Você está na página 1de 13

TEMU 2

PROSES PENETAPAN STANDAR AKUNTANSI

Oleh :
KELOMPOK : 11
NAMA : ABSEN :
1. KADEK SASWATA ABHIMANA NEGARA 5
2. I GEDE EKA YASA 13
3. I MADE BAYU SUARTAMA 25

JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM REGULER SORE 2018
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA

i
DAFTAR ISI

PETA KONSEP………………………………………………………………………. iii


PEMBAHASAN……………………………………………………………………… 1
A. Tujuan Dan Manfaat Standar Akuntansi ……………………………....1
B. Lembaga-Lembaga Penyusun Standar Akuntansi………….………….3
a) IAI dan Sejarahnya……………………………………………….3
b) FASB dan Sejarahnya…………………………………………….5
C. Tahapan Proses Penetapan Standar Akuntansi.…...…………………...6
SIMPULAN ………………………………………………………………………….9
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..10

ii
PETA KONSEP

iii
PEMBAHASAN
A. TUJUAN DAN MANFAAT STANDAR AKUNTANSI
Standar akuntansi dapat dikatakan sebagai pedoman umum penyusunan laporan keuangan
yang merupakan pernyataan resmi tentang masalah akuntansi tertentu yang dikeluarkan oleh badan
berwenang dan berlaku dalam lingkungan tertentu. Standar akuntansi biasanya terdiri dari:
(1) deskripsi tentang masalah yang dihadapi
(2) diskusi logis atau cara memecahkan masalah
(3) terkait dengan keputusan/teori dan diajukan suatu solusi

Tujuan dan manfaat standar akuntansi diantaranya:


- Untuk keseragaman laporan keuangan.
- Memudahkan penyusun laporan keuangan karena ada pedoman baku sehingga
meminimalkan bias dari penyusun.
- Memudahkan auditor.
- Memudahkan pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan
laporan keuangan entitas yang berbeda.
- Pengguna laporan keuangan banyak pihak sehingga penyusun tidak dapat menjelaskan
kepada masing-masing pengguna .
- Regulasi mengharuskan perusahaan dengan kriteria tertentu menyusun laporan keuangan
berdasarkan standar: UU PT, UU Pasar Modal.

1
2
B. LEMBAGA-LEMBAGA PENYUSUN STANDAR AKUNTANSI
a. IAI dan Sejarahnya
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) adalah satu-satunya wadah yang mewakili profesi akuntan
Indonesia secara keseluruhan. IAI merupakan anggota International Federation of Accountants,
organisasi profesi akuntan dunia yang merepresentasikan lebih 2,5 juta akuntan yang bernaung
dalam 167 asosiasi profesi akuntan yang tersebar di 127 negara. Sebagai anggota IFAC, IAI
memiliki komitmen untuk melaksanakan semua standar internasional yang ditetapkan demi
kualitas tinggi dan penguatan profesi akuntan di Indonesia. IAI juga merupakan anggota sekali gus
pendiri ASEAN Federation of Accountants (AFA). Saat ini IAI menjadi sekretariat permanen
AFA.

Sejarah IAI
Pada waktu Indonesia merdeka, hanya ada satu orang akuntan pribumi, yaitu Prof. Dr.
Abutari, sedangkan Prof. Soemardjo lulus pendidikan akuntan di negeri Belanda pada tahun 1956.
Akuntan-akuntan Indonesia pertama lulusan dalam negeri adalah Basuki Siddharta, Hendra
Darmawan, Tan Tong Djoe, dan Go Tie Siem, mereka lulus pertengahan tahun 1957. Keempat
akuntan ini bersama dengan Prof. Soemardjo mengambil prakarsa mendirikan perkumpulan
akuntan untuk bangsa Indonesia saja. Alasannya, mereka tidak mungkin menjadi anggota NIVA
(Nederlands Institute Van Accountants) atau VAGA (Vereniging Academisch Gevormde
Accountants). Mereka menyadari keindonesiaannya dan berpendapat tidak mungkin kedua
lembaga itu akan memikirkan perkembangan dan pembinaan akuntan Indonesia.
Hari Kamis, 17 Oktober 1957, kelima akuntan tadi mengadakan pertemuan di aula
Universitas Indonesia (UI) dan bersepakat untuk mendirikan perkumpulan akuntan Indonesia.
Karena pertemuan tersebut tidak dihadiri oleh semua akuntan yang ada maka diputuskan
membentuk Panitia Persiapan Pendirian Perkumpulan Akuntan Indonesia. Panitia diminta
menghubungi akuntan lainnya untuk menanyakan pendapat mereka. Dalam Panitia itu Prof.
Soemardjo duduk sebagai ketua, Go Tie Siem sebagai penulis, Basuki Siddharta sebagai bendahara
sedangkan Hendra Darmawan dan Tan Tong Djoe sebagai komisaris. Surat yang dikirimkan
Panitia kepada 6 akuntan lainnya memperoleh jawaban setuju.

