Você está na página 1de 10

INDUSTRI BELERANG DAN ASAM SULFAT

PENDAHULUAN
Belerang dan asam sulfat adalah sudah satu dari sekian banyak bahan kimia
terpenting yang merupakan bahan dasar dalam proses industri kimia tertentu dan
mempunyai penggunaan yang sangat luas di dalam industri. Belerang terdapat dalam
jumlah besar dalam kerak bumi, sebagai unsure belerang (S8), sebagai gas berupa H2S,
sebagai sulfat seperti gas anhidrid (CaSO4) dan magnesium sulfat (MgSO4).

KARAKTERISTIK BELERANG
ড় Mempunyai dua bentuk alotrof, yaitu belerang monoklin (S ) dan belerang
rombik (S ). Belerang monoklin terdapat pada suhu di atas 96 oC dan belerang
rombik di bawah 96oC. Pada suhu 96oC terjadi kesetimbangan antara belerang
monoklin dan belerang rombik, sehingga suhu tersebut biasa disebut suhu
peralihan.
S S (96oC)
ড় Tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut-pelarut organic seperti alcohol
(C2H5OH), Eter (CH3-O-CH3) dan karbon disulfide (CS2).
ড় Pembakaran belerang selalu menghasilkan gas SO2.

S(s) + O2(g) SO2(g)


ড় Pada suhu kamar belerang berupa zat padat, rapuh dan berwarna kuning.

PROSES PENGAMBILAN BELERANG (SULFUR)


Ada tiga cara yang umum dilakukan untuk mendapatkan belerang yaitu:
1. Proses Frasch
2. Proses dengan menggunakan alat calcarone
3. Proses desulfurisasi

PROSES FRASCH
Dasar pengambilan sulphur menurut proses ini adalah pencairan sulphur
dibawah tanah atau laut dengan air panas, untuk maksud ini digunakan 3 pipa
konsentris 6”, 3” dan 1”.
Air panas pada 325oC dan 250 psi dipompakan ke dalam batuan sulphur
melalui pipa luar 6”, sehingga sulphur meleleh. Sulphur mencair dan membentuk
kolam cairan. Udara akan dipompakan melalui pipa 1” bagian dalan, lelehan sulphur
naik ke permukaan melalui pipa 3” kemudian diolah lebih lanjut untuk mendapatkan
belerang padat dengan kemurnian 99,5 %.

PROSES DENGAN ALAT CARCARONE


Pada proses ini belerang yang tercampur dengan batuan dapat diproses dengan cara
pemanasan, kemudian didestilasi yang dikenal sebagai proses Carcarone.

Alat carcarone memiliki kapasitas 200-700 m3, batuan yang mengandung belerang
disusun kemudian dipanaskan maka belerang akan meleleh mengalir ke bawah
disamping timbulnya gas SO2 ke atas. Dari proses ini rata-rata menghasilkan
randemen maksimum 15% dari jumlah volum seluruhnya.
Belerang tersebut kemudian dimurnikan dengan cara destilasi melalui proses
peleburan. Uap belerang dimasukan ke dalam ruangan yang terbuat dari bata,
mengembun untuk memperoleh belerang cair.

PROSES DESULFURISASI
Proses Frasch yang disebutkan di atas tidak begitu banyak digunakan lagi
setelah ditemukan proses desulfurisasi yang memanfaatkan emisi belerang dari proses
industri yang kadar belerangnya tinggi contoh pada indutri gas alam.
Proses desulfurisasi dapat dilakukan dengan reaksi:
2 H2S(g) SO2(g) 3 S(g) 2 H2O(g)
Untuk pembuatan gas SO3 biasanya didapat dari reaksi oksidasi belerang murni atau
pyryt (FeS2, FeS3, FeS4) sesuai reaksi berikut:
a. Bahan dasar belerang
S + O2 SO2 H = -70,920 Kal

b. Bahan dasar pyrite


2FeS2 + 11O2 2Fe2O3 + 8SO2

Aliran Proses Pembuatan gas SO2

Langkah prosesnya adalah sebagai berikut:


Pembakaran belerang menghasilkan belerang diolsida, didinginkan lalu diserap
dengan air dalam menara penyerap. Larutan SO2 dalam air dipanaskan sehingga uap
air-SO2 keluar kemudian didinginkan selanjutnyadikeringkan dengan H2SO4 pekat
dalam menara penyerap. Produk SO2 didinginkan hingga menjadi cair, kemudian
dimasukkan ke dalam botol-botol baja yang siap dijual ke pasaran.

