Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Marlina Mahdalena
Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen
Parulian Simanjuntak
Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen
Nancy Nopeline
Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen
ABSTRACT
Development is a continuous process with the ultimate goal of improving the welfare of
society. Indicators of success of the development of an area can be seen by measuring the rate of
change in the economic sectors of the region's gross Domestic Income. The development of
regional economic development depends on the condition and potential resources of each region.
Regional development more priority to the development and strengthening of sectors in the
economy to develop, improve and utilize resources optimally to keep improving and utilize
existing resources optimally while considering kesinergisan development among sectors of the
economy, especially in Deli Serdang , The purpose of this study was to determine the economic
sectors which form the basis for development of supporting economic growth in Deli Serdang and
to know the relationship between the Deli Serdang district with the surrounding areas so that
mutually supporting economic growth.
The analytical tool used in this research is the analysis Location Quotien (LQ) and Gravity Model.
Under the Local Analysis Quotient (LQ) can be seen that the Deli Serdang has four sector base
potential, namely (1) agricultural sector (2) processing industry (3) Trade, Hotels and Restaurants
(4) Offices. Determination of the gravity model analysis Langkat, Simalungun, Regency Cliff High.
Which have relevance to the weak economic interaction Deli Serdang. Areas that have strong
linkages with the Deli Serdang is Karo, Medan, Binjai, Serdang Berdagai, can be developed as a
cooperation partner in the development of the region.
Keywords : Gross Domestic Product (GDP) Sectors of Economy, Location Quotient (LQ), Gravity
Model.
1. PENDAHULUAN
Pembangunan nasional di negara-negara berkembang pada umumnya, terfokus pada
pembangunan ekonomi melalui usaha pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi berkaitan
erat dengan peningkatan produksi barang dan jasa, yang diukur antara lain melalui Produk
Domestik Bruto ( PDB ) pada tingkat nasional dan Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) pada
tingkat daerah baik Propinsi, Kabupaten maupun Kota. Pembangunan merupakan proses yang
berkesinambungan dengan tujuan akhir meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Strategi
pembangunan harus ditekankan pada bidang pembangunan sektor produksi maupun
infrastruktur untuk memacu pertumbuhan ekonomi serta peningkatan kualitas sumberdaya
manusia. Indikator keberhasilan pembangunan suatu wilayah dapat dilihat dengan mengukur
tingkat perubahan sektor-sektor ekonomi wilayah tersebut melalui Pendapatan Domestik
Regional Bruto (PDRB) masing-masing wilayah.
Pertumbuhan ekonomi merupakan proses bagaimana suatu perekonomian berkembang
atau berubah dari waktu ke waktu. Proses perkembangan tersebut terjadi dalam jangka waktu
yang cukup lama, dimana dapat terjadi penurunan atau kenaikan perekonomian, namun secara
umum menunjukkan kecenderungan untuk meningkatkan perekonomian wilayah.
17 Analisis Sektor Basis dan Potensi Ekonomi di Kabupaten Deli
Serdang
Tabel 1
PDRB Kabupaten Deli Serdang Atas Harga Konstan 2000 Menurut
Lapangan Usaha Periode 2008-2012 (Milyar Rupiah)
Teori basis ekonomi mendasarkan pandangannya bahwa laju pertumbuhan ekonomi suatu
wilayah ditentukan oleh besarnya peningkatan ekspor dari wilayah tersebut. Kegiatan ekonomi
dikelompokkan atas kegiatan basis dan kegiatan non basis. Kegiatan basis dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi wilayah. Tarigan (2006:29) menyatkana bahwa kegiatan basis adalah
semua kegiatan baik penghasil produk maupun penyedia jasa yang mendatangkan uang dari luar
wilayah. Lapangan kerja dan pendapatan di sektor basis adalah fungsi dari permintaan yang
bersifat exogenous (tidak tergantung pada kekuatan intern/permintaan lokal). Sedangkan non
basis adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumsi lokal. Karena permintaan sektor ini sangat
dipengaruhi oleh tingkat pendapatan masyarakat setempat. Dengan demikian, sektor ini terikat
terhadap kondisi ekonomi setempat dan tidak bisa berkembang melebihi pertumbuhan ekonomi
wilayah. Atas dasar anggapan di atas satu-satunya sektor yang bias meningkatkan perekonomian
wilayah melebihi pertumbuhan alamiah adalah sektor basis. Pertumbuhan ekonomi merupakan
salah satu ukuran dari keberhasilan program pembangunan yang telah dilaksanakan, khususnya
dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan tersebut merupakan rangkuman laju pertumbuhan dari
seluruh sektor ekonomi dan juga menggambarkan tingkat perubahan struktur ekonomi yang
terjadi pada suatu periode. Untuk melihat pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dapat dilihat
melalui perubahan PDRB atas dasar harga konstan di wilayah tersebut.
