Você está na página 1de 10

BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS:

PENGUKURAN, PELAPORAN, DAN PENGENDALIAN

1. PENDAHULUAN

Biaya kualitas adalah biaya yang terjadi atau mungkin akan terjadi karena kualitas
yang buruk. Biaya kualitas didefinisikan sebagai biaya-biaya yang berkaitan dengan
pencegahan, pengidentifikasian, perbaikan produk yang berkualitas rendah dan dengan
opportunity cost dari hilangnya waktu produksi dan penjualan sebagai akibat dari rendahnya
kualitas. Jadi biaya kualitas adalah biaya yang berhubungan dengan penciptaan,
pengidentifikasian, perbaikan, dan pencegahan kerusakan. Biaya kualitas merupakan biaya
yang terjadi karena adanya kesadaran akan perlunya menghindari kesalahan sehingga tidak
terjadi pemborosan atau biaya yang terjadi karena adanya kesalahan pada produk yang sudah
terlanjur terjadi dan harus diperbaiki.
Dalam makalah ini nantinya akan dibahas empat hal, yaitu (1) apakah yang termasuk
dalam biaya kualitas?, (2) bagaimana peningkatan kualitas dapat mengurangi biaya kualitas?, (3)
bagaimana sistem pelaporan biaya kualitas yang baik untuk pengembangan dan operasional
perusahaan?, dan (4) bagaimanakah pengukuran dan pengendalian produktivitas dalam suatu
perusahaan?
Adanya makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pembaca
mengenai informasi yang relevan tentang biaya kualitas dan produktivitas yang dapat
diterapkan oleh pembaca yang memiliki orientasi untuk bekerja di sebuah perusahaan

2. PEMBAHASAN

A. Pengukuran Biaya Kualitas

Pengukuran biaya mutu merupakan dasar dari pengelolaan biaya mutu termasuk
didalamnya pelaporan biaya mutu bagi manajemen. Untuk dapat menentukan jumlah biaya
mutu diprlukan suatu system penentuan atau pengukuran biaya mutu.

B. Definisi Kualitas

Kualitas adalah “derajat atau tingkat kesempurnaan“ ; dalam hal ini kualitas adalah
suatu ukra relatif dari kebaikan (goodness). Mendefinisikan kualitas sebagai kebaikan
merupakn makna sangat umum yang tidak memiliki makana operasional. Secara operasinal
produk atau jasa yang berkualitas adalah yang memenuhi atatu melibihi harapan pelanggan.
Dengan kata lain, kualitas adalah kepuasan pelanggan. Harapan pelanggan dapat digambarkan
melauli atribut-atribut kualitas atau yang sering disebut “dimensi kualitas”. Jadi produk atau
jasa yang berkualitas memenuhi atau melebihi harapan pelanggan dalam delapan dimensi :

1
1. Kinerja (performance)

