Você está na página 1de 13

25

PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA

Universitas Muhammadiyah Ponorogo

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN


TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI

di Dusun 4, Desa Demangan, Kecamatan Siman, Kabupaten Ponorogo

Bernando Agnisi Asmaravan, Siti Munawaroh, Ririn Nasriati

Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Ponorogo


Email : asmaravanbernando@gmail.com

Abstact
Patients with hypertension are less or have not yet got proper management in
controlling blood pressure, then the number of morality and mortality will increase
and health problems in the community will be more difficult to repair. Many people
who consume more effective blood pressure-lowering drugs and rapidly lower blood
pressure than non-pharmacological therapy. This study aims to determine the effect
of Classical Music Therapy Against Blood Pressure Reduction in Hypertension
Patients.
The design of this research is quasy experiment design using One group pretest-post-
test. All people suffering from hypertension in Dusun 4, Demangan Village, Siman
District, Ponorogo District with a sample size of 20 patients. Sampling of the study
using Total sampling, data collection using blood pressure observation and using T-
Test SPSS 16.0 for windows.
Blood Pressure before Classical Music therapy resulted in 18 respondents (100.0%)
of high blood pressure and half of the 9 respondents (50.0%) of normal and high
blood pressure. Wilcoxon analysis results significance of 0.000 <0.05, then Ho is
rejected and Ha accepted means there is influence of classical music therapy to
decrease blood pressure in hypertensive patients. Changes in the category of blood
pressure after classical music therapy so that for the place of research the researcher
suggests giving health education writing and drawing about the decrease of pressure
with Method of Music Music Classical and also procedure of execution.

Keywords: Classical Music Therapy, Blood Pressure, Hypertension.


26

Abstrak
Penderita hipertensi kurang atau bahkan belum mendapatkan penatalaksanaan yang
tepat dalam mengontrol tekanan darah, maka angka morbilitas dan mortalitas akan
semakin meningkat dan masalah kesehatan dalam masyarakat akan semakin sulit
untuk diperbaiki. Banyak masyarakat yang lebih mengkonsumsi obat penurun
tekanan darah yang lebih efektif dan cepat menurunkan tekanan darah daraipada
terapi nonfarmakologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Terapi
Musik Klasik Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi.
Desain penelitian ini adalah penelitian quasy experiment design menggunakan One
grup pretest–post-test. Seluruh masyarakat yang menderita hipertensi di Dusun 4,
Desa Demangan, Kecamatan Siman, Kabupaten Ponorogo dengan besar sampel
sejumlah 20 pasien. Sampling penelitian menggunakan Total sampling, pengumpulan
data menggunakan observasi tekanan darah dan menggunakan uji T-Test SPSS 16.0
for windows.
Hasil penelitian Tekanan Darah sebelum Terapi Musik Klasik didapatkan seluruhnya
18 responden (100,0%) tekanan darah tinggi dan setengahnya 9 responden (50,0%)
tekanan darah normal dan Tinggi. Hasil analisis Wilcoxon signifikansi sebesar
0.000 < 0.05, maka Ho ditolak dan Ha diterima berarti ada pengaruh terapi musik
klasik terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.
Perubahan penurunan kategori tekanan darah setelah terapi musik klasik sehingga
bagi tempat penelitian peneliti menyarankan pemberikan pendidikan kesehatan
tulisan dan gambar tentang penurunan tekanan dengan metode Terapi Musik Klasik
serta prosedur pelaksanaan.
Kata kunci: Terapi Musik Klasik, Tekanan Darah, Hipertensi.

ISSN 2598-1188 (Print)


ISSN 2598-1196 (Online)

