Você está na página 1de 6

STRATEGIC CAPACITY MANAGEMENT

DISUSUN OLEH :

Andi Tenri Dettya Uleng Pangerang A012181005

MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2018
I. MANAJEMEN KAPASITAS DALAM MANAJEMEN OPERASI DAN RANTAI
PASOKAN
Kapasitas merupakan kemampuan untuk memuat, menerima, menyimpan,
atau mengakomodasi. Secara umum dalam bisnis, kapasitas sering dipandang
sebagai sejumlah output yang dapat dicapai suatu sistem dalam jangka waktu
tertentu. Dalam membahas kapasitas, manajer operasional harus melihat baik input
sumber daya maupun output produk. Untuk tujuan perencanaan, kapasitas rill (atau
efektif) tergantung pada apa yang akan diprodusi. Perencanaan kapasitas umumnya
dilihat dalam tiga durasi watu:
1. Jangka Panjang, lebih lama dari satu tahun. Ketika untuk memperoleh dan
menghabiskan sumber daya produktif (seperti bangunan, peralatan, atau
fasilitas) membutuhkan waktu yang lama, perencanaan kapasitas jangka
panjang memerlukan partisipasi dan persetujuan manajemen puncak.
2. Jangka Menengah, rencana bulanan atau tiga bulanan untuk 6-18 bulan
kedepan. Disni kapasitas dapat dibedakan dalam beberapa alternative,
seperti perekrutan karyawan, pemberhentian karyawan, peralatan baru,
pembelian perlengkapan minor, dan pemborongan pekerjaan.
3. Jangka Pendek, kurang dari satu bulan. Perencanaan kapasitas ini terikat
dalam proses penjadwalan harian atau mingguan dan memerlukan
penyesuaikan untuk menghilangkan varians antara output yang direncanakan
dan output actual.

Tujuan perencanaan kapasitas strategis (strategic capacity planning) adalah


sebagai pendekatan untuk menentukan tingkat kapasitas secara keseluruhan terkait
sumber daya modal secara keseluruhan – fasilitas, peralatan, dan seluruh tenaga
kerja yang sangat mendukung strategi kompetitif jangka panjang perusahaan.

i. Pemanfaatan Kapasitas
Tingkat pengoperasian terbaik adalah tingkat kapasitas yang menjadi tujuan
pendesainan suatu proses, dan merupakan volume output untuk meminimalkan
biaya unit rata-rata. Penentuan nilai minimal ini tidak mudah karena melibatkan
trade-off yang kompleks antara alokasi biaya overhead tetap dengan biaya lembut,
pemakaian perlengkapan, tingkat kecacatan dan biaya lainnya.
Tingkat pemanfaatan kapasitas merupakan ukuran yang penting yang
menunjukkan seberapa dekat suatu perusahaan dengan tingkat pengoperasian
terbaiknya.
Rumus Tingkat Pemanfaatan Kapasitas: Kapasitas yang digunakan
Tingkat pengoperasian terbaik

ii. Skala Ekonomi dan Skala Tidak Ekonomi


Gagasan mendasar dari skala ekonomi adalah semakin besar pabrik dan
semakin meningkatnya volume, biaya rata-rata oer unit output akan turun. Dalam
beberapa hal, ukuran produk menjadi semakin besar dan biaya unit per unit
meningkat. Dalam beberapa kasus, ukuran pabrik dapat dipengaruhi oleh factor-
faktor selain pengeluaran untuk mungkin adalah biaya untuk mengirimkan bahan
mentah dan produk jadi dari dan ke pabrik.

iii. Fokus Kapasitas


Konsep pabrik terfokus, meyakini bahwa suatu fasilitas produksi dapat
bekerja maksimal jika berfokus pada seperangkat tujuan produksi yang terbatas.
Misalnya, hal ini berarti suatu perusahaan belum tentu unggul dalam setiap aspek
kinerja manufakturnya, yaitu biaya, kualitas, kecepatan, dan keandalan pengiriman,
perubahan permintaan. Secara khusus, pabrik terfokus akan mengasilkan suatu
produk khusus atau sekelompok produk yang berkaitan. Pabrik terfokus
memungkinkan lapasitas untuk difokuskan pada produksi produk-produk khusus
tersebut.
Konsep focus kapasitas dapat dilaksanakan melalui mekanisme pabrik dalam
pabrik. Pabrik terfokus mungkin memiliki beberapa PWP, yang masing-masing
mungkin memiliki suborganisasi, kebijakan peralatan, dan proses, kebijakan
manajemen tenaga kerja, metode pengendalian produksi berbeda, dan lain-lain
untuk produk-produk berbeda bahkan walaupun produk-produk tersebut diproduksi
dibawah atap yang sama. Akibatnya perusahaan harus mencari tingkat
pengoprasian terbaik untuk masing-masing departemen organisasi, sehingga konsep
focus diturunkan sampai ketingkat operasional.

iv. Fleksibilitas Kapasitas


Fleksibilitas kapasitas berarti memiliki kemampuan untuk menambah atau
mengurangi tingkat produksi dengan cepat, atau untuk mengubah kapasitas produksi
dengan cepat dari satu produk atau jasa ke produk atau jasa lain. Fleksibilitas seperti
ini dicapai melalui pabrik, proses, dan pekerja yang fleksibel, serta melalui strategi-
strategi yang memanfaatkan kapasitas organisasi lain.
a. Pabrik Yang Fleksibel, dikatakan memiliki fleksibilitas yang tinggi ketika tidak
memerlukan waktu persiapan untuk mengubah alat, mesin, dan sebagainya
dari satu produksi ke produksi lain.
b. Proses Yang Fleksibel, pada satu titik dilambangkan dengan sistem
manufaktur yang fleksibel dan disisi lain peralatan yang sederhana dan
mudah dirangkai. Kedua pendekatan teknologi ini memungkinkan perubahan
cepat berbiaya rencah dari satu produk ke produk lain, yang kemudian
memungkinkan adanya economics of scope (ketika beberapa produk dapat
diproduksi pada biaya terendah jika diproduksi secara bersama daripada jika
diproduksi secara terpisah).

