Você está na página 1de 13

HUBUNGAN ANTARA TEMPAT PENAMPUNGAN AIR (TPA) DAN

GERAKAN MENGURAS, MENGUBUR DAN MENUTUP(3 M) DENGAN


ANGKA BEBAS JENTIK (ABJ) DI SEKOLAH DASAR (SD) DAN
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) DI KECAMATAN
KEMILING BANDAR LAMPUNGTAHUN 2014

Disusun Oleh : FITRI

Npm : 10310155
Pembimbing I : dr. Marisa Anggraini, M.Pd.Ked
Pembimbing II: dr. Nia Triswanti,M.Kes

ABSTRAK (61,1%) dan uji bivariat di dapat ada


hubungan TPA dengan Angka Bebas
Jentik (ABJ), ada hubungan non TPA
dengan Angka Bebas Jentik (ABJ), ada
Latar belakang : Penyakit Demam
hubungan TPA alami dengan Angka Bebas
Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit
Jentik (ABJ), ada hubungan gerakan 3 M
infeksi oleh virus dengue yang ditularkan
dengan Angka Bebas Jentik (ABJ).
melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Kejadian demam berdarah dengue pada
Simpulan : Ada hubungan TPA dengan
siswa di sekolah SD dan SMP di
Angka Bebas Jentik (ABJ), ada hubungan
Kecamatan Kemiling Bandar lampung
non TPA dengan Angka Bebas Jentik
sebesar 17,60 per seratus ribu siswa, dan
(ABJ), ada hubungan TPA alami dengan
angka kematian/ CFR sebesar
Angka Bebas Jentik (ABJ), ada hubungan
0,32%.Tujuan penelitian diketahui
gerakan 3 M dengan Angka Bebas Jentik
hubungan antara tempat Tempat
(ABJ).
Penampungan Air (TPA) dan gerakan
Menguras, Mengubur dan Menutup (3 M) Kata kunci : TPA, 3M, DBD, ABJ,
dengan Angka Bebas Jentik (ABJ) di Sekolah
Sekolah dasar (SD) dan Sekolah
Menengah Pertama (SMP) di Kecamatan Kepustakaan : 28 (1999 - 2012)
Kemiling Bandar Lampung tahun 2014.
ABSTRACT
Metode penelitian : Jenis penelitian
Background: Dengue fever is a
kuantitatif, desain penelitian menggunakan
debilitating tropical viral disease
cross sectional. Populasi dalam penelitian
transmitted by Aedes aegypti mosquitoes.
ini adalah penjaga kebersihan di 36
The incidents of dengue fever on
sekolah yaitu 25 SD dan 11 SMP di
elementary and secondary schools at
Kecamatan Kemiling Bandar Lampung
Kemiling Sub-District were 17.60 per one
sehingga populasi sebesar 36 sekolah dan
hundred thousand students and the
sampel menggunakan total populasi.
mortality rate/CFR was 0.32%. the
Analisis data menggunakan univariat dan
objective of the study is to identify the
bivariat.
correlation between water storage tank and
3M program (depleting, burying, and
Hasil : Hasil uji statistik univariat TPA
covering actions) towards mosquito larvae
sebesar 25 sekolah (69,4%), non TPA
free at elementary and secondary schools
sebesar 23 sekolah (63,9%), TPA alami
at Kemiling Sub-District of Bandar
sebesar 24 sekolah (66,7%), gerakan 3 M
Lampung in 2014.
sebesar 19 sekolah (52,8%) dan angka
bebas jentik nyamuk sebesar 22 sekolah