LATAR BELAKANG

Hipertensi merupakan penyakit mengontrol tekanan darah, maka


yang mendapat perhatian dari seluruh angka morbilitas dan mortalitas akan
lapisan masyarakat karena dapat semakin meningkat dan masalah
menimbulkan dampak jangka pendek kesehatan dalam masyarakat akan
maupun jangka panjang (Ismarina dkk, semakin sulit untuk diperbaiki (Berek,
2015). Penderita hipertensi kurang 2010). Sebagain banyak masyarakat
atau bahkan belum mendapatkan lebih mengkonsumsi obat penurun
penatalaksanaan yang tepat dalam tekanan darah yang lebih efektif dan
27

cepat menurunkan tekanan darah memiliki jumlah pasien hipertensi


daraipada terapi nonfarmakologis terbanyak sejumlah 20 pasien.
(Musayaroh, 2011). Resiko hipertensi meningkat
Hipertensi telah menjadi seiring bertambahnya usia. Hal ini
masalah utama dalam kesehatan terjadi karena adanya perubahan
masyarakat sehingga WHO tahun 2000 fisiologis sistem peredaran darah
menunjukkan, di seluruh dunia sekitar terutama pada pembuluh darah.
972 juta orang atau 26,4% penghuni Pembuluh darah mengalami penurunan
bumi mengidap hipertensi. Indonesia elastisitas dan kemampuan memompa
diperkirakan akan meningkat kejadian jantung harus lebih keras sehingga
hipertensi sebanyak 80% di tahun terjadi hipertensi (Ismarina dkk, 2015).
2025 (Admin dalam Jasmarizal dkk, Tekanan darah tinggi juga merupakan
2011). Menurut hasil Riset Kesehatan suatu peningkatan abnormal tekanan
Dasar, hipertensi merupakan urutan darah dalam pembuluh darah arteri
ketiga penyebab kematian di secara terus menerus lebih dari satu
Indonesia. Hipertensi selalu berada periode. Konstriksi arteriole membuat
pada urutan tiga penyakit terbanyak darah sulit untuk mengalir dan
dan penyakit degeneratif nomor satu meningkatkan tekanan melawan
terbanyak menurut kunjungan di dinding arteri (Grey dalam Suherly,
puskesmas di Jawa Timur 2011) Hipertensi yang tidak diketahui
(Nurwidayanti dkk, 2013). dan tidak dirawat akan mengakibatkan
Berdasarkan data Dinas Kesehatan kematian, infark miokardium, stroke,
Ponorogo tahun 2016 jumlah penderita atau gagal ginjal. Sekitar 5% pengidap
Hipertensi tertinggi berada di hipertensi memperlihatkan
Puskesmas Siman dengan jumlah peningkatan tekanan darah yang cepat,
22.161 orang (8.640 berjenis kelamin dan apabila tidak diterapi akan
laki-laki, 13.521 berjenis kelamin menyebabkan kematian dalam 1–2
perempuan). Penelitian dilakukan di tahun (Hengli dkk, 2013).
Dusun 4 Desa Demangan, Kecamatan Terapi komplementer bersifat
Siman, Kabupaten Ponorogo karena pengobatan alami untuk menangani
28

penyebab penyakit dan memacu tubuh tekanan darah (Ismarina dkk, 2015).
sendiri untuk menyembuhkan Dalam terapi musik, alunan musik juga
penyakitnya, sedangkan pengobatan dapat menstimulasi tubuh untuk
medis diutamakan untuk menangani memproduksi molekul nitric oxide
gejala penyakit. Terapi komplementer (NO). Molekul ini bekerja pada tonus
ini antara lain adalah terapi herbal, pembuluh darah yang dapat
relaksasi, latihan nafas, meditasi dan mengurangi tekanan darah (Yakin
terapi musik (Vitahealth,2006). dalam Suherly, 2011). Musik klasik
Pemberian musik dengan irama seringkali menjadi acuan terapi musik,
lambat akan mengurangi pelepasan karena memiliki rentang nada yang
katekolamin ke dalam pembuluh luas dan tempo yang dinamis
darah, sehingga konsentrasi (Nurrahmani dalam Sarayar dkk,
katekolamin dalam plasma menjadi 2013). Musik klasik dapat mengurangi
rendah. Hal ini mengakibatkan tubuh kecemasan dan stres sehingga tubuh
mengalami relaksasi, denyut jantung mengalami relaksasi yang
berkurang dan tekanan darah menjadi mengakibatkan penurunan tekanan
turun (Hatem, 2006). Musik darah dan denyut jantung (Chafin,
memberikan rangsangan pendengaran 2006).
yang terorganisir yang terdiri atas METODE ILMIAH
melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk
Desain penelitian dalam
dan gaya. (Nurrahmani dalam Sarayar
penelitian ini adalah One grup pre
dkk, 2013)
test–post-test. Penelitian ini dilakukan
Terapi musik adalah
di Dusun 4, Desa Demangan,
penggunaan musik sebagai alat terapi
Kecamatan Siman, Kabupaten
untuk mendapatkan cara memperbaiki,
Ponorogo dengan besar sampel 18
memelihara, meningkatkan keadaan
responden dengan teknik pengambilan
mental, fisik dan emosi. Bagi penderita
sampel dengan Purposive sampling
hipertensi atau tekanan darah tinggi,
pada tanggal 20-23 November 2017.
musik dapat dijadikan sebagai terapi
Instrumen pengumpulan data dengan
yang efektif untuk menurunkan
Observasi tekanan darah.
29