II. ANALISIS KAPASITAS


i. Pertimbangan dalam Mengubah Kapasitas
Tiga hal yang perlu dipertimbangkan saat menambah atau mengurangi
kapasitas, yaitu upaya menjaga keseimbangan sistem, frekuensi penambahan atau
pengurangan kapasitas, dan penggunaan kapasitas eksternal.
a. Upaya Menjaga Keseimbangan SIstem, dalam suatu pabrik yang sangat
seimbang dengan tiga tahap produksi, output dari tahap 1 merupakan input
yang dibutuhkan ditahap 2, dan output tahap 2 merupakan input dalam tahap
3 begitupun selanjutnya. Terdapat berbagai cara dalam mengatasi
ketidakseimbangan. Salah satunya adalah menambah kapasitas pada
tahapan yang mengalami hambatan.
b. Frekuensi Penambahan Kapasitas, ada dua tipe biaya yang harus
dipertimbangkan saat menambah kapasitas, yaitu biaya untuk penambahan
yang terlalu sering dan biaya untuk penambahan yang jarang.
c. Sumber Daya Eksternal dari Kapasitas Operasi dan Pasokan, dalam
beberapa kasus akan lebih murah jika tidak menambah kapasitas sama
sekali, tetapi lebih memilih untuk menggunakan sumber daya kapasitas
eksternal yang telah ada. Dua strategi yang biasa digunkaan adalah alih
daya dan pembagian kapasitas.
d. Pengurangan Kapasitas, kapasitas yang berlebih dalam permintaan yang
berkurang dapat menciptakan masalah signifikan bagi perusahaan. Strategi
temporer seperti penjadwalan pengurangan jam kerja atay jadwal
penambahan periode penghentian operasional sering digunakan.
ii. Penentuan Kebutuhan Kapasitas
Dalam menentukan kebutuhan kapasitas, umumnya dilakukan dengan
langkah-langkah berikut:
a. Gunakan teknik peramalan untuk memprediksi penjualan setiap produk
dalam masing-masing lini produk.
b. Hitung kebutuhan peralatan dan tenaga kerja untuk memenuhi peramalan
lini produk.
c. Proyeksikan ketersediaan tenaga kerja dan peralatan di atas
perencanaan.

III. PENGGUNAAN POHON KEPUTUSAN UNTUK MENGEVALUASI


ALTERNATIF KAPASITAS
Pohon keputusan merupakan model skematis terkait urutan langkah-langkah
dalam suatu masalah, kondisi, dan konsekuensi dari masing-masing langkah. Pohon
keputusan disususn dari titik keputusan dengan cabang-cabang yang memanjang
dari dank e titik-titik tersebut. Biasanya, kotak mempresentasikan titik keputusan, dan
lingkaran lingkaran mempresentasikan kemungkinan peristiwa. Cabang dari titik
keputusan menunjukkan pilihan yang tersedia untuk pembuat keputusan, cabang
dari kemungkinan peristiwa menunjukkan kemungkinan kejadiannya.
Dalam menyelesaikan masalah dengan menggunakan pohon keputusan, kita
mulai dari akhir pohon mundur kea rah awal pohon. Karena kita bekerja mundur, kita
menghitung perkiraan nilai pada masing-masing langkah. Dalam menghitung
perkiraan nilai, nilai waktu dari uang merupakan hal yang penting jika perencanaan
panjang.setelah perhitungan dibuat,

IV. PERENCANAAN KAPASITAS PELAYANAN


i. Perencanaan Kapasitas dalam Pelayanan versus Manufaktur
Kapasitas pelayanan lebih bergantung pada waktu dan lokasi, fluktuasi
oermintaan kebih mudah berubah dan pemanfaatan secara langsung memengaruhi
kualitas pelayanan.
a. Waktu, tidak seperti barang pelayanan tidak dapat disimpulkan untuk
digunakan di waktu berikutnya. Dalam pelayananm manajer harus
menganggap waktu sebagai persediaan.
b. Lokasi, ketika pelayanan diberikan dengan bertatap muka secara
langsung, kapasitas pelayanan harus ditempatkan di dekat
pelanggan, dalam proses manufaktur, produksi berjalan, kemudian
barang-barang hasil produksi didistribusikan kepada pelanggan.
c. Fluktuasi Permintaan, pada sistem pemberian pelayanan lebih tinggi
dari pada fluktuasi permintaan pada sistem produksi manufaktur. Hal
ini terjadi karena tiga alasan. Pertama, pelayanan tidak dapat
disimpan. Kedua, pelanggan berinteraksi secara langsung, dengan
sistem produksi dan pelanggan sering kali memiliki kebutuhan yang
berbeda, memiliki tingkat pengalaman yang berbeda.ketiga, untuk
fluktuasi yang lebih besar dalam permintaan pelayanan adalah bahwa
permintaan tersebut dipengaruhi langsung oleh perilaku konsumen.

ii. Pemanfaatan Kapasitas dan Kualitas Pelayanan


Perencanaan tingkat kapasitas untuk pelayanan harus mempertimbangkan
hubungan antara pemanfaatan pelayanan dan kualitas pelayanan setiap harinya.
Tingkat pemamfaatan optimal sangat tergantung pada konteksnya. Tingkat yang
rendah sesuai jika tingkat ketidakkepastian dan risikonya tinggi.

Contoh Kasus:

Você também pode gostar