Você está na página 1de 16

ACTIVITY BASED COSTING & JOB

ORDER COSTING

DISUSUN OLEH :

Andi Tenri Dettya Uleng Pangerang A012181005

MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2018
BAB I
ACTIVITY BASED COSTING

I. BIAYA PER UNIT


Biaya per unit (unit cost) adalah jumlah biaya yang berkaitan dengan unit yang diproduksi
dibagi dengan jumlah unit yang diproduksi. Perhitungan biaya berdasakan fungsi dan berdasarkan
aktivitas membebankan biaya kepada objek biaya seperti produk, pelanggan, pemasok, bahan baku,
dan jalur pemasaran. Ketika biaya dibebankan pada objek biaya, biaya per unit dihitung dengan
membagi biaya total yang dibebankan degan jumlah unit dari objek biaya tertentu. Definisi biaya
produk bergantung pada tujuan manajerial yang hendak dipenuhi. Definisi biaya produk tersebut
diharuskan untuk pelaporan keuangan pihak eksternal sehingga memainkan peran penting dalam
penilaian persediaan dan menentukan pendapatan.

i. Pentingnya Biaya Produk Per Unit


Sistem akuntansi biaya memiliki tujuan pengukuran dan pembebanan biaya sehingga biaya
per unit dari suatu produk atau jasa dapat ditentukan. Biaya per unit adalah bagian penting dari
informasi bagi suatu perusahaan manuaktur.keputusan untuk membuat atau membeli suatu produk
atau jasa, menerima atau menolak suatu pesanan khusus, serta mempertahankan atau
menghentikan suatu produk atau jasa memerlukan informasi biaya per unit.

ii. Cara Untuk Mendapatkan Informasi Biaya Per Unit


Dua sistem pengukuran tersebut adalah :
1. Perhitungan biaya aktual : membebankan biaya aktual bahan baku langsung, tenaga kerja
langsung, dan overhead ke produk.
2. perhitungan biaya normal : membebankan biaya aktual bahan baku langsung dan tenaga
kerja langsung ke produk ; akan tetapi biaya overhead dibebankan ke produk dengan
menggunakan tarif perkiraan.
3. Tarif perkiraan overhead adalah suatu tarif yang didasarkan pada perkiraan data dan dihitung
dengn menggunakan rumus :
Tarif Perkiraan Overhad = Biaya yang diperkirakan / Penggunaan aktivitas yang diperkirakan

II. PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK BERDASARKAN FUNGSI


Perhitungan biaya produk berdasarkan fungsi membebankan biaya dari bahan baku langsung
dan tenaga kerja langsung ke produk dengan menggunakan penelusuran langsung. Secara spesifik,
perhitungan biaya berdasarkan fungsi menggunakan penggerak aktivitas tingkat unit untuk
membebankan biaya ovehead ke produk.
Penggerak aktivitas tingkat unit adalah faktor yang menyebabkan perubahan dalam biaya
seiring dengan perubahan jumlah unit yang diproduksi.
Contoh dari penggerak tingkat unit yang umumnya digunakan untuk membebankan overhead,
meliputi:
 Unit yang diproduksi
 Jam tenaga kerja langsung
 Biaya tenaga kerja langsung
 Jam mesin
 Biaya bahan baku langsung.

Langkah selanjutnya adalah menentukan kapsitas aktivitas yang diukur penggerak :


1. Kapasitas aktivitas yang diharapkan : output aktivitas yang diharapkan perusahaan dapat
tercapai pada tahun yang akan datang.
2. Kapasitas Aktivitas normal : output aktivitas rata-rata yang perusahaan alami dala
jangka panjang.
3. Kapasitas aktivitas teoritis : output aktivitas maksimum secara absolut yang dapat
direalisasikan dengan berasumsi bahwa semua beroperasi sempurma.
4. Kapasitas aktivitas praktis : output maksimum yang dapat diwujudkan jika semuanya
berjalan dengan efisien.

i. Tarif Keseluruhan Pabrik


Perhitungan ini terdiri dari dua tahap, pertama, biaya overhead yang dianggarkan akan
diakumulasi menjadi satu kesatuan untuk keseluruhan pabrik. Terakhir, biaya overhead dibebankan
ke produk, melalui cara mengalikan tarif tersebut dengan jumlah total jam tenaga kerja langsung
aktual yang digunakan masing-masing produk.

