Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Definisi
Acyclovir merupakan obat antivirus yang paling banyak digunakan karena efektif terhadap
infeksi HSV-1 dan HSV-2 baik local maupun sistemik (termasuk keratitisherpetic,
herpeticensefalitis, herpes genitalia, herpes neonatal, dan herpes labialis.) dan infeksi
menunjukkan penghambatan selektif terhadap replikasi virus herpes dengan aktivitas antiviral
yang poten secara klinis terhadap herpes simpleks dan virus Varicella zoster. Acyclovir merupakan
senyawa polar dan larut dalam media berair dan praktis tidak larut dalam kebanyakan pelarut
Mekanisme Kerja
Acyclovir adalah suatu prodrug yang baru memiliki efek antivirus setelah dimetabolisme
menjadi acyclovir trifosfat. Langkah yang penting dari proses ini adalah pembentukan acyclovir
monofosfat yang dikatalisis oleh timidin kinase pada sel hospes yang terinfeksi oleh virus herpes
atau Varicella zoster atau oleh fosfotransferase yang dihasilkan oleh sitomegalovirus. Kemudian
enzim seluler menambahkan gugus fosfat untuk membentuk acyclovir difosfat dan acyclovir
trifosfat. Acyclovir - deoksiguanosin trifosfat sebagai substrat DNA polimerase virus. Jika
acyclovir -deoksiguanosin) yang masuk ke tahap replikasi DNA virus, maka sintesis akan terhenti.
Inkorporasi acyclovir monofosfat ke DNA virus bersifat ireversibel karena enzim eksonuklease
tidak dapat memperbaikinya. Pada proses ini, DNA polimerase virus menjadi inaktif (Istiantoro
dkk, 2007).
Indikasi
Indikasi HSV-1 dan HSV-2 baik lokal maupun sistemik (termasuk keratitis herpetik,
herpes ensefalitis, herpes genitalia, herpes neonatal dan herpes labialis) dan infeksi VZV (Varisela
dan Herpes zoster). Karena kepekaan acyclovir terhadap VZV kurang dibandingkan dengan HSV,
maka dosis yang diperlukan untuk terapi kasus varicella dan zoster jauh lebih tinggi daripada terapi
Infeksi herpes genitalis inisial pada dewasa : Acyclovir 200 mg 5 kali sehari setiap 4 jam,
“immunocompromised” atau kelainan absorbsi pada usus dosis dapat ditingkatkan menjadi
400 mg, atau sebagai alternatif diberikan pengobatan secara intravena. Pengobatan harus
dimulai sedini mungkin, untuk rekuren sebaiknya pada periode mulai terjadinya lesi
pertama.
Pengobatan supresi infeksi herpes genitalis rekuren : Acyclovir 400 mg 2 kali sehari atau
Pengobatan intermitten infeksi herpes genitalis rekuren : Acyclovir 200 mg 5 kali sehari
Anak dibawah 2 tahun : Acyclovir 200 mg atau 20 mg/kg BB 4 kali sehari, selama 5 hari.
Pengobatan harus dimulai sedini mungkin dan pada saat awal timbulnya gejala infeksi.
Beberapa penderita mungkin mengalami infeksi “break through” pada pemberian dosis
total 800 mg sehari. Pengobatan harap dihentikan secara periodic dengan interval waktu 6
riwayat penyakit.
Efek Samping
Efek samping Asiklovir yang dapat terjadi : tuam kulit dan gangguan pencernaan seperti mual,
Acyclovir tidak boleh digunakan selama masa kehamilan kecuali bila manfaat yang didapat
jauh lebih besar daripada risikonya baik terhadap ibu maupun janin.
Interaksi Obat
Definisi
Vitamin merupakan senyawa organik yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil untuk
mempertahankan kesehatan. Vitamin dibagi menjadi 2 golongan, yaitu vitamin yang larut dalam
lemak (vitamin A, D, E, dan K); dan vitamin yang larut dalam air (vitamin B kompleks dan
vitamin C). Vitamin yang larut dalam air disimpan dalam tubuh hanya dalam jumlah terbatas dan
sisanya dibuang.
Terlibat dalam sintesis protein, Sianokobalamin atau vitamin B12 terlihat dalam lebih dan
satu sistem enzim dalam tubuh sangat penting untuk pertumbuhan, reproduksi sel, hematopoiesis,
dan nukleoprotein dan sintesis myelin. Sianokobalamin mempunyai struktur yang kompleks dan
mengandung unsur kobalt. Istilah vitamin B12 dan sianokobalamin digunakan bergantian sebagai
istilah generik untuk semua kobamida aktif pada manusia. Sediaan vitamin B12 untuk penggunaan
saja yang tetap aktif selama penyimpanan (Goodman dan Gilman, edisi 10).