2. Estetika (aesthetics)

3. Kemudahan perawatan dan perbaikan (serviceability)

4. Fitur (features)

5. Kenadalan (reliability)

6. Tahan lama (durability)

7. Kualitas kesesuaian (quality of confermance)

8. Kecocokan penggunaan (fitness for use)

Empat dimensi pertama merupakan atribut kualitas yang penting, tetapi sulit diukur.
Kinerja mengacu pada konsistensi dan seberapa baik fungsi-fungsi sebuah produk. Dalam
jasa, prinsip tidak terpisahkan, berarti jasa dilakukan secara langsung dihadapan pelanggan.
Jadi, dimensi kinerja untuk jasa dapt didefinisikan lebih jauh sebagai atribut daya tanggap,
kepastian dan empati. Daya tanggap(responsiveness) adalah keinginan untuk membantu
pelanggan dan menyediakan pelayanan yang konsisten dan bersrifat segera. Kepastian
(assurance) mengacu pada pengetahuan, keramahan, dan kemampuan akryawandalam
membangun kepercayaan dna keyakinan pelanggan. Empati (empathy) berarti peduli dan
memberikan perhatian terhadap pelanggan.
Estetika berhubungan dengan penampilan wujud produk (misalnya, gaya dan
keindahan) serta penampilan fasilitas, peralatan, pegawai, dan materi komunikasi yang
berkaitan dengan jasa. Kemudahan perawatan dan perbaikan berkaitan dengan tingkat
kemudahan merawat dan memperbaiki produk. Fitur (kualitasdesain) adalah kekarakteristik
produk yang berbeda dari produk – produk sejjenis yang fungsinya sama.
Keandalan adalah probabibiltas produk atau jasa menjalankan fungsi seperti yang
dimaksud dalam jangka waktu tertentu. Tahan lama didefinisikan sebagai jangka waktu
produk dapat berfungsi. Kualitas kesesuaian adalah ukuran mengenai apakahsebuah produk
telah memenuhi spesifikasinya tau tidak. Kecocokan penggunaan adalah kcocokan dari
sebuah produk menjalankan fungsi – fungsi sebagaimana yang di iklankan. Jika sebuah
produk mengandung cacat deasain yang parah , maka produk tersebut dianggap gagal
meski[un tingkat kesesuaiannya sesuai dengan spesifikasinya. Proudk yang ditarik kembali
sering disebabkan oleh adanya masalah dalam dimensi kecocokan penggunaan. Produk cacat
adalah produk yang tidak sesuai dengan spesifikasinya. cacat nol berati semua produk yang di
produksi sesuai dengan spesifikasinya.

2
C. Definisi Biaya Kualitas
Kegiatan yang berhubungan dengan kualitas adalah kegiatan yang dilakukan karena
kualitas yang buruk mungkin atau telah terjadi. Biaya-biaya untuk melakukan kegiatan –
kegiatan itu disebut biaya kualitas. Jadi, biaya kualitas (cost of quality ) adalah biaya – biaya
yang timbul karena mungkin tau telah terdapat produk yang kualitasnya buruk. Defiinisi ini
mengimplikasikan bahwa biaya kulitas berhubungan dengan dua subkategori dari kegiatan-
kegiatan yang terkait dengan kualitas: kegiatan pengendalian dan kegiatan karena kegagalan.
Kegiatan pengendalian (control activities) dilakukan oleh suatu perusahaan untuk
mencegah atau mendeteksi kualitas yang buruk (karena kulitas yang buruk mungkinterjadi).
Jadi, kegiatan pengendalian terdiri atas kegiatan – kegiatan pencegahan dan penilaian.
Biaya pengendalian (control cost) adalah biaya- biaya yang dikeluarkan untuk
menjalaankan kegiatan penegndalian. Kegiatan karena kegagalan (failure activities) dilakukan
oleh perusahaann atau pelanggannya untuk merespons kualitas yang buruk (kualitas buruk
memang telah terjadi. Jika respon terhadap kulitas yang buruk dilakukaan sebelum produk
cacat sampai ke pelanggan, maka kegiatannya diklasifikasikansebagai kegiatan kegagalan
internal. Sebaliknya, jika respons muncul setelah produk sampai ke pelanggan, maka
kegiatannya diklasisifkasikan sebagai kegiatan kegagalan eksternal. Biaya kegagalan dalah
biaya – biaya yang dikeluarkan perusahaan karena telah terjadi kegagalan dalam kegiatan.
Perhatikan bahwa definisi kegiatan kegagalan dan biaya kegagalan menunjukkan bahwa
respons pelanggan atas kuliatas yang bururk dapat memeprbesar biya bagi perusahaan.
Definisi mengenai kegitaan – kegiatan yang berhubungan dengan kualitas juga menunjukkan
empat kategori biaya kualitas: biaya pencegahan (prevention costs), biaya penilaian
(appraisal costs), biaya kegagaln internal(internal failure cost) dan iaya kegagaln eksternal
(eksternal failure costs).
a. Biaya pencegahan (prevention costs) terjadi untuk mencegah kualitas yang bururk
pada produk atau jasa yang dihasilkan. Sejalan dengan peningkatan biaya pencegahan,
kita mengharapkan biaya kegagalan turun. Contoh biaya pencegahan adalah biaya
rekayasa kualitas, program pelatihan kuaitas, perencanaan kualitas, pelaporan kualitas,
pemilihan dan evaluasi pemasok, audit kualitas, siklus kualitas, uji lapangan dan
penijauan deasin.
b. Biaya penilaian (appraisal costs) terjadi untuk menentukan apakah produk dan jasa
telah sesuai dengan persyaratan atau keutuhan pelanggan. Contoh biaya ini terasuk biaya
pemeriksaan dan pengujian bahan baku, pemeriksaan kemasan, pengawasan kegiatam
penilaian, penerimaan produk, penerimaan proses, perlatan pengukuran(pemeriksaan
dan pengujian), dan pengesahan dari pihak luar. (dua dari istilah – istilah tersebut
membutuhkan penjelasan lebih lanjut.

