Você está na página 1de 5

PENGARUH HORMON ( SEBAGAI ZAT PENGATUR TUMBUH)

DALAM PERTUMBUHAN TANAMAN

Pertumbuhan tanaman adalah suatu proses yang kompleks. Secara sederhana pertumbuhan tanaman
dapat didefinisikan sebagai " suatu proses vital yang menyebabkan suatu perubahan yang tetap pada setiap
tanaman atau bagiannya dipandang dari sudut ukuran, bentuk, berat dan volumenya". Pertumbuhan tanaman
setidaknya menyangkut beberapa fase/proses diantaranya:
1. Fase pembentukan sel
2. Fase perpanjangan dan pembesaran sel
3. Fase diferensiasi sel
Semua fase atau proses pertumbuhan tanaman tentu akan dipengaruhi atau ditentukan oleh faktor-
faktor pertumbuhan. Beberapa faktor pertumbuhan yang cukup mempengaruhi proses pertumbuhan tanaman
adalah :
1. Persediaan makanan/unsur hara. Ketersediaan makanan/unsur hara dari kandungan alamiah tanah
setempat atau hasil pemupukkan, sebagai salah satu bahan baku untuk pertumbuhan tanaman mutlak
diperlukan.
2. Ketersediaan air. Air merupakan syarat untuk dapat terjadinya semua kegiatan metabolisme
(proses) tanaman.
3. Cahaya matahari. Cahaya matahari sangat diperlukan sebagian sumber energi untuk melakukan
prose fotosintesis bagi tanaman.
4. Suhu udara. Suhu mempengaruhi kandungan air pada tubuh tanaman. Secara umum kisaran suhu
untuk dapat terjadinya proses pertumbuhan antara 4 C hingga 45 C dan suhu optimumnya antara 28 C
hingga 33 C.
5. Oksigen. Oksigen dibutuhkan untuk proses respirasi guna menghasilkan energi untuk proses
pertumbuhan.
6. Hormon pertumbuhan. Hormon tumbuhan adalah senyawa-senyawa dalam jumlah yang kecil
yang turut mengatur proses pertumbuhan.
Secara alamiah tanaman sudah mengandung hormon pertumbuhan seperti Auksin, Giberelin dan
Sitokin yang dalam tulisan ini diistilahkan dengan hormon endogen. Kebanyakan hormon endogen di
tanaman berada pada jaringan meristem yaitu jaringan yang aktif tumbuh seperti ujung-ujung tunas/tajuk dan
akar. Tetapi karena pola budidaya yang intensif yang disertai pengelolaan tanah yang kurang tepat maka
kandungan hormon endogen tersebut menjadi rendah/kurang bagi proses pertumbuhan vegetatif dan generatif
tanaman. Akibatnya sering dijumpai pertumbuhan tanamaman lambat, kerontokan bunga/ buah, ukuran
umbi/buah kecil yang merupakan sebagian tanda kekurangan hormon (selain kekurangan zat lainnya seperti
unsur hara). Oleh karena itu penambahan hormon dari luar (hormon eksogen) seperti produk HORMONIK
yang mengandung hormon Auksin , Giberelin dan Sitokinin ORGANIK (Non sintetik/kimia) mutlak
diperlukan untuk menghasilkan pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman yang optimal.
Untuk mengetahui bagaimana mekanisme kerja HORMONIK (Auksin, Giberelin dan Sitokinin)
pada tanaman, berikut diuraikan secara global dan sederhana :
Pemberian Auksin eksogen (HORMONIK) akan meningkatkan permeabilitas dinding sel yang akan
mempertinggi penyerapan unsur , diantaranya unsur N, Mg, Fe, Cu untuk membentuk chlorofil yang sangat
diperlukan untuk mempertinggi fotosintesis. Dengan fotosintesis yang semakin meningkat akan dihasilkan
hasil fotosintesis yang meningkat dan bersama dengan auxin akan bergerak ke akar untuk memacu
pembentukan Giberelin dan Sitokinin di akar yang akan membantu pembentukan dan perkembangan akar .
Penambahan kandungan Auksin eksogen di akar akan meningkatkan tekanan turgor akar sehingga Giberelin
dan Sitokinin endogen di akar akan diangkut ke atas/ bagian tajuk tanaman. Dengan penambahan Sitokinin
dan Giberelin eksogen maka terjadi peningkatan kandungan Sitokinin dan Giberelin ditanaman (tajuk) dan
akan meningkatkan jumlah sel (oleh hormon Sitokinin) dan ukuran sel (oleh hormon Giberelin) yang
bersama-sama dengan hasil fotosintat yang meningkat di awal penanaman akan mempercepat proses
pertumbuhan vegetatif tanaman (termasuk pembentukan tunas-tunas baru) selain juga mengatasi kekerdilan
tanaman.
Seiring dengan pertumbuhan vegetatif tanaman, hasil fotosentesis akan meningkat terus dan
ditambah kandungan Giberelin dan sitokinin eksogen akan meningkatkan perbandingan C/N yang
menyebabkan peralihan dari masa vegetatif ke generatif dengan terbentuknya kuncup bunga/buah atau umbi.
Pada saat terbentuk bunga atau buah, jika kandungan auksin rendah maka sel-sel antara tangkai bunga/buah
dengan ranting/cabang akan berubah menjadi jaringan mati yaitu jaringan gabus sehingga bunga/buah mudah
rontok. Dengan penambahan Auxin Eksogen akan menghambat perubahan sel-sel tersebut menjadi jaringan
gabus sehingga kerontokkan dapat dicegah/dikurangi. Di fase generatif ini penambahan Hormon Sitokinin
dan Giberelin eksogen akan meningkatkan kapasitas jaringan penyimpanan hasil fotosintesa yang dipanen
(umbi, buah dll) yaitu sitokinin akan memperbanyak sel jaringan penyimpanan dan Giberelin akan
memperbesar sel jaringan penyimpanan sehingga mampu menerima hasil-hasil fotosintesa lebih banyak yang
berakibat ukuran jaringan penyimpanan (buah) lebih besar (semangka, kentang, dll) atau bernas (padi, jagung
dll).