Gambar 1.1 Perhitungan Biaya Berdasarkan Fungsi: Tarif Keseluruhan Pabrik


ii. Penghitungan Tarif Keseluruhan
Tarif perkiraan Overhead = Overhead yang dianggarkan / aktivitas yang diharapkan

Overhead yang dibebankan adalah jumlah total overhead yang dibebankan ke produksi aktual
pada titik tertentu dalam suatu waktu.
Overhead yang dibebankan = Tarif Overhead x Output aktivitas aktual
Perbedaan antara overhead aktual dan overhead yang dibebankan disebut variasi overhead. Jadi
kemungkinan akan tercipta overhead yang terlalu rendah dibebankan (underapplied overhead) atau
ovehead yang terlalu tinggi dibebankan (overapplied overhead).
Biaya per unit dihitung dengan menjumlahkan total biaya utama produk ke biaya overhead yang
dibebankan, dan kemudian membagi biaya total ini dengan unit yang diproduksi.

iii. Tarif Departemen


Ada 2 tahap bagi tarif overhead departemen. Pada tahap pertama, biaya overhead
keseluruhan pabrik dibagi dan dibebankan ke tiap departeman produksi, dan membentuk kesatuan
biaya overhead departemen. Selanjutnya, pada tahap kedua, overhead dibebankan ke produk
dengan mengkalikan tarif departemen dengan jumlah penggerak yang digunakan dalam departemen
terkait. Jumlah overhead yang dibebankan pada produk secara sederhana adalah jumlah dari
banyaknya overhead yang dibebankan pada setiap departemen.

iv. Perhitungan
Gambar 1.2 perhitungan biaya berdasarkan fungsi: Tarif Departemen

Total overhead yang dibebankan ke produk secara sederhana adalah jumlah dari banyaknya
overhead yang dibebankan dalam setiap departemen.
Overhead yang dibebankan adalah total dari banyaknya overhead yang dibebankan dalam tiap
deprtemen.
III. KETERBATASAN SISTEM AKUNTANSI BIAYA BERDASARKAN FUNGSI
Tarif keseluruhan pabrik dan tariff departemen telah digunakan selama beberapa decade dan
dilanjutkan terus oleh banyak organisasi. Apabila perusahaan yang beroperasi dalam lingkungan
yang kompetitif mengadaptasi strategi baru untuk mencapai kesempurnaan dalam bersaing, sistem
akuntasi biaya mereka sering kali harus berubah agar dapat sejalan.
Sering kali organisasi mengalami gejala tertentu yang menunjukkan bahwa sistem akuntansi
biaya mereka telah ketinggalan jaman. Contoh gejala sistem biaya yang ketinggalan jaman, asil dari
penawaran sulit dijelaskan, harga pesaing tampak tidak wajar rendahnya, margin laba sulit untuk
dijelaskan, produk yang sulit diproduksi menunjukka laba yang tinggi, pelanggan tidak mengeluh atas
naiknya harga.

IV. BIAYA OVERHEAD YANG TIDAK BERKAITAN DENGAN JUMLAH UNIT


Dengan hanya menggunakan penggerak biaya aktivitas berdasarkan unit untuk
membebankan biaya ovehead yang tidak berkaitan dengan unit, akan menciptakan distorsi banyak
produk. Tingkat keparahannya tergantung pada berapa proporsi keseluruhan biaya overhead yang
ditunjukkan oleh biaya tingkat non unit ini.

v. Keanekaragaman Produk
Keanearagaman produk berarti bahwa produk mengkonsumsi aktivitas overhead dalam
proporsi yang berbeda – beda. Proporsi setiap aktivitas yang dikonsumsi oleh suatu produk
didefinisikan sebagai rasio konsumsi.

V. PERHITUNGAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN AKTIVITAS


Dalam pembebanan overhead tradisional melibatkan dua tahap, yaitu:
1. Biaya overhead dibebankan ke unit organisasi (pabrik atau departemen)
2. Biaya overhead kemudian dibebankan ke produk.
Seperti dalam sistem biaya berdasarkan aktivitas, pertama-tama menelusuri biaya aktivitas
dan kemudian produk. Akan tetapi, dalam sistem biaya ABC menekankan penelusuran langsung dan
penelusuran penggerak (menekankan hubungan sebab-akibat), sedangkan sisem biaya tradisional
cenderung intensif lokasi (sangat mengabaikan hubungan sebab-akibat)

vi. Identifikasian Aktivitas dan Atributnya


Kamus aktivitas mendaftar aktivitas-aktivitas dalam sebuah organisasi bersamaan dengan
atribut aktivitas yang penting. Atribut aktivitas adalah informasi keuangan dan non keuangan yang
menggambarkan aktivitas individual. Aktivitas primer adalah aktivitas yang dikonsumsi produk atau
pelanggan. Aktivitas sekunder adalah aktivitas yang dikonsumsi oleh aktivitas primer.

