp.S

2
PENDAHULUAN

Low Back Pain (LBP) merupakan permasalahan yang sering muncul dalam

suatu asuhan fisioterapy dengan gejaal umum yang terasa pada bagian lumbo-sacral,

otot gluteal, paha, dan sering kali pada ekstremitas bawah. Ketika karakteristik gejala

low back pain muncul maka diperlukan pengangkatan suatu diagnosa dan bagaimana

penanganannya yang tepat.

Low Back Pain di kategorikan sebagai akut (kurang dari 12 minggu), sub

akut (6-12 minggu) dan kronik (lebih dari 12 minggu). Umumnya LBP berhubungan

dengan peregangan ligament dan otot yang diakibatkan dari mekanik tubuh yang

salah saat mengangkat sesuatu, Faktor resiko untuk mengalami LBP adalah berat

badan berlebih, memiliki postur dan memiliki kekuatan otot perut yang buruk.

Jones (2005) dalam Delitto (2012) menyebutkan bahwa pada orang dewasa

berusia rata-rata 20 tahun ditemukan kejadian low back pain secara umum termasuk

didalamnya low back pain myogenic sebesar 70% sampai 80% dengan wanita

memiliki faktor risiko tiga kali lipat lebih bear dibanding dengan pria.

3
LAPORAN KASUS

1. IDENTITAS

Nama : Rahmat Daeng

Umur : 41 tahun

Jenis Kelamin : Laki laki

Pekerjaan : TNI

Alamat : Jln. Tinumbu lr. 142c no. 10 kel. Bunga Eja beru

2. ANAMNESIS

Keluhan Utama :

Nyeri Punggung Bawah

Anamnesis Terpimpin :

Pasien Pria usia 41 tahun masuk IGD RS Pelamonia dengan keluhan

nyeri punggung bawah menjalar hingga kebelakang paha dikedua kakinya,

sulit bergerak sejak 1 minggu lalu, pasien sempat mengalami Sangat

kesakitan berjalan. Awal mulanya nyeri yang dirasakan pasien pada saat

setelah mengangkat barang berat ditempat kerja, kemudian beberapa jam

setelah itu pasien merasakan nyeri hebat dibagian punggung bawah yang

menjalar hingga ke kedua paha belakang, pasien sudah merasakan sudah

lama namun memberat dari kemarin. Pasien juga meras pusing berputar,

mual (+) , muntah (-).

Riwayat Penyakit Dahulu :

Riwayat Trauma tidak ada

Riwayat demam tidak ada

Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada

Anamnesis sistem

4
 Sistem serebrospinal : tidak ada keluhan

 Sistem kardiovaskuer : tidak ada keluhan

 Sistem gastrointestinal : tidak ada keluhan

 Sistem respiratorius : tidak ada keluhan

 Sistem integumental : tidak ada keluhan

 Sistem urogenital : tidak ada keluhan

Resume Anamnesis

Pasien Pria usia 41 tahun masuk IGD RS Pelamonia dengan keluhan

nyeri punggung bawah menjalar hingga kebelakang paha dikedua kakinya,

sulit bergerak sejak 1 minggu lalu, pasien sempat mengalami Sangat

kesakitan berjalan. Awal mulanya nyeri yang dirasakan pasien pada saat

setelah membantu temannya mengangkat barang berat ditempat kerja,

kemudian beberapa jam setelah itu pasien merasakan nyeri hebat dibagian

punggung bawah yang menjalar hingga ke kedua paha belakang, pasien

sudah merasakan sudah lama namun memberat dari kemarin. Pasien juga

meras pusing berputar, mual (+) , muntah (-).

Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 120/90

mmHG, pernapasan 20x/menit, nadi 84x/menit, dan suhu 36 c. Pada

pemeriksaan fisis didapatkan E4M6V5 pergerakan kedua tungkai bawah

menurun dan nyeri, kekuatan tungkai bawah 4 karena nyeri, reflex fisiologi

dalam batas normal, refleks patologis tidak ada, tes lasegue -/+ , tes patrick -

/+, tes kontra patrick -/+. sensorik : dalam batas normal.