HASIL PENELITIAN

a. Data Umum
Usia (Tahun) Frekuenesi P (%)
36-45 2 11,1
46-55 8 44,4
56-65 6 33,3
≥66 2 11,1
Jenis Kelamin
Laki-laki 1 5,6
Perempuan 17 94,4
Penghasilan Perbulan
SD 8 44,4
SLTP 6 33,3
SLTA 3 16,7
PT 1 5,6
Pekerjaan
IRT 14 77,8
PNS 1 5,6
Wiraswasta 2 11,1
Petani 1 5,6
lama menderita hipertensi
6-12 bulan 4 22,2
> 1 tahun 14 77,8

Tabel di atas dapat setengahnya 8 responden (44,4%)


diinterpretasikan bahwa hampir berpendidikan SD, sebagian besar 14
setengahnya 8 responden (44,4%) responden (77,8%) bekerja sebagai
berusia 45-55 tahun, hampir IRT, sebagian besar 14 responden
seluruhnya 17 responden (94,4%) (70,0%) lama menderita hipertensi > 1
berjenis kelamin perempuan, hampir tahun.

b. Data Khusus
Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan Tekanan Darah pada Penderita
Hipertensi sebelum Terapi Musik Klasik

Tekanan Darah Frekuensi Prosentase (%)


Normal 0 0
Tinggi 18 100,0
30

Berdasarkan Tabel diatas didapatkan seluruhnya 18 responden


disebutkan bahwa dari 20 responden (100,0%) tekanan darah tinggi.

Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan Tekanan Darah pada Penderita


Hipertensi sesudah Terapi Musik Klasik

Tekanan Darah Frekuensi Prosentase (%)


Normal 9 50,0
Tinggi 9 50,0

Berdasarkan Tabel diatas (50,0%) tekanan darah normal dan


disebutkan bahwa dari 18 responden Tinggi.
didapatkan setengahnya 9 responden

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Tekanan Darah sisstol pada Penderita Hipertensi


sesudah terapi musik klasik

Sistol Std. Std. Error Sig. (2- α


Mean N Deviation Mean tailed)
Sistol preterapi musik 0,000 0,05
157.22 18 8.264 1.948
klasik
Sistol Postterapi musik
139.44 18 13.921 3.281
klasik

Hasil uji statistik ditemukan adanya mean pada sistol (157.22) dengan
perubahan pada tekanan darah yaitu (139.44) selisih (17.78).
terjadi penurunan dengan selisih nilai
31

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Tekanan Darah diastol pada Penderita Hipertensi


sesudah terapi musik klasik

Diastol Std. Std. Error Sig. (2- α


Mean N Deviation Mean tailed)

Diastol preterapi musik 0,001 0,05


102.22 18 4.278 1.008
klasik

Diastol Postterapi musik


91.11 18 12.314 2.902
klasik

Hasil uji statistik ditemukan terjadi penurunan dengan selisih nilai


adanya perubahan pada tekanan darah mean pada diastol (102.22) dengan
yaitu (91.11) selisih (11.11)

Tabel 5.6 Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Tekanan Darah
pada Penderita Hipertensi di Dusun 4, Desa Demangan, Kecamatan
Siman, Kabupaten Ponorogo.
Tekanan Tekanan Darah pada Penderita Juml % Sig. Α
Darah pada Hipertensi sesudah Terapi Musik ah (2-
Penderita Klasik tailed)
Hipertensi
sebelum Normal % Tinggi %
Terapi
Musik
Klasik
Normal - - - - 0,003 0,05
Tinggi 9 45,0 9 45,0 18 90,0
Jumlah 9 55,0 9 45,0 18 100,0

