Você está na página 1de 6

PROCESS COSTING

DISUSUN OLEH :

Andi Tenri Dettya Uleng Pangerang A012181005

MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2018
PROCESS COSTING

i. Produksi dan Perhitungan Biaya Proses


Perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam industry berdasarkan proses,
memproduksi proses yang hamper sama atau sejenis secara besar-besaran. Contoh
perusahaan yang menggunakan sistem berdasarkan proses adalah perusahaa
makanan, semen, bahan bakar, dan bahan kimia. Hal yang penting dalam sistem
berdasarkan proses adalah biaya satu unit produk identik dengan biaya produk
lainnya.
Perhitungan biaya proses akan berjalan baik jika produk relative homogeny,
melewati serangkaian proses, dan menerima jumlah biaya produksi yang hamper
sama. Hal yang mendasar adalah sistem akuntansi biaya seharusnya didesain agar
sesuai dengan jenis operasi perusahaan. Sistem perhitungan biaya pesanan dan
proses sesuai dengan lingkungan produksi berdasarkan pesanan murni dan proses
murni. Perusahaan dengan sistem proses mengakumulasikan biaya produksi
berdasarkan proses atau departemen untuk satu periode waktu tertentu. Output
proses selama periode tersebut diukur. Biaya perunit dihitung melalui pembagian
biaya prosesnya dengan output pada periode terkait. Pendekatan akumulasi biaya ini
disebut sistem perhitungan biaya proses (process-costing system).

LINGKUNGAN PROSES DAN ARUS BIAYA

Perhitungan biaya operasi ( operation costing ) merupakan penggunaan prosedur


pesanan untuk membebankan biaya bahan baku pada produk, dan pendekatan
proses untuk membebankan biaya konversi. Penggunaan lebih dari satu bentuk
perhitungan biaya dalam perusahaan yang sama merupakan hal yang mungkin
dilakukan dalam upaya efisiensi biaya operasi produksi.

i. Jenis-Jenis Pola Manufaktur Proses

i. Pola Proses Berurutan (sequential processing)

Bahwa unit – unit harus melalui suatu proses sebelum dapat


dikerjakan dalam proses berikutnya.
ii. Pola proses paralel (parallel processing)

Bahwa dua atau lebih proses berurutan dibutuhkan untuk


memproduksi suatu barang jadi. Proses paralel biasanya untuk unit
– unit yanag telah setengah jadi, dapat dikerjakan secara simultan
dalam dua proses berbeda kemudian secara bersamaan dibawa
ke proses akhir untuk penyelesaian

ii. Proses Biaya Mengalir Melalui Berbagai Akun Pada Perhitungan Biaya
Proses

Arus biaya produksi untuk sistem perhitungan biaya proses secara umum
sama dengan sistem perhitungan biaya pesanan. Ketika bahan baku dibeli, biaya
bahan baku ini mengalir ke akun persediaan bahan baku. Biaya bahan baku,
tenaga kerja, dan overhead yang dibebankan akan mengalir ke barang dalam
proses. Ketika barang telah selesai, biaya barang yang telah selesai mengalir dari
akun barang dalam proses ke barang jadi. Akhirnya biaya barang jadi
dipindahkan ke akun Harga Pokok Penjualan ketika barang terjual. Biaya
perpindahan masuk ( transferred–in– cost ) merupakan biaya – biaya yang
dipindahkan dari proses sebelumnya ke proses berikutnya. Biaya transfer masuk
ini ( dari sudut pandang proses berurutan ) sama dengan biaya bahan baku.

iii. Akumulasi Biaya Pada Laporan Produksi

Laporan produksi merupakan dokumen yang meringkas aktivitas manufaktur


yang terjadi di suatu departemen dalam periode tertentu. Laporan produksi terbagi
menjadi dua bagian, yaitu :
1. Bagian informasi unit, memiliki dua sub bagian utama :

a. Unit untuk diperhitungkan

b. Unit yang telah diperhitungkan

2. Bagian informasi biaya, memiliki dua sub bagian utama :

c. Biaya untuk diperhitungkan

d. Biaya yang telah diperhitungkan

Laporan produksi berisi informasi biaya-biaya yang ditransfer masuk dari


departemen sebelumnya serta biaya-biaya yang ditambahkan dalam
departemen itu sendiri, seperti bahan baku langsung, tenaga kerja langsung,
dan overhead. Laporan produksi menelusuri aliran unit melalui suatu
departemen, mengidentifikasi biaya yang dibebankan pada departemen,
menampilkan biaya per unit, dan menunjukkan pembagian biaya departemen
pada periode pelaporan.