AUXIN. Beberapa proses bekerjanya auxin pada tumbuhan adalah sebagai berikut :
1. Auxin turut serta dalam reaksi molekuler. Auxin bekerja sepertinya bekerjanya koenzim dalam
pertumbuhan tanaman
2. Auxin mempengaruhi enzim. Auxin bekerja sebagai zat pelindung bagi enzim dari inaktivasi. Auxin
mempengaruhi DNA sehingga aktif dalam sintesis protein.
3. Auxin mempengaruhi tekanan osmotic tumbuhan. Auxin akan menaikkan tekanan osmotic
tumbuhan sehingga akan menaikkan proses penyerapan air oleh tumbuhan.
4. Auxin akan memperpanjang/mengembangkan ukuran sel. Penjelasan secara sederhana adalah bahwa
auxin akan melunakkan dinding sel sehingga terjadi kenaikkan penyerapan air oleh sel yang akan
berakibat sel mengembang.
5. Auxin menaikkan penyerapan H20.

GIBERELIN. Giberelin bekerja pada gen dengan menyebabkan aktivasi gen-gen tertentu. Gen-gen yang
diaktifkan akan membentuk enzim-enzim baru yang menyebabkan terjadinya perubahan morphogenetik
(penampilan/kenampakan tanaman).

SITOKININ. Sitokinin terutama bekerja pada proses cytokinesis (proses pembelahan sel) pada berbagai
organ tanaman.

AUXIN. Beberapa fungsi auxin pada tumbuhan sebagai berikut:


1. Perkecambahan biji. Auxin akan mematahkan dormansi biji (biji tidak mau berkecambah) dan akan
merangsang proses perkecambahan biji. Perendaman biji/benih dengan Auxin juga akan membantu
menaikkan kuantitas hasil panen.
2. Pembentukkan akar. Auxin akan memacu proses terbentuknya akar serta pertumbuhan akar dengan
lebih baik
3. Pembungaan dan pembuahan. Auxin akan merangsang dan mempertinggi prosentase timbulnya
bunga dan buah.
4. Mendorong Partenokarpi. Parthenokarpi adalah suatu kondisi dimana tanaman berbuah tanpa
fertilisasi atau penyerbukan
5. Mengurangi gugurnya buah sebelum waktunya.
6. Mematahkan dominansi pucuk / apikal, yaitu suatu kondisi dimana pucuk tanaman atau akar tidak
mau berkembang.