3
c. Biaya kegagalan internal (terjadi karena produk dan jasa yang dihasilkan tidak
sesuai dengan spesifikasi atau kebutuhan pelanggan. Ketidaksesuaian ini dideteksi
sebelum dikirim ke pihak luar. Hal ini adalah kegagalan yang dideteksi oleh kegiatan
penilaian. Contoh biaya kegagaln internal adlah sisa bahan, pengerjaan ulang,
penghentian mesin, pemeriksan ulang, pengujian ulang, dan perubahan desain. Biaya –
biaya di tas tidak terjadi jika tidak terdapat produk cacat.
d. Biaya kegagalan eksternal terjadi karena produk dan jasa yang dihasilkan gagal
memenuhi persyaratan atau tidak memuaskan kebuthan pelanggan setelah produk
diampaikan kepada pelanggan. Dari semua biaya kualitas, kategori biaya ini dapat
menjadi yang paling merugikan. Biaya penarikan produk dari pasar, misalnya. Contoh
lainnya termasuk kehilangan penjuaaln karena kinerja produk yang buruk, serta retur
dan potongan penjualan karean kualitas yang buruk, biaya garansi, perbaikan, tanggung
jawab hukum yang timbul, ketidak puasan pelanggan, hilangnya pangsa pasar, dan biaya
untuk mengatasi keluhan pelanggan.
D. Mengukur Biaya Kualitas
Biaya kualitas bisa juga diklasifikasikan sebagai biaya yang dapat diamati atau tersembunyi.
Biaya kualitas yang dapat diamati (observable quality costs) adalah biaya-biaya yang tersedia untuk
dapat diperoleh dari catatan akuntansi perusahaan. Biaya kualitas yang tersembunyi (hidden costs)
adalah biaya kesempatan atau oportunitas yang terjadi karena kualitas yang buruk (biaya oportunitas
biasanya tidak disajikan dalam catatan akuntansi). Sebagai contoh, perhatikanlah kembali contoh-
contoh biaya kualitas yang telah diuraikan di atas. Dengan pengecualian pada biaya kehilangan
penjualan, biaya ketidakpuasan pelanggan, dan biaya kehilangan pangsa pasar, semua biaya kualitas
dapat diamati dan seharusnya tersedia dalam catatan akuntansi. Perhatikan juga bahwa biaya-biaya
yang tersembunyi bisa menjadi signifikan sehingga seharusnya diestimasi. Meskipun mengestimasi
biaya kualitas yang tersembunyi sulit dilakukan, ada tiga metode yang disarankan untuk tujuan
tersebut: metode pengali (multiplier method), metode penelitian pasar (market research method), dan
fungsi kerugian kualitas Taguchi (Taguchi quality loss function).
a. Metode Pengali (multiplier method)
Metode pengali mengasumsikan total biaya kegagalan adalah hasil pengalian dari biaya-biaya
kegagalan yang terukur.
Total biaya kegagalan eksternal = k (Biaya kegagalan eksternal yang terukur).
b. Metode Penelitian Pasar
Metode penelitian pasar formal digunakan untuk menilai dampak kualitas yang buruk
terhadap penjualan dan pangsa pasar. Survei pelanggan dan wawancara dengan anggota tim penjualan
perusahaan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap besarnya biaya tersembunyi
perusahaan. Hasil penelitian pasar dapat digunakan untuk memproyeksikan hilangnya laba di masa
depan akibat kualitas yang buruk.
c. Fungsi Kerugian Kualitas Taguchi