2. METODE PENELITIAN
2.1. Analisis Location Quotient (LQ)
Location Quotient (LQ) adalah suatu perbandingan tentang besarnya peranan suatu
sektor/industri di suatu daerah terhadap besarnya peranan sektor/industri tersebut secara
nasional. Teknik ini digunakan untuk mengidentifikasi potensi yang dimiliki suatu daerah yaitu
sektor-sektor mana yang merupakan sektor basis atau non basis. Pada dasarnya teknik ini
menyajikan perbandingan relatif antara kemampuan suatu sektor antara daerah yang diselidiki
dengan kemampuan sektor yang sama pada daerah yang lebih luas. Menggunakan LQ sebagai
petunjuk adanya keunggulan komperatif dapat digunakan bagi sektor-sektor yang telah lama
berkembang, sedangkan sektor yang baru atau sedang tumbuh apalagi yang selama ini belum
pernah ada, LQ tidak dapat digunakan karena produk totalnya belum menggambarkan kapasitas
rill daerah tersebut.
Rumus analisis Location Quotient (LQ) untuk penelitian skripsi ini adalah:
dimana :
PDRBis = Produk Domestik Regional Bruto sektor ke-i Kabupaten Deli
Serdang
PDRBs = Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Deli Serdang .
PDRBir = Produk Domestik Regional Bruto sektor ke-i Provinsi
Sumatera utara.
PDRBr = Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Sumatera Utara.
Berdasarkan rumus di atas dapat dikemukakan besarnya nilai LQi , yaitu (1) apabila LQ =
1, artinya peranan sektor tersebut di daerah penelitian sama dengan peran sektor tersebut dalam
daerah referensi. (2) apabila LQi < 1, maka peran sektor tersebut di daerah penelitian lebih kecil
daripada peran sektor tersebut di daerah referensi dan daerah bersangkutan mempunyai
kecenderungan dari daerah lain. Satu sektor mempuyai LQi < 1 berarti sektor tersebut dikatakan
sektor non basis. (3) jika LQi > 1, artinya peranan sektor tersebut di daerah penelitian lebih
menonjol dari pada peranan sektor itu dalam daerah referensi. Sektor bersangkutan dianggap
sektor basis atau unggulan dan secara tidak langsung memberi petunjuk bahwa daerah tersebut
memiliki keunggulan komparatif (comparative advantage).
Marlina Mahdalena, Parulian Simanjuntak & Nancy Nopeline 20
4. Location Quotient (LQ) adalah suatu perbandingan tentang besarnya peranan suatu
sektor/industri di suatu daerah terhadap besarnya peranan sektor/industri tersebut secara
nasional.
5. Model gravitasi adalah model yang paling banyak digunakan untuk melihat besarnya
daya tarik suatu potensi yang berada pada suatu lokasi.
3. PEMBAHASAN
Analisis gravitasi ini digunakan untuk mengetahui seberapa kuat keterkaitan (inter linkage)
antara Kabupaten Deli Serdang sebagai Ibu kota Lubuk Pakam dan pusat pertumbuhan dengan
kabupaten-kabupaten sekitarnya yaitu: Kabupaten Langkat, Kabupaten Serdang, Kabupaten Karo,
Kabupaten Simalungun, Kabupaten Serdang Berdagai. Dan Kota Medan, Kota Tebing, Kota Binjai.
Berdasarkan teori interaksi spasial keterkaitan yang lebih kuat mengindikasikan
adanyainteraksi ekonomi baik berupa arus uang, barang dan manusia lebih besar (intensif).
Dengan adanya interaksi antar wilayah maka suatu daerah(kota) akan saling melengkapi dan
bekerjasama dengan daerah lain (Kabupaten) untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi
masing-masing wilayah.Pertumbuhan ekonomi daerah tidak hanya dipengaruhi oleh faktor
internatetapi juga faktor eksterna yaitu hubungan interaksi dengan daerah lainnya. Prosesnya
ditandai dengan adanya interaksi antar daerah yang berupa aktifitas ekonomi, aktifitas sosial dan
komunikasi antar penduduk.