3
Perkumpulan yang akhirnya diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) akhirnya berdiri
pada 23 Desember 1957, yaitu pada pertemuan ketiga yang diadakan di aula UI pada pukul 19.30.
Susunan pengurus pertama terdiri dari:
- Ketua: Prof. Dr. Soemardjo Tjitrosidojo
- Panitera: Drs. Mr. Go Tie Siem
- Bendahara: Drs. Sie Bing Tat (Basuki Siddharta)
- Komisaris: Dr. Tan Tong Djoe
- Komisaris: Drs. Oey Kwie Tek (Hendra Darmawan)
Keenam akuntan lainnya sebagai pendiri IAI adalah:
- Prof. Dr. Abutari
- Tio Po Tjiang
- Tan Eng Oen
- Tang Siu Tjhan
- Liem Kwie Liang
- The Tik Him

Konsep Anggaran Dasar IAI yang pertama diselesaikan pada 15 Mei 1958 dan naskah
finalnya selesai pada 19 Oktober 1958. Menteri Kehakiman mengesahkannya pada 11 Februari
1959. Namun demikian, tanggal pendirian IAI ditetapkan pada 23 Desember 1957. Ketika itu,
tujuan IAI adalah: 1. Membimbing perkembangan akuntansi serta mempertinggi mutu pendidikan
akuntan. 2. Mempertinggi mutu pekerjaan akuntan.
Sejak pendiriannya 49 tahun lalu, kini IAI telah mengalami perkembangan yang sangat
luas. Hal ini merupakan perkembangan yang wajar karena profesi akuntan tidak dapat dipisahkan
dari dunia usaha yang mengalami perkembangan pesat. Salah satu bentuk perkembangan tersebut
adalah meluasnya orientasi kegiatan profesi, tidak lagi semata-mata di bidang pendidikan
akuntansi dan mutu pekerjaan akuntan, tetapi juga upaya-upaya untuk meningkatkan kepercayaan
masyarakat dan peran dalam perumusan kebijakan publik.

4
b. FASB dan Sejarahnya
FASB atau Financial Accounting Standards Boards adalah badan atau lembaga non profit
yang bertujuan untuk menetapkan atau membuat suatu system prinsip akuntansi yang bisa diterima
secara umum (khususnya di Amerika Serikat). FASB merupakan bagian dari struktur independen
atas semua organisasi bisnis dan profesi. Dimana FASB merupakan organisasi independen yang
beranggotakan tujuh orang dan bekerja penuh di badan ini.
Fungsi dari FASB adalah untuk untuk menetapkan standar akuntansi keuangan yang
mengatur penyusunan laporan keuangan oleh entitas nonpemerintah secara kredibel, akurat dan
sesuai standar penyajian laporan keuangan. Misi FASB adalah untuk membangun dan
meningkatkan standar akuntansi dan pelaporan keuangan yang mendorong pelaporan keuangan
oleh badan non-pemerintah serta mampu menyediakan informasi bagi investor dan pengguna lain
dari laporan keuangan untuk pengambilan keputusan.
FASB sendiri terbentuk pada tahun 1973 yang menggantikan fungsi CAP dan APB pada
AICPA atau American Institute of Certified Public Accountants. Dalam menyusun standar, FASB
menggunakan pendekatan yang berbeda dari lembaga yang sebelumnya. Sejak berdiri FASB telah
mengadopsi pendekatan deduktif dan kuasi polotis untuk merumuskan prinsip- prinsip akuntansi.
Struktur FASB mengalami perubahan pada tahun 1977 dan modifikasi perubahan ini
sebagai hasil rekomendasi dari Structure Committee of the Financial Accounting Foundation
(FAF) yang terdiri dari 6 organisasi sponsor.
FASB telah menjadi badan yang sangat produktif dengan menerbitkan lebih dari 135
sebagai tambahan 8 SFAC yang diterbitkan antara tahun 1978 – 2010. Eksistensi FASB sebagai
lembaga pengatur standar akuntansi mendapatkan kontrol dari beberapa organisasi yang
aktivitasnya seperti membatasi kekuasaan legislatif FASB. Adapun organisasi tersebut yaitu
Accounting Standar Executive Commite (AcSEC), Emerging Issues Task Force (EITF),
Government Accounting Standard Board (GASB).
c. IASB dan Sejarahnya
IASB adalah sebuah lembaga pembuat standar akuntansi untuk negara-negara di kawasan
Eropa. Standar yang dibuat oleh IASB, saat itu (sebelum tahun 1990) belum diminati oleh dunia
bisnis di Indonesia. Hal ini karena perkembangan ekonomi Amerika masih dijadikan sebagai
patokan perkembangan bisnis dunia. Pada tahun 1994, IAI baru memulai dan berkomitmen untuk

