Você está na página 1de 8

ANALISA JURNAL BERDASARKAN PICO

A. SUBTANSI PENELITIAN

1. Judul Penelitian :
Batuk efektif dan napas dalam untuk menurunkan kolonisasi Staphylo-
Coccus aureus Dalam sekret pasien pasca operasi dengan anastesi umum
di RSD dr. Soebandi Jember.

2. Tahun Penelitian :
2016

3. Nama Peneliti :
Rondhianto, Dini Kurniawati, Ayu Kurnia Vidiany

4. Lokasi Penelitian :
Rsd dr. Soebandi Jember.

5. Alamat Jurnal :
Nurse Line Journal Vol. 1 No. 1 Mei 2016: 151-158.

6. Pendahuluan :
Pembedahan merupakan salah satu prosedur yang digunakan untuk
mengobati penyakit. Tindakan pembedahan memerlukan tindakan
anastesi untuk menghilangkan fungsi tubuh dan menghilangkan nyeri
untuk sementara. Salah satu jenis anastesi yang paling banyak dilakukan
dalam pembedahan adalah anastesi umum (general aenesthesia).
Prosedur general aenesthesia biasanya dilakukan dengan cara inhalasi
maupun parenteral dengan melakukan pemasangan endotrakheal tube
(ETT).
Pembedahan dengan menggunakan general aenesthesia mempunyai efek
negatif, salah satunya adalah dapat menimbulkan penumpukan sekret di
dalam tenggorokan dan mikroorganisme mudah sekali masuk ke dalam
jalan nafas dan paru-paru karena
selama tidak sadar, refleks batuk untuk melindungi jalan nafas tidak lagi
memadai, bahkan hilang akibat dari efek obat anastesinya. Selain itu efek
pemasangan ETT dan gas anastesi juga dapat meningkatkan produksi
sekret akibat reaksi fisiologis tubuh terhadap benda asing yang masuk ke
dalam saluran nafas (Widjoseno dan Gardjito dalam Sjamsuhidajat dan
Jong, 2004). Infeksi saluran nafas akut terutama pneumonia
adalah penyebab kematian terbanyak yaitu sekitar 4 juta kematian per
tahun. Inhalasi benda asing atau sekret berlebihan pada saluran nafas atas
(mulut atau tenggorok) dapat masuk ke dalam paru-paru dan akan
memicu terjadinya infeksi pada paru-paru, yaitu pneumonia (The World
Health Report, 2003). Secara umum penyebab dari pneumonia adalah
bakteri dari jenis Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumonia dan
Haemophilus influenza. Kejadian pneumonia dapat juga terjadi pada saat
seseorang menjalani perawatan di rumah sakit, yang disebut sebagai
infeksi nosokomial. Mikroorganisme penyebab pneumonia nosokomial
terbanyak adalah Staphylococcus aureus. Bakteri ini merupakan bakteri
aerob yang sebenarnya merupakan flora normal dalam faring manusia.
Dalam jumlah melebihi normal bakteri ini dapat berubah menjadi
patogenik, karena dapat turun menuju saluran pernapasan bawah melalui
inhalasi dan dapat menyebabkan infeksi saluran nafas bawah seperti
pneumonia (Tortora dkk, 1995). Pneumonia nosokomial sangat
berhubungandengan terapi pernapasan yang diberikan kepada pasien.
Pasien yang terpasang alat bantu pernafasan, seperti pemasangan ETT,
memiliki resiko empat kali
lebih besar dari pada yang lain. Dengan angka kejadian pneumonia
nosokomial akibat pemasangan alat tersebut adalah 17-20%
(Gruendemann & Frensebner, 2005).

7. Metodelogi
a. Populasi
Populasi penelitian ini adalah pasien dewasa yang menjalani operasi
dan dirawat di RSD Soebandi Jember. Jumlah sampel 20 orang
(terdiri dari 10 orang kelompok perlakuan dan 10 orang kelompok
kontrol) dengan teknik sampling yaitu consecutive sampling. Kriteria
inklusi penelitian
1. Pasien pasca operasi
2. Dengan general aenesthesia
3. Status kesadaran composmentis
4. Usia dewasa muda (21-40 tahun)
5. Jenis pembedahan elektif
6. Lama perawatan minimal sampai hari keempat
7. Tanpa komplikasi paru sebelumnya dan
8. Bersedia menjadi responden.

b. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah quasy eksperiment, peneliti memberikan
perlakuan kepada 10 orang kelompok perlakuan dan 10 orang
kelompok control. rancangan penelitian ini menggunakan Posttest
only with non-equivalent control group design yang hampir sama
dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara
random. Dalam desain ini, baik kelompok eksperimental maupun
kelompok kontrol dibandingkan, kendati kelompok tersebut dipilih
dan ditempatkan tanpa melalui random. Dua kelompok yang ada
diberi pretes, kemudian diberikan perlakuan, dan terakhir diberikan
postes. Kelompok perlakuan diberikan latihan nafas dalam dan batuk
efektif sebelum pembedahan sampai responden mampu melakukan
prosedur tersebut dengan benar, setelah operasi responden diminta
melakukan prosedur nafas dalam dan batuk efektif setiap 2 jam dalam
waktu 3 hari dan dilakukan obeservasi dan monitoring terkait
prosedur tersebut. Pada hari ke-4, kemudian dilakukan pemeriksaan
mikrobiologi dengn mengukur jumlah kolonisasi bakteri
Staphilococcus aureus dalam sekret responden pada kelompok
perlakuan maupun kelompok control dibandingkan dengan batas
normal, yaitu <=110 CFU/ ml.
8. Hasil
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Rerata Usia
Karakteristik responden pada tabel 1 menunjukkan rerata usia
pada kelompok perlakuan adalah 30,30 tahun dan pada kelompok
kontrol 30,80 tahun dengan median 32,00 tahun.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin,


Tingkat Pendidikan, Jenis Pekerjaan
Pada tabel 2 menunjukkan karakteristik responden menurut jenis
kelamin pada kelompok perlakuan sebagian besar adalah berjenis
kelamin perempuan sebanyak 7 responden (70%). Pada kelompok
kontrol sebagian besar adalah berjenis kelamin laki-laki sebanyak
8 responden (80%). Tingkat pendidikan responden pada kelompok
perlakuan sebagian besar adalah berpendidikan SD/sederajat
sebanyak 4 responden (40%) dan sebagian kecil berpendidikan
SLTP/sederajat sebanyak 1 responden (10%). Pada kelompok
kontrol sebagian besar berpendidikan SLTP/sederajat dan tidak
sekolah masing-masing sebanyak 3 responden (30%) dan sebagian
kecil berpendidikan SD/sederajat dan SLTA/sederajat masing-
masing sebanyak 2 responden (20%). Menurut jenis pekerjaan
responden pada kelompok perlakuan sebagian besar adalah
berwirasuasta sebanyak 4 responden (40%) dan sebagian kecil
adalah pegawai suasta dan petani masing-masing sebanyak 1
responden (10%). Pada kelompok kontrol sebagian besar adalah
berwirasuasta sebanyak 4 responden (40%) dan sebagian kecil
adalah tidak bekerja dan lain-lain masing-masing sebanyak 1
responden (10%).

3. Perbedaan Jumlah Kolonisasi Staphilococcus aureus Pada


Kelompok Perlakuan dan Kontrol Pasca Operasi
Tabel 3 menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan jumlah
kolonisasi Staphylococcus aureus lebih dari normal yaitu
sebanyak 3 responden (30%) sedangkan pada kelompok kontrol
sebanyak 9 responden (90%).
4. Uji t Independent Kolonisasi Staphilococcus aureus Pada
Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol
Pada tabel 4 menunjukkan bahwa hasil dari uji statistik t-
independent menunjukkan nilai signifikan 0,000 (p <0,05) yang
berarti secara signifikan terdapat pengaruh batuk efektif dan napas
dalam terhadap penurunan kolonisasi Staphylococcus aureus
dalam sekret pasien pasca operasi dengan anastesi umum (general
anestesi) di RSD Dr. Soebandi Jember.

B. ANALISA JURNAL PICO

Problem
Kolonisasi Staphylococcus aureus dalam sekret pasien pasca operasi dengan
anastesi umum

Intervensi
Penelitian ini merupakan quasi experiment. Desain penelitian menggunakan
posttest only experimental design with non-equivalent control group
design.Sampel dalam penelitian ini sebanyak 20 responden pasien pasca
operasi dengan anastesi umum dibagi menjadi 2 kelompok (kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen). Intervensi (batuk efektif dan napas dalam)
diberikan kepada kelompok eksperimen. Data kemudian dianalisis
menggunakan uji independent t-test.

Comparison
Jurnal : Batuk efektif dan napas dalam untuk menurunkan kolonisasi
Staphylo-Coccus aureus Dalam sekret pasien pasca operasi dengan anastesi
umum di RSD dr. Soebandi Jember. Hasil : Salah satu upaya perawat untuk
melindungi pasien dari pneumonia nosokomial meminimalkan kolonisasi
Staphylococcus aureus dengan menerapkan batuk efektif dan napas dalam.
Prosedur ini dapat dilakukan setelah pasca operasi untuk membantu pasien
menghilangkan sekresi lendir yang berlebihan sehingga jumlah bakteri yang
terkandung dalam lendir dapat diminimalkan.
Jurnal : Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tehnik Relaksasi Nafas
Dalam dan Batuk Efektif pada Pasien Pasca Operasi dengan Anestesi Umum
di RSUD RAA Soewondo Pati : Hasil : Obat-obat anestetik mengubah pola
nafas normal dan menghambat mekanisme pertukaran gas. Pasca anestesi
biasanya kemampuan batuk menurun, lebih-lebih pada pembedahan rongga
perut, masalah ini diperberat oleh nyeri luka sehingga mudah terjadi retensi
sputum yang dapat mengakibatkan atelektasis, dan pneumonia, Sehingga
diperlukan adanya pendidikan kesehatan tentang tehnik relaksasi nafas dalam
dan batuk efektif khususnya pada pasien yang akan menjalani operasi dengan
anestesi umum.

