Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Proses persalinan merupakan saat yang paling menegangkan dan mencemaskan bagi
wanita, apalagi jika persalinan tersebut merupakan persalinan pertamanya. Saat
mengetahui dirinya hamil seorang ibu harus beradaptasi dengan berbagai perubahan,
mulai dari perubahan fisik sampai perubahan psikologis yang dapat mempengaruhi
emosinya. Setelah dihadapkan dengan perubahan-perubahan saat hamil kemudian ibu
akan mulai dihadapkan dengan proses persalinannya, dan pastilah bagi para calon ibu
yang baru pertama kali hamil, mereka belum mengetahui apa yang harus dilakukan saat
persalinan terjadi, mulai dari bagaimana cara mengejan yang baik, mengontrol rasa nyeri,
dan berbagai kecemasan lain yang akan dihadapi seorang calon ibu selama proses
persalinan. Persalinan adalah suatu proses alamiah yang ditandai dengan terjadinya
kontraksi uterus yang menyebabkan pendataran dan dilatasi serviks yang nyata serta
diikuti dengan pengeluaran janin dan plasenta dari tubuh ibu (Sarwono, 2010). Proses
persalinan terdiri dari empat kala yaitu kala I sampai kala IV. Kala I persalinan dimulai
sejak adanya kontraksi uterus yang teratur hingga serviks membuka lengkap. Kala I
terdiri dari dua fase yaitu fase laten dan fase aktif. Ada tiga faktor utama yang
mempengaruhi proses persalinan yaitu power, passage, pasanger, psikologis dan
penolong, (Sarwono,2010).
Di negara berkembang, saat melahirkan dan minggu pertama setelah melahirkan
merupakan periode kritis bagi ibu dan bayinya. Berdasarkan SDKI tahun 2007, dari
seluruh persalinan 64 % tidak mengalami komplikasi, persalinan lama 31 %, perdarahan
berlebih 7 %, infeksi 5 %. Untuk Bayi meninggal dalam satu bulan setelah dilahirkan 39
% karena komplikasi termasuk persalinan lama 30 %, perdarahan berlebih 12 %, dan
infeksi 10 % (Pusdiknakes, 2010). Berdasarkan data Survey Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2007, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia 228/100.000
kelahiran hidup (KH).Tingginya angka kematian ini terjadi pada masa intra natal dan
post natal dengan penyebab utama perdarahan dimana salah satu faktor penyebab
perdarahan adalah pengelolaan persalinan pada kala satu yang tidak adekuat. MDGs 2015
merupakan upaya global dengan salah satu tujuannya meningkatkan kesehatan ibu dan
1
anak dengan cara mengurangi AKI. Program Indonesia sehat 2015 bertujuan menurunkan
AKI menjadi 102/100.000 KH (Depkes RI,2016).
Berdasarkan data diatas, maka penulis tertarik untuk membuat sebuah laporan
mengenai konsep dasar intranatal dan asuhan keperawatan pada pasien intranatal.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari Karya Tulis Ilmiah ini adalah agar perawat dapat
memberikan asuhan keperawatan yang tepat bagi pasien intranatal berdasarkan data
dan keluhan-keluhan yang sesuai didapat dari pasien.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari laporan ini adalah sebagai berikut.
a. Untuk mengetahui proses pengkajian keperawatan pada pasien intranatal.
b. Untuk mengetahui diagnose keperawatan dan menentukan prioritas diagnosa
keperawatan pada pasien intranatal.
c. Untuk mengetahui dan merumuskan intervensi keperawatan pada pasien
intranatal.
d. Untuk mengetahui dan melaksanakan tindakan keperawatan kepada pasien
intranatal.
e. Untuk mengetahui dan mampu dalam melaksanakan evaluasi keperawatan pada
pasien intranatal.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
2
Intranatal adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir
cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Mitayani,
2011). Persalinan merupakan proses ketika kontrasi uterus mendorong janin keluar dari
uterus (Saputra, 2014). Proses persalinan didahului tindakan pemecahan ketuban, pemberian
pitocin/prostaglin. Induksi persalinan mekanis menggunakan laminaria stiff, persalinan
dengan tindakan operasi. (rohani, saswita, & marisah, 2011).
3
Ekstrogen dan progesteron harus berada dalam kondisi seimbang agar kehamilan dapat di
pertahankan. Perubahan keseimbangan kedua hormon tersebut menyebabkan oksitoksin yang
di keluarkan oleh hipovisis pars posterior dapat menimbulkan kontraksi braxton hicks.