4
Definisi tanpa cacat tradisional mengasumsikan biaya kualitas yang tersembunyi hanya
terjadi atas unit-unit yang menyimpan dari batas spesifikasi atas dan bawah. Fungsi kerugian Taguchi
mengasumsikan setiap penyimpangan dari nilai target suatu karakteristik kualitas dapat menimbulkan
biaya kualitas yang tersembunyi. Selanjutnya, biaya kualitas yang tersembunyi meningkat secara
kuadrat saat nilai aktual menyimpang daari nilai target. dapat dijelaskan dalam persamaan berikut.

L(y) = k (y-T)²

dimana:
k= konstanta porporsionalitas yang besarnya bergantung pada struktur biaya kegagalan
eksternal perusahaan,
y= nilai aktual dari karakteristik kualitas,
T= nilai target dari karakteristik kualitas,
L= kerugian kualitas.
d. Pelaporan Informasi Biaya Kualitas
Sebuah sistem pelaporan biaya kualitas memiliki arti penting bagi perusahaan yang
menaruh perhatian serius terhadap perbaikan dan pengendalian biaya kualitas. Langkah
pertama dan paling sederhana dalam menciptakan sistem semacam itu adalah menilai biaya
kualitas aktual saat ini. Pencatatan biaya kualitas aktual secara terperinci berdasarkan
kategorinya dapat memberikan dua masukan pandangan penting. Pertama, catatan tersebut
mengungkapkan besarnya biaya kualitas dalan setiap kategori yang memungkinkn para
manajer menilai dampak keuangannya. Kedua, catatan tersebut menunjukkan distribusi biaya
kualitas menurut kategori yang memungkinkan para manajer menilai kepentingan relatif dan
setiap kategori.
e. Laporan Biaya Kualitas
Pentingnya biaya kualitas terhadap segi keungan perusahaan dapat dinilai lebih
mudah dengan menampilkan biaya-biaya sebagai persentase dari penjualan aktual.
f. Fungsi Biaya Kualitas: Pandangan Kualitas yang Dapat Diterima
Pandangan kualitas yang dapat diterima mengasumsikan terdapat perbandingan
terbalik antara biaya pengendalian dan biaya kegagalan. Ketika biaya pengendalian
meningkat, biaya kegagalan seharusnya menurun. Selama penurunan biaya kegagalan lebih
besar daripada kenaikan biaya pengendalian, perusahaan harus meningkatkan usahanya untuk
mencegah atau mendeteksi unit-unit yang tidak sesuai. Pada akhirnya, akan dicapai suatu titik
di mana kebaikan tambahan biaya kegagalan, serta mendefinisikan apa yang dikenal sebagai
tingkat kualitas yang dapat diterima (acceptable quality level—AQL).
g. Fungsi Biaya Kualitas: Pandangan Cacat-Nol

