Você está na página 1de 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Preeklampsia adalah gangguan kehamilan yang ditandai oleh tekanan darah tinggi dan
kandungan protein yang tinggi dalam urine. Kondisi ini dapat membahayakan organ-organ
lainnya, seperti ginjal, hati, dan mata. Eklampsia adalah kondisi preeklamsia yang disertai
kejang. Hal ini dapat berakibat fatal bagi ibu dan janin, bahkan dapat menyebabkan kematian.
Pada bayi, pre eklampsia dapat mengakibatkan kelahiran prematur dan pertumbuhan bayi yang
terhambat. Maka dari itu penting bagi ibu hamil untuk mengetahui gejala, penyebab, dan
bagaimana cara mencegah serta mengatasi preeklampsia.

Plasenta adalah salah satu organ penting yang berfungsi untuk menyalurkan darah dari
ibu ke bayi di dalam kandungan. Munculnya preeklampsia diduga karena adanya gangguan
perkembangan pada plasenta, yang disebabkan oleh masalah pada pembuluh darah pemasok
plasenta. Faktor genetik atau adanya riwayat keluarga yang pernah mengalami preeklampsia
juga diduga berperan dalam mekanisme penyakit ini. Namun, penyebab pasti kondisi ini belum
sepenuhnya dipahami.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian dari Pre-eklamsia?
2. Apa Etiologi dan Faktor Resiko dari Pre-eklamsia?
3. Apa Patofisiologi dari Pre-eklamsia?
4. Apa Manitefasi Klinis dari Pre-eklamsia?
5. Apa Klasifikasi dari Pre-eklamsia?
6. Apa Gejala- Gejala Subjektif dari Pre-eklamsia?
7. Apa Komplikasi dari Pre-eklamsia?
8. Apa Asuhan Keperawatan dari Pre-eklamsia?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui Pengertian dari Pre-eklamsia
2. Untuk mengetahui Etiologi dan Faktor Resiko dari Pre-eklamsia
3. Untuk mengetahui Patofisiologi dari Pre-eklamsia

1
4. Untuk mengetahui Manitefasi Klinis dari Pre-eklamsia
5. Untuk mengetahui Klasifikasi dari Pre-eklamsia
6. Untuk mengetahui Gejala- Gejala Subjektif dari Pre-eklamsia
7. Untuk mengetahui Komplikasi dari Pre-eklamsia
8. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan dari Pre-eklamsia

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Pre-eklamsia adalah penyakit dengan tanda – tanda hipertensi, edema dan proteinuria yang
timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya timbul pada tri wulan ke tiga kehamilan, tetapi
dapat sebelumnya, misalnya karena mola hidatidosa ( Winknjosastro.1977 : 282 ). Preeklamsia
adalah keadaan dimana hipertensia disertai dengan proteinuria,edema atau kedua- duanya yang
terjadi akibat kehamilan setelah minggu kedua puluh, atau kadanf – kadang timbul lebih awal
bila terdapat perubahan hidatidiformis yang luas pada vilikoralis (Cunningham, 1995 : 773 )
2.2 Etiologi dan Faktor resiko
Penyebab pre-eklamsia sampai sekarang belum bisa diketahui . Keaadan ini merupakan
tantangan bagi kita agar kita senantiasa waspada agar dapat menegakkan diagnosa preeklamsia
sedini mungkin . Oleh karena kita harus selalu waspada bila kita menghadapi ibu hamil yang
mengidap faktor berikut yang dapat mempengaruhi terjadinya pre- eklamsia. Faktor resiko
antatara lain;
 Primigrafida , terutama primigrafida tua dan primigrafida muda
 Kelompok sosial ekonomi rendah.
 Hipertensi essensial .
 Ginjal kronik
 Diabetes mellitus
 Multipara
 Polihidramnion
 Obesitas
 Molahidatidosa
 Riwayat pre-eklamsia pada kehamilan yang lalu atau pada keluarga
(Wiknjosastro, 1997 : 283 )