Kontraksi braxton hicks akan menjadi kekuatan dominan saat mulainya persalinan, oleh
karena itu semakin tua kehamilan, frekuensi kontraksi semakin sering.
D. PATOFISIOLOGI
Terlampir.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium rutin (Hb dan urinalisis serta protein urine)
2. Pemeriksaan ultrasonografi
3. Pemantauan janin dengan kardiotokografi
4. Amniosentesis dan kariotiping.
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Ibu:
a) 1 ampul oksitosin 1 ml 10 U (atau 4 oksitosin 2 ml U/ml)
b) 20 ml lidokain 1% tanpa Epinefrin atau 10 ml Lidokain 2% tanpa Epinefrin
c) 3 botol RL
d) 2 ampul metal ergometrin maleat (disimpan dalam suhu 2-80 C)
2. Bayi:
a) Salep mata tetrasiklin
b) Vit K 1 mg
G. KOMPLIKASI
Menurut Wiknjosostro (2009) komplikasi adalah sebagai berikut
1. Perdarahan masa nifas
Perdarahan postpartum atau pendarahan pasca persalinan adalah perdarahan dengan
jumlah lebih dari 400 ml setelah bayi lahir. Ada dua jenis menurut waktunya, yaitu
perdarahan dalam 24 jam pertama setelah melahirkan dan perdarahan nifas.
Perdarahan post partum dalam 24 jam pertama biasanya masih berada dalam
pengawasan ketat dokter.6alam dua jam pertama, kondisi terus dipantau, salah satunya
untuk mengetahui apakah terdapat perdarahan post partum. Sementara itu, perdarahan
masa nifas dapat terjadi ketika sudah tidak berada di rumah sakit lagi. Oleh karena itu
harus waspada terhadap kemungkinan terjadinya perdarahan post partum.
2. Infeksi paska persalinan (post partum)
Infeksi post partum adalah infeksi yang terjadi setelah ibu melahirkan. Keadaan ini
ditandai oleh peningkatan suhu tubuh, yang dilakukan pada dua kali pemeriksaan,
selang waktu enam jam dalam 24 jam pertama setelah persalinan. Jika suhu tubuh
mencapai 37 derajat celcius dan tidak ditemukan penyebab lainnya (misalnya
bronhitis), maka dikatakan bahwa telah terjadi infeksi post partum.
4
3. Ruptur uteri
Secara sederhana ruptur uteri adalah robekan pada rahim atau rahim tidak utuh.
Terdapat keadaan yang meningkatkan kejadian ruptur uteri,misalnya ibu yang
mengalami operasi caesar pada kehamilan sebelumnya. selain itu, kehamilan dengan
janin yang terlalu besar, kehamilan dengan peregangan rahim yang berlebihan, seperti
pada kehamilan kembar, dapat pula menyebabkan rahim sangat teregang dan menipis
sehingga robek.
4. Trauma perinium
Parineum adalah otot, kulit, dan jaringan yang ada diantara kelamin dananus. Trauma
perineum adalah luka pada perineum sering terjadi saat proses persalinan. Hal ini
karena desakan kepala atau bagian tubuh janin secara tiba-tiba, sehingga kulit dan
jaringan perineum robek.
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
5
ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL CARE PADA Ny. VM DENGAN
PERSALINAN NORMAL PERVAGINAM DI RUANG
PERSALINAN RSUP dr. KARIADI TANGGAL
13 SEPTEMBER 2018
I. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 13 September pukul 08.30 wib.
A. Data Umum Biografi
1. No Register : 9739288
2. Tanggal Masuk : 09 September 2018
3. Nama Ibu : Ny.VM
4. Umur : 18 Tahun
5. Pendidikan : SMP
6. Agama : Islam
7. Suku : Jawa
8. Pekerjaan : Tidak Bekerja
9. Nama Suami : Tn. M
10. Umur : 26 Tahun
11. Pendidikan : SMA
12. Pekerjaan : Karyawan Swasta
13. Alamat : Tadang, 05/07, Jomblang , Candisari, Kodia Semarang.
B. Data Umum Kesehatan
1. Tinggi badan : 156 cm
Berat badan : 50 kg
Berat badan sebelum hamil : 40 kg.
2. Masalah kesehatan yang dialami selama hamil : tidak ada
3. Tidak ada penyakit yang dialami akibat komplikasi kehamilan.
4. Obat-obatan yang digunakan selama hamil yaitu : vitamin penambah darah
5. Jenis alergi yang pernah dialami pasien : tidak ada baik pada obat maupun
makanan.