Out-Come
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai t = 4,405 (p value= 0,000 <0,05)
yang berarti batuk efektif dan nafas dalam dapat mengurangi kolonisasi
Staphylococcus aureus pada pasien pasca operasi dengan anastesi umum di
Rumah Sakit Dr. Soebandi Jember dan dapat meminimalkan risiko
pneumonia nosokomial.

C. Jurnal

1. Subtansi
Kelebihan : Jurnal sangat berkontribusi dalam bidang keperawatan
medikal bedah terutama untuk menambah pengetahuan dalam
menganalisis pengaruh batuk efektif dan napas dalam terhadap kolonisasi
Staphylococcus aureus dalam sekret pasien pasca operasi dengan general
aenesthesia.
Kekurangan : -

2. Teori
Kelebihan : Didalam setiap pembahasan peneliti menyatakan teori-teori
yang mendukung sehingga memudahkan pembaca untuk menangkap
semua hasil yang didapatkan.
Kekurangan : -
3. Metodelogi
Kelebihan : Metode yang digunakan dalam penelitian ini sudah tepat
dengan menggunakan quasy eksperimen dengan memberikan perlakuan
terhadap kelompok perlakuan dan kelompok control.
Kekurangan : Dalam penelitian ini di katakan bahwa peneliti melakukan
observasi tiap 2 jam dalam 3 hari, peneliti tidak menjelaskan apakah
waktu setiap 2 jam itu dilakukan full selama 24 jam atau hanya pada pagi,
sore atau malam saja, dan juga tidak dijelaskan apakah keterlambatan
waktu dalam melakukan batuk efektif dan napas dalam akan
mempengaruhi hasil penelitian.

4. Interpretasi
Kelebihan : Penyajian data sudah bagus. Tabel disajikan secara terpisah
berdasarkan karakteristik yang ingin ditampilkan sehingga memudahkan
pembaca untuk mengetahui dan memahami hasil penelitian.
Kekurangan : dalam penelitian ini tidak dituliskan secara jelas kapan
responden diberikan penjelasan tentang pengertian batuk efektif dan
napas dalam, dan juga tidak dijelaskan waktu pemberian latihan napas
dalam dan batuk efektif apakah 1 jam sebelum operasi atau sehari
sebelum operasi.

5. Etika
Kelebihan : Peneliti sudah tepat melaksanakan anonimity dan
autonomity, dimana data pasien dirahasiakan dan pasien berhak
menentukan bersedia atau tidak menjadi responden.
Kekurangan : -

6. Gaya Penulisan
Kelebihan : Penulisan sudah bagus, rapi, dan cukup lengkap tanda baca,
kutipan langsung maupun tidak langsung sudah dicantumkan. Demikian
pula adanya kata atau kalimat asing dicetak miring sudah sesuai dengan
kaidah penulisan mulai dari judul hingga daftar pustaka.
Kekurangan : Dalam penulisan judul peneliti tidak menggunakan
segitiga terbalik.
D. Kritikal Thinking
Pada kriteria inklusi yang ada pada penelitian ini ada satu kriteria yang tidak
jelas yaitu lama perawatan minimal 4 hari, peneliti tidak menjelaskan apa
yang menjadi dasar diperlakukannya waktu minimal 4 hari tersebut, peneliti
tidak memberikan dasar teori yang jelas kenapa harus dalam waktu minimal 4
hari baru dapat dilakukan perlakuan, karena mungkin saja nantinya responden
hanya menjalani perawatan selama 2-3 hari, peneliti juga tidak menjelaskan
maksud “kelompok perlakuan diberikan latihan nafas dalam dan batuk efektif
sebelum pembedahan sampai responden mampu melakukan prosedur tersebut
dengan benar” disini sangat jelas sekali peneliti tidak memberikan penjelasan
waktu sebelum pembedahan itu kapan, diapakan 1 hari sebelum atau 1 jam
sebelum dan juga peneliti tidak menuliskan batasan tentang napas dalam dan
batuk efektif yang benar itu seperti apa, peneliti tidak mencantumkan apakah
diperlukan panduan untuk melatih responden dalam melakukan teknik napas
dalam dan batuk efektif seperti SOP yang sudah ada tentang teknik napas
dalam dan batuk efektif.

E. Implikasi
Dengan adanya penelitian ini diharapkan setiap RS dapat menerapkan metode
batuk efektik dan napas dalam untuk menurunkan kolonisasi Staphylococcus
aureus dalam sekret pasien pasca operasi dengan anastesi umum di kamar
operasi. Sedangkan bagi perawat yang bertugas di kamar operasi diharapkan
mampu menerapkan prosedur napas dalam sebelum dan sesudah pembedahan
pembedahan.

Você também pode gostar