Hasil pada penelitian sebelum Terapi Musik Klasik tinggi


didapatkan hampir setengahnya 9 sesudah terapi menjadi normal dan
responden atau (45,0%) Tekanan sebagian kecil 2 responden (10,0%)
Darah pada Penderita Hipertensi Tekanan Darah pada Penderita
32

Hipertensi sebelum Terapi Musik nadi (arteri). Jantung berdetak,


Klasik Normal sesudah terapi menjadi lazimnya 60 hingga 70 kali dalam 1
normal menit pada kondisi istirahat (duduk
Pada penelitian ini atau berbaring), darah dipompa
menggunakan tingkat keyakinan 95% menuju keseluruh tubuh melalui
dengan taraf nyata 5%. Hasil analisis arteri (Kozier, 2009). Menurut
data menggunakan teknik Wilcoxon Ganong (2008) Seseorang dikatakan
pada kelompok eksperimen sebelum memiliki tekanan darah tinggi bila
dan sesudah diberikan perlakuan. Pada catatan tekanan sistole > 140 mmHg
tabel terlihat bahwa signifikansi dan tekanan diastole > 90 mmHg.
sebesar 0.003 < 0.05, maka Ho Responden yang memiliki tekanan
ditolak dan Ha diterima, artinya darah tinggi dapat dipengaruhi
hipotesis yang menyatakan terdapat beberapa faktor seperi umur, jenis
Pengaruh Terapi Musik Klasik kelamin, olahraga, dan merokok
Terhadap Penurunan Tekanan Darah sehingga akan mempengaruhi
pada Penderita Hipertensi di Dusun 4, kekuatan dan irama jantung dalam
Desa Demangan, Kecamatan Siman, memompa darah keseluruh tubuh,
Kabupaten Ponorogo. tekanan darah yang tinggi akan
mengakibatkan pecahnya pembuluh
PEMBAHASAN darah otak yang di sebut stroke dan
1.Mengidentifikasi tekanan darah gejala lain tergantung tempat akibat
sebelum diberikan terapi musik tingginya tekanan darah.
klasik pada penderita dengan Tekanan darah juga
hipertensi dipengaruhi faktor usia, hal ini
Berdasarkan tabel 5.6 di atas sesuai Tabulasi silang usia dengan
menunjukkan bahwa dari 18 tekanan darah sebelum diberikan
responden didapatkan seluruhnya 18 terapi musik diadapatkan 8
responden (100,0%) tekanan darah responden berusia 46-55 tahun, 6
tinggi. Tekanan darah adalah tekanan responden berusia 56-65 tahun, dan
dari aliran darah dalam pembuluh 2 responden berusia ≥66 tahun.
33

Menurut Depkes RI (2009) usia 56- musik klasik. Terapi musik adalah
65 tahun masuk dalam kelompok suatu profesi di bidang kesehatan
umur Lansia akhir dan usia ≥66 yang menggunakan musik dan
tahun kategori manula. Menurut aktivitas musik untuk mengatasi
Maryam (2008) Kardiovaskular pada berbagai masalah dalam aspek fisik,
lansia, terjadi penebalan katup psikologis, kognitif dan kebutuhan
jantung dan kaku, kemampuan sosial individu dari berbagai
memompa darah menurun kalangan usia (AMTA dalam
(menurunnya kontraksi dan volume), Djohan, 2006). Terapi musik
elastisitas pembuluh darah menurun, memberikan berbagai manfaat
serta meningkatnya resisitensi diantaranya mempengaruhi denyut
pembuluh darah perifer sehingga jantung, nadi dan tekanan darah
tekanan darah meningkat. Perubahan manusia (Djohan, 2006).
pada organ tubuh pada orang Responden yang mengalami
berusia lanjut akan mempengaruhi penurunan tekanan darah setelah
tekanan darah, meskipun perubahan terapi music klasik Mozart maka
tersebut bersifat alami tetapi kedua telinga responden mendapat
responden dapat memodifikasi rangsangan suara yang dengan nada
berpola hidup sehat dengan rendah dan ringan sehingga timbul
mempelajari factor yang pikiran-pikiran yang menyenangkan
mempengaruhi kenaikan tekanan akan mempengaruhi irama jantung
darah agar tekanan darah normal. menjadi relaksasi dan menghasilkan
2.Mengidentifikasi tekanan darah tekanan jantung yang normal
setelah diberikan terapi musik klasik Berdasarkan tabel tabulasi
pada penderita dengan hipertensi silang Pekerjaan dengan tekanan
Berdasarkan pada tabel darah sesudah diberikan terapi musik
menunjukkan bahwa dari 18 klasik didapatkan 6 responden
responden didapatkan sebagian besar (43,3%) bekerja sebagai IRT.
9 responden (55,0%) tekanan darah Menurut Kowalski dalam Moniung
normal setelah diberikan terapi (2010) Tekanan darah menurun saat
34

