Você está na página 1de 1

Seluruh sampel dan pembanding pada TS awal baik yang diberi perlakuan penambahan cmc 0,1%

dan 0,2% serta sampel tanpa cmc menunjukkan bahwa masih dalam kondisi baik.

TS AWAL

1. TS awal sampel dengan cmc 0,1% dan cmc 0,2% menunjukkan adanya pengentalan, hal ini
sesuai dengan Literatur bahwa cmc dapar mengentalkan dan menstabilka larutan. Keadaan
tsb didukung oleh pendapat Ganz (1997) yang menyatakan bahwa cmc memiliki sifat ionik
Na-karboksil metil selulosa (cmc) yang dapat menarik partikel-partikel endapan yang
terdapat dalam larutan sehingga dapat membentuk struktur gel dan meningkatkan
kekentalan.
2. TS awal pada sampel cmc 0,1 dan 0,2% juga menunjukkan tidak adanya endapan, pada
kondisi ini cmc juga berfungsi dengan baik sebagai pencegah terjadinya endapan. Komdisi
tidak adanya endapan juga sesuai dengan pendapat Prasetyo, dkk (2013) bahwa fungsi
penambahan cmc untuk mempertahankan kestabilan minuman agar partikel padatan tetap
terdispersi merata ke seluruh bagian sehingga tidak mengalami endapan.
3. Sampel tanpa pengemulsi juga menunjukkan tidak adanya endapan dikarenakan baru diolah
dan terbentuknya suatu endapan membutuhkan waktu beberapa lama agar partikel padatan
dapat turun yang salah satunya diakibatnKam adamya gaya gravitasi. Karakteristik yang lain,
sampel komtrol tidak mengalami pengentalan karena tidak adanya peran cmc sebagi
pembentuk struktur gel.
4. Pada sampel pembanding yaitu susu sapi memiliki kondisi TS awal yang sangat baik dengan
keadaan tidak ada pengentalan dan tidak ada endapan

TS AKHIR

1. TS akhir pembandinh yaitu susu sapi menunjukkan komdisi yang tetap baik dan stabil
ditandai dengan keadaannya yang tetap encer dan tidak endapan. Hal ini dikarenakan
susu sapi emmiliki emulsifier (penstabil) alami yang sudah tersedia di dalam
komposisinya sebagai susu, yaitu protein. Sehingga air dan lemak dalam susu sapi
dapat berikatan dengan baik dan tidak menghasilkan endapan meskipun tidak
ditambahkan cmc.
2. TS akhir dari sampel dengan perlakuan cmc 0,1 dan 0,2% tidak menunjukkan
perbedaan signifikan. Kedua sampel tersebut menunjukkan adanya pemgentalan
yang dipengaruhi penambahan cmc, namun TS akhir kedua perlakuan menunjukkan
adanya pengendapan. Menurut penelitian Gustantin (2015), endapan yang terjadi
dapat berasal dari kandungan karbohidrat yang terdapat dalam bahan, dimana
karbohidrat pada susu kedelai merupakan jenis polisakarida pati. Butir-butir pati tidak
larut dalam air dingin tetapi apabila suspensi dalam air dipanaskam, akan terjadj suatu
larutan koloid yang kental. Pada metode praktikum, sampel dan pembandinv
disimpan dala m lemari es selama dua hari, sehingga apabila larutan encer dibiarkan
beberapa lama maka akan terbentuk endapan dan inilah yang menyebabkan susu
kedelai memiliki endapan.
3. Jika dibandingkan dengan TS akhir pada sampel tanpa cmc, TS akhir dengan cmc 0,1%
dan 0,2% lebih baik dan stabil dengan endapan yang lebih sedikit. Susu kedelai tanpa
cmc memiliki endapan yang terhlihat hingga sebanyak tiga lapis endapan sehingga
endapannya lebih banyak dari sampel dengan penambahan cmc.

Você também pode gostar