ASAM SULFAT (H2SO4)


Asam sulfat merupakan suatu senyawa kimia yang dibuat dari belerang. Asam
sulfat merupakan bahan pada urutan pertama diantara semua senyawa kimia pabrik.
Sehingga H2SO4 merupakan bahan yang cukup penting bagi kehidupan industri-
industri kimia seperti industri obat-obatan, pupuk, pemrosesan logam dsb. Asam
sulfat dimanfaatkan diantaranya untuk membuat:
H3PO4 dari Ca3(PO4)2
C6H5OH dari C6H6
(NH4)2SO4 dari NH3
C2H5OC2H5 dari C2H5OH
Al2(SO4)3 dari kaoline dsb

Sifat-sifat Asam Sulfat


Asam sulfat ialah suatu asam berbasa dua yang kuat. Disamping itu asam
sulfatmerupakan bahan pengoksidasi dan bahan pendehidrasi, lebih-lebih terhadap
senyawa organic. Aksi dehidrasi sangat penting dalam penyerap air yang terbentuk
dalam konversi kimia seperti nitrasi sulfonasi dan esterifikasi sehingga hasilnya
menjadi lebih besar.
Asam sulfat banyak dijual dalam bentuk berbagai larutan H 2SO4. yang terakhir
tersebut ini dinamakan oleum dan dipasarkan atas dasar persen kandungan SO 3-nya.
Oleum 20% berarti mengandung 20 kg SO 3 dan 80 kg H2SO4 di dalam 100 kg. Oleum
20% ini, apabila diencerkan dengan air sehingga membentuk asam 100%
(monohidrat) akan menghasilkan berat total 104,5 kg. Pada masa lalu dimana
sebagian besar asam itu masih dibuat dengan proses kamar, larutan asam sulfat di
dalam iar dijual atas dasar gravitas spesifiknya, dimana diukur dengan derajat Baume
(oBe). Gravitas spesifik asam sulfat biasanya bertambah secara beraturan sampai
1,844 pada 15oC untuk asam 97% dan sesudah itu berkurang sampai menjadi 1,839
pada suhu 15oC untuk asam 100%. Oleh karena itu, konsentrasi pekat ini, yaitu diatas
95% harus diukur dengan menggunakan cara lain selain densitas. Densitas dapat
digunakan untuk konsentrasi seang saja. Konduktans, indeks reflaksi, transmitams
bunyi juga dipakai untuk mengukur konsentrasi asam secara kontinyu didalam pabrik-
pabrik modern.
Produksi dan Penggunaan
Pembuatan pupuk merupakan pemakai terbesar asam sulfat. Dimana
konsumen lebih banyak memakai pupuk dengan konsentrasi tinggi.
Asam sulfat yang dibuat dalam pabrik asam kamar tersedia dalam beberapa
kualitas, masing-masing mempunyai tujuan penggunaan tertentu. Kualitas 53 o – 56o
Be digunakan untuk pembuatan superfosfat, asam ini dapat dibuat dalam pabrik asam
kamar. Kualitas 60oBe dipakai dalam pembuatan sulfat-sulfat ammonia, tembaga, batu
biru (bluestone), aluminium (alum), magnesium (garam epsom) seng besi (kopras)
dan sebagainya serta asam-asam organic seperti asam sitrat, asam oksalat, asetat dan
tartrat juga untuk cuci asam besi sebelum galvanisasi dan penyalutan dengan timah,
pengolahan dan produksi logm-logam berat, sepuh listrik dan pembuatan gula kanji
serta sirup. Asam sulfat kuat, 93% sampai 99% digunakan untuk pemurnian
protoleum pembuatan titanoium dioksida, alkilasi isobutana, pembuatan berbagai
bahan kimia nitrogen, sintesis fenol, pemulihan asam lemak dalam pembuatan sabun,
serta pembuatan asam fosfat dan tripel super fosfat. Oleum diperlukan dalam
pengolahan minyak bumi, pembuatan nitrioselulosa, nitroglisarin, TNT dan warna
serta untuk memperkuat asam lemah.

Proses Pembuatan Asam Sulfat (H2SO4)


Proses pembuatan asam sulfat dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu:
Proses Bilik Timbal (Lead Chamber Process)

Langkah-langkah proses:
1. Gas SO2 bersama-sama dengan gas NO + NO2 dimasukkan ke menara glover
bersamaan dengan gas-gas yang dating dari menara Gay Lussac.
2. Gas-gas yang keluar dari menara glover masuk ke lead chamber dan dari atas
disemprotkan air, menghasilkan lead chamber acid: H2SO4 50oBe. Hasil ini
sebagian diambil sebagai produk dan sebagian dikembalikan ke menara glover
dan menghasilkan asam glover H2SO4 60oBe. hasil ini sebagian diambil
sebagai produk dan sebagian dialirkan ke menara Gay Lussac untuk menyerap
oksida-oksida nitrogen dan untuk kemurnian suhu.
3. dalam menara Gay Lussac gas-gas NO + NO 2 dijaga jangan sampai hilang,
untuk kemudian dikembalikan ke menara glover.
Raw material:
1. Gas SO2 diperoleh dari oksida terhadap belerang (murni maupun pyrite)
a. Dari belerang murni:
S + O2 SO2 H = -70.920 kal
S
b. Dari pyrite:
4FeS2 + 11O2 2FeO3 + 8SO2
2. Gas NO + NO2 diperolwh dengan cara oksidasi terhadap NH3 dengan
katalisator Pt.
4NH3 + SO2 4NO + 6H2O
2NO + O2 2NO2

Prosesnya:
a. NH3 cair dididihkan dan gas NH3 dialirkan dari atas stripping column yang
berisi katalisator kasa Pt dari bawah dihembuskan udara.
b. Pencampuran gas-gas yang terbentuk didinginkan. Airnya dikeluarkan dan
gas-gas NO + NO2 ditampung dan dipakai pada proses pembuatan H2SO4
sebagai katalisator.