relaks diantara dua denyut nadi ini musik yang memiliki nada rendah.
disebut tekanan diastolik. Tekanan Menurut Wiliam dan Ching (2012),
darah ditulis sebagai tekanan sistolik musik yang memiliki nada- nada
pertekanan diastolik sebagai contoh, rendah atau bernada minor memiliki
120/80 mmHg. Pada responden yang efek rileks.
bekerja di rumah sebagai IRT akan Pada penelitian Cross, et al
membuat responden nyaman karena (2012), pemberian musik pada
responden akan mengatur waktu penderita hipertensi di klinik di
bekerja dan istirahat sehingga Amerika, didapatkan bahwa dari 40
responden merasa nyaman setelah penderita hipertensiyang diberi terapi
mendengar music klasik. musik terdapat penurunan gangguan
3.Menganalisa pengaruh terapi musik stabilitas emosi, mobilitas dan
klasik terhadap penurunan tekanan sosialisasi dari skala berat menjadi
darah pada penderita hipertensi sedang sebanyak 49% dan 26% dari
Pada tabel didapatkan hampir skala sedang ke ringan, dengan
setengahnya 9 responden atau demikian diketahui bahwa sebagian
(50,0%) Tekanan Darah pada besar pasien hipertensi mengalami
Penderita Hipertensi sebelum Terapi perbaikan emosi, mobilitas dan
Musik Klasik tinggi sesudah terapi sosialisasi setelah diberikan terapi
menjadi normal. Hasil penelitian ini musik. Dr. Raymon Bahr, direktur
menunjukkan adanya perbedaan Unit Penyakit Jantung di Rumah
tekanan darah sistol pada pasien Sakit St Agnes di Baltimore,
hipertensi sebelum dan sesudah menggunakan musik khusus untuk
terapi musik, dengan p value 0,000, membantu pasien mengatasi krisis.
demikian juga pada tekanan darah Ternyata, mendengarkan musik
diastole ada pengaruh tekanan darah khusus tersebut selama 30 menit bisa
diastole dalam menurunkan tekanan menenangkan, setara dengan
darah dengan p value 0,001. Musik mengkonsumsi 10 miligram valium
yang digunakan dalam penelitian ini (obat penenang).Berdasar hasil
adalah mozart. Musik tersebut adalah penelitian yang didiskusikan para
35

pakar kesehatan di New Orleans juga khususnya untuk prosedur-prosedur


mengungkap, terapi musik selama 30 yang menimbulkan tanda dan gejala
menit sehari mampu menggantikan yang menyakitkan (Synder, and
terapi obat-obatan hipertensi. Lindquist, 2002). Jadi, musik
Rangsangan musik ternyata mampu merupakan salah satu terapi yang
mengaktivasi sistem limbik yang dapat menjadi pengalih perhatian
berhubungan emosi. Saat sistem yang efektif dalam manajemen
limbik teraktivasi,maka individu menurunkan tekanan darah.
tersebut menjadi rileks,saat keadaan
inilah tekanan darah mulai
turun.Selain itu pula, alunan musik
juga dapat menstimulasi tubuh untuk
memproduksi molekul nitric oxide
(NO). Molekul ini bekerja pada
tonus pembuluh darah yang dapat
menurunkan tekanan darah.
Pada saat musik didengarkan
dan ditangkap oleh serabut sensori
kemudian disampaikan ke korteks
serebri maka akan terjadi penurunan
aktivitas lobus frontal yang
menyebabkan terjadinya sekresi
hormone kortisol dan penurunan
hormon stres yang dapat
meningkatkan rasa nyaman,
sehingga menimbulkan sensasi
menyenangkan pada pasien karena
lebih memfokuskan perhatiannya
kepada musik daripada pikiran-
pikiran yang menegangkan,
36