vii. Pembebanan Biaya ke Aktivitas


Begitu aktivitas diidentifikasikan dan dijelaskkan, tugas berikunya adalah menentukan berap banyak
biaya untuk melakukan tiap aktivitas. Hal ini membutuhkan identifikasi sumber daya yang dikonsumsi
oleh tiap aktivitas. Penggerak sumber daya adalah faktor-faktor yang mengukur pemakaian sumber
daya oleh aktivitas.

VI. PEMBEBANAN BIAYA PADA AKTIVITAS LAIN


Pembebanan biaya pada aktivitas menlengkapi tahap awal perhitungan biaya berdasarkan
aktivitas. Pada tahap berikutnya, aktivitas diklasifikasikan sebagai primer dan sekunder. Jika terdapat
aktivitas sekunder, maka tahap berikutnya muncul. Pada tahap berikutnya, biaya aktivitas sekunder
dibebankan pada aktivitas-aktivitas yang memakai outputnya.

viii. Pembebanan Biaya Pada Produk


Setelah biaya dari aktivitas primer ditentukan, maka biaya tersebut dapat dibebankan pada
produk dalam suau proporsi sesuai dengn aktivitas penggunaannya, seperti dengan diukur oleh
penggerak aktivitas. Pembebanan ini diselesaikan dengan penghitungan suatu tarif aktivitas yang
ditentukan terlebih dahulu dan menglikan tarif ini dengan penggunaan aktual aktivitas.

ix. Perincian Klasifikasi Aktivitas


Untuk tujuan perhitungan biaya produk, aktivitas dapat diklasifikasikan dalam empat kategori
umum, yaitu :
1. Aktivitas tingkat unit : aktivitas yang dilakukan setiap kali sebuah unit diproduksi.
2. Aktivitas tingkat batch : aktivitas yang dilakukan setiap suatu batch produk diproduksi. Biaya
aktivitas tingkat batch dervariaso dengan julah batch, tetapi tetap terhadap jumlah unit pada
setiap batch.
3. Aktivitas tingkat prduk : aktivitas yang dilakukan bila diperlukan untuk mendukung berbagai
produk yang diproduksi perusahaan.
4. Aktivitas tingkat fasilitas : sktivitas yang menopang proses proses umum produksi suatu
pabrik.

VII. MENGURANGI UKURAN DAN KERUMITAN DARI SISTEM PERHITUNGAN BIAYA


BERDASARKAN AKTIVITAS
Pada tahap pertama perhitungan biaya berdasarkan aktivitas, aktivitas diidentifikasi, biaya
dihubungkan dengan aktivitas individual, dan aktivitas diklasifikasikan sebagai aktivitas primer atau
sekunder. Dalam tahap lanjutan, biaya dari aktivitas sekunder dibebankan ulang pada aktivitas
primer. Dalam tahap akhir, biaya dari aktivitas primer dibebankan pada produk atau pelanggan.
x. Mengurangi Jumlah Tarif dengan Menggunakan Rasio Konsumsi
Salah satu cara yang sangat langsung untuk mengurangi jumlah tarif adalah mengumpulkan
semua aktivitas yang memiliki rasio komsumsi yang sama dalam satu kelompok biaya.

xi. Mengurangi Jumlah Tarif Melalui Aproksimasi ABC


Sistem yang relevan dan mirip (aproksimasi) ABC bisa digunakan dibeberapa organisasi
daripada sistem ABC murni yang sulit diterapkan. Salah satu cara mengurangi jumlah tarif adalah
dengan hanya menggunakan aktivitas yang paling mahal dan menggunakan penggerakannya untuk
membebankan biaya pada produk. Biaya dari aktivitas yang tidak terlalu mahal dialokasikan dalam
kelompok biaya dari aktivitas yang mahal.