1
Method: The study was quantitative with Berdasarkan data World Health
cross sectional design. The population was Organization (WHO) tahun 2013
36 janitors from 25 different elementary melaporkan lebih dari 2,5 miliar orang dari
schools and 11 from different secondary 2/5 populasi dunia saat ini beresiko
schools at Kemiling Sub-District of terinfeksi virus dengue, lebih dari 100
Bandar Lampung. The sampling was total negara di Afrika, Amerika, Mediterania
population. The analysis was through Timur, Asia Tenggara dan Pasifik Barat
univariate and bivariate. merupakan wilayah dengan dampak DBD
serius. Kasus DBD di dunia pertahun yang
Result: The univariate found that 25 mencapai 48,8 per 100.000 penduduk
schools with water storage tank (69.4%), kasus dan di Asia Tenggara diperkirakan
non water storage tank on 23 schools 23.793 kasus pertahun.3
(63.9%), 24 schools (66.7%) with natural
water storage tank, 19 schools (52.8%) Data Kementrian Kesehatan RI (2012)
applying 3M program and 22 schools with Kasus DBD di Indonesia tahun 2010
larvae free. There was a correlation sebesar 157.444 dengan Incidence Rate
between natural water storage tank and (IR) / 100.000 penduduk sebesar 65,7
larvae free. There was a correlation kasus dan Case Fatality Rate (CFR)
between 3 M program and larvae free. sebesar 0,87, tahun 2011 kasus DBD
sebesar 66,322 dengan IR / 100.000
Conclusion: there was a correlation penduduk sebesar 27,7 dan CFR sebesar
between water storage tank and larvae 0,91 dan pada tahun 2012 sebesar 74,675
free, non- water storage tank and larvae kasus dengan IR / 100.000 penduduk
free, natural water storage tank and larvae sebesar 31,2 dan CFR sebesar 0,83. Kasus
free, 3M program implementation and DBD cenderung menunjukkan
larvae free. peningkatan luas wilayah yang terjangkit
dan pada tahun 2012 secara sporadis
Keywords : TPA, 3M, DBD, ABJ,
terjadi peningkatan KLB di 464
school
kabupaten/kota.4
References : 28 (1999 – 2012)
Berdasarkan data Dinas Kesehatan
Propinsi Lampung jumlah kasus DBD tiap
tahun mengalami trend peningkatan, pada
PENGANTAR tahun 2010 kasus DBD mencapai 1.714
orang dan meninggal sebesar 29 jiwa
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) (1,7%). Tahun 2011 kasus DBD mencapai
adalah penyakit infeksi oleh virus dengue 1.524 jiwa dan meninggal sebesar 24 jiwa
yang ditularkan melalui gigitan nyamuk (1,6%) dan pada tahun 2012 mencapai
Aedes aegypti, salah satu cara untuk 4.215 penderita jiwa dan meninggal
mencegah terjadinya penyakit DBD sebesar 31 jiwa (0,7%).5
dengan memutuskan rantai penularan yaitu
dengan pengendalian vektor.1 Berdasarkan data Dinas Kesehatan
Provinsi Lampung menyatakan Bandar
Salah satu masalah infeksi yang sering Lampung daerah endemis Demam
dialami oleh masyarakat terutama di Berdarah Dengue (DBD), hal ini karena
negara berkembang adalah penyakit kasus DBD diselalu tinggi dalam tiga
Demam Berdarah Dengue (DBD), DBD tahun terakhir. Data Dinas Kesehatan Kota
adalah penyakit infeksi oleh virus dengue Bandar Lampung, penderita DBD tahun
yang ditularkan melalui gigitan nyamuk 2010 sebesar 413 orang dengan kasus
Aedes aegypti.2 kematian sebanyak 7 orang. Pada tahun
2011 meningkat menjadi sebesar 763

2
orang dengan kasus kematian sebanyak 16 Menengah Pertama (SMP) di Kecamatan
orang dan kembali meningkat menjadi Kemiling Bandar Lampung belum
sebesar 1211 orang ditahun 2012 dengan mencapai 100%, hal tersebut terlihat
kasus kematian sebesar 11 orang.5 Sekolah dasar (SD) dan Sekolah
Menengah Pertama (SMP) di Kecamatan
Kejadian demam berdarah dengue pada Kemiling Bandar Lampung kurang
siswa di sekolah SD dan SMP di menerapkan pola Pemberantasan Sarang
Kecamatan Kemiling Bandar lampung Nyamuk (PSN) dan Menguras, Mengubur
sebesar 17,60 per seratus ribu siswa, dan dan Menutup (3 M).6
angka kematian/ CFR sebesar 0,32%.
Sebaran kasus DBD di Sekolah - sekolah Metode penelitian
hampir tidak merata. Umum nya penyebab
dipicu oleh kurangnya menjaga kebersihan Jenis penelitian kuantitatif, desain
lingkungan di sekitar sekolah.5 penelitian menggunakan cross sectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah
Salah satu cara untuk mencegah penjaga kebersihan di 36 sekolah yaitu 25
kejadian DBD adalah dengan pemantauan SD dan 11 SMP di Kecamatan Kemiling
jentik nyamuk, keberadaan jentik Bandar Lampung sehingga populasi
merupakan indikator daerah tersebut sebesar 36 sekolah dan sampel
terpapar pada faktor predisposisi rentan menggunakan total populasi. Analisis data
terjadinya DBD. Angka Bebas Jentik menggunakan univariat dan bivariat
(ABJ) di Sekolah dasar (SD) dan Sekolah
Definisi operasional
Tabel 3.1 Definisi operasional

Variabel Alat Skala


Definisi Cara ukur Hasil Ukur
ukur Ukur

Independen
TPA Tempat Lembar Observasi 0. Kurang baik jika Ordinal
penyimpanan air observasi tempat tidak tertutup,
atau bak penampun terdapat jentik
penampungan air gan air nyamuk, wadah
TPA tidak bersih

1. Baik jika Tertutup,


tidak terdapat jentik
nyamuk, wadah
TPA bersih.

Non TPA Tempat Lembar Observasi 0. Kurang baik jika Ordinal


penampungan air observasi Non TPA terdapat barang –
seperti kaleng barang bekas yang
bekas, botol dapat
pecahan menampungan air
piring/gelas vas
bunga dan
penampungan
1. Baik jika tidak ada

3
kulkas barang – barang
bekas dan yang
dapatmenampung
air

TPA alami Tempat Lembar Observasi 0. Kurang baik jika Ordinal


penampungan air observasi TPA alami
alami seperti Terdapat lubang
tempat penapungan
Lubang di pohon air alami seperti
Pelepah daun lubang pohon,
Tempurung pelepah daun,
kelapa Kulit tempurung, kelapa
Kerang Potongan kulit dan potongan
bambu. bambu
1. Baik jika tidak
Terdapat lubang
tempat penapungan
air alami seperti
lubang pohon,
pelepah daun,
tempurung, kelapa
kulit dan potongan
bambu

Gerakan 3 M Pola perilaku Angket Pengisian 0. Kurang baik jika Ordinal


warga sekolah lembar tidak menerapkan
sebagai upaya Angket pola 3 M
untuk
memberantas
jentik nyamuk
1. Baik jika
dengan teknik
menerapkan pola 3
menguras,
M
mengubur dan
menutup.