3. DIAGNOSA KERJA

Diagnosa klinis : Low Back Pain

5
Diagnosa Topis : vertebra lumbalis

Diagnosa etiologi : spondylosis lumbalis

4. PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

Keadaan umum : lemah, gizi baik, tampak sakit sedang

Keadaan kualitatif : GCS E4M6V5

Tanda Vital : Tekanan darah = 120/90mmHG

Nadi = 84x/menit

Pernafasan = 20x/ menit

Suhu = 36 c

BB = 77 kg

TB = 165 cm

IMT = 28,2 . Obes 1

Kepala : Normocephal, ukuran normal.

Leher : kaku kuduk (-)

Nervus cranialis : Pupil bulat isokor diameter 2,5 mm

Nervus cranialis lain : dalam batas normal

Motorik :

P K T

N N 5 5 N N

N N 4 4 N N

Rf Rp

N N - -

N N - -

6
Sensorik : dalam batas normal

Otonom : BAK dan BAB lancar

5. PENATALAKSANAAN

R/ IVFD RL 16 tpm

Neurobion 1 amp/drips/24 jam/iv

Ranitidine 1 amp/12j/iv

Ketorolac /8jam/iv

FOLLOW UP

Tanggal/ TTV Perjalanan Penyakit Instruksi Dokter

29/06/2018 S: Pasien Pria usia 41 tahun masuk IGD IVFD RL 16 tpm


TD: 120/90
RS Pelamonia dengan keluhan nyeri -Neurobion 1 amp/drips
mmHg
punggung bawah menjalar hingga /24 jam/iv
N: 82 x/menit
P: 20 x/menit kebelakang paha dikedua kakinya, sulit -Ranitidine 1amp/12j/iv
S: 36,0C
bergerak sejak 1 minggu lalu, pasien sempat -Ketorolac /8jam/iv

mengalami Sangat kesakitan berjalan. Awal


Day 1
mulanya nyeri yang dirasakan pasien pada

saat setelah membantu temannya FotoX-Ray

mengangkat barang berat ditempat kerja, Lumbosacral AP/Latera

kemudian beberapa jam setelah itu pasien

merasakan nyeri hebat dibagian punggung

bawah yang menjalar hingga ke kedua paha

belakang, pasien sudah merasakan sudah

lama namun memberat dari kemarin. Pasien

7
juga meras pusing berputar, mual (+) ,

muntah (-).

O: GCS : E4M6V5
FKL : DBN
Rangsang menings: kaku kuduk (-)
NnCr: pupil bulat isokor diameter 2,5 mm
RCL +/+ RCTL +/+
tes lasegue -/+ ,
tes patrick -/+,
tes kontra patrick -/+

Motorik:
P K T

N N 5 5 N N
N N 4 4 N N

RF RP
N N - -
N N - -
Sensorik: DBN
Otonom: BAB & BAK (DBN)
A: Low Back Pain

8
30/6/2018 S: Nyeri pinggang (+), menjalar (+). Pusing -IVFD RL 16 tpm
TD: 120/80 (-), muntah (-)
-Neurobion 1 amp/drips
mmHg O: GCS : E4M6V5
/24 jam/iv
N: 82 x/menit FKL : DBN
P: 21 x/menit NnCr: pupil bulat isokor diameter 2,5 mm -Ranitidine 1amp/12j/iv
S: 36,5 0C RCL +/+ RCTL +/+
tes lasegue -/+ , -Ketorolac /8jam/iv

Day 2 tes patrick -/+,


tes kontra patrick -/+

Motorik:
P K T

N N 5 5 N N
N N 4 4 N N

RF RP
N N - -
N N - -
Sensorik: DBN
Otonom: BAB & BAK (DBN)
A: Low Back Pain
01/7/2018 S: Nyeri pinggang (+), menjalar (+). Pusing IVFD RL 16 tpm
TD: 120/80 (-), muntah (-)
-Neurobion 1 amp/drips
mmHg O: GCS : E4M6V5
/24 jam/iv
N:80 x/menit FKL : DBN
P: 20 x/menit NnCr: pupil bulat isokor diameter 2,5 mm -Ranitidine 1amp/12j/iv
S: 36 0C RCL +/+ RCTL +/+
tes lasegue -/+ , -Ketorolac /8jam/iv