GIBERELIN. Beberapa fungsi Giberelin pada tumbuhan sebagai berikut :


1. Mematahkan dormansi atau hambatan pertumbuhan tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh
normal (tidak kerdil) dengan cara mempercepat proses pembelahan sel.
2. Meningkatkan pembungaan.
3. Memacu proses perkecambahan biji. Salah satu efek Giberelin adalah mendorong terjadinya sintesis
enzim dalam biji seperti amilase, protease dan lipase dimana enzim tersebut akan merombak dinding sel
endosperm biji dan menghidrolisis pati dan protein yang akan memberikan energi bagi perkembangan
embrio diantaranya adalah radikula yang akan mendobrak endosperm, kulit biji atau kulit buah yang
membatasi pertumbuhan/perkecambahan biji sehingga biji berkecambah
4. Berperan pada pemanjangan sel. Peran Giberelin pada pemanjangan sel melalui :
A. Peningkatan kadar auxin:
- Giberelin akan memacu pembentukan enzim yang melunakkan dinding sel terutama enzim proteolitik
yang akan melepaskan amino triptofan (prekusor/pembentuk auksin) sehingga kadar auxin meningkat.
- Giberelin merangsang pembentukkan polihidroksi asam sinamat yaitu senyawa yang menghambat kerja
dari enzim IAA oksidase dimana enzim ini merupakan enzim perusak Auxin.
B. Giberelin merangsang terbentuknya enzim a-amilase dimana enzim ini akan menghidrolisis pati
sehingga kadar gula dalam sel akan naik yang akan menyebabkan air lebih banyak lgi masuk ke sel
sehingga sel memanjang.
Berperan pada proses partenokarpi. Pada beberapa kasus pembentukan buah dapat terjadi tanpa
adanya fertilisasi atau pembuahan, proses ini dinamai partenokarpi. .
SITOKININ.
Sitokinin merupakan ZPT yang mendorong pembelahan (sitokinesis). Beberapa macam sitokinin
merupakan sitokinin alami (misal : kinetin, zeatin) dan beberapa lainnya. merupakan sitokinin sintetik.
Sitokinin alami dihasilkan pada jaringan yang tumbuh aktif terutama pada akar, embrio dan buah. Sitokinin
yang diproduksi di akar selanjutnya diangkut oleh xilem menuju sel-sel target pada batang.
Ahli biologi tumbuhan juga menemukan bahwa sitokinin dapat meningkatkan pembelahan,
pertumbuhan dan perkembangan kultur sel tanaman. Sitokinin juga menunda penuaan daun, bunga dan buah
dengan cara mengontrol dengan baik proses kemunduran yang menyebabkan kematian sel-sel tanaman.
Penuaan pada daun melibatkan penguraian klorofil dan protein-protein, kemudian produk tersebut diangkut
oleh floem ke jaringan meristem atau bagian lain dari tanaman yang membutuhkannya.
Pada tumbuhan, efek sitokinin sering dipengaruhi oleh keberadaan auksin. Misalkan ada 2
tanaman sejenis yang memiliki umur yang sama. Tanaman 1 memiliki tunas ujung (tunas terminal);
sedangkan tanaman 2 kuncup terminalnya sudah dipotong. Pada tanaman 1, auksin yang diangkut dari
kuncup terminal ke batang memacu pertumbuhan memanjang batang sehingga tanaman menjadi bertambah
tinggi. Pada tanaman ini auksin menghambat pertumbuhan tunas samping (tunas lateral/aksilar). Pada
tanaman 2 karena tidak memiliki kuncup terminal, pengaruh menghambat dari auksin terhadap pertumbuhan
tunas aksilar tidak terjadi. Sitokinin yang ditransportasikan dari akar ke batang mampu mengaktifkan
pertumbuhan tunas-tunas samping sehingga tanaman memiliki cabang yang banyak dan menjadi rimbun.
Pengetahuan tentang penggunaan sitokinin ini dimanfaatkan oleh petani yang memproduksi pohon natal
untuk menghasilkan cabang-cabang yang menarik pada pohon tersebut.
Sebagian besar tumbuhan memiliki pola pertumbuhan yang kompleks yaitu tunas lateralnya
tumbuh bersamaan dengan tunas terminalnya. Pola pertumbuhan ini merupakan hasil interaksi antara auksin
dan sitokinin dengan perbandingan tertentu. Sitokinin diproduksi dari akar dan diangkut ke tajuk, sedangkan
auksin dihasilkan di kuncup terminal kemudian diangkut ke bagian bawah tumbuhan. Auksin cenderung
menghambat aktivitas meristem lateral yang letaknya berdekatan dengan meristem apikal sehingga
membatasi? pembentukan tunas-tunas cabang dan fenomena ini disebut dominasi apikal. Kuncup aksilar
yang terdapat di bagian bawah tajuk (daerah yang berdekatan dengan akar) biasanya akan tumbuh
memanjang dibandingkan dengan tunas aksilar yang terdapat dekat dengan kuncup terminal. Hal ini
menunjukkan ratio sitokinin terhadap auksin yang lebih tinggi pada bagian bawah tumbuhan.
Interaksi antagonis antara auksin dan sitokinin juga merupakan salah satu cara tumbuhan dalam
mengatur derajat pertumbuhan akar dan tunas, misalnya jumlah akar yang banyak akan menghasilkan
sitokinin dalam jumlah banyak. Peningkatan konsentrasi sitokinin? ini akan menyebabkan sistem tunas
membentuk cabang dalam jumlah yang lebih banyak. Interaksi antagonis ini umumnya juga terjadi di antara
ZPT tumbuhan lainnya.
Beberapa fungsi Sitokinin pada tumbuhan sebagai berikut :
1. Pembelahan sel dan pembesaran sel. Sitokinin memegang peranan penting dalam proses
pembelahan dan pembesaran sel, sehingga akan memacu kecepatan pertumbuhan tanaman.
2. Pematahan Dormansi biji. Sitokinin berfungsi untuk mematahkan dormansi (tidak mau
berkecambah) pada biji-bijian tanaman.
3. Pembentukkan tunas-tunas baru,turut dipacu dengan penggunaan Sitokinin.
4. Penundaan penuaan atau kerusakan pada hasil panenan sehingga lebih awet.
5. Menaikkan tingkat mobilitas unsur-unsur dalam tanaman.
6. Sintesis pembentukkan protein akan meningkat dengan pemberian Sitokinin.