Dependen

Angka Bebas Keberadaan Lembar Pengamatan 0. Terdapat jentik Ordinal


Jentik (ABJ) jentik nyamuk Observasi jentik nyamuk
Aedes aegypti nyamuk

1. Tidak terdapat jentik


nyamuk

4
Hasil penelitian angka bebas jentik (ABJ) di Sekolah
Analisis univariat dasar (SD) dan Sekolah Menengah
Pertama (SMP) di Kecamatan
Analisis univariat ditampilkan Kemiling Bandar Lampung tahun
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi 2014. Hasil penelitian terhadap 36
Tempat penampungan air (TPA), Non responden didapat berdasarkan kriteria
TPA, TPA alami, Gerakan 3M, dan inklusi dan eksklusi:
1. Tempat penampungan air (TPA)

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi TPA di Sekolah dasar (SD) dan Sekolah Menengah
Pertama (SMP) Kecamatan Kemiling Bandar Lampung tahun 2014

Tempat penampungan air (TPA) Jumlah %


Kurang baik 25 69,4
Baik 11 30,6
Total 36 100,0

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat tinggi pada kategori kurang baik sebesar
diketahui bahwa distribusi frekuensi 25 sekolah (69,4%).
tempat penampungan air (TPA) lebih

2. Non TPA
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi Non TPA di Sekolah dasar (SD) dan Sekolah
Menengah Pertama (SMP) Kecamatan Kemiling Bandar Lampung tahun 2014

Non TPA Jumlah %


Kurang baik 23 63,9
Baik 13 36,1
Total 36 100,0

Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat TPA lebih tinggi pada kategori kurang
diketahui bahwa di stribusi frekuensi non baik sebesar 23 sekolah (63,9%).

3. TPA alami
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi TPA alami di Sekolah dasar (SD) dan Sekolah
Menengah Pertama (SMP) Kecamatan Kemiling Bandar Lampung tahun 2014

TPA alami Jumlah %


Kurang baik 24 66,7
Baik 12 33,3
Total 36 100,0

Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat alami lebih tinggi pada kategori kurang
diketahui bahwa distribusi frekuensi TPA baik sebesar 24 sekolah (66,7%).

5
4. Gerakan 3 M
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi gerakan Menguras, Mengubur dan Menutup (3 M) di
Sekolah dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kecamatan
Kemiling Bandar Lampung tahun 2014

Gerakan 3 M Jumlah %
Kurang baik 19 52,8
Baik 17 47,2
Total 36 100,0

Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat gerakan 3 M lebih tinggi pada kategori
diketahui bahwa distribusi frekuensi kurang baik sebesar 19 sekolah (52,8%).
5. Angka bebas jentik (ABJ)
Tabel 4.5 Distribusi frekuensi Angka Bebas Jentik (ABJ) di Sekolah dasar (SD) dan
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kecamatan Kemiling Bandar Lampung tahun
2014

Angka bebas jentik (ABJ) Jumlah %


Terdapat jentik 14 38,9
Tidak terdapat jentik 22 61,1
Total 36 100,0

Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi angka bebas jentik
(ABJ) lebih tinggi pada kategori tidak terdapat jentik sebesar 22 sekolah (61,1%).

Analisis bivariat
Analisis bivariat chi square untuk (ABJ) di Sekolah dasar (SD) dan Sekolah
mengetahui hubungan antara tempat Menengah Pertama (SMP) di Kecamatan
Tempat Penampungan Air (TPA) dan Kemiling Bandar Lampung tahun 2014.
gerakan 3 M (Menguras, Mengubur dan Hasil analisis bivariat ditampilkan dalam
Menutup) dengan Angka Bebas Jentik bentuk tabel silang berikut ini:
1. Hubungan TPA, Non TPA, TPA Alami dan gerakan 3M dengan Angka Bebas Jentik
(ABJ)
Tabel 4.6 Hubungan TPA, Non TPA, TPA alami, dan gerakan 3 M dengan Angka
Bebas Jentik (ABJ) di Sekolah dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Kecamatan Kemiling Bandar Lampung tahun 2014
Angka bebas jentik nyamuk
Terdapat Tidak
Variabel jentik Terdapat n % P OR C1
nyamuk jentik nyamuk value 95%
n % n %
TPA
Baik 1 9,1 12 48,0 25 100 0,025 10,8
Kurang baik 13 52,0 10 90,9 11 100 (1,2–
97,7)