Day 3 tes patrick -/+,


tes kontra patrick -/+

Motorik:

9
P K T

N N 5 5 N N
N N 4 4 N N

RF RP
N N - -
N N - -
Sensorik: DBN
Otonom: BAB & BAK (DBN)
A: Low Back Pain

02-7-2018 S: Nyeri pinggang (+), menjalar (+). Pusing IVFD RL 16 tpm


TD: 120/80 (-), muntah (-), kurang tidur. -Neurobion 1 amp/drips
mmHg O: GCS : E4M6V5 /24 jam/iv
N:81 x/menit FKL : DBN -Ranitidine 1amp/12j/iv
P: 20 x/menit NnCr: pupil bulat isokor diameter 2,5 mm
-Ketorolac /8jam/iv
S: 36 0C RCL +/+ RCTL +/+
-Gabapentin 100mg 2x1
tes lasegue -/+ ,
-diazepam 2mg 1x1
Day 4 tes patrick -/+,
tes kontra patrick -/+

Motorik:
P K T

N N 5 5 N N
N N 4 4 N N

RF RP
N N - -
N N - -
Sensorik: DBN
Otonom: BAB & BAK (DBN)
A: Low Back Pain

10
03-7-2018 S: Nyeri pinggang (+), menjalar (-). Pusing IVFD RL 16 tpm
TD: 130/80 (-), muntah (-), -Neurobion 1 amp/drips
mmHg O: GCS : E4M6V5 /24 jam/iv
N:81 x/menit FKL : DBN -Ranitidine 1amp/12j/iv
P: 20 x/menit NnCr: pupil bulat isokor diameter 2,5 mm
-Ketorolac /8jam/iv
S: 36 0C RCL +/+ RCTL +/+
-Gabapentin 100mg 2x1
tes lasegue -/+ ,
-diazepam 2mg 1x1
Day 6 tes patrick -/+,
-MethylPrednisolon
tes kontra patrick -/+
amp/8j/iv

Motorik:
P K T

N N 5 5 N N
N N 4 4 N N

RF RP
N N - -
N N - -
Sensorik: DBN
Otonom: BAB & BAK (DBN)
A: Low Back Pain

11
04-7-2018 S: Nyeri pinggang berkurang, psuing (-), IVFD RL 16 tpm
TD: 140/90 nyeri kepala (-). -Neurobion 1 amp/drips
mmHg O: GCS : E4M6V5 /24 jam/iv
N:81 x/menit FKL : DBN -Ranitidine 1amp/12j/iv
P: 21 x/menit NnCr: pupil bulat isokor diameter 2,5 mm
-Ketorolac /8jam/iv
S: 36 0C RCL +/+ RCTL +/+
-Gabapentin 100mg 2x1
tes lasegue -/+ ,
-diazepam 2mg 1x1
Day 4 tes patrick -/+,
-MethylPrednisolon
tes kontra patrick -/+
amp/12j/iv

Motorik:
P K T

N N 5 5 N N
N N 5 5 N N

RF RP
N N - -
N N - -
Sensorik: DBN
Otonom: BAB & BAK (DBN)
A: Low Back Pain

12
05-7-2018 S: Tidak ada keluhan -Aff Infus
TD: 140/90 O: GCS : E4M6V5 - Amlodipin 10mg 1x1
mmHg FKL : DBN -Kapsul GA
N:81 x/menit NnCr: pupil bulat isokor diameter 2,5 mm -MethylPrednisolon/24
P: 21 x/menit RCL +/+ RCTL +/+ jam/oral
S: 36 0C tes lasegue -/+ ,
tes patrick -/+, KRS
Day 4 tes kontra patrick -/+