IV. DAMPAK PERSEDIAAN BARANG DALAM PROSES PERHITUNGAN BIAYA


PROSES

Perhitungan biaya per unit pada pekerjaan yang dilakukan pada suatu
periode adalah bagian utama dari laporan produksi.
Masalah-masalah yang ditimbulkan dari persediaan barang dalam proses adalah :
a. Mendefinisikan suatu unit produksi bisa jadi sulit karena beberapa unit yang
diproduksi selama suatu periode telah selesasi sedangkan beberapa unit
yang ada di dalam Perhitungan biaya per unit pada pekerjaan yang
dilakukan pada suatu periode adalah bagian utama dari laporan produksi.

b. Bagaimana seharusnya biaya awal barang dalam proses diperlakukan,


disatukan dengan biaya periodik terakhir atau dipisah dan ditransfer keluar
terlebih dahulu. Hal ini dapat diselesaikan dengan metode rerata
tertimbang dan FIFO.

i. Produksi Unit Setara

Suatu unit yang telah selesai dan ditransfer keluar dalam suatu periode
tidak identik (atau setara) dengan unit dalam persediaan akhir barang dalam
proses, dan biaya yang terkait pada tiap unit seharusnya tidak sama. Solusinya
adalah menghitung Output unit setara. Output unit setara (equivalent unit of
output) adalah unit telah terselesaikan dan dapat diproduksi dengan jumlah usaha
manufaktur yang telah dilakukan pada periode acuan. Setiap unit yang ditransfer
keluar (kecuali jika telah selesai) merupakan unit setara yang tetap dalam akun
persediaan akhir barang dalam proses. Dengan mengetahui Output untuk
suatu periode dan biaya produksi untuk tiap-tiap departemen, kita dapat
menghitung biaya per unit dan per unit setara untuk menilai akhir barang dalam
proses.

ii. Dua Metode Perlakuan Persediaan Awal Barang Dalam Proses

Untuk menghitung biaya per unit pada suatu departemen, dua


pendekatan telah berkembang guna menangani output periode terdahulu dab
biaya periode terdahulu yang ditemukan pada persediaan awal barang dalam
proses, yaitu metode perhitungan biaya rerata tertimbang (weighted average
costing method) menggabungkan biaya persediaan awal dengan biaya periode saat
ini untuk menghitung biaya per unit. Metode perhitungan biaya FIFO(FIFO
costing method) memisahkan unit dalam persediaan awal dari unit yang
diproduksi dalam periode saat ini.

V. DAPERHITUNGAN BIAYA RERATA TERTIMBANG

Metode perhitungan biaya rerata tertimbang memperlakukan biaya awal


persediaan dan output setara mengikutinya, sebagai pemilik periode waktu
berjalan. Dengan metode rerata tertimbang, output unit setara dihitung dengan
menambahkan unit-unit yang telah selesei pada unit setara akhir barang dalam
proses.
Lima langkah dalam menyiapkan laporan produksi

1. Analisis aliran unit secara fisik,

2. Perhitungan unit-unit setara,

3. Perhitungan biaya per unit,

4. Penilaian persediaan,

5. Rekosiliasi biaya.

Dalam evaluasi metode rerata terimbang keuntungan metode rerata


tertimbang adalah kesederhanaannya. Dengan memperlakukan unit pada persediaan
awal barang dalam proses sebagai pemilik periode yang berjalan, semua unit setara akan
termasuk dalam kategori yang sama saat menghitung biaya per unit. Kelemahan metode ini
adalah mengurangi keakuratan perhitungan biaya per unit untuk output periode berjalan
dan unit pada persediaan awal barang dalam proses.

VI. KEBERADAAN BEBERAPA INPUT DAN DEPARTEMEN


i. Pembebanan yang Tidak Seragam Dari Input Manufaktur

Sejauh ini, kita menganggap barang dalam proses telah 60% selesai. Hal itu
berarti 60% bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead yang
diperlukan untuk menyelesaikan proses telah digunakan dan 40% sisanya
diperlukan untuk menyelesaikan unit produksi. Asumsi bahwa pembebanan
biaya konversi seragam ( tenaga kerja langsung dan overhead) bukannya tidak
wajar. Input tenaga kerja langsung biasanya dibutuhkan sepanjang proses dan
overhead secara normal dibebankan dengan dasar jam tenaga kerja langsung.
Sebaliknya, bahan baku langsung tidak dibebankan secara seragam.

ii. Perbedaan Antara FIFO dan Rerata Tertimbang

Jika terjadi perubahan harga input manufaktur dari satu periode ke


periode berikutnya FIFO menghasilkan biaya per unit yang lebih akurat ( sehingga
lebih terkini) daripada metode rerata tertimbang. Biaya per unit yang lebih akurat
berarti pengendalian biaya yang lebih baik, keputusan penentuan harga yang
lebih baik, dan lain-lain. Karena FIFO mengeluarkan pekerjaan dan biaya
periode sebelumnya, kita perlu membuat dua kategori unit yang telah
diselesaikan. Metode FIFO baerasumsi unit-unit di awal barang dalam proses
telah di selesaikan terlebih dahulu, sebelum unit baru mulai dikerjakan.
Dalam perhitungan biaya pesanan, bahan baku dan tenaga kerja langsung
dibebankan pada akun barang dalam proses. Biaya overhead dibebankan pada
barang dalam proses degan menggunakan tarif yang telah ditetapkan
sebelumnya. Biaya aktual overhead diakumulasi dalam akun pengendali overhead.
Biaya unit yang terselesaikan dikredit pada barang dalam proses dan didebet ke
harga pokok penjualan dan dikredit ke barang jadi. Dalam perhitungan biaya
proses, terdapat akun barang dalam proses yang berbeda untuk setiap
departemen atau proses. Ketika unit-unit selesai di satu departemen, jumlah biaya
dibebankan ke akun barang dalam proses di departemen berikutnya (dan barang dalam
proses dari departemen yang pertama dikredit).

Você também pode gostar