6. Diet khusus yang dijalani terkait budaya : tidak ada
Saat pengkajian pasien mengatakan sebelum hamil pasien biasa makan 3x sehari
dengan porsi makan sedang dan minum ± 1500 cc perharinya. Saat hamil pasien
mengatakan nafsu makannya berkurang, pasien dalam sehari makan 1-2x sehari
dengan porsi kecil dan minum dengan jumlah yang sama. Pasien mengatakan
tidak ada alergi terhadap makanan maupun minuman.
7. Frekuensi BAK: pasien mengatakan memiliki kebiasaan BAK ± 6 kali sehari
dengan warna kuning jernih, Pasien mengatakan tidak ada masalah terhadap
BAK pasien.
Frekuensi BAB: pasien mengatakan memiliki kebiasaan BAB 1 kali sehari
dengan konsistensi lembek. Saat pengkajian pasien mengatakan sudah BAB
sebanyak 1 kali dipagi hari dan BAK sebanyak 2 kali dengan warna kuning
jernih. Pasien mengatakan tidak ada masalah BAB selama hamil.
6
8. Kebiasaan waktu tidur: Saat pengkajian pasien mengatakan sebelum hamil pasien
tidak memiliki gangguan dalam kebutuhan istirahat tidurnya, Pasien biasa tidur
6-7 jam perhari, namun saat memasuki kehamilan delapan bulan pasien
mengatakan tidurnya terganggu terutama saat dimalam hari. Pasien hanya dapat
tertidur ± 5 jam/hari.
E. Pemeriksaan Fisik
1. Kenaikan berat badan selama hamil yaitu 10 kilogram.
2. Tanda-tanda vital:
TD : 110/80 mmHg, Nadi : 84 x/menit, Suhu : 36,8 C, RR : 20 x/menit.
3. Kepala : bentuk simetris, lesi (-), nyeri tekan (-), edeme (-)
Konjungtiva : tampak anemis
Sclera : putih, jernih, tidak kuning
Hidung : bersih, tidak ada polip
Mulut : bersih, tidak ada stomatitis
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Jantung : S1S2 tunggal
Paru-paru : Vesikuler +/+, wheezing -/-, ronchi -/-, murmur -/-
7
Payudara : Areola kehitaman, putting susu menonjol, keadaan bersih
Puting susu : sudah menonjol dan apabila dipincit sudah mengeluarkan ASI
4. Pemeriksaan Abdomen
Linea : Alba
Terdapat strie grafidari
Tidak terdapat bekas operasi
Perut jatuh ke sisi kanan
Tinggi fundus uteri: 3 jari dibawah prosesus sifoideus, TFU : 28 cm
Leopold I : TFU tiga jari di bawah px, teraba bokong.
Leopold II : teraba punggung di sebelah kanan
Leopold III : presentasi kepala
Leopold IV : kepala sudah masuk PAP
5. Kesimpulan leopold :
Letak bayi : membujur
Punggung sebelah : kanan
Presentasi : kepala
PMI : kuadran kanan bawah
DJJ : 130x/menit
Frekuensi kontraksi : 2-3 x/10menit
Durasi : 30-35 detik.
6. Ekstremitas bawah kaki:
Edeme: Tidak ada (-)
Varises: Tidak ada (-)
Kekakuan pada sendi kaki: Tidak ada (-)
7. Pemeriksaan VT (Vaginal Toucher) pada pukul 03.30 WIB
Vagina belum menonjol
Porsio lunak dan tebal
Pembukaan 2 cm
Ketuban utuh dan teraba menonjol
Presentasi kepala
Posisi presentasi belakang kepala
F. Data hasil pemeriksaan laboratorium: .
Terlampir
G. Kesimpulan Pemeriksaan Keseluruhan
Ny. VM, G1P0A0 hamil aterm dengan letak janin membujur, punggung janin di
sebelah kanan, presentasi kepala sudah masuk PAP, jumlah janin tunggal, kondisi
janin hidup sehat, dengan taksiran berat janin 3000 gram dalam usia kehamilan 38
minggu, pembukaan 2 cm, selaput ketuban utuh, kala satu fase aktif, bayi
diperkirakan akan lahir pada jam 10.00 wib.
H. Data Psikososial
a. Penghasilan keluarga setiap bulan Rp 3.000.000,00
b. Perasaan ibu dengan kehamilan kali ini yaitu pasien mengatakan merasa sangat
senang dan tidak sabar mendambakan bayinya lahir.
c. Perasaan suami klien dengan kehamilan sekarang yaitu suami klien mengatakan
merasa sangat senang dan sangat mendambakan kehadiran anak ketiga mereka
setelah sebelumnya mengalami keguguran pada anak kedua.