KotaMedan berkembang seiring dengan pesatnya pertumbuhan aktivitas perkotaan
yangmenjalar ke wilayah sekitarnya.Perkembangan aktivitas ini telah membentuk suatukawasan
metropolitan yang dikenal dengan Mebidang (Kota Medan, Kota Binjai, danKabupaten Deli
Serdang).
Tabel 2
Peringkat atau Level Keterkaitan Gravitasi antara
Kabupaten Deli Serdang dengan Kabupaten-kabupaten dan Kota
NO Kabupaten Nilai Indeks Gravitasi Makna
Dengan adanya Interaksi antar wilayah maka suatu kota akan saling melengkapi dan
bekerjasama dengan kabupaten dalam satu wilayah geografis untuk meningkatkan laju
pertumbuhan ekonomi masing-masing wilayah. Ditunjang dengan Kawasan Metropolitan
Perkotaan pembentukan Kawasan Pengembangan Terpadu sebagai kawasan yang berpotensi
untuk tumbuh cepat dengan saling meningkatkanpertumbuhan ekonomi dan interaksi Kabupaten
Deli Serdang .
Berdasarkan, Tabel 2, bahwa yang memiliki Interaksi yang kuat dengan Kabupaten Deli
Serdang adalah Kota Medan (456.294,252.95), Kota Binjai(424.143,209.29) Kabupaten Serdang
Berdagai (376.605.084.13), Kabupaten Karo(286.66,404.34). Tinggi keterkaitan Kota Medan, Kota
Binjai, Kabupaten Serdang Berdagai, Kabupaten Karo, dengan Kabupaten Deli Serdang di
sebabkan karena Kabupaten Karo memiliki daya tarik tersendiri berupa banyak fasilitas untuk
pendidikan, jasa keuangan dan jasa kesehatan serta fasilitas-fasilitas lain seperti sentra-sentra atau
pusat-pusat perbelanjaan.
Jasa-jasa atau fasilitas tersebut menjadi rujukan karena skala produksi maupun aspek
teknologinya yang baik dibanding daerah-daerah sekitarnya.Ada banyak faktor yang mendorong
timbulnya Interaksi yang kuat antara Kabupaten Karo dengan Kabupaten Deli Serdang.
Faktor tersebut adalah banyaknya peninggalan sejarah yaitu, Pura di B. Meriah, Legenda
Gurda-gurdi, Tari-tari Ndurung, Tari tongkat erpangir kulau dan wisata alam yaitu, Air terjun
sipiso-piso, Gunung sibayak, Gunung sipiso-piso,Gunung api sinabung, Danau lau kawar, Air
panas lau sebuk-debuk, taman hutan raya bukti barisan, dan wisata kota yaitu , Kota Berastagi
Desa Budaya Lingga.
Kabupaten Serdang Berdagai yang tercatat juga memiliki keterkaitan yang kuat dengan
Kabupaten Deli Serdang sektor pendorong adaah Pertanian, industri perdagangan dan jasa-jasa
Kabupaten Deli Serdang Berdagai juga memiiki terkenal di bidang pariwisata yaitu, Pantai
cermir, theme park, pantai klang, pantai gudang garam, pantai sialang buah , pantai pondok
permai, kota pari, pantai kuala putrid, pantai mutiara, pulau berhala air terjun sampuran, sumur
air tawar, mesjid’iliyah, mesjid raya sulaimanayah sisa peninggalan kesultanan Serdang.
Sedangkan Kota Binjai memiliki sektor unggulan adalah Pertanian, perdagangan,hotel,
restoran, dan jasa-jasa dan objek wisata yaitu, Mesjid angung binjai, taman balita, pantai SB(Sei
Bingei) tugu perjuangan 1945. Sektor unggulan Kota Medan adalah Jasa-jasa,
perdagangan,hotel,restoran, bangunan dan objek wisata Kota Medan yaitu Istana maimun, mesjid
raya Medan, danau linting, penangkaran buaya asam kumbang medan, Rahmad gallery.
Selain memiliki keterkaitan yang kuat Kabupaten Deli Serdang juga memiliki keterkaitan
yang lemah dengan beberapa daerah pana penelitian seperti Kabupaten Langkat, Kabupaten
Simalungun, Kota Tembing Tinggi.Hal ini di sebabkan karena kurangnya fasilitas seperti jasa
pendidikan, jasa keuangan dan jasa kesehatan serta fasilitas-fasiitas seperti sentra-sentra atau
pusat perbelanjaan.
DAFTAR PUSTAKA