xii. Perbandingan Dengan Perhitungan Biaya Berdasarkan Fungsi


Pada sistem berdasarkan fungsi yang lebih canggih, biaya overhead diklasifikasikan sebagai
biaya tetap dan variable dengan penggerak berdasarkan unit. Dari perspektif perhitungan biaya
berdasarkan aktivitas, overhead variable ditelusuri secara memadai pada setiap produk. Akan tetapi,
pembebanan biaya overhead tetap menggunakan penggerak aktivitas berdasarkan unit dapat
bersifat arbitrer, dan mungkin tidak mencerminkan aktivitas sesungguhnya yang digunakan produk.
BAB II
JOB ORDER COSTING

I. KARAKTERISTIK LINGKUNGAN PESANAN DAN PROSES

Dalam organisasi, perusahaan telah menelusuri jumlah biaya dan biaya per unit untuk
sejumlah alasan, termasuk pembuatan laporan keuangan, penentuan profitabilitas, dan pengambilan
keputusan. Sistem akuntansi yang digunakan bergantung pada jenis produk atau jasa yang
dihasilkan. Perusahaan manufaktur dan jasa dapat dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu:
1. Perusahaan pesanan (job-order), yang memproduksi produk atau jasa yang unik
2. Perusahaan proses yang memproduksi produk atau jasa yang relative homogen

i. Produksi dan Perhitungan Biaya Pesanan


Perusahaan ynag beroperasi dalam industry berdasarkan pesanan, memproduksi banyak
jenis jasa atau produk yang cukup berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Produk khusus
atau produk yang dibuat menurut pesanan termasuk dalam kategori ini, begitu juga perusahaan yang
menyediakan jasa yang berbeda kepada setiap pelanggan. Perusahaan yang umumnya
menggunakan sistem berdasarkan pesanan adalah percetakan, konstruksi, pembuatan perabot,
perbaikan mobil, dan jasa medis.
Pada sistem produksi berdasarkan pesanan, biaya-biaya diakumulasikan berdasarkan
pesanan kerja. Pesanan kerja (job) adalah satu unit yang berbeda atau serangkaian unit.
Pendekatan untuk membebankan biaya ini adalah sistem perhitungan biaya pesanan (job order
costing system).

ii. Produksi dan Perhitungan Biaya Proses


Perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam industry berdasarkan proses, memproduksi
proses yang hamper sama atau sejenis secara besar-besaran. Contoh perusahaan yang
menggunakan sistem berdasarkan proses adalah perusahaa makanan, semen, bahan bakar, dan
bahan kimia. Hal yang penting dalam sistem berdasarkan proses adalah biaya satu unit produk
identik dengan biaya produk lainnya.
Perhitungan biaya proses akan berjalan baik jika produk relative homogeny, melewati
serangkaian proses, dan menerima jumlah biaya produksi yang hamper sama. Hal yang mendasar
adalah sistem akuntansi biaya seharusnya didesain agar sesuai dengan jenis operasi perusahaan.
Sistem perhitungan biaya pesanan dan proses sesuai dengan lingkungan produksi berdasarkan
pesanan murni dan proses murni. Perusahaan dengan sistem proses mengakumulasikan biaya
produksi berdasarkan proses atau departemen untuk satu periode waktu tertentu. Output proses
selama periode tersebut diukur. Biaya perunit dihitung melalui pembagian biaya prosesnya dengan
output pada periode terkait. Pendekatan akumulasi biaya ini disebut sistem perhitungan biaya proses
(process-costing system).

II. ARUS BIAYA YANG BERKAITAN DENGAN PERHITUNGAN BIAYA PESANAN

i. Menghitung Biaya Per Unit Dengan Menggunakan Perhitungan Biaya Pesanan


Harga pokok produkso terdiri atas bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead. Dalam suatu lingkungan berdasarkan pesanan, tariff overdead yang dianggarkan selalu
digunakan karena penyelesaian pekerjaan jarang yang sesuai dengan selesainya tahun fiscal.
Rumus:
Jumlah Biaya: Bahan baku langsung + Tenaga kerja langsung + overhead
Biaya per Unit: Jumlah Biaya / Jumlah Unit