6
Non TPA
Baik 2 15,4 11 47,8 23 100 0,069 6,0
(1,0 – 33,3)
Kurang baik 12 52,2 11 84,6 13 100
TPA alami
Baik 1 8,3 11 45,8 24 100 0,011 13,0
(1,4 -
Kurang baik 13 54,2 11 91,7 12 100 117,2)
Gerakan 3
M
Baik 3 17,6 8 42,1 19 100 0,033 6,41
(1,3 – 30,0)
Kurang baik 11 57,9 14 82,4 17 100

a. Hubungan TPA dengan Angka Bebas sekolah (84,6%) tidak ditemukan jentik
Jentik (ABJ) nyamuk Aedes aegypti. Hasil uji
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat statistik chi square didapat nilai p
di ketahui dari 25 responden dengan value < dari ά (0,069 < 0,05). Artinya
tempat penampungan air yang kurang Ho ditolak dapat disimpulkan ada
baik ada sebanyak 13 sekolah (52,0%) hubungan non TPA dengan Angka
ditemukan jentik nyamuk Aedes Bebas Jentik (ABJ) di Sekolah dasar
aegypti, sedangkan pada responden (SD) dan Sekolah Menengah Pertama
dengan tempat penampungan air yang (SMP) Kecamatan Kemiling Bandar
baik dari 11 sekolah ada sebanyak 10 Lampung tahun 2014. OR didapat 6,0
sekolah (90,9%) tidak ditemukan jentik yang berarti respoden dengan non TPA
nyamuk Aedes aegypti. Hasil uji kurang baik berisiko 6,0 kali untuk
statistik chi square didapat nilai p terdapat jentik nyamuk Aedes aegypti
value < dari ά (0,025 < 0,05). Artinya dibandingkan responden dengan non
Ho ditolak dapat disimpulkan ada TPA yang baik.
hubungan TPA dengan Angka Bebas
Jentik (ABJ) di Sekolah dasar (SD) c. Hubungan TPA alami dengan Angka
dan Sekolah Menengah Pertama Bebas Jentik (ABJ)
(SMP) Kecamatan Kemiling Bandar Berdasarkan tabel 4.6 dapat di
Lampung tahun 2014. OR didapat ketahui dari 23 responden dengan TPA
10,83 yang berarti respoden dengan alami yang kurang baik ada sebanyak
tempat penampungan air kurang baik 13 sekolah (54,2%) ditemukan jentik
berisiko 10,83 kali untuk terdapat nyamuk Aedes aegypti, sedangkan
jentik nyamuk Aedes aegypti pada responden dengan TPA alami
dibandingkan responden dengan yang baik dari 12 sekolah ada
tempat penampungan air baik. sebanyak 11 sekolah (91,7%) tidak
ditemukan jentik nyamuk Aedes
b. Hubungan non TPA dengan Angka aegypti. Hasil uji statistik chi square
Bebas Jentik (ABJ) didapat nilai p value < dari ά (0,011 <
Berdasarkan tabel 4.6 dapat di 0,05). Artinya Ho ditolak dapat
ketahui dari 23 responden dengan non disimpulkan ada hubungan TPA alami
TPA yang kurang baik ada sebanyak dengan Angka Bebas Jentik (ABJ) di
12 sekolah (52,2%) ditemukan jentik Sekolah dasar (SD) dan Sekolah
nyamuk Aedes aegypti, sedangkan Menengah Pertama (SMP) Kecamatan
pada responden dengan non TPA yang Kemiling Bandar Lampung tahun
baik dari 13 sekolah ada sebanyak 11 2014. OR didapat 13,0 yang berarti