Motorik:
P K T

N N 5 5 N N
N N 5 5 N N

RF RP
N N - -
N N - -
Sensorik: DBN
Otonom: BAB & BAK (DBN)
A: Low Back Pain

PEMERIKSAAN PENUNJANG

13
Foto X-Ray Lumbosacral AP/Latera
Kesan : Spondylosis Lumbalis
Kurvatura lordotik lumbosacral melurus

KESIMPULAN
Dari data anamnesis didapatkan keluhan nyeri punggung bawah menjalar

hingga kebelakang paha dikedua kakinya, sulit bergerak sejak 1 minggu lalu, pasien

sempat mengalami Sangat kesakitan berjalan. Awal mulanya nyeri yang dirasakan

pasien pada saat setelah mengangkat barang berat ditempat kerja, kemudian

beberapa jam setelah itu pasien merasakan nyeri hebat dibagian punggung bawah

yang menjalar hingga ke kedua paha belakang, pasien sudah merasakan sudah lama

namun memberat dari kemarin. Pasien juga meras pusing berputar, mual (+) ,

muntah (-).. Ditambah adanya faktor pekerjaan pada pasien yaitu riwayat

mengangkat beban berat ditempat kerjanya yang dapat menjadi penyebab terjadinya

nyeri pada punggung bawah pasien.

Keluhan pasien nyeri punggung bawah menjalar hingga ke belakang paha

dikedua kakinya, dalam hal ini nyeri dapat menjalar hingga kebawah karena adanya

osteofit pada radiks lumbalis dapat tergesek yang dapat menekan nervus ischialgia

sehingga nyeri menjalar hingga ke bawah, kemudian pasien juga merasakan pusing,

dari uji test romberg dengan mata tertutup pasien jatuh ke sisi kanan.

tes lasegue -/+ menunjukkan adanya nyeri yang terasa sepanjang perjalanan

n.ischiadicus , tes patrick -/+ menunjukkan adanya lokasi patologi di sendi coxae, tes

kontra patrick -/+ menunjukkan lokasi patologis di sendi sakroiliaka.. Pada X-Ray

14
lumbosacral terlihat kurvatura lordorik lumbosacral melurus e.s spondylosis

lumbalis.

DIAGNOSA AKHIR

Diagnosa klinis : Low Back Pain

Diagnosa Topis : vertebra lumbalis

Diagnosis Etiologi : spondylosis lumbalis

PROGNOSIS

1. Quo Ad Vitam : Ad Bonam

2. Quo Ad Sanationam : Ad Bonam

15
DISKUSI

A. DEFINISI

Nyeri Punggung bawah adalah nyeri yang dirasakan daerah punggung bawah,

dapat merupkan nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya. Nyeri ini

terasa diantara sudut iga terbawah dan lipat bokong bawah yaitu daerah

lumbal atau lumbo-sakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri kearah