2.3 Patofisiologi
Pra- eklamsia terjadi spasme pembuluh arterial yang diikuti dengan timbulnya retensi dan
air . Pada biopsi ginjal ditemukan spasme yang hebat dari arteriola gromorulus. Pada beberapa
kasus lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilalui oleh satu sel darah
merah . Jadi semua arteriola dalm tubuh mengalami spasme , maka tekanan darah dengan

3
sendirinya akan meningkat drastic, sebagai dampak mekanisme pertahanan tubuh untuk
mengatasi kenaikan tahan perifer agar kebutuhan oksigen dalam jaringan dapat dipenuhi.
Sedangkan kenaikan berat badan dan oedama yang disebabkan penimbunan air yang berlebihan
dalam ruangan interstisial belum diketahui sebabnya , mungkin disebabkan oleh retensi garam
air . Proteinura mungkin disebabkan oleh spasmus arteriola sehingga terjadi perubahan pada
glomerulus (Mochtar1993:220).
2.4 Manitefasi klinis
Dua gejala yang sangat penting pada per-eklamsia , yaitu hipertensi dan proteinuria
merupakan yang biasanya tidak disadari wanita hamil
a. Tekanan darah : Peningkatan tekanan darah, merupakan tanda
peringatan awal yang penting pada pre-eklamsia.
b. Kenaikan berat badan : Peninggkatan BB terutama disebabkan karena retensi
cairan dan selalu dapat ditimbulkan sebelum timbul gejala edema yang
terlihat jelas seperti kelopak mata yang membengkak atau jari tangan yang
membesar.
c. Proteinuria : Pada kasus berat proteinuria dapat ditemukan dan dapat
mencapai 10 gr/lt.

2.5 Klasifikasi pre-eklamsia


Pre-eklamsia dibagi dalam 2 golongan yaitu berat dan ringan. Pre-eklamsia dikatakan
ringan apabila ditemukan tanda-tanda dibawah ini (Mochtar ,1922 :221)
a. Tekanan darah 140 / 90 mmhg atau lebih atau kenaikan diastolik 15 mmhg
atau lebih dan kenaikan sistolik 30 mmhg atau lebih.
b. Proteinuria kuantitatif 0,3 grlt dalam 24 jam atau pemeriksaan kuantitatif
positif satu atau positif dua
c. Nyeri kepala, gangguan penglihatan, nyeri otot perut bagian atas tidak ada..
d. Oliguria tidak ada.

Sedangkan pre-eklamsia yang dikatakan berat apabila ditemukan satu atau lebih tanda-
tanda dibawah ini: ( Wiknjosastro.1997 :282 ).
a. Tekanan sistolik 160 mmhg atau tekanan diastolic 110 mmhg atau lebih.
b. Proteinuria kuantitatif 5 gr atau lebih dalam 24 jam. pemeriksaan kuantitatif
positif tiga atau positif empat
c. Oliguria, urine 400 ml atau kurang dalam 24 jam

4
d. Keluhan serebral, gangguan penglihatan atau nyeri daerah epigastrium.

2.6 Gejala-gejala Subjektif


a. Nyeri kepala : Jarang ditemukan pada kasus ringan, tetapi akan sering terjadi
pada kasus-kasus yang berat. Nyeri kepala sering terjadi pada daerah frontal
dan oksipital dan tidak sembuh dengan pemberian analgesic biasa.
b. Nyeri epigastrium : Merupakan keluhan yang sering ditemukan pada pre-
eklamsia berat. Keluhan ini disebabkan karena peregangan kapsula hepar
akibat edema atau perdarahan.
c. Gangguan Penglihatan : Keluhan penglihatan yang terganggu dapat
disebabkan oleh spasme anterial, iskemia dan edema retina dan kasus-kasus
yang langka disebabkan oleh ablasio retina. Pada pre-eklamsia ringan tidak
ditemukan tanda-tanda subjektif (Cunningham, 1995:767).
2.7 Komplikasi

Ada beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada ibu dan janin. Komplikasi yang tersebut
dibawah ini biasanya terjadi pada pre-eklamsia berat dan eklamsia.