ii. Lembar Biaya Pesanan


Lembar biaya pesanan (job-order cost sheet) disiapkan untuk setiap pesanan, dan
merupakan bagian dari akun barang dalam proses dan dokumen utama untuk menghitung semua
biaya yang terkait dengan pesanan tersebut. Beberapa perusahaan mungkin menganggap nama
pelanggan cukup untuk mengidentifikasi suatu pekerjaan. Intinya, dalam setiap pekerjaan adalah
unik dan harus memiliki nama yang muda diidentifikasi berdasarkan keunikannya. Nama atau nomor
pekerjaan dapat menjadi judul lembar biaya pesanan.
Saldo barang dalam proses pada akhir bulan adalah jumlah semua lembar biaya pesanan
untuk semua pekerjaan yang belum tuntas. Pada sistem akuntansi manual, lembar biaya pesanan
merupakan suatu dokumen. Dalam sistem akuntansi otomatis, lembar biaya biasanya berhubungan
dengan catatan pada arsip induk barang dalam proses. Kumpulan dari seluruh lembar biaya pesanan
disebut file barang dalam proses (work-in-process file).
Sistem manual dan otomatis sama-sama mensyaratkan jenis data yang sama untuk
mengakumulasi biaya dan menelusuri kemajuan suatu pekerjaan. Dokumen sumber lain digunakan
untuk mencatat biaya yang ditelusuri ke lembar biaya pesana. Misalnya, formulir permintaan bahan
baku (materials requisition form) digunakan untuk membebankan biaya bahan baku langsung pada
setiap pekerjaan. Kartu jam kerja (time ticket) untuk tenaga kerja langsung digunakan untuk
menelusuri jam kerja dari tenaga kerja langsung pada setiap pekerjaan.
Jika suatu perusahaan menggunakan perhitungan biaya berdasarkan aktivitas, perusahaan
tersebut harus menelusuri lebih dari satu penggerak aktivitas dan memasukkan jumlah actual
masing-masing ke lembar biaya pesanan. Seluruh lembar biaya pesanan perusahaan yang lengkap
dapat berfungsi sebagai buku besar pembantu untuk persediaan barang jadi. Jumlah penambahan
dari semua lembar biaya pesanan yang lengkap menunjukkan biaya persediaan barang jadi pada titik
waktu tertentu.
iii. Arus Biaya Pada Akun
Pembahasan dalam arus biaya adalah tentang cara memperlakukan biaya dari titik tempat
biaya tersebut timbul hingga pada titik tempat mereka diakui sebagai beban pada laporan laba rugi.
Dalam sistem perhitungan biaya pesanan adalah arus biaya produksi.
1. Akuntansi Untuk Bahan Baku dan Tenaga Kerja Langsung

Bahan baku merupakan akun persediaan yang muncul dalam laporan laba rugi di
bawah aktiva lancar. Ketika sebuah perusahaan memerlukan bahan untuk suatu pekerjaan,
bahan dikeluarkan dari tempat penyimpanan. Biaya bahan tersebut dipindahkan dari akun
bahan baku (BB) ke akun barang dalam proses (BDP), biaya yang dipindahkan tersebut
harus diberi tanda sesuai nama pekerjaan.

2. Akuntansi Untuk Overhead

Dalam perhitungan biaya normal, biaya overhead aktual tidak pernah dibebankan
langsung pada pekerjaan. Overhead dibebankan pada setiap pekerjaan dengan
menggunakan tarif yang telah dianggarkan.

3. Akuntansi Barang Jadi


Setelah pekerjaan selesai, jumlah bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan
overhead yang dibebankan dijumlahkan untuk menghasilkan biaya produksi ke suatu
pekerjaan.
4. Akuntansi Harga Pokok Penjualan
Pada perusahaan yang beroperasi berdasarkan pesanan, unit produk dapat diproduksi untuk
pelanggan terntu atau diproduksi dengan harapat dapat dijual kemudian. Ketika suatu
pekerjaan dilakukan khusu untuk satu pelanggan, kemudian dikirim kepada pelanggan biaya
barang jadi menjadi harga pokok penjuan. Harga pokok penjualan sebelum penyesuaian
dengan variasi overhead disebut sebagai harga pokok penjualan yang normal. Setelah
penyesuaian dengan variasi overhead dilakukan, hasilnya disebut harga pokok penjualan
yang disesuaikan.

5. Akuntansi Biaya Non Produksi

Biaya yang berkaitan dengan aktivitas penjualan dan administrasi umum diklasifikasikan sebagai
biaya non produksi. Biaya ini merupakan biaya periodik dan tidak pernah dibebankan ke produk.
Biaya tersebut bukanlah bagian dari arus biaya produksi.