7
respoden dengan TPA alami kurang didapat nilai p value < dari ά (0,025 <
baik berisiko 13,0 kali untuk terdapat 0,05). Artinya Ho ditolak dapat
jentik nyamuk Aedes aegypti disimpulkan ada hubungan TPA dengan
dibandingkan responden dengan TPA Angka Bebas Jentik (ABJ) di Sekolah
alami yang baik. dasar (SD) dan Sekolah Menengah
Pertama (SMP) Kecamatan Kemiling
d. Hubungan gerakan 3M dengan Bandar Lampung tahun 2014. OR didapat
keberadaan jentik nyamuk 10,8 yang berarti respoden dengan tempat
Berdasarkan tabel 4.6 dapat di penampungan air kurang baik berisiko
ketahui dari 19 responden dengan 10,8 kali untuk terdapat jentik nyamuk
gerakan 3 M yang kurang baik ada Aedes aegypti dibandingkan responden
sebanyak 11 sekolah (57,9%) dengan tempat penampungan air baik.
ditemukan jentik nyamuk Aedes
aegypti, sedangkan pada responden Hasil ini didukung teori 13 yang
dengan gerakan 3M baik dari 17 menyatakan tempat penampungan air
sekolah ada sebanyak 14 sekolah mempengaruhi tempat perkembang biakan
(82,4%) tidak ditemukan jentik nyamuk Aedes aegypti terutama tempat-
nyamuk Aedes aegypti. Hasil uji tempat penampungan air sebagai media
statistik chi square didapat nilai p Breeding place jentik nyamuk untuk
value < dari ά (0,033 < 0,05). Artinya berkembang. Seperti bak mandi/ WC,
Ho ditolak dapat disimpulkan ada gentong, Tempat penampungan air yang
hubungan gerakan 3 M (Menguras, berisi air jernih dan ada didalam rumah
Mengubur dan Menutup) dengan serta tidak terkena sinar matahari secara
Angka Bebas Jentik (ABJ) di Sekolah langsung adalah tempat yang paling
dasar (SD) dan Sekolah Menengah disukai nyamuk untuk berkembang biak.13
Pertama (SMP) di Kecamatan
Kemiling Bandar Lampung tahun Hasil ini sejalan dengan penelitian
2014. OR didapat 6,4 yang berarti Juniardi 23 tentang hubungan tempat
respoden dengan gerakan 3M kurang penampungan air (TPA) dengan
baik berisiko 6,4 kali untuk terdapat keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti
jentik nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Pagesangan Wilayah Kerja
dibandingkan responden dengan Pagesangan Kota Mataram, hasil uji
gerakan 3 M yang baik. univariat didapat sebesar 76,6% TPA
kurang baik dan sebesar 62,4% terdapat
jentik nyamuk. Hasil uji chi square didapat
p value = 0,010 ada hubungan tempat
Pembahasan penampungan air dengan keberadaan
jentik nyamuk Aedes aegypti.23
Hubungan TPA dengan Angka Bebas
Jentik (ABJ) Berdasarkan penjelasan di atas
hubungan TPA dengan Angka Bebas
Berdasarkan tabel 4.6 dapat
Jentik (ABJ) di Sekolah dasar (SD) dan
diketahui dari 25 responden dengan tempat
Sekolah Menengah Pertama (SMP)
penampungan air yang kurang baik ada
Kecamatan Kemiling Bandar Lampung
sebanyak 13 sekolah (52,0%) ditemukan
tahun 2014 disebabkan karena tempat-
jentik nyamuk Aedes aegypti, sedangkan
tempat penampungan air dapat berfungsi
pada responden dengan tempat
sebagai Breeding place jentik nyamuk
penampungan air yang baik dari 11
untuk berkembang. Seperti bak mandi/
sekolah ada sebanyak 10 sekolah (90,9%)
WC, gentong, TPA kurang baik
tidak ditemukan jentik nyamuk Aedes
dikarenakan kurang menjaga kebersihan
aegypti. Hasil uji statistik chi square
tempat penampungan air ditandai dengan

8
tidak menutup tempat penampungan air, Hasil ini sejalan dengan penelitian
tidak menguras bak penampung air Mariana24 tentang hubungan non TPA
sehingga nyamuk Aedes aegypti mudah dengan angka bebas jentik nyamuk Aedes
berkembang biak di dalam bak aegypti di Wilayah Kerja Puskesmas
penampungan air. Kasihan II Bantul Yogyakarta, Hasil uji
chi square didapat p value = 0,003 ada
Begitupun sebaliknya sekolah hubungan non TPA dengan angka bebas
memiliki TPA baik selalu menjaga jentik nyamuk Aedes aegypti.24
kebersihan tempat penampungan air
dengan cara menutup bak mandi, Berdasarkan penjelasan di atas
membersihkan atau menguras bak adanya hubungan non TPA dengan Angka
penampungan air setiap satu minggu sekali Bebas Jentik (ABJ) di Sekolah dasar (SD)
untuk mencegah terjadinya dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
perkembangbiakan jentik nyamuk Aedes Kecamatan Kemiling Bandar Lampung
aegypti guna mencegah terjadinya tahun 2014 disebabkan karena barang non
penyakit demam brdarah pada siswa. TPA Breeding place jentik nyamuk untuk
berkembang.seperti : kaleng bekas, ban
Hubungan Non TPA dengan Angka bekas, pot bunga yang dapat penampungan
Bebas Jentik (ABJ) air, bambu, tempurung kelapa dan drum
bekas. Tempat minum hewan
Berdasarkan tabel 4.6 dapat
piaraan,tempat cuci tangan dalam keadaan
diketahui dari 23 responden dengan non
tidak dalam keadaan tertutup , kondisi bak
TPA yang kurang baik ada sebanyak 12
penampung air kondisi ember kotor serta
sekolah (52,2%) ditemukan jentik nyamuk
kondisi tempat penampungan air tidak
Aedes aegypti, sedangkan pada responden
dalam keadaan tertutup.
dengan non TPA yang baik dari 13 sekolah
ada sebanyak 11 sekolah (84,6%) tidak Begitu sebaliknya lingkungan yang
ditemukan jentik nyamuk Aedes aegypti. baik tidak ada barang-barang bekas dan
Hasil uji statistik chi square didapat nilai p yang dapat menampung air,seperti :kaleng
value < dari ά (0,069 < 0,05). Artinya Ho bekas, ban bekas, pot bunga yang dapat
ditolak dapat disimpulkan ada hubungan penampungan air, bambu, tempurung
non TPA dengan Angka Bebas Jentik kelapa dan drum bekas,tempat cuci tangan,
(ABJ) di Sekolah dasar (SD) dan Sekolah tempat minum hewan piaraan dalam
Menengah Pertama (SMP) Kecamatan keadaan tertutup, bisa dilakukan dengan
Kemiling Bandar Lampung tahun 2014. cara 3 M( Menguras penampungan air
OR didapat 6,0 yang berarti respoden seminggu x ,tempat cuci tangan lebih baik
dengan non TPA kurang baik berisiko 6,0 air yang mengalir, Mengubur barang bekas
kali untuk terdapat jentik nyamuk Aedes yang tidak terpakai lagi,Menutup barang
aegypti dibandingkan responden dengan yang sudah dikubur, penampungan air).
non TPA yang baik.
Hubungan TPA alami dengan Angka
Hasil ini didukung dengan teori yang Bebas Jentik (ABJ)
menyatakan bahwa lingkungan
mempengaruhi tempat perkembang biakan Berdasarkan tabel 4.6 dapat
nyamuk Aedes aegypti terutama tempat- diketahui dari 23 responden dengan TPA
tempat penampungan air sebagai media alami yang kurang baik ada sebanyak 13
Breeding place yaitu seperti tempayan, vas sekolah (54,2%) ditemukan jentik nyamuk
bunga, tempat minum burung, kaleng Aedes aegypti, sedangkan pada responden
bekas, ban bekas,tempat cuci tangan dan dengan TPA alami yang baik dari 12
lain-lain.13 sekolah ada sebanyak 11 sekolah (91,7%)
tidak ditemukan jentik nyamuk Aedes