8
d. Ibu dan suami klien mengatakan apabila jenis kelamin anak saat ini tidak sesuai
dengan yang dikehendaki yaitu tidak masalah, mereka mengatakan akan tetap
menyayangi dan mendambakan kelahiran anak ketiga mereka.
2. Kala II
a. Kala II mulai pada 13 september 2018 pukul 08.30 WIB
b. Lama kala II ± 30 menit
9
c. Tanda dan gejala kala II
1) Ibu sudah berkeinginan untuk mengejan
2) Perinium menonjol
3) Anus membuka
4) Keringat dingin
d. Keadaan psikososial: ibu tenang dan paham apa yang harus dilakukan ketika
kontraksi datang.
e. Tindakan
Memberikan intruksi dan arahan untuk mengejan.
3. Catatan kelahiran
Bayi lahir dengan berat badan 3240 gram, panjang badan 51 cm, dengan APGAR
skor 9, 10, 10.
4. Perinium mengalami ruptur grade II.
5. Pengobatan yang diberikan adalah oxitocin 10 iu yang didrip melalui infus RL.
6. Kala III
a. Tanda dan gejala yang muncul adalah tali pusat semakin memanjang dan
terdapat darah yang keluar dari jalan lahir.
b. Plesenta lahir pada jam 10.00 WIB
c. Cara lahir : spontan per vaginam
d. Karakteristik plasenta
Ukuran diameter 20 cm, panjang tali pusat 50 cm dengan selaput dan kotiledon
lengkap.
7. Perdarahan : ± 100 cc.
8. Ibu tidak memiliki kebutuhan khusus.
9. Tindakan kala III
Injeksi oksitosin 10 iu melalui selang infus.
PTT dengan teknik dorso kranial.
10. Kala IV
a. Mulai kala IV pada jam 10.10 WIB
b. TTD
TD: 110/70 mmHg, N: 88 x/menit, suhu: 36,7 oC, RR: 18 x/menit
c. Keadaan uterus : keras
d. Perdarahan : 50 cc
e. Bonding ibu dan bayi dilakukan selama satu jam dengan dilakukannya IMD.
f. Tindakan yang diambil pada kala IV
Hecting pada perinium grade II dengan teknik jelujur pada bagian dalam
perinium dan subkutikuler pada bagian kulit.
C. Catatan Bayi
1. Bayi lahir tanggal 13 September 2018 pukul 09.49 Wib
2. Cara lahir : spontan pervaginam, nilai APGAR Score : 9,10, 10
3. BBL : 3240 gram
4. Panjang badan : 51 cm
5. Lingkar kepala : 33 cm
6. Lingkar dada : 33 cm.
7. Cephal haematom (-)
8. Anus berlubang (+)
9. Perawatan talipusat tidak dibungkus menggunakan kasa namun tetap dijaga
kebersihannya.
10
III. ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL
A. KALA I
1. ANALISA DATA
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri persalinan berhubungan dengan dilatasi serviks ditandai dengan ibu mengeluh
nyeri perut/kenceng-kenceng hilang timbul. Nyeri dirasa seperti diremas-remas, nyeri
dirasakan dari pinggang hingga perut bagian bawah, Ibu tampak meringis, skala nyeri
3 (0-10), TFU : 3 jari dibawah prosesus sifoideus, His : 2-3 x/10menit, durasi 30-35
detik, DJJ : 140 x/menit, TD : 120/80 mmHg, N : 84 x/menit, S; 36,8 C, RR : 20
x/menit, VT : pembukaan 1 cm, ketuban (-), teraba kepala, penurunan di H1, tidak
teraba bagian kecil/tali pusat.
11
3. INTERVENSI
4. IMPLEMENTASI
Tgl, No TTD
No. Tindakan Respon
jam Dx
12
1 13-09 1 Mengajarkan ibu teknik Ibu tampak
2018, relaksasi nafas dalam melakukan nafas
07.45 setiap nyeri mulai terasa. panjang ketika
WIB terjadi kontraksi.