a. Pada ibu :
 Eklamsia
 Solutio plasenta
 Perdarahan sub kapsula hepar
 Kelainan pembekuan darah (DIC:Disseminated Intravaskuler Coagulation)
b. Pada Janin :
 Terhambatnya pertumbuhan dalam uterus (IUGR:Intraliterina GrowthRetardation)
 Prematur
 Asphiksia neonatum
 Kematian dalam uterus
 Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal

2.8 Asuhan keperawatan pada Ny. R dengan masalah preeklamsia berat

Identitas
Nama : Ny.S
Umur : 33 Tahun

5
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Ds. Rawajaya Kabupaten Cilacap
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal masuk RS : 07 Mei 2013
No. RM : 929193
Diagnosa Masuk : Pre Eklamsi Berat ( PEB )
 Keluhan utama : Klien mengatakan / mengeluh pusing dan gelisah disertai dengan
kenceng – kenceng.
Riwayat kesehatan
 Riwayat kesehatan sekarang : Klien datang ke Rumah Sakit dengan keluhan pusing dan
gelisah disertai dengan tekanan darah tinggi. Saat pengkajian klien dilaporkan belum
mengalami pembukaan serviks. umur kehamilan klien 37 minggu. hasil pengukuran
tanda tanda vital pada klien adalah : TD : 170/100 mmHg, N : 100 kali/menit, S: 36,6
0
C, RR : 23 x/m, DJJ 150 x/m. Klien belum mengalami pecah ketuban. Rencana klien
akan melakukan SC untuk menurunkan resiko yang terjadi karena PEB. KU klien cukup
baik.
 Riwayat kesehatan dahulu : Klien tidak mempunyai riwayat penyakit menular seksual
( PMS ). Klien pernah mengalami keguguran anak yang pertama dengan usia kehamilan
3 bulan ( 12 minggu ), dengan jenis kelamin laki-laki dibantu oleh dukun setempat
tanpa bantuan tenaga kesehatan yang kompeten. klien tidak mempunyai riwayat
penyakit DM ( diabetes mellitus), Asma, jantung, dan HT ( hipertensi ).
 Riwayat kesehatan keluarga : Klien dan keluarganya tidak mempunyai riwayat penyakit
menular seksual ( PMS ), DM, HT, Jantung, dan penyakit kronis lainnya.
 Riwayat ginekologi : Klien sebelumnya tidak pernah melakukan operasi / tindakan
pembedahan lainnya. Klien pernah mengikuti program keluarga berencana ( KB PIL )
selama 1 tahun. Klien mengaku siklus menstruasinya teratur dan tidak mengalami
gangguan dalam haid.
 Riwayat obsterti : Kehamilan saat ini G4 P2 A1
HPHT : 07 Agustus 2012
HPL : 14 Mei 2013
BB sebelum hamil : 76 Kg

6
TD sebelum hamil : 120/80 mmHg
 Riwayat KB : Klien pernah menggunakan program KB pil selama 1 tahun.
 Riwayat psikososial : klien dan keluarganya termasuk dalam keluarga dengan tingkat
perekonomian menengah. kehamilan yang dialami klien diharapkan melahirkan bayi
perempuan, dan kehamilan klien diharapkan.klien merupakan orang yang mudah bergaul
dengan orang lain ( dengan tenaga kesehatan di rumah sakit ).
Pola aktivitas
 Pola Nutrisi-Metabolik : klien mengakui terjadinya penigkatan pola makan dibandingkan
dengan sebelum hamil, dengan jenis makanan nasi + lauk + sayur. dalam sehari klien
minum sekitar 1500cc/hari.
 Pola Eliminasi : Pola BAK klien normal sebelum dirawat ( 4-5 kali sehari ), saat dirawat
klien dipasang DC ( karakteristik urine jernih, bau khas ), pola BAB klien 2 hari sekali
dengan konsistensi lembek, tidak terdapat bercak darah.
 Pola Latihan-Aktifitas
Sebelum Hamil : klien melakukan aktivitas sehari – hari seperti biasa ( memasak, dll )
Saat Dikaji : klien hanya berbaring di tempat tidur sambil ,menahan nyeri kontraksi,
pusing, dan gelisah.
 Pola Istirahat-Tidur
Sebelum hamil : klien mengaku pola tidurnya normal ( 8 jam / hari )
Saat Dikaji : klien tidak bisa tidur karena gelisah dan kontraksi yang dirasakan.
 Pola Konsep Diri-persepsi Diri : klien tidak merasa malu dengan perubahan fisik yang
terjadi selama kehamilan.
 Pola Peran Dan Hubungan : Klien telah siap untuk mengasuh kelahiran anak yang ke 4 ini
dengan pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya. dan menjalankan kewajiban sebagai
istri bagi suaminya.
 Pola Reproduksi/seksual : Klien tidak pernah mengalami masalah pada alat reproduksinya
( PMS, gangguan dalam haid )
Pemeriksaan Fisik
 Status Obstetri :G4 P2 A1 usia kehamilan 37 minggu
 Keadaan umum :Cukup baik
 Kesadaran : Compos mentis
 BB/TB : 84 kg/ 165 cm
 TTV : TD : 170/100 mmHg Nadi : 100 x/m