5
Sudut pandang AQL didasarkan pada definisi produk cacat tradisional. Dalam
pengertian klasik, sebuah produk dikatakan cacat apabila kualitasnya berada di luar
batas toleransi suatu karakteristik kualitas. Menurut pandangan ini, biaya kegagalan timbul
hanya jika produk tidak sesuai dengan spesifikasi dan terdapat perbandingan terbalik
optimal antara biaya kegagalan dan biaya pengendalian. Pandangan AQL mendukung
diproduksinya sejumlah barang cacat tertentu. Model ini digunakan dalam dunia pengendalian
kualitas hingga akhir 1970-an ketika model AQL ditantang oleh model cacatnol (zero-
defects model ). Intinya, model cacat nol menyatakan keunggulan biaya akan diperoleh
dengan mengurangi unit cacat hingga nol.
Pada pertengahan 1980-an, model cacat nol lebih disempurnakan dengan model
kualitas kokoh (robust quality model). Menurut pandangan kokoh ini, kerugian terjadi karena
diproduksinya produk yang menyimpang dari nilai target; semakin jauh penyimpangannya,
semakin besar pula nilai kerugiannya. Selain itu, kerugian juga tetap terjadi meskipun dari
spesifikasi ideal adalah merugikan dan batas toleransi spesifikasi tidak menawarkan manfaat
apapun, bahkan dapat menipu. Model cacat nol menekankan pada biaya kualitas dan potensi
penghematan dari upaya yang lebih besar untuk meningkatkan kualitas (ingat factor pengali
pada Westinghouse Electric). Jadi, model kualitas kokoh mempererat definisi dari unit cacat,
menyempurnakan pandangan kita terhadap biaya kualitas, dan mengintensifkan upaya
perbaikan kualitas.
E. Manajemen Berbasis Kegiatan dan Biaya Kualitas Optimal
Manajemen berbasis kegiatan ( ABM )mengklasifikasikan berbagai kegiatan sebagai
bernilai tambah, serta tidak bernilai tambah,dan hanya mempertahankan kegiatan yang
bernilai tambah. Prinsip ini diaplikasikan pada kegiatan berkaitan dengan kualitas. Biaya
kegagalan, penilaian, dan biaya-biaya yang tudak menghasilkan nilai tambah harus
dihilangkan.
ABM mendukung pandangan cacat nol robust, di mana tidak ada perbandingan
terbalik optimal antara biaya kegagalan dan biaya pengendalian; biaya kegagalan tidak
menghasilkan nilai tambah, sehingga harus dikurangi hingga nol. Beberapa biaya
pengendalian juga tidak memberikan nilai tambah, sehingga juga harus dihilangkan.
Sedangkan untuk biaya pengendalian yang memberikan nilai tambah mungkin dijalankan
namun tidak efisien, dan biaya untuk kegiatan tidak efisien dianggap tidak bernilai tambah,
sehingga biaya untuk kategori ini juga dapat dikurangi menjadi lebih rendah.
F. Analisis Tren
Laporan biaya kualitas menunjukkan jumlah dan distribusi biaya kualitas di antara 4
kategori yaitu biaya pencegahan, penilaian, kegagalan internal dan kegagalan eksternal,
sehingga menunjukkan peluang untuk perbaikan kualitas. Perubahan biaya kualitas dari waktu

6
ke waktu dapat digambarkan oleh grafik tren atau biasanya disebut laporan tren kualitas
multi-periode.

G. Penggunaan Informasi Biaya Kualitas


Tujuan utama pelaporan biaya kualitas adalah memperbaiki dan mempermudah
perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputudan manajerial. Penggunaan informasi
biaya kualitas untuk keputusan-keputusan implementasi program kualitas dan untuk
mengevaluasi efektivitas program-program tersebut – setelah diimplementasikan – hanya
merupakan salah satu potensi penggunaan dari sistem biaya kualitas. Penggunaan-penggunaan
penting lainnya juga dapat diidentifikasi. Skenario berikut mengilustrasikan penggunaan
informasi biaya kualitas dalam keputusan penetapan harga strategis dan analisis profitabilitas
atas desain produk baru.
H. Produktivitas: Pengukuran dan Pengendalian

Produktivitas berkaitan dengan memproduksi output secara efisien.