5
mengikuti IASB dan melakukan perubahan-perubahan secara perlahan dan bertahap ke dalam
PSAK.
Tahun 2001 IASC digantikan dengan IASB ( International Accounting Standard Board).
Agreement and Contitution IASB memberikan IASB otoritas untuk menyebarluaskan standar
penyajian laporan keuanagan yang telah diaudit oleh setiap organisasi bisnis dan mengendalikan
penerimaan standar di seluruh dunia. Penyelarasan berbagai perbedaan antara standar nasional
diharapkan dapat meningkatkan keandalan dan tingkat komparatif laporan keuangan asing untuk
dapat meningkatkan ketepatan dalam pengambilan keputusan. Tujuan IASB adalah merumuskan
dan menerbitkan standar akuntansi yang dapat dipatuhi dalam penyajian laporan keuangan dan
untuk mengendalikan penerimaan dan ketaatan standar di seluruh dunia. Anggota IASB setuju
untuk mendukung dan bekerja keras untuk memastikan bahwa laporan keuangan telah disusun
sesuai dengan standar, auditor menegakkan standar, dan untuk persuasi kepada pemerintah, bursa,
dan lembaga lainnya untuk mendukung standar ini.

C. TAHAPAN PROSES PENETAPAN STANDAR AKUNTANSI


Proses penyusunan standar akuntansi yang baik harus memiliki lima tahapan:
1. Design – aspek khusus akuntansi tertentu diidentifikasi dan diteliti dan exposure draft
disiapkan
2. Approval – draft tersebut direview dan jika layak akan disetujui sebagai standar.
3. Education – penjelasan kepada penyusun dan pemakai laporan keuangan tentang pengaruh
dan implementasi standar yang baru
4. Implementation – ketentuan dalam standar terebut diaplikasikan dalam perusahaan.
5. Enforcement – pengawasan dan pemberian sanksi bagi yang tidak menerapkan.

Biasanya proses penetapan standar dilakukan melalui proses terbuka (due process). FASB
sebagai contoh dalam proses ini mengikuti prosedur sebagai berikut:
1. Identifikasi masalah dari masalah yang muncul di catat dalam agendanya.
2. Penunjukkan group yang anggotanya terdiri dari masyarakat akuntansi dan bisnis.
3. Discussion Memrorandum (DM) di sebarkan kepublik untuk dievaluasi selama satu periode
paling lambat 60 hari.