9
aegypti. Hasil uji statistik chi square Hubungan gerakan 3M dengan Angka
didapat nilai p value < dari ά (0,011 < Bebas Jentik (ABJ)
0,05). Artinya Ho ditolak dapat
disimpulkan ada hubungan TPA alami Berdasarkan tabel 4.6 dapat
dengan Angka Bebas Jentik (ABJ) di diketahui dari 19 responden dengan
Sekolah dasar (SD) dan Sekolah gerakan 3 M yang kurang baik ada
Menengah Pertama (SMP) Kecamatan sebanyak 11 sekolah (57,9%) ditemukan
Kemiling Bandar Lampung tahun 2014. jentik nyamuk Aedes aegypti, sedangkan
OR didapat 13,0 yang berarti respoden pada responden dengan gerakan 3M baik
dengan TPA alami kurang baik berisiko dari 17 sekolah ada sebanyak 14 sekolah
13,0 kali untuk terdapat jentik nyamuk (82,4%) tidak ditemukan jentik nyamuk
Aedes aegypti dibandingkan responden Aedes aegypti. Hasil uji statistik chi square
dengan TPA alami yang baik. didapat nilai p value < dari ά (0,033 <
0,05). Artinya Ho ditolak dapat
Hasil ini didukung teori 13 yang disimpulkan ada hubungan gerakan 3 M
menyatakan TPA alami merupakan tempat (Menguras, Mengubur dan Menutup)
penampungan air yang berupa lubang pada dengan Angka Bebas Jentik (ABJ) di
pohon, pelepah daun, kulit kelapa serta Sekolah dasar (SD) dan Sekolah
potongan bambu bila di biarkan akan Menengah Pertama (SMP) di Kecamatan
memudahkan nyamuk Aedes aegypti atau Kemiling Bandar Lampung tahun 2014.
jentik nyamuk untuk berkembang.13 OR didapat 6,4 yang berarti respoden
dengan gerakan 3M kurang baik berisiko
Hasil ini sejalan dengan penelitian 6,4 kali untuk terdapat jentik nyamuk
25
Rian dengan judul hubungan TPA alami Aedes aegypti dibandingkan responden
dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes dengan gerakan 3 M yang baik.
aegypti di Kabupaten Serang, Hasil uji chi
square di dapat p value = 0,023, artinya Hasil ini didukung teori 13 yang
ada hubungan TPA alami dengan menyatakan kegiatan gerakan 3M adalah
keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti.25 agar masyarakat tahu – mau - mampu
mencegah penyakit DBD di lingkungan
Berdasarkan penjelasan diatas sekolah dengan melakukan PSN-DBD
adanya hubungan TPA alami dengan secara terus menerus, sehingga lingkungan
Angka Bebas Jentik (ABJ) di Sekolah sekolah bebas jentik nyamuk Aedes
dasar (SD) dan Sekolah Menengah aegypti dan terbebas dari penularan
Pertama (SMP) Kecamatan Kemiling penyakit DBD. Tujuan PSN dan 3M
Bandar Lampung tahun 2014 disebabkan adalah usaha dari, oleh dan untuk siswa-
karena barang TPA alami Breeding place siswi yang bertujuan untuk membasmi
jentik nyamuk contoh TPA alami,seperti jentik nyamuk Aedes aegypti sehingga
:bekas potongan bambu yang tidak di mampu mencegah penyakit DBD di
buang, terdapat pelepah daun, serta pohon lingkungan sekolah. Dengan melakukan
yang berlubang yang dapat menampung air PSN-3M DBD secara terus
dan berkembang biaknya nyamuk Aedes menerus,lingkungan sekolah akan bebas
aegypti. dari jentik nyamuk Aedes aegypti sehingga
berdampak pada kasus DBD dapat dicegah
Salah satu cara untuk mengurangi
oleh siswa-siswi akan terbebas dari
perkembang biakan jentik nyamuk Aedes
penularan dan invasi penyakit DBD.
aegypti yaitu dengan cara menutup lubang
pada pohon, membuang pelepah pohon , Hasil ini sejalan dengan penelitian
serta membuang bekas potongan bambu. Abdul 26 tentang hubungan gerakan 3M
dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes
aegypti di Kecamatan Slogohimo dan