Farmakodinamika
Sianokobalamin didistribusikan dan disimpan terutama di hati dan sumsum tulang. Dalam
darah terikat trankobalamin II. Sianokobalamin dengan cepat dieliminasi dalam urin 50% sampai
Vitamin B12 dalam makanan, dengan adanya asam lambung dan pankreatik protease,
dilepaskan dari makanan dan protein pengikat saliva serta berikatan pada faktor intrinsik lambung.
Jika kompleks faktor intrinsik vitamin B12 mencapai ileum, kompleks ini berinteraksi dengan
reseptor pada permukaan sel mukosa dan secara aktif diangkut ke dalam sirkulasi. Faktor intrinsik
yang cukup, empedu, dan natrium bikarbonat (pada pH yang sesuai), semua dibutuhkan untuk
transpor vitamin B12 dalam ileum (Allen dan Mehlman, 1973; Herzlich dan Herbert, 1984).
Farmakokinetik
Sianokobalamin dalam tubuh cepat diserap. Tiap kali diabsorpsi, vitamin B12 berikatan pada
transkobalamin II, yakni suatu β-globulin plasma, untuk mentransfor ke jaringan. Dua
transkobalamin lainnya lainnya (I dan III) juga terdapat dalm plasma; konsentrasinya terkait
dengan laju pergantian granulosit. Keduanya mungkin menunjukkan simpanan protein intraseluler
yang dilepas disertai kematian sel (Scott et al., 1974). Vitamin B12 yang terikat pasa
transkobalamin II secara cepat dibersihkan dari plasma dan didistribusikan lebih dahulu ke sel
parenkim hati. Hati merupakan depot penyimpanan bagi jaringan lainnya. Pada orang dewasa
normal, sebanyak 90% simpanan vitamin B12 pada tubuh terdapat di dalam hati, mulai dari 1-10
mg. vitamin B12 disimpan sebagai koenzim aktif dengan laju pergantian 0,5-8 µg per hari,
bergantung pada ukuran simpanan tubuh (Heysel et al., 1966). Asupan vitamin B12 harian yang
dianjurkan untuk orang dewasa adalah 2,4 µg. Kurang lebih 3 µg kobalamin disekskresikan ke
dalam empedu setiap hari, sebanyak 50 % sampai 60% mewakili analog kobalamin yang tidak
Indikasi
misalnya anemia pernisiosa, patologi disfungsi GI atau operasi termasuk gluten enteropati, bakteri
pada usus kecil, gastrektomi total atau sebagian, dan defisiensi asam folat. Sianokobalamin juga
berperan dalampembentukan sel darah merah dalam tubuh, serta metabolisme sel-sel tubuh.
Seperti sintesis dan regulasinya serta metabolisme menjadi energi pada asam lemak yang terdapat
Defisiensi
pernisiosa, MS (multiple sclerosis), parkinson, diabetic neruophaty, parasit usus, sariawan dan
kerusakan lokal pada mukosa ileum oleh penyakit atau sebagai akibat pembedahan serta gejala-
gejala sindrom kelelahan. Gejala ini juga dapat menyebabkan kemandulan pada pria dan wanita
dewasa atau juga menyebabkan keterlambatan pertumbuhan pada anak-anak. Defisiensi sangat
jarang terjadi dan dapat disebabkan oleh diet yang miskin B12 yaitu pada orang vegetarir (Obat-
ASAM FOLAT
Mekanisme Kerja :Folat eksogen dibutuhkan untuk sintesis nucleoprotein dan pemeliharaan
eritropoiesis normal.Asam folat menstimulasi produksi sel darah merah, sel darah putih, dan
Farmakokinetik :Asam folat yang berasal dari makanan harus mengalami hidrolisa, reduksi, dan
metilasi pada saluran pencernaan sebelum diabsorpsi.Perubahan asam folat menjadi bentuk
aktifnya, tetrahidrofoat, memerlukan vitamin B12. Asam folat terdapat dalam plasma sekitar 15-30
menit setelah pemberian secara oral, kadar puncak biasanya dicapai dalam 1 jam. Setelah
pemberian secara i.v, asam folat secara cepat dibersihkan dari plasma.Sebagian besar produk
metabolitnya muncul diurin setelah 6 jam, ekskresi lengkap dicapai dalam 24 jam.