tungkai dan kaki. Nyeri yang berasal dari daerah punggung bawah dapat

dirujuk ke daerah lain atau sebaliknya nyeri yang berasal dari daerah lain

dirasakan didaerah punggung bawah (reffered pain).1

A. ETIOLOGI

Sakit punggung adalah gejala. Penyebab umum sakit punggung

melibatkan penyakit atau cedera pada otot, tulang, dan / saraf tulang

belakang. Nyeri yang timbul karena kelainan pada orang di dalam perut,

panggul, atau dada juga bisa dirasakan di belakang. Ini disebut rasa sakit

yang disebut. Banyak kelainan di dalam perut, seperti radang usus buntu,

aneurisma, penyakit ginjal, infeksi ginjal, infeksi kandung kemih, infeksi

pelvis, gangguan ovarium, fibroid uterus, dan endometriosis antara lain dapat

menyebabkan rasa sakit dirujuk ke belakang. Kehamilan normal dapat

menyebabkan nyeri punggung dalam banyak hal, termasuk peregangan

ligamen di dalam panggul, saraf yang menyebalkan, dan menahan punggung

bawah. Selain itu, efek hormon estrogen wanita dan hormon relaksasi

meligamen ligamen dapat menyebabkan melonggarkan ligamen dan struktur

punggung.2

Penyebab dari nyeri punggung bawah dibagi atas penyebab secara

Mekanik( Apophyseal osteoarthritis, Diskostosis kerangka idiopatik

16
membaur,Herniasi diskus tulang belakang, Stenosis tulang belakang toraks

atau lumbal, Spondylolisthesis dan bawaan lainnya, Fraktur, Gerakan pinggul

terbatas), Inflamasi (ankylosing spondilitis, Rheumatoid arthritis, Infeksi -

abses epidural, atau osteomielitis), Neoplasma( Tumor tulang (primer atau

metastatik), Tumor spinal intradural). Metabolik( Osteoporosis patah

tulang,Osteomalacia, Ochronosis, Chondrocalcinosis). Nyeri alih

(sepertiPenyakit panggul / perut, Kanker prostat,Postur). dan paget’s

disease.2

B. GEJALA KLINIS

Sakit pinggang tersebut bersifat pegal, ngilu, kaku, capek diseluruh daerah

pinggang. Keluhan tersebut bertambah pada gerakan pinggang, terlebih lebih

pada waktu duduk atau baring. Adakalanya nyeri menjalar ke bokong dan

tungkai menyerupai ischialgia diskogenik.3

C. DIAGNOSIS

Diagnosis klinis Low back pain meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik umum

dan neurologis serta pemeriksaan penunjang.

1. Anamnesis

Dalam anamnesis perlu diketahui:


- Awitan
Penyebab mekanis NPB menyebabkan nyeri mendadak yang timbul
setelah posisi mekanis yang merugikan.vMungkin terjadi robekan otot,
peregangan fasia atau iritasi permukaan sendi. Keluhan karena
penyebab lain timbul bertahap.
- Lama dan frekuensi serangan
NBP akibat sebab mekanik berlangsung beberapa hari sampai beberapa
bulan. Herniasi diskus bisa membutuhkan waktu 8 hari sampai
resolusinya. Degenerasi diskus dapat menyebabkan rasa tidak nyaman
kronik dengan eksaserbasi selama 2-4 minggu.

17
- Lokasi dan penyebaran
Kebanyakan NPB akibat gangguan mekanis atau medis terutama terjadi
di daerah lumbosakral. Nyeri yang menyebar ke tungkai bawah atau
hanya di tungkai bawah mengarah ke iritasi akar saraf. Nyeri yang
menyebar ke tungkai juga dapat disebabkan peradangan sendi
sakroiliaka. Nyeri psikogenik tidak mempunya pola penyebaran yang
tetap.
- Faktor yang memperberat/memperingan
Pada lesi mekanis keluhan berkurang saat istirahat dan bertambah saat
aktivitas. Pada penderita HNP duduk agak bungkuk memperberat nyeri.
Batuk, bersin atau manuver valsava akan memperberat nyeri. Pada
penderita tumor, nyeri lebih berat atau menetap jika berbaring.
- Kualitas/intensitas
Penderita perlu menggambarkan intensitas nyeri serta dapat
membandingkannya dengan berjalannya waktu. Harus dibedakan antara
NPB dengan nyeri tungkai, mana yang lebih dominan dan intensitas
dari masing-masing nyerinya, yang biasanya merupakan nyeri
radikuler. Nyeri pada tungkai yang lebih banyak dari pada NPB dengan
rasio 80-20% menunjukkan adanya radikulopati dan mungkin
memerlukan suatu tindakan operasi. Bila nyeri NPB lebih banyak
daripada nyeri tungkai, biasanya tidak menunjukkan adanya suatu
kompresi radiks dan juga biasanya tidak memerlukan tindakan operatif.
Gejala NPB yang sudah lama dan intermiten, diselingi oleh periode
tanpa gejala merupakan gejala khas dari suatu NPB yang terjadinya
secara mekanis. Walaupun suatu tindakan atau gerakan yang mendadak
dan berat, yang biasanya berhubungan dengan pekerjaan, bisa
menyebabkan suatu NPB, namun sebagian besar episode herniasi
diskus terjadi setelah suatu gerakan yang relatif sepele, seperti
membungkuk atau memungut barang yang enteng.
Harus diketahui pula gerakan-gerakan mana yang bisa menyebabkan

bertambahnya nyeri NPB, yaitu duduk dan mengendarai mobil dan

nyeri biasanya berkurang bila tiduran atau berdiri, dan setiap gerakan

yang bisa menyebabkan meningginya tekanan intra-abdominal akan

18
dapat menambah nyeri, juga batuk, bersin dan mengejan sewaktu

defekasi. Selain nyeri oleh penyebab mekanik ada pula nyeri non-

mekanik. Nyeri pada malam hari bisa merupakan suatu peringatan,

karena bisa menunjukkan adanya suatu kondisi terselubung seperti

adanya suatu keganasan ataupun infeksi.6

2. Pemeriksaan Fisik

 Inspeksi :