7
Suhu : 36,6 0C Pernapasan : 23 x/m
 Kepala : Normal, hematom (-), deformitas (-), distribusi rambut (+)
 Mata : sclera tidak ikterik, konjungtiva unanemis, penglihatan baik
 Hidung : mukosa normal, polip (-), cuping hidung (-), simetris
 Mulut : mukosa baik, lidah bersih, hygiene cukup bersih
 Telinga : simetris, serumen tidak menumpuk
 Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan nodus limfe
 Dada : Jantung : I. Ictus Cordis tak tampak, P. tidak ada nyeri tekan, P. pekak,
A. tidak ada galop
 Paru : I. ekspansi dada simetris, P. tidak ada nyeri tekan, P. sonor, A. tidak
ada wheezing / ronkhi
 Abdomen : TFU : 33 cm
 Pemeriksaan palpasi
Leopold I : bagian fundus teraba bokong
Leopold II : posisi memanjang, punggung kiri, bagian kanan bagian kecil
Leopold III : presentasi kepala
Leopold IV : kepala masuk pintu atas panggul ( 2/5 )
 Pigmentasi : tidak terkaji
 Linea Nigra : terdapat linea nigra
 Striae : tampak striae di region abdominalis
 Perineum dan genitalia
Vagina :Normal, terpasang DC
Perineum : elastic
Keputihan : tidak terkaji
Lokia :-
Hemoroid : tidak terkaji
 Ekstremitas
Atas : tidak ada edema, tangan kiri terpasang infuse RL
Bawah : tidak ada edema, dan trombo emboli

Pemeriksaan Penunjang
1. USG :letak janin memanjang, punggung kanan, presentasi kepala
2. Lab darah tanggal 06 mei 2013

8
Leukosit : 11.840 mm3 ( 4.800 – 10.800 )
Protein : +3 ( tidak ada )
Hb : 12,5 gr/dl ( 12 -16 )
SGOT : 30 ul ( <31 )
SGPT : 28 ul ( <31 )
Trombosit : 272.000 ul ( 150.000 – 450.000 )
Kolesterol : 259 mg/dl
Analisa Data
Tanggal Data focus Problem Etiologi
7/5/13 DS : klien mengatakan pusing, lemas dan Resiko terjadinya Peningkatan TD
gelisah disertai dengan kenceng - kejang saat kehamilan
kenceng
DO : klien tampak gelisah, klien tampak
lemas, kenceng –kenceng ( his sedang, 2
kali dalam 10 menit, durasi 20 detik ),
proteinuria +3, TD : 170/100 mmHg, N :
100 x/m
7/5/13 DS : klien mengatakan nyeri karena Nyeri Akut Desakan mekanik
kontraksi rahim kepala bayi
P: nyeri dirasakan saat terjadi kontraksi terhadap rongga
Q: nyeri dirasakan seperti diremas panggul karena
R: region Supra pubic kontraksi uterus
S: skala nyeri 7
T: Nyeri dirasakan berulang
DO : raut wajah menahan nyeri
b. RR : 23 x/m
c. N : 100 x/m
d. TD : 170/100 mmHg
nafas terengah engah, abdomen teraba
kencang, area VU menonjol.
Diagnosa Keperwatan
1. Resiko terjadinya kejang b.d Peningkatan TD saat kehamilan