Kontra Indikasi :Pengobatan anemia pernisiosa dan anemia megaloblastik lainnya dimana
Peringatan :Jangan diberikan secara tungga untuk anemia pernisiosa Addison dan penyakit
defisiensi vitamin B12 lainnya karena dapat menimbulkan degenerasi majemuk dari medulla
spinallis.Jangan digunakan untuk penyakit ganas kecuali anemia megaloblastik karena defisiensi
Efek Samping :Asam folat relatif tidak toksik terhadap manusia.Efek samping yang umum terjadi
adalah perubahan pola tidur, sulit berkonsentrasi, iritabilitas, aktivitas berlebih, depresi mental,
Chlorhexidine
scrub, mouth wash, neonatal bath & general skin antiseptic. Chlorhexidine menyerang bakteri
Gram postif dan negative, bakteri ragi, jamur, protozoa, alga dan virus Chlorhexidine merupakan
antiseptik dan disinfektan yang mempunyai efek bakterisidal dan bakteriostatik terhadap bakteri
Gram (+) dan Gram (-). Chlorhexidine lebih efektif terhadap bakteri Gram positif dibandingkan
dengan bakteri Gram negatif. Chlorhexidine sangat efektif mengurangi radang gingiva
dan akumulasi p1ak, pendapat ini sesuai pendapat bahwa larutan chlorhexidine sangat efektif
Chlorhexidine sangat sedikit diserap oleh saluran gastrointestinal, oleh karena itu CHX
memiliki toksisitas yang rendah. Chlorhexidine diabsorbsi ke permukaan gigi atau mukosa oral,
dental plak untuk kemudian dilepas dalam level terapeutik sehingga lebih efektif dalam
mengontrol pertumbuhan plak bakteri. 30% dipertahankan dalam rongga mulut dan kemudian
dirilis perlahan.
Farmakodinamik
sel (pada pemaparan chlorhexidine konsentrasi rendah) dan koagulasi kandungan intraselular sel
Chlorhexidine akan diserap dengan sangat cepat oleh bakteri dan penyerapan ini tergantung pada
konsentrasi chlorhexidine dan pH. Chlorhexidine menyebabkan kerusakan pada lapisan luar sel
bakteri, namun kerusakan ini tidak cukup untuk menyebabkan kematian sel atau lisisnya sel.
Kemudian chlorhexidine akan melintasi dinding sel atau membran luar, diduga melalui proses
difusi pasif, dan menyerang sitoplasmik bakteri atau membrane dalam sel bakteri. Kerusakan pada
membrane semipermiabel ini akan diikuti dengan keluarnya kandungan intraselular sel bakteri.
Kebocoran sel tidak secara langsung menyebabkan inaktivasi selular, namun hal ini merupakan
konsekuensi dari kematian sel. Chlorhexidine konsentrasi tinggi akan menyebabkan koagulasi
(penggumpalan) kandungan intraselular sel bakteri sehingga sitoplasma sel menjadi beku, dan
mengakibatkan penurunan kebocoran kandungan intraselular. Jadi terdapat efek bifasik (memiliki
2 fase) chlorhexidine pada permeabilitas membran sel bakteri, dimana peningkatan kebocoran
Chlorhexidine dikenal sangat baik dalam mencegah terbentuknya plak pada gigi. Dasar
yang kuat untuk mencegah terbentuknya plak adalah terjadinya ikatan antara CHX dengan
molekul-molekul permukaan gigi antara lain polisakarida, protein, glikoprotein, saliva, pelikel,
mukosa serta permukaan hidroksiapatit. Akibat adanya ikatan-ikatan tersebut maka pembentukan
plak dihambat. Hal ini juga dipengaruhi oleh konsentrasi dari medikasi, pH, temperatur, lamanya
waktu kontak larutan dengan struktur rongga mulut.Penyelidikan lain secara in vitro, CHX yang
diserap oleh hidroksiapatit pada permukaan gigi dan mucin pada saliva, kemudian dilepas dalam
bentuk yang aktif, yang menyebabkan efek antimikroba diperpanjang sampai 12 jam, keadaan ini
Indikasi
Gingivitis
Denture stomatitis
Periodontitis
Mencegah karies
Mencegah terjadinya osteitis alveolar pasca pencabutan molar ketiga yang impaksi
Kontraindikasi
Efek samping
Efek samping yang dapat ditimbulkan oleh Chlorhexidine terutama dalam jangka waktu yang
panjang diantaranya :
taste alteration
iritasi mukosa
deskuamasi mukosa
contact dermatitis
photosensitivity
transient parotitis
Interaksi Obat
Jika chlorhexidine digunakan bersamaan dengan obat-obat dibawah ini, maka akan menimbulkan
efek seperti reaksi disulfiram, yaitu seperti mual, muntah, pusing, muka merah, napas pendek, sakit
kepala hebat, gangguan penglihatan, palpitasi jantung, dan mungkin juga pingsan
Alkohol
Disfulfiram
Metronidazole
Sediaan
Dosis
Mencegah plak
Gingivitis
berkumur dengan 15 ml chlorhexidine 0,2 atau 0,12% selama 30 detik setelah menggosok
Denture stomatiti
rendam gigi tiruan dengan chlorhexidine selama 1- 2 menit kemudian pasien berkumur
sesuai petunjuk