Gerakan aktif pasien harus dinilai, diperhatikan gerakan mana yang


membuat nyeri dan juga bentuk kolumna vertebralis, berkurangnya
lordosis serta adanya skoliosis. Berkurang sampai hilangnya lordosis
lumbal dapat disebabkan oleh spasme otot paravertebral.
Gerakan-gerakan yang perlu diperhatikan pada penderita:
 Keterbatasan gerak pada salah satu sisi atau arah.
 Ekstensi ke belakang (back extension) seringkali menyebabkan
nyeri pada tungkai bila ada stenosis foramen intervertebralis di
lumbal dan artritis lumbal, karena gerakan ini akan menyebabkan
penyempitan foramen sehingga menyebabkan suatu kompresi pada
saraf spinal.
 Fleksi ke depan (forward flexion) secara khas akan menyebabkan
nyeri pada tungkai bila ada HNP, karena adanya ketegangan pada
saraf yang terinflamasi diatas suatu diskus protusio sehingga
meninggikan tekanan pada saraf spinal tersebut dengan jalan
meningkatkan tekanan pada fragmen yang tertekan di sebelahnya
(jackhammer effect).
 Lokasi dari HNP biasanya dapat ditentukan bila pasien disuruh
membungkuk ke depan ke lateral kanan dan kiri. Fleksi ke depan,
ke suatu sisi atau ke lateral yang meyebabkan nyeri pada tungkai
yang ipsilateral menandakan adanya HNP pada sisi yang sama.
 Nyeri NPB pada ekstensi ke belakang pada seorang dewasa muda
menunjukkan kemungkinan adanya suatu spondilolisis atau
spondilolistesis, namun ini tidak patognomonik.

19
 Palpasi :

Adanya nyeri (tenderness) pada kulit bisa menunjukkan adanya


kemungkinan suatu keadaan psikologis di bawahnya (psychological
overlay). Kadang-kadang bisa ditentukan letak segmen yang
menyebabkan nyeri dengan menekan pada ruangan intervertebralis
atau dengan jalan menggerakkan ke kanan ke kiri prosesus spinosus
sambil melihat respons pasien. Pada spondilolistesis yang berat dapat
diraba adanya ketidak-rataan (step-off) pada palpasi di tempat/level
yang terkena.Penekanan dengan jari jempol pada prosesus spinalis
dilakukan untuk mencari adanya fraktur pada vertebra. Pemeriksaan
fisik yang lain memfokuskan pada kelainan neurologis. Refleks yang
menurun atau menghilang secara simetris tidak begitu berguna pada
diagnosis NPB dan juga tidak dapat dipakai untuk melokalisasi level
kelainan, kecuali pada sindroma kauda ekuina atau adanya neuropati
yang bersamaan. Refleks patella terutama menunjukkan adanya
gangguan dari radiks L4 dan kurang dari L2 dan L3. Refleks tumit
predominan dari S1.
Harus dicari pula refleks patologis seperti babinski, terutama bila ada
hiperefleksia yang menunjukkan adanya suatu gangguan upper motor
neuron (UMN). Dari pemeriksaan refleks ini dapat membedakan akan
kelainan yang berupa UMN atau LMN.6

 Pemeriksaan motoris :

harus dilakukan dengan seksama dan harus dibandingkan


kedua sisi kan abnormalitas motoris yang seringan mungkin dengan
memperhatikan miotom yang mempersarafinya.

