Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Masukan botol ke dalam kantong kain, atau bila menggunakan kain masukankain
pada air hangat lalu diperas.6.
Tempatkan botol/kain yang sudah diperas pada daerah yang akan dikompres.7.
Angkat botol setelah 20 menit, lalu isi lagi botol dan taruh pada daerah yangakan
dikompres lagi.8.
Cuci tangan.
3.3 Terapi Kompres Dingin
Merupakan tindakan dengan cara memberikan kompres dingin yang
bertujuanmemenuhi kebutuhan rasa nyaman, menurunkan suhu tubuh,
mengurangi rasanyeri, mencegah oedema, dan mengontrol peredaran darah
dengan meningkatkanvasokonstriksi.Alat atau Bahan :
Thermometer
.
Air dingin.
Cuci tangan.2.
Asupan air dingin pada kantong es atau bila menggunakan kain asupan kain pada
air dingin lalu diperas.5.
7.
Cuci tangan.
BAB IVPENUTUP
4.1
Kesimpulan
Definisi Nyeri
Nyeri merupakan Perasaan tidak nyaman, baik ringan maupun
berat.yang hanya dapat dirasakan oleh individu tersebut tanpa dapat
dirasakan oleh orang lain, mencakup pola fikir, aktifitas seseorang secara
langsung, dan perubahan hidup seseorang. Nyeri merupakan tanda dan
gejala penting yang dapat menunjukkan telah terjadinya gangguan
fisiologikal.
Menurut beberapa tokoh atau sumber :
IASP 1979 (International Association for the Study of Pain) nyeri
adalah “ suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan, yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang nyata
atau yang berpotensi untuk menimbulkan kerusakan jaringan “, dari
definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa nyeri bersifat subyektif
dimana individu mempelajari apa itu nyeri, melalui pengalaman yang
langsung berhubungan dengan luka (injuri), yang dimulai dari awal masa
kehidupannya.
Pada tahun 1999, the Veteran’s Health Administration
mengeluarkan kebijakan untuk memasukan nyeri sebagai tanda vital ke
lima, jadi perawat tidak hanya mengkaji suhu tubuh, nadi, tekanan darah
dan respirasi tetapi juga harus mengkaji tentang nyeri.
Sternbach (1968) mengatakan nyeri sebagai “konsep yang abstrak”
yang merujuk kepada sensasi pribadi tentang sakit, suatu stimulus
berbahaya yang menggambarkan akan terjadinya kerusakan jaringan,
suatu pola respon untuk melindungi organisme dari bahaya.
McCaffery (1979) mengatakan nyeri sebagai penjelasan pribadi
tentang nyeri ketika dia mengatakan tentang nyeri “ apapun yang
dikatakan tentang nyeri dan ada dimanapun ketika dia mengatakan hal itu
ada “.
Tamsuri (2007) Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang
mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah
mengalaminya
2.2 Tipe Nyeri
Pada tahun 1986, the National Institutes of Health Consensus
Conference on Pain mengkategorisasikan nyeri menjadi tiga tipe yaitu
Nyeri akut merupakan hasil dari injuri akut, penyakit atau pembedahan,
Nyeri kronik non keganasan dihubungkan dengan kerusakan jaringan
yang dalam masa penyembuhan atau tidak progresif dan Nyeri kronik
keganasan adalah nyeri yang dihubungkan dengan kanker atau proses
penyakit lain yang progresif.
3. Kultur
Orang belajar dari budayanya, bagaimana seharusnya mereka
berespon terhadap nyeri misalnya seperti suatu daerah menganut
kepercayaan bahwa nyeri adalah akibat yang harus diterima karena
mereka melakukan kesalahan, jadi mereka tidak mengeluh jika ada nyeri.
4. Makna nyeri
Berhubungan dengan bagaimana pengalaman seseorang terhadap
nyeri dan bagaimana mengatasinya.
5. Perhatian
Tingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat
mempengaruhi persepsi nyeri. Menurut Gill (1990), perhatian yang
meningkat dihubungkan dengan nyeri yang meningkat, sedangkan upaya
distraksi dihubungkan dengan respon nyeri yang menurun. Tehnik
relaksasi, guided imagery merupakan tehnik untuk mengatasi nyeri.
6. Ansietas
Cemas meningkatkan persepsi terhadap nyeri dan nyeri bisa
menyebabkan seseorang cemas.
7. Pengalaman masa lalu
Seseorang yang pernah berhasil mengatasi nyeri dimasa lampau, dan
saat ini nyeri yang sama timbul, maka ia akan lebih mudah mengatasi
nyerinya. Mudah tidaknya seseorang mengatasi nyeri tergantung
pengalaman di masa lalu dalam mengatasi nyeri.
8. Pola koping
Pola koping adaptif akan mempermudah seseorang mengatasi nyeri
dan sebaliknya pola koping yang maladaptive akan menyulitkan seseorang
mengatasi nyeri.
9. Support keluarga dan sosial
Individu yang mengalami nyeri seringkali bergantung kepada anggota
keluarga atau teman dekat untuk memperoleh dukungan dan
perlindungan
2.7 Intensitas Nyeri
Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri
dirasakan oleh individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan
individual dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan
sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda oleh dua orang yang berbeda.
Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling mungkin
adalah menggunakan respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri.
Namun, pengukuran dengan tehnik ini juga tidak dapat memberikan
gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri (Tamsuri, 2007).
Menurut smeltzer, S.C bare B.G (2002) adalah sebagai berikut :
1) skala intensitas nyeri deskritif
2) Skala identitas nyeri numerik
Keterangan :
0 :Tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan
baik.
4-6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat
menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti
perintah dengan baik.
7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti
perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi
nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih
posisi nafas panjang dan distraksi
10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi,
memukul.
2. Menurut Sifat
a. Insidentil : timbul sewaktu-waktu dan kemudian menghilang
b. Steady : nyeri timbul menetap dan dirasakan dalam waktu yang lama
c. Paroxysmal : nyeri dirasakan berintensitas tinggi dan kuat sekali dan
biasanya menetal 10 – 15 menit, lalu menghilang dan kemudian timbul
kembali.
d. Intractable Pain : nyeri yang resisten dengan diobati atau dikurangi.
Contoh pada arthritis, pemberian analgetik narkotik merupakan
kontraindikasi akibat dari lamanya penyakit yang dapat mengakibatkan
kecanduan.
3. Menurut Berat Ringannya
a. Nyeri ringan : dalam intensitas rendah
b. Nyeri sedang : menimbulkan suatu reaksi fisiologis dan psikologis
c. Nyeri Berat : dalam intensitas tinggi
4. Menurut Waktu Serangan
Terdapat beberapa cara untuk mengklasifikasikan tipe nyeri. Pada
tahun 1986, The National Institutes of Health Concencus Conference of
Pain mengkategorikan nyeri menurut penyebabnya. Partisipan dari
konferensi tersebut mengidentifikasi 3 (tiga) tipe dari nyeri : akut, Kronik
Malignan dan Kronik Nonmalignan. Nyeri akut timbul akibat dari cedera
akut, penyakit atau pembedahan. Nyeri Kronik Nonmalignan
diasosiasikan dengan cedera jaringan yang tidak progresif atau yang
menyembuh. Nyeri yang berhubungan dengan kanker atau penyakit
progresif disebut Chronic Malignant Pain. Meskipun demikian, perawat
biasanya berpegangan terhadap dua tipe nyeri dalam prakteknya yaitu
akut dan kronis :
1. Nyeri Akut
Nyeri akut biasanya berlangsung singkat, misalnya nyeri pada fraktur.
Klien yang mengalami nyeri akut baisanya menunjukkan gejala-gejala
antara lain : perspirasi meningkat, Denyut jantung dan Tekanan darah
meningkat, dan pallor
2.Nyeri Kronis
Nyeri kronis berkembang lebih lambat dan terjadi dalam waktu lebih
lama dan klien sering sulit mengingat sejak kapan nyeri mulai dirasakan.
Massase
Massase kulit memberikan efek penurunan kecemasan dan ketegangan
otot. Rangsangan masase otot ini dipercaya akan merangsang serabut
berdiameter besar, sehingga mampu mampu memblok atau menurunkan
impuls nyeri
Bab 3: penutup
3.1 Kesimpulan
Manajemen nyeri harus menggunakan pendekatan yang holistik/
menyeluruh, hal ini karena nyeri mempengaruhi keseluruhan aspek
kehidupan manusia, oleh karena itu kita tidak boleh hanya terpaku pada
satu pendekatan saja tetapi juga menggunakan pendekatan-pendekatan
yang lain yang mengacu kepada aspek kehidupan manusia yaitu
biopsikososialkultural dan spiritual, pendekatan non farmakologik dan
pendekatan farmakologik tidak akan berjalan efektif bila digunakan
sendiri-sendiri, keduanya harus dipadukan dan saling mengisi dalam
rangka mengatasi/ penanganan nyeri pasien.
Pasien adalah individu-individu yang berbeda yang berespon secara
berbeda terhadap nyeri, sehingga penangananyapun tidak bisa disamakan
antar individu yang satu dengan yang lainnya.
Pengkajian yang tepat, akurat tentang nyeri sangat diperlukan sebagai
upaya untuk mencari solusi yang tepat untuk menanganinya, untuk itu
pengkajian harus selalu dilakukan secara berkesinambungan, sebagai
upaya mencari gambaran yang terbaru dari nyeri yang dirasakan oleh
pasien.
3.2 Saran
. Perlunya dikembangkan cara-cara lainnya untuk penanganan terhadap nyeri.
2. Pensosialisasian tentang nyeri harus di tingkatkan lagi agar masyarakat indonesia
paham betul dengan pengertian nyeri sesungguhnya .
DAFTAR PUSTAKA
Syaifuddin. (1997). Anatomi fisiologi untuk siswa perawat.edisi-2.
Jakarta : EGC. Hlm : 123-136.
http://hidayat2.wordpress.com/2009/04/11/manajemen-nyeri/
http://contoh-askep.blogspot.com/2008/09/manajemen-nyeri.html
http://qittun.blogspot.com/2008/10/konsep-dasar-nyeri.html
Prasetyo Nian Sigit. (2010). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Jakarta :
Graha Ilmu