Efisiensi produktif total adalah suatu titik di mana dua kondisi terpenuhi: (1) Pada
setiap bauran input untuk memproduksi output tertentu, tidak satu input pun yang digunakan
lebih dari yang diperlukan untuk menghasilkan output, dan (2) atas bauran-bauran yang
memenuhi kondisi pertama, dipilih bauran dengan biaya terendah. Kondisi pertama
digerakkan oleh hubungan teknis sehingga disebut efisiensi teknis. Dengan melihat berbagai
kegiatan sebagai input, kondisi pertama mensyaratkan penghapusan seluruh kegiatan tak
bernilai tambah dann pelaksanaan kegiatan bernilai tambah dengan kuantits minimal yang
diperlukan untuk memproduksi sejumlah output. Kondisi kedua digerakkan oleh hubungan
relatif dari harga input sehingga disebut efisiensi trade-off input (input trade- off efficiency).
Harga input menentukan proporsi relatif setiap input yang harus digunakan. Penyimpangan
dari proporsi tetap tersebut menciptakan trade-off input yang tidak efisien.

I. Pengukuran Produk Parsial

Pengukuran produktivitas adalah penilaian kuantitatif atas perubahan produktivitas.


Tujuan pengukuran ini adalah menilai apakah efisiensi produktif telah meningkat atau
menurun. Pengukuran produktivitas dapat dikembangkan untuk setiap input secara terpisah
atau seluruh input secara bersama-sama. Pengukuran prosuktivitas untuk satu input pada suatu
waktu disebut pengukuran produktivitas parsial.

Definisi Pengukuran Produktivitas Parsial

Produktivitas dari satu input tunggal biasanya diukur dengan menghitung rasio output
terhadap input.
Rasio produktivitas = Output /Input

7
Karena hanya produktivitas dari satu input yang sedang diukur, ukuran itu disebut
pengukuran produktivitas parsial. Jika output dan input diukur dalam kuantitas fisik, maka
kita memperoleh ukuran produktivitas operasional. Jika output dan input dinyatakan dalam
dolar, maka kita memproleh ukuran produktivitas keuangan.

Ukuran-Ukuran Parsial dan dan Pengukuran Perubahan Efisiensi Produktif

Untuk mengukur perubahan dalam produktivitas, ukuran produktivitas yang aktual


berjalan dibandingkan dengan ukuran produktivitas periode sebelumnya. Periode sebelumnya
disebut dengan periode dasar dan menjadi acuan ataua standar bagi pengukuran perubahan
efiseiensi produktif. Periode sebelumnya dapat ditentukan secara bebas. Misalnya, tahun
sebelumnya, minggu sebelumnya, bahkan periode di mana batch produk terakhir di produksi.

Keunggulan Ukuran Parsial

Ukuran Parsial memungkinkan manajer untuk memfokuskan perhatiannya pda


penggunaan input tertentu. Penggunaan ukuran parsial memiliki keunggulan, yaitu mudah
diinterprestasikan oleh semua pihak di dalam perusahaan sehingga ukuran tersebut mudah
digunakan untuk menilai kinerja produktivitas dari karyawan operasional.

Kelemahan Ukuran Parsial

Ukuran parsial yang digunakan secara trpisah dapat menyesatkan. Penurunan


produktivitas suatu input mungkin diperlukan untuk meningkatkan produktivitas yang
lainnya. Pertama, kemungkinan terjadi trade-off menyebabkan perlu adanya ukuran
produktivitass total untuk menilai kelebihan berbagai keputusan produktivitas. Hanya dengan
melihat total pengaruh produktivitas dari seluruh input-lah, manajer mampu membuat
kesimpulan secara akurat mengenai kinerja produktivitas secara keseluruhan. Kedua, karena
ada kemungkinan terjadi trade-off, ukuran produktivitas total harus mempertimbangkan
konsekuensi keuangan agregat sehingga haruslah dalam bentuk sebuah ukuran keuangan.