 Pemeriksaan Sensoris

Pemeriksaan sensorik akan sangat subjektif karena membutuhkan

perhatian dari penderita dan tak jarang keliru, tapi tetap penting

20
arti diagnostiknya dalam membantu menentukan lokalisasi lesi

sesuai dermatom yang terkena. Gangguan sensorik lebih

bermakna dalam menunjukkan informasi lokalisasi dibanding

motoris.6

 Tes Lasegue

Tes lasegue dilakukan dengan mengangkat tungkai yang terkena

dalam posisi lurus, tes lasegue positive jika terdapat rasa nyeri

sebelum tungkai mencapai kecuraman 70 derajat. 5

 Tes Kontra Lasegue

Tes lasegue silang atau test O’conell, adanya nyeri pada tungkai

yang terkena dapat di provokasi dengan mengangkat tungkai yang

sehat dalam posisi lurus.5

21
 Tes Patrick

Test patrick dilakukan untuk membangkitkan nyeri disendi

panggul yang terkena penyakit. Dengan menempatkan tumit atau

maleolus lateralis tungkai yang terkena pada lutut tungkai yang

sehat dapat dibangkitkan nyeri sendi panggul kalau diadakan

penekanan padan lutut yang difleksikan itu.5

 Tes Kontra Patrick

Tindakan pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan lokasi

patologi sendi sakroiliaka jika terasa nyeri didaerah bokong, baik

menjalar sepanjang tungkai maupun yang terbatas pada daerah

gluteal dan sakral saja. Tes ini dilakukan dengan cara lipatkan

tungkai yang sakit dan endorotasikan serta addusikannya,

kemudian diadakan penekanan sejenak pada lutut tungkai itu.

Nyeri bangkit terasa digaris sendi sakroiliaka bila disitu terdapat

suatu patologi.5

3. Pemeriksaan Radiologi

X-Ray

22
Pemeriksaan X-Ray dilakukan untuk melihat penyebab pada LBP.

D. Penatalaksanaan

Medikamentosa

1. Obat antiinflamasi nonsteroid: (NSAID) adalah

andalan perawatan medis untuk menghilangkan nyeri, misalnya :Ibuprofen,

naproxen, ketoprofen, dan banyak lainnya. NSAID punya Jumlah efek

samping potensial, termasuk iritasi lambung dan kerusakan ginjal dengan

penggunaan jangka panjang

2. Penghambat COX-2: Seperti celecoxib (Celebrex) efek iritasi lambung

lebih rendah dibanding NSAID.

3. Acetaminophen: Ini dianggap efektif dan aman

4. Relaksan otot: Kejang otot paraspinous terkait dengan luka punggung

akutdari berbagai etiologi merespon baik untuk obat ini. 2

Operative

Pembedahan jarang dipertimbangkan untuk nyeri punggung akut

kecualijika linu panggul atau sindroma cauda equina hadir. Operasi

dianggap bermanfaat bagi orang dengan progresif tertentu

Masalah saraf yang disebabkan oleh cakram hernia.2

Edukasi :

- Kembali aktivitas normal dini dan bertahap

- Mengenal dan menangani yellow flags (faktor biopsikososial).1

23
DAFTAR PUSTAKA

1. PERDOSSI. Standar Pelayanan Medik Neurologi. 2005

2. Baba Kharak Singh Marg. Low Back Pain – Sign, Symptoms and

Management. Vol. 15 No. 1, 2014. Available from :

http://downloads.hindiawi.com/journals/rerp/2015/850184.pdf

3. Sidharta, P. 2009. Neurologi Klinik Dalam Praktek Umum. Jakarta.

Penerbit: Dian Rakyat.

4. Sidharta, P. 2008. Tata Laksana Pemeriksaan Klinis Dalam Neurologi.

Penerbit: Dian Rakyat.

5. Mardjono, M. , Sidharta, P. 2012. Neurologi Klinik Dasar. Jakarta.

Penerbit : Dian Rakyat.

6. Meliala L. 2003. Patofisiologi Nyeri pada Nyeri Punggung Bawah. Dalam:

Meliala L, Nyeri Punggung Bawah, Kelompok Studi Nyeri Perhimpunan

Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Jakarta

24

Você também pode gostar