KESIMPULAN kebenaran informasi sehingga setelah


mengetahui makanan sarapan pagi
1. Hampir seluruhnya 18 responden (90,0%) kemudian berperilaku positif dalam
tekanan darah tinggi dan sebagian kecil 2 pemberian makanan sarapan pagi bagi
responden (10,0%) tekanan darah normal.. anak.
2. setengahnya 9 responden (50,0%) tekanan
darah normal dan Tinggi. SARAN
3. Ada pengaruh terapi musik klasik
terhadap penurunan tekanan darah pada 1. Institusi Pendidikan diharapkan untuk bisa
penderita hipertensi di Dusun 4, Desa melakukan berbagai macam pengabdian
Demangan, Kecamatan Siman, Kabupaten kepada masyarakat yang menderita
Ponorog Tempat penelitian memasang hipertensi dalam penurunan tekanan darah
gambar atau leaflet tentang pentingnya dengan metode Terapi Musik Klasik.
sarapan pagi bagi anak dan jenis makanan 2. Tempat Penelitian dapat memberikan
sarapan pagi. pendidikan kesehatan tulisan dan gambar
4. Bagi Responden mencari informasi serta tentang penurunan tekanan dengan metode
belajar dari pengalaman teman atau Terapi Musik Klasik serta prosedur
saudara tentang makanan sarapan pagi pelaksanaan.
bagi anak Responden perlu menyeleksi
informasi yang didapatkan berdasarkan
37

DAFTAR PUSTAKA dilakukan Terapi Musik Klasik


dan Relaksasi Autogenik di
Chafin S, Roy M, Gerin W, 2006. Wilayah Kerja Puskesmas
Music can facilitate blood Pembina Palembang.
pressure recovery from stress.
Kowalski. 2010. Terapi Hipertensi:
Djohan. 2006. Terapi Musik, teori dan program 8 minggu menurunkan
aplikasi. Yogyakarta: tekanan darah tinggi dan
Galangpress. mengurangi risiko serangan
jantung dan stroke secara
Hatem TP, Lira PI, dkk. 2006. The alami.Bandung:Qanita.
Therapeutic effects of music in
children following cardiac Kozier & Erb. (2009) Buku Ajar
surgery. Keperawatan Klinis Kozier &
Erb. Edisi 5. Jakarta: EGC.
Hengli, Arundina. Dkk. 2013.
Hubungan antara Merokok dan Musayaroh, Nining. 2011. Pengaruh
Aktivitas Fisik dengan Terapi Musik Terhadap
Kejadian Hipertensi pada Pria Tekanan Darah pada Penderita
di Wilayah Kerja Puskesmas Hipertensi.
Siantan Hulu Kecamatan
Pontianak Utara. Pontianak: Nurwidayanti, Wahyuni. 2013.
Program Studi Pendidikan Analisis Pengaruh Paparan
Dokter Fakultas Kedokteran Asap Rokok di
Universitas Tanjungpura
Pontianak. Rumah pada Wanita Terhadap
Kejadian Hipertensi.
Ismarina, Herliawati. Dkk. 2015.
Perbandingan Perubahan Suherly, Ismonah. Dkk. 2011.
Tekanan Darah Lansia Perbedaan Tekanan Darah
Penderita Hipertensi Setelah pada Pasien
Hipertensi Sebelum dan Vitahealth.2006. Hipertensi. Jakarta:
Sesudah Pemberian Terapi Gramedia Pustaka Utama
Musik Klasik di RSUD
Tugurejo Semarang.

Você também pode gostar