III. LINGKUNGAN PROSES DAN ARUS BIAYA

Perhitungan biaya operasi ( operation costing ) merupakan penggunaan prosedur pesanan untuk
membebankan biaya bahan baku pada produk, dan pendekatan proses untuk membebankan biaya
konversi. Penggunaan lebih dari satu bentuk perhitungan biaya dalam perusahaan yang sama
merupakan hal yang mungkin dilakukan dalam upaya efisiensi biaya operasi produksi.

i. Jenis-Jenis Pola Manufaktur Proses

i. Pola Proses Berurutan (sequential processing)

Bahwa unit – unit harus melalui suatu proses sebelum dapat dikerjakan dalam proses
berikutnya.
ii. Pola proses paralel (parallel processing)

Bahwa dua atau lebih proses berurutan dibutuhkan untuk memproduksi suatu barang
jadi. Proses paralel biasanya untuk unit – unit yanag telah setengah jadi, dapat
dikerjakan secara simultan dalam dua proses berbeda kemudian secara
bersamaan dibawa ke proses akhir untuk penyelesaian

ii. Proses Biaya Mengalir Melalui Berbagai Akun Pada Perhitungan Biaya Proses

Arus biaya produksi untuk sistem perhitungan biaya proses secara umum sama dengan
sistem perhitungan biaya pesanan. Ketika bahan baku dibeli, biaya bahan baku ini mengalir ke akun
persediaan bahan baku. Biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead yang dibebankan akan
mengalir ke barang dalam proses. Ketika barang telah selesai, biaya barang yang telah selesai
mengalir dari akun barang dalam proses ke barang jadi. Akhirnya biaya barang jadi dipindahkan
ke akun Harga Pokok Penjualan ketika barang terjual. Biaya perpindahan masuk ( transferred–
in– cost ) merupakan biaya – biaya yang dipindahkan dari proses sebelumnya ke proses
berikutnya. Biaya transfer masuk ini ( dari sudut pandang proses berurutan ) sama dengan biaya
bahan baku.

iii. Akumulasi Biaya Pada Laporan Produksi

Laporan produksi merupakan dokumen yang meringkas aktivitas manufaktur yang terjadi di
suatu departemen dalam periode tertentu. Laporan produksi terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Bagian informasi unit, memiliki dua sub bagian utama :

a. Unit untuk diperhitungkan

b. Unit yang telah diperhitungkan

2. Bagian informasi biaya, memiliki dua sub bagian utama :

c. Biaya untuk diperhitungkan

d. Biaya yang telah diperhitungkan


Laporan produksi berisi informasi biaya-biaya yang ditransfer masuk dari departemen
sebelumnya serta biaya-biaya yang ditambahkan dalam departemen itu sendiri, seperti bahan
baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead. Laporan produksi menelusuri aliran unit
melalui suatu departemen, mengidentifikasi biaya yang dibebankan pada departemen,
menampilkan biaya per unit, dan menunjukkan pembagian biaya departemen pada periode
pelaporan.

IV. DAMPAK PERSEDIAAN BARANG DALAM PROSES PERHITUNGAN BIAYA PROSES

Perhitungan biaya per unit pada pekerjaan yang dilakukan pada suatu periode adalah
bagian utama dari laporan produksi.
Masalah-masalah yang ditimbulkan dari persediaan barang dalam proses adalah :
a. Mendefinisikan suatu unit produksi bisa jadi sulit karena beberapa unit yang diproduksi selama
suatu periode telah selesasi sedangkan beberapa unit yang ada di dalam Perhitungan
biaya per unit pada pekerjaan yang dilakukan pada suatu periode adalah bagian utama dari
laporan produksi.

b. Bagaimana seharusnya biaya awal barang dalam proses diperlakukan, disatukan dengan biaya
periodik terakhir atau dipisah dan ditransfer keluar terlebih dahulu. Hal ini dapat diselesaikan
dengan metode rerata tertimbang dan FIFO.

i. Produksi Unit Setara

Suatu unit yang telah selesai dan ditransfer keluar dalam suatu periode tidak identik
(atau setara) dengan unit dalam persediaan akhir barang dalam proses, dan biaya yang terkait
pada tiap unit seharusnya tidak sama. Solusinya adalah menghitung Output unit setara. Output
unit setara (equivalent unit of output) adalah unit telah terselesaikan dan dapat diproduksi dengan
jumlah usaha manufaktur yang telah dilakukan pada periode acuan. Setiap unit yang ditransfer keluar
(kecuali jika telah selesai) merupakan unit setara yang tetap dalam akun persediaan akhir barang
dalam proses. Dengan mengetahui Output untuk suatu periode dan biaya produksi untuk tiap-
tiap departemen, kita dapat menghitung biaya per unit dan per unit setara untuk menilai akhir
barang dalam proses.