J. Pengukuran Profil Produktivitas


Pembuatan sebuah produk melibatkan beberapa input utama, seperti tenaga kerja,
bahan, modal, dan energi. Pengukuran profil menyediakan serangkaian atau sebuah vektor
ukuran operasional parsial yang berbeda dan terpisah. Profil ini dapat dibandingkan dari
waktu ke waktu untuk memberikan informasi mengenai perubahan produktivitas. Untuk
mengilustrasikan pendekatan ini, hanya akan digunakan dua input, yaitu: tenaga kerja dan
bahan.
Pengukuran Produktivitas yang Berkaitan dengan Laba

8
Pengukuran jumlah perubahanlaba yang diakibatkan oleh perubahan
produktivitas disebut pengukuran produktivitas yang berkaitan dengan laba. Keterkaitan
perubahan produktivitas dengan laba dijelaskan oleh aturan berikut:
Aturan Keterkaitan dengan Laba (Profit-Linkage Rule): untuk periode berjalan,
hitunglah biaya input yang seharusnya digunakan dalam keadaan tanpa adanya perubahan
produktivitas dan bandingkan biaya tersebut dengan biaya input aktual yang digunakan.
Selisih biayanya adalah sejumlah perubahan laba yang disebabkan oleh perubahan
produktivitas.
Untuk mengaplikasikan aturan ini, input yang seharusnya digunakan selama
periode berjalandalam keadaan tanpa perubahan produktivitas harus dihitung terlebih dahulu.
PQ = Output periode berjalan/ Rasio produktivitas periode dasar
KOMPONEN PEMULIHAN HARGA
Ukuran terkait dengan laba menghitung jumlah perubahan laba dari periode dasar ke
periode berjalan sebagai akibat perubahan produktivitas. Oleh karena itu, komponen
pemulihan harga mengukur kemampuan perubahan pendapatan untuk menutupi perubahan
biaya input dengan asumsi tidak ada perubahan produktivitas.
Kualitas Dan Produktivitas
Peningkatan kualitas dapat meningkatkan produktivitas dan juga sebaliknya. Sebagai
contoh, jika pengerjaan ulang berkurang karena menurunnya unit produk cacat, maka lebih
sedikit tenaga kerja dan bahan yang digunakan untuk menghasilkan output yang sama.
Penurunan jumlah unit cacat memperbaiki kualitas, sedangkan pengurangan jumlah input
yang digunakan meningkatkan produktivitas.
Insentif Pembagian Keuntungan
Insentif pembagian keuntungan (gainsharing) adalah pemberian insentif uang tunai
bagi seluruh tenaga kerja perusahaan yang menjadi kunci pencapaian kualitas dan
produktivitas.

9
DAFTAR PUSTAKA

Hansen, Don R. dan Maryanne M. M. 2009. Managerial Accounting Buku 2 Edisi 8.


Jakarta: Salemba Empat.