10
Baturetno Semarang, hasil uji univariat 1.Penelitian ini menggunakan desain cross
didapat sebesar 74,3% perilaku PSN -3M sectional yaitu suatu penelitian dimana
kurang baik dan sebesar 58,5% terdapat variabel yang termasuk faktor risiko
jentik nyamuk. Hasil uji chi square didapat (variabel independent) dan variabel
ada hubungan yang bermakna gerakan 3M efek (variabel dependent) diukur dan
dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes dan diobservasi sekaligus pada waktu
aegypti, dengan p value = 0,021.26 yang sama. Pengukuran dan observasi
yang dilakukan secara bersamaan tidak
Berdasarkan penjelasan di atas ada dapat menjelaskan atau diketahuinya
hubungan gerakan Menguras, Mengubur mana faktor penyebab dan faktor akibat
dan Menutup (3 M) dengan Angka Bebas dari suatu hubungan faktor risiko
Jentik (ABJ) di Sekolah dasar (SD) dan (variabel independent) dan variabel
Sekolah Menengah Pertama (SMP) di efek (variabel dependent) sehingga
Kecamatan Kemiling Bandar Lampung hanya menggunakan OR (odds ratio)
tahun 2014 disebabkan karena tidak untuk menjelaskan peluang responden
melakukan gerakan 3M(menguras bak yang terpapar faktor resiko untuk
mandi,mengubur barang bekas,menutup mengalami suatu efek dibandingkan
penampungan air dan menutup tempat responden yang tidak terpapar.
penguburan barang bekas) maka terjadinya
siklus hidup jentik nyamuk Aedes aegypti
2. Proses pengumpulan data dalam
Untuk itu diperlukan adanya penelitian dengan cara observasi secara
perhatian khusus dari petugas kesehatan langsung yang bisa jadi hasil yang
dalam memberikan informasi secara didapat tersebut bukanlah hal yang
intensif kepada siswa-siswi tentang sering digunakan oleh responden
pentingnya melakukan perilaku PSN – selama ini sehingga dapat menimbulkan
3M guna mencegah terjadinya demam bias informasi.
berdarah dan bekerja sama dengan penjaga
keberishan sekolah untuk mengadakan
gotong royong membersihkan lingkungan Kesimpulan
agar terhindar dari penyakit DBD. Selain Berdasarkan hasil penelitian dan
itu diperlukan sosialisasi pencegahan DBD pembahasan hubungan antara tempat
metode LIBIK (lingkungan, biologi dan Tempat Penampungan Air (TPA) dan
kimia) meliputi pembersihan lingkungan, gerakan 3 M (Menguras, Mengubur dan
pencegahan dengan prinsip biologi yaitu Menutup) dengan Angka Bebas Jentik
dengan melibatkan organisme seperti ikan (ABJ) di Sekolah dasar (SD) dan Sekolah
cupang yang dipelihara di bak mandi atau Menengah Pertama (SMP) di Kecamatan
penampungan air lainnya untuk memakan Kemiling Bandar Lampung tahun 2014.
jentik nyamuk sedangkan metode kimia Maka dapat diambil kesimpulan sebagai
yaitu dengan menggunakan bahan kimia berikut:
yaitu bubuk abate yang dilarutkan didalam
penampungan air. 1. Distribusi frekuensi tempat
penampungan air (TPA) lebih
Keterbatasan penelitian banyak pada kategori kurang baik
sebesar 25 sekolah (69,4%).
Setelah peneliti melakukan penelitian, 2. Distribusi frekuensi non TPA lebih
maka peneliti menemukan beberapa banyak pada kategori kurang baik
keterbatasan dalam penelitian ini yaitu sebesar 23 sekolah (63,9%).
sebagai berikut: 3. Distribusi frekuensi TPA alami
lebih banyak pada kategori kurang
baik sebesar 24 sekolah (66,7%).