6
4. Dengan pendapat dilakukan untuk membahas keunggulan dan kelemahan berbagai alternatif
yang diajukan FASB
5. Atas berbagai komnentar yang diterima, FASB mengeluarkan “exposure draft” (ED)
mengenai standar akuntansi yang diajukan. ED menentukan posisi yang pasti dari FASB
tentang masalah yang dibahas.
6. ED disebar luaskan ke masyarakat untuk dievaluasi paling lambat 30 hari
7. Dengan pendapat untuk membahas kelemahan dan kebaikan berbagai alternatif yang diajukan
FASB
8. Atas dasar berbagai komentar yang diterima, maka FASB mengambil langkah sebagai berikut:
a) mengadopsi standar tersebut sebagai pernyataan resmi
b) mengajukan revisi terhadap standar yang diusulkan melalui prosedur “due process”.
c) menunda pengeluaran standar dan menyimpan masalah dalan agenda
d) tidak mengeluarkan standar dan menghapus isu dari agenda

Pendekatan penentuan standar


Dua pendekatan yang dapat digunakan dalam penentuan standar akuntansi adalah:
1. Pendekatan pasar bebas
Pendekatan ini dilandasi asumsi bahwa informasi akuntansi merupakan komoditi ekonomi
serupa dengan barang atau jasa yang lain. Sehingga informasi akuntansi akan dipengaruhi
kekuatan permintaan dan penawaran. Pasar dipandang sebagai mekanisme yang ideal untuk
menentukan jenis informasi yang harus diungkapkan dan kelompok penerima informasi.
Dengan demikian standar akuntansi menentukan informasi yang dihasilkan dan siapa akan
menerima informasi.

2. Pendekatan regulasi
Pendukung pendekatan ini berkeyakinan bahwa kegagalan pasar dapat dilihat pada faktor
berikut ini:
a) Teori regulasi
Adanya krisis penentuan standar mendorong munculnya kebijakan regulasi akuntansi.
Oleh karena itu permintaan terhadapat kebijakan atau standar semacam itu didorong oleh

7
krisis yang muncul, dan pihak penentu standar menanggapi dengan cara menyediakan
kebijakan tersebut. Hubungan antara permintaan dan penawaran mengarah pada suatu
keseimbangan. Dalam proses regulasi yang dinamis, terdapat proses penyesuaian yang
berlangsung terus menerus terhadap standar sesuai permintaan dan penawaran.
Ada dua teori regulasi dalam industri, yaitu:
1) Teori kepentingan publik (public interest theory)
Teori kepentingan publik berpandangan bahwa regulasi diperlukan sebagai
tanggapan atas permintaan publik terhadap perbaikan praktik pasar yang tidak efisien
dan tidak adil.
2) Teori kepentingan kelompok (interest group theory).
Teori kepentingan keompok berpandangan bahwa regulasi disediakan sebagai
tanggapan atas permintaan kelompok tertentu untuk memaksimumkan pendapatan
mereka. Dalam teori kepentingan kelompok memiliki dua versi, yaitu teori elit politik
dan teori ekonomi regulasi.

Penetapan standar akuntansi melibatkan gabungan kelompok sektor swasta yang meliputi
profesi akuntansi, pengguna dan penyusun laporan keuangan, para karyawan dan kelompok publik
yang meliputi badan-badan seperti otoritas pajak, kementrian yang bertanggungjawab atas hukum
komersial dan komisi pasar modal. Bursa efek yang merupakan sektor swasta atau publik
(tergantung negaranya) juga mempengaruhi proses tersebut. Di negara-negara hukum umum,
sektor swasta lebih berpengaruh dan profesi auditing cenderung untuk dapat mengatur sendiri dan
lebih dapat melakukan pertimbangan atas atestasi terhadap penyajian wajar laporan keuangan. Di
negara-negara hukum kode, sektor publik lebih berpengaruh dan profesi akuntansi cenderung
untuk lebih diatur oleh negara. Hal ini yang menyebabkan mengapa standar akuntansi berbeda-
beda di seluruh dunia.

8
D. SIMPULAN

9
DAFTAR PUSTAKA

https://dokumen.tips/documents/proses-penetapan-standar-akuntansi-teori-ak-pert-2docx.html
(Diakses pada tanggal 15 September 2018)

http://blognyavita.blogspot.co.id/2012/05/organisasi-pembentuk-standar-akuntansi.html (Diakses
pada tanggal 15 September 2018)

IAI: Standar Akuntansi Keuangan (Diakses pada tanggal 15 September 2018)

FSAB: Rules of Procedures 2012 (Diakses pada tanggal 15 September 2018)

10

Você também pode gostar