ii. Dua Metode Perlakuan Persediaan Awal Barang Dalam Proses

Untuk menghitung biaya per unit pada suatu departemen, dua pendekatan telah
berkembang guna menangani output periode terdahulu dab biaya periode terdahulu yang
ditemukan pada persediaan awal barang dalam proses, yaitu metode perhitungan biaya rerata
tertimbang (weighted average costing method) menggabungkan biaya persediaan awal dengan
biaya periode saat ini untuk menghitung biaya per unit. Metode perhitungan biaya FIFO(FIFO
costing method) memisahkan unit dalam persediaan awal dari unit yang diproduksi dalam
periode saat ini.

V. DAPERHITUNGAN BIAYA RERATA TERTIMBANG

Metode perhitungan biaya rerata tertimbang memperlakukan biaya awal persediaan dan
output setara mengikutinya, sebagai pemilik periode waktu berjalan. Dengan metode rerata
tertimbang, output unit setara dihitung dengan menambahkan unit-unit yang telah selesei pada
unit setara akhir barang dalam proses.
Lima langkah dalam menyiapkan laporan produksi

1. Analisis aliran unit secara fisik,

2. Perhitungan unit-unit setara,

3. Perhitungan biaya per unit,

4. Penilaian persediaan,

5. Rekosiliasi biaya.

Dalam evaluasi metode rerata terimbang keuntungan metode rerata tertimbang adalah
kesederhanaannya. Dengan memperlakukan unit pada persediaan awal barang dalam proses sebagai
pemilik periode yang berjalan, semua unit setara akan termasuk dalam kategori yang sama saat menghitung
biaya per unit. Kelemahan metode ini adalah mengurangi keakuratan perhitungan biaya per unit untuk
output periode berjalan dan unit pada persediaan awal barang dalam proses.

VI. KEBERADAAN BEBERAPA INPUT DAN DEPARTEMEN


i. Pembebanan yang Tidak Seragam Dari Input Manufaktur

Sejauh ini, kita menganggap barang dalam proses telah 60% selesai. Hal itu berarti 60%
bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead yang diperlukan untuk
menyelesaikan proses telah digunakan dan 40% sisanya diperlukan untuk menyelesaikan unit
produksi. Asumsi bahwa pembebanan biaya konversi seragam ( tenaga kerja langsung dan
overhead) bukannya tidak wajar. Input tenaga kerja langsung biasanya dibutuhkan sepanjang proses
dan overhead secara normal dibebankan dengan dasar jam tenaga kerja langsung. Sebaliknya,
bahan baku langsung tidak dibebankan secara seragam.

ii. Perbedaan Antara FIFO dan Rerata Tertimbang

Jika terjadi perubahan harga input manufaktur dari satu periode ke periode berikutnya
FIFO menghasilkan biaya per unit yang lebih akurat ( sehingga lebih terkini) daripada metode rerata
tertimbang. Biaya per unit yang lebih akurat berarti pengendalian biaya yang lebih baik,
keputusan penentuan harga yang lebih baik, dan lain-lain. Karena FIFO mengeluarkan
pekerjaan dan biaya periode sebelumnya, kita perlu membuat dua kategori unit yang telah
diselesaikan. Metode FIFO baerasumsi unit-unit di awal barang dalam proses telah di
selesaikan terlebih dahulu, sebelum unit baru mulai dikerjakan.
Dalam perhitungan biaya pesanan, bahan baku dan tenaga kerja langsung dibebankan
pada akun barang dalam proses. Biaya overhead dibebankan pada barang dalam proses degan
menggunakan tarif yang telah ditetapkan sebelumnya. Biaya aktual overhead diakumulasi
dalam akun pengendali overhead. Biaya unit yang terselesaikan dikredit pada barang dalam
proses dan didebet ke harga pokok penjualan dan dikredit ke barang jadi. Dalam perhitungan
biaya proses, terdapat akun barang dalam proses yang berbeda untuk setiap departemen atau
proses. Ketika unit-unit selesai di satu departemen, jumlah biaya dibebankan ke akun barang dalam
proses di departemen berikutnya (dan barang dalam proses dari departemen yang pertama
dikredit).
.

Você também pode gostar