11
4. Distribusi frekuensi gerakan 3 M Berdarah Dengue. Jakarta : EGC.
lebih banyak pada kategori kurang 2004.Halm 66 – 69.
baik sebesar 19 sekolah (52,8%).
5. Distribusi frekuensi angka bebas 7. Zukarnain I. Penatalaksaan demam
jentik lebih tinggi pada kategori berdarah dengue pada dewasa di RSCM
tidak terdapat jentik nyamuk In : Hadinegoro SR, Demam berdarah
sebesar 22 sekolah (61,1%). dengue . Jakarta Balai Penerbit Fakultas
6. Ada hubungan TPA dengan Angka Kedokteran Universitas Indonesia.
Bebas Jentik (ABJ) (p value = 1999.Halm 81- 87.
0,025, OR = 10,8, CI 95% = 1,2 –
8. Depkes, RI. Pedoman tatalaksana klinis
97,7)
infeksi dengue di sarana pelayanan
7. Ada hubungan non TPA dengan
kesehatan jakarta : Departemen
Angka Bebas Jentik (ABJ) (p value
Kesehatan RI. 2005.Halm 103 – 108.
= 0,011, OR = 6,0, CI 95% = 1,0 –
33,3). 9. Harijanto. DBD Epidemiologi,
8. Ada hubungan TPA alami dengan Patogenesis, Manifestasi Klinis &
Angka Bebas Jentik (ABJ) (p value Penanganan. Jakarta. EGC. 2009.Halm
= 0,011, OR = 13,0, CI 95% = 1,4 36 - 42.
– 117,2)
9. Ada hubungan gerakan 3 M dengan 10. Sumarmo, et all. Demam Berdarah
Angka Bebas Jentik (ABJ) (p value (Dengue) Pada Anak. Jakarta :
= 0,033, OR = 6,41, CI 95% = 1,3 Penerbit Universitas Indonesia. 2009.
– 30,0) Halm 79 – 85.
11. Abdurachman S.A. Dengue. Buku Ajar
DAFTAR PUSTAKA Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit
FKUI. 1999.Halm 99 – 102.
1. Soegijanto. Demam Berdarah Dengue.
Surabaya. Airlangga University Press. 12. Suhendro, Leonard Nainggolan, khie
2004. Halm 79 – 82. chen, Herdiman T. Pohan, Demam
Berdarah Dengue. Ilmu Penyakit
2. World Health Organization. Demam Dalam, ECG. 2006. Halm 210- 217.
Berdarah Dengue, Diagnosis,
Pengobatan, Pencegahan dan 13. Depkes RI. Modul Latihan Juru
Pengendalian. Edisi 2. Jakarta: EGC. Pemantau Jentik dalam
2010. Halm 41 Pemberantasan Sarang Nyamuk
Demam Berdarah Dengue. Jakarta.
3. Kemenkes RI. Incidence Rate (IR) Ditjen PPM&PL. 2004. Halm 43.
kasus DBD di Indonesia. 2012.dalam
www.depkes.go.id diakses tanggal 12 14. Mansjoer, Arief. Kapita Selekta
Desember 2013 Kedokteran, Media Aesculapius.
FKUI. Jakarta. 2002. Halm 78 – 85.
4. Dinas Kesehatan Kota Bandar
Lampung, Profil Dinas Kesehatan Kota 15. Murti, Bisma. Sejarah Epidemiologi.
Bandar Lampung. 2012. Surakarta. FK-Universitas Sebelas
Maret. 2010. Halm 55 – 58.
5. Dinas Kesehatan Provinsi Lampung.
Profil Dinas Kesehatan Provinsi 16. Juniardi. Hubungan perilaku PSN
Lampung. 2012 dengan keberadaan jentik nyamuk di
Kelurahan Pagesangan Wilayah Kerja
6. Widiastuti, Palupi. Panduan lengkap Pagesangan Kota Mataram 2006.
pencegahan dan pengendalian Demam Diakses tanggal 12 Desember 2013

12
17. Abdul. Determinan yang berhubungan Mataram. 2012. Diakses tanggal 12
dengan Angka Bebas Jentik (ABJ) di Desember 2013
Kecamatan Slogohimo dan Baturetno
Semarang, 2005. Diakses tanggal 12 24. Mariana. Hubungan non TPA dengan
Desember 2013 angka bebas jentik nyamuk aedes
aegypti di Wilayah Kerja Puskesmas
18. Dahlan, Metodologi Riset, Kasihan II Bantul Yogyakarta.2009.
Yogyakarta. Andi Offset Edisi II. Diakses tanggal 20 Desember 2013
2010.Halm 16
25. Rian. Hubungan TPA alami dengan
19. Sugiyono. Metode Penelitian keberadaan jentik nyamuk aedes
Kuantitatif Alfabeta. Bandung. Edisi aegypti di Kabupaten Serang, 2011.
II. 2011.Halm 47 – 49. Diakses tanggal 23 Desember 2013
20. Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu 26. Abdul. Hubungan gerakan 3M dengan
Pendekatan Praktek. Jakarta. Rineka keberadaan jentik nyamuk aedes
Cipta. 2006. Halm 33 – 36. aegypti di Kecamatan Slogohimo dan
Baturetno Semarang. 2010. Diakses
21. Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi tanggal 12 Desember 2013
Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka
Cipta. 2005. Halm 45 – 47. 27. Departemen Kesehatan RI. Rumah
Tangga Sehat Dengan Perilaku Hidup
22. Hastono. Analisa Data. Jakarta. Bersih dan Sehat2007 :2
FKMUI. 2007.Halm 66 -67.
28. Notoadmodjo. Pendidikan dan Perilaku
23. Juniardi. Hubungan tempat Kesehatan, Jakarta : Rineka
penampungan air (TPA) dengan Cipta.2003 : 118
keberadaan jentik nyamuk aedes
aegypti di Kelurahan Pagesangan
Wilayah Kerja Pagesangan Kota

13

Você também pode gostar