Spesifikasi instalasi:
1. Umumnya berbentuk silindris, permukaan bagian dalam dilapisi Pb, sebab Pb
dengan asam sulfat membentuk PbSO4 yang justru berfungsi sebagai
pelindung. Pb yang ada di lapisan bawahnya, makin banyak jumlah bilik-bilik
timbale ini, reaksinya makin sempurna sedangkan di bagian permukaan
luarnya dibuat ber-strip yang berfungsi sebagai pendingin udara (air cooling).
2. Fungsi kamar timbale
a. Sebagai tempat dalam waktu yang cukup aman untuk pengadukan
reaksi dan meradiasikan uap keluar.
b. Menyediakan permukaan untuk terjadinya kondensasi uap yang
terbentuk dan memperlambat aliran gas-gas yang masuk justru reaksi
menjadi sempurna.
Reaksi-reaksi yang terjadi:
Reaksi-reaksi yang terjadi nelalui 3 tingkatan fase, yaitu fase homogen (gas),
fase heterogen (gas dan cair) dan fase homogen (cair).
1. Fase homogen, fase gas
2NO + O2 2NO2
2NO2 N2O4
2. fase heterogen, fase gas dan cair
SO2 + H2O H2SO4
NO + NO2 + H2O HNO3
H2SO4 + NO2 H2SO4NO
2(H2SO4)NO + ½ O2(NO2) 2SO5NH + H2O + NO
2(H5NH) + SO2 + 2H2O 2H2SO4NO + H2SO4
3. fasa homogen, fasa cair
H2SO4.NO H2SO4 + NO
2SO5NH + H2O 2H2SO4 + NO + NO2
SO5NH + HNO3 H2SO4 + 2NO2(N2O4)

Dengan adanya asam violet, terjadi reaksi (5) kembali sedemikian, terus-menerus
hingga sebagian SO2 kembali menjadi H2SO4.

Proses Kontak
Tumbuhnya proses ini karena adanya penemuan proses antara SO 2 dan O2
membentuk SO3 dengan katalisator serbuk platina, lebih-lebih setelah timbuknya
industri-industri yang benar-benar memerlukan asam sulfat pekat sedangkan yang
dihasilkan dari proses bilik timbale tidak bisa dibuat menjadi asam sulfat dengan
kepekatan tinggi. Reaksi utama dari proses kontak ini adalah:
SO2 + 1,5O2 SO3 H = -23,000 kal
Proses pembuatan menurut proses kontak

Langkah-langkah proses:
1. udara yang dipakai untuk pembakaran belerang maupun waste heat boiler
(WHB) dibersihkan dengan asam sulfat.
2. hasil pembakaran belerang dibersihkan dalam WHB kemudian
dimasukkan ke dalam converter I bersama-sama O2 setelah dilakukan pada
heat exchanger (HE) I dan II.
3. hasil reaksi di atas dilakukan kembali ke HE II kemudian masuk ke
converter II dan hasilnya dilakukan ke HE I, kemudian dialirkan ke
menara penyerap I dimana diserap dengan oleum 20%. Hasilnya
dikeluarkan sebagai oleum 60% dan sebagian yang masih berbentuk gas
dikenakan penyerapan lagi dengan asam sulfat di menara penyerap II
sehingga dapat menghasilkan H2SO4 98%.

Penyeapan gas SO3 : Untuk memperoleh oleum 60-70 % penyerapan SO 3, dilakukan


dengan menggunakan oleum 20 % dan untuk memperoleh 20% SO 3 larut dalam
H2SO4 100% dipakai asam sulfat 99% sebagai penyerap. Dan untuk memperoleh
asam sulfat 99% dipakai asam sulfat 98% sebagai penyerap.
Factor pendukung % oleum dengan kadar H2SO4
% SO3 = % H2SO4 . 0,8163 sehingga %H2SO4 = SO3 / 0,8163
Perbandingan SO3 terhadap 100% H2SO4:
SO3 / H2SO4 = 80,06 / 98,076
= 0,8163 berarti 100% H2SO4 mengadung 81,63% SO3

MAKALAH PROSES INDUSTRI KIMIA


“INDUSTRI BELERANG/ASAM SULFAT”

Oleh
Linda Aprilliyah (07401013)
Sri Maulanti (07401027)
Kelas : 2A

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2009

Você também pode gostar