9
2. Nyeri Akut b.d Desakan mekanik kepala bayi terhadap rongga panggul karena kontraksi
uterus
Intervensi Keperawatan
Tanggal No dx Tujuan Intervensi Paraf
7/5/13 1 Setelah diberikan tindakan - Kaji tanda-tanda kejang
keperawatan selama 2 x 24 jam - Atur tidur klien untuk
diharapkan masalah klien dapat miring kiri dan telentang
teratasi dengan KH : setiap 2 jam di tempat yang
8/5/13 - TD normal cukup cahaya
- Tidak terjadi kejang - Beri terapi O2 2-3 lt
- Rasa pusing berkurang - Pasang DC
- Kolaborasi pemberian
terapi SM ( MgSo4 ) baik IV
atau drip dan nifidepine
10mg 3 X 1 sehari
- Beri kondisi lingkungan
yang kondusif
7/5/13 2 Setelah diberikan tindakan  ciptakan kondisi nyaman
keperawatan selama 2 x 24 jam disekitar klien
diharapkan masalah klien dapat  beri informasi tentang
teratasi dengan KH : keadaan klien
8/5/13  nyeri berkurang 7-5  beri tindakan nafas
 klien tenang dalam
 rr teratur  beri motivasi semangat
 nadi normal pada klien dan pantau
peningkatan TTV
terhadap nyeri

10
Implementasi Keperawatan
Tanggal No dx Implementasi Respon Paraf
7/5/13 1  mengkaji tanda-tanda kejang  klien kolaboratif
 mengatur tidur klien untuk  klien mengikuti
miring kiri dan telentang setiap 2 anjuran
jam di tempat yang cukup
8/5/13 cahaya  klien mau
 memberi terapi O2 2-3 lt memakai O2
 memasang DC  klien kolaboratif
 mengkolaborasi kan pemberian  klien mengikuti
terapi SM ( MgSo4 ) baik IV terapi
atau drip dan nifedipine 10mg
3X1 sehari
 beri kondisi lingkungan yang
kondusif
7/5/13 2  menciptakan kondisi nyaman  klien merasa nyaman
disekitar klien
 memberi informasi tentang  klien mendapatkan
keadaan klien informasi
8/5/13  memberi tindakan nafas dalam  klien kolaboratif
 memberi motivasi semangat  klien termotivasi
pada klien dan pantau
peningkatan TTV terhadap nyeri

Evaluasi
Tanggal No dx Evaluasi Paraf
7/5/13 1 S : klien mengatakan pusing belum berkurang
O : klien gelisah N: 100x/m TD 170/90
A: masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi ( pemberian Mg SO4, dan intervensi
lainnya, monitor TTV

11
8/5/13 S: klien mengatakan nyeri berkurang dan ppusing sedikit
berkurang
O: TD 130/90 mmHg, klien tampak sedikit tenang
A: masalah mulai teratasi
P: lanjutkan intervensi ( pantai TD,N dan pemberian SM
lanjutan)
7/5/13 2 S: klien mengatakan nyeri sedikit berkurang 7-6
O: klien sedikit lebih tenang
A: masalah mulai teratasi
P: lanjutkan intervensi penanganan nyeri saat hamil
8/5/13 S: klien mengatakan nyeri berkurang dengan skala 5
O: klien tenang, raut wajah mulai bisa tersenyum
A: masalah teratasi saat bayi lahir
P: pantau jika terjadi nyeri lanjutan post natal
Pada tanggal 8/5/13 ibu dipersiapkan untuk melakukan SC, tiba
– tiba merasa kenceng dan his mulai kuat, saat dilakukan VT
ternyata klien telah pembukaan lengkap. pada pukul 8.20 bayi
lahir normal, spontan dengan tidak ada asfiksia, jenis kelamin
perempuan, lahir menangis, ketuban keruh, tidak terdapat
mollage, TD post partum 130/100 mmHg

12
Daftar pustaka
http://baloteli.blogspot.co.id/2014/03/asuhan-keperawatan-pada-nys-g4-p2-a1_9799.html

13

Você também pode gostar