10

Você também pode gostar

  • Seminar Akuntansi Kelompok 2 Saketap
    Seminar Akuntansi Kelompok 2 Saketap
    Documento29 páginas
    Seminar Akuntansi Kelompok 2 Saketap
    nindya
    Ainda não há avaliações
  • D&G MATERI
    D&G MATERI
    Documento2 páginas
    D&G MATERI
    Andriani MEgha
    Ainda não há avaliações
  • COVER Citra
    COVER Citra
    Documento1 página
    COVER Citra
    Andriani MEgha
    Ainda não há avaliações
  • MJ Kom Sap 3 Fix
    MJ Kom Sap 3 Fix
    Documento14 páginas
    MJ Kom Sap 3 Fix
    Gio Costa
    Ainda não há avaliações
  • Akmen Sap 5
    Akmen Sap 5
    Documento7 páginas
    Akmen Sap 5
    Andriani MEgha
    Ainda não há avaliações
  • STRATEGI PEMASARAN DIGITAL
    STRATEGI PEMASARAN DIGITAL
    Documento3 páginas
    STRATEGI PEMASARAN DIGITAL
    Andriani MEgha
    Ainda não há avaliações
  • Manajemen Koperasi Kelompok 1 Sap 1-1
    Manajemen Koperasi Kelompok 1 Sap 1-1
    Documento18 páginas
    Manajemen Koperasi Kelompok 1 Sap 1-1
    nabila
    Ainda não há avaliações
  • Sap 2
    Sap 2
    Documento8 páginas
    Sap 2
    atik
    Ainda não há avaliações
  • UMKM SAP 8 Revisi
    UMKM SAP 8 Revisi
    Documento7 páginas
    UMKM SAP 8 Revisi
    Andriani MEgha
    Ainda não há avaliações
  • Digital Marketing Sap 5
    Digital Marketing Sap 5
    Documento31 páginas
    Digital Marketing Sap 5
    Andriani MEgha
    Ainda não há avaliações
  • Digital Marketing B2B
    Digital Marketing B2B
    Documento2 páginas
    Digital Marketing B2B
    Andriani MEgha
    Ainda não há avaliações
  • AKUNTANSI KUALITAS
    AKUNTANSI KUALITAS
    Documento13 páginas
    AKUNTANSI KUALITAS
    Andriani MEgha
    Ainda não há avaliações
  • MODAL KOPERASI
    MODAL KOPERASI
    Documento18 páginas
    MODAL KOPERASI
    Andriani MEgha
    Ainda não há avaliações
  • B2B Digital Marketing
    B2B Digital Marketing
    Documento23 páginas
    B2B Digital Marketing
    Andriani MEgha
    Ainda não há avaliações
  • Digital Marketing Sap 6
    Digital Marketing Sap 6
    Documento17 páginas
    Digital Marketing Sap 6
    Andriani MEgha
    Ainda não há avaliações
  • Digital Marketing Sap 4
    Digital Marketing Sap 4
    Documento39 páginas
    Digital Marketing Sap 4
    Andriani MEgha
    Ainda não há avaliações
  • Humbis Hak Cipta
    Humbis Hak Cipta
    Documento18 páginas
    Humbis Hak Cipta
    Andriani MEgha
    Ainda não há avaliações
  • USALI ACCOUNT
    USALI ACCOUNT
    Documento20 páginas
    USALI ACCOUNT
    Riska Vianna
    Ainda não há avaliações
  • Teori Akuntansii Sap 8
    Teori Akuntansii Sap 8
    Documento7 páginas
    Teori Akuntansii Sap 8
    Andriani MEgha
    Ainda não há avaliações
  • Teori Akuntansi Sap 9
    Teori Akuntansi Sap 9
    Documento6 páginas
    Teori Akuntansi Sap 9
    Andriani MEgha
    Ainda não há avaliações
  • Teori Akuntansi Sap 13 2
    Teori Akuntansi Sap 13 2
    Documento6 páginas
    Teori Akuntansi Sap 13 2
    Andriani MEgha
    Ainda não há avaliações
  • Akuntansi Perilaku
    Akuntansi Perilaku
    Documento7 páginas
    Akuntansi Perilaku
    Andriani MEgha
    Ainda não há avaliações
  • CG Review Jurnal 1
    CG Review Jurnal 1
    Documento3 páginas
    CG Review Jurnal 1
    Andriani MEgha
    Ainda não há avaliações
  • Metod Sap 7
    Metod Sap 7
    Documento7 páginas
    Metod Sap 7
    Andriani MEgha
    Ainda não há avaliações
  • Ak LPD 12
    Ak LPD 12
    Documento8 páginas
    Ak LPD 12
    Tania Magetsu Putri
    Ainda não há avaliações
  • Proses Bisnis Produksi Sia Sap 9
    Proses Bisnis Produksi Sia Sap 9
    Documento9 páginas
    Proses Bisnis Produksi Sia Sap 9
    Andriani MEgha
    Ainda não há avaliações
  • Ak LPD Sap 13
    Ak LPD Sap 13
    Documento10 páginas
    Ak LPD Sap 13
    graciela immanuelita
    Ainda não há avaliações
  • Ak - Bank Sap 8
    Ak - Bank Sap 8
    Documento2 páginas
    Ak - Bank Sap 8
    Andriani MEgha
    Ainda não há avaliações
  • Konsekuensi Ekonomi
    Konsekuensi Ekonomi
    Documento8 páginas
    Konsekuensi Ekonomi
    Andriani MEgha
    Ainda não há avaliações
  • Sia Sap 11
    Sia Sap 11
    Documento9 páginas
    Sia Sap 11
    Andriani MEgha
    Ainda não há avaliações