Asam absisat (ABA)


Musim dingin atau masa kering merupakan waktu dimana tanaman beradaptasi menjadi dorman
(penundaan pertumbuhan). Pada saat itu, ABA yang dihasilkan oleh kuncup menghambat pembelahan sel
pada jaringan meristem apikal dan pada kambium pembuluh sehingga menunda pertumbuhan primer maupun
sekunder. ABA juga memberi sinyal pada kuncup untuk membentuk sisik yang akan melindungi kuncup dari
kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan. Dinamai dengan asam absisat karena diketahui bahwa ZPT
ini menyebabkan absisi/rontoknya daun tumbuhan pada musim gugur. Nama tersebut telah popular walaupun
para peneliti tidak pernah membuktikan kalau ABA terlibat dalam gugurnya daun.
Pada kehidupan suatu tumbuhan, merupakan hal yang menguntungkan untuk
menunda/menghentikan pertumbuhan sementara. Dormansi biji sangat penting terutama bagi tumbuhan
setahun di daerah gurun atau daerah semiarid, karena proses perkecambahan dengan suplai air terbatas akan
mengakibatkan kematian. Sejumlah faktor lingkungan diketahui mempengaruhi dormansi biji, tetapi pada
banyak tanaman ABA tampaknya bertindak sebagai penghambat utama perkecambahan. Biji-biji tanaman
setahun tetap dorman di dalam tanah sampai air hujan mencuci ABA keluar dari biji.
Sebagaimana telah dibahas di atas bahwa giberelin juga berperan dalam perkecambahan biji. Pada
banyak tumbuhan, rasio ABA terhadap giberelin menentukan apakah biji akan tetap dorman atau
berkecambah. Hal yang sama juga terdapat pada kasus dormansi kuncup yang pertumbuhannya dikontrol
oleh keseimbangan konsentrasi antar ZPT. Sebagai contoh pada pertumbuhan kuncup dorman tanaman apel,
walaupun konsentrasi ABA pada kenyataannya lebih tinggi, tetapi gibberelin dengan konsentrasi yang tinggi
pada kuncup yang sedang tumbuh menunjukkan pengaruh yang sangat kuat pada penghambatan
pertumbuhan tunas dorman.
Selain perannya pada dormansi, ABA berperan juga sebagai stress plant growth hormon yang
membantu tanaman tersebut menghadapi kondisi yang tidak menguntungkan, misalnya pada saat tumbuhan
mengalami dehidrasi, ABA diakumulasikan di daun dan menyebabkan stomata menutup. Hal ini walaupun
mengurangi laju fotosintesis, tumbuhan akan terselamatkan dari kehilangan air lebih banyak melalui proses
transpirasi.

Você também pode gostar