5. EVALUASI
Tgl, Diagnosa
No. Evaluasi TTD
jam Keperawatan
13
1 13-09- Nyeri persalinan S: ibu mengeluh nyeri
2018 berhubungan dengan perut/kenceng-kenceng. Nyeri
08.35
WIB dilatasi serviks dirasa seperti diremas-remas,
nyeri dirasakan dari pinggang
hingga perut bagian bawah
dan rasanya ingin mengejan
terus menerus
O:
P: kontraksi
Q: diremas-remas
R: abdomen
S: 7
T: hilang timbul
Ibu tampak meringis
kesakitan
Skala nyeri 4 (0-10)
Ibu tampak gelisah
Ibu berteriak kesakitan
Pengeluaran pervaginam
bercampur darah
Px VT : pembukaan lengkap
A: masalah teratasi
P: lanjutkan intervensi kala II
B. KALA II
1. ANALISA DATA
TANGGAL/ DATA FOKUS ANALISIS MASALAH
JAM
13-09-2018 DS : Ibu mengatakan nyeri Dorongan fetus ke Nyeri Persalinan
Pukul 09.00
semakin terasa dan rasanya uterus dan serviks
wib
ingin terus menerus
Regangan pada
mengejan
uterus dan serviks
P: kontraksi
Q: ingin mengejan meningkat
R: abdomen merambat ke
Merangsang
punggung bagian bawah
reseptor nyeri pada
dan area genetalia
S: 9 uterus dan serviks
T: hilang timbul
DO : Nyeri persalinan
Ibu tampak meringis
14
Skala nyeri 4 (0-10)
saat ada his ibu tampak
mengejan
tampak vulva terbuka,
perineum meregang
TTV : TD : 120/80 mmHg, N :
84 x/menit, S; 36,8 C, RR : 20
x/menit
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri persalinan berhubungan dengan ekspulsi fetal ditandai dengan Ibu mengatakan
nyeri semakin terasa dan rasanya ingin terus menerus mengejan, P: kontraksi, Q: ingin
mengejan, R: abdomen merambat ke punggung bagian bawah dan area genetalia, S: 9,
T: hilang timbul, Ibu tampak meringis, skala nyeri 4 (0-10), saat ada his ibu tampak
mengejan, tampak vulva terbuka, perineum meregang, TD : 120/80 mmHg, N : 84
x/menit, S; 36,8 C, RR : 20 x/menit.
3. INTERVENSI
Rencana TTD
No. Tgl, Jam Dx Tujuan
Keperawatan
15
1. 13-09- Nyeri NOC : Maternal NIC : Birthing
2018 persalian status : Intrapartum 1. Kaji tingkat
09.00 berhungan Fetal status : nyeri.
WIB dengan Intrapartum 2. Anjurkan
ekspulsi Newborn adaptation
fetus Setelah dilakukan relaksasi diantara
asuhan keperawatan kontraksi
selama 1x60 menit, 3. Pertahankan
ibu dapat mengontrol
nyerinya dengan supaya ibu tetap
kriteria hasil: diinformasikan
a. Ibu dapat
tentang
melahirkan
kemajuan
anaknya tanpa
persalinan.
perlu dilakukan 4. Anjurkan
prosedur SC penggunaan
b. Ibu dapat
teknik relaksasi.
berpartisipasi 5. Pantau turunnya
secara aktif dalam janin, persentasi
mengejan dan posisi.
c. Ibu tampak rileks
diantara upaya
mengejan
16
4. IMPLEMENTASI
No TTD
No. Tgl, jam Tindakan Respon
Dx
1 13-09- 1 Mengatakan kepada ibu Ibu mulai mengejan
2018 bahwa pembukaan telah sesuai dengan
09.10 lengkap dan saatnya untuk instruksi
WIB mengejan
17
7 13-09- 1 Meminta ibu untuk berhenti Ibu tampak berhenti
2018 mengejan karena mengejan dan tampak
09.45 keseluruhan kepala telah mengatur nafas
WIB lahir
5. EVALUASI
Diagnosa
No. Tgl, jam Evaluasi TTD
Keperawatan
1 13-09- Nyeri persalinan S: ibu merasa lega karena bayinya
2018 berhubungan dengan telah keluar
09.49 ekspulsi fetus O: bayi terlahir secara spontan
WIB pervaginam
Ibu tampak kelelahan
TD: 110/70 mmHg, HR: 88
kali/menit, RR: 20 kali/menit,
suhu: 36,5oC
Perdarahan ±100cc
A: masalah teratasi
P: lanjutkan intervensi ke kala III
C. KALA III
1. ANALISA DATA
Masalah
No. Tgl, Jam Data Fokus TTD
Keperawatan
1 11-09- DS: ibu mengatakan perut Risiko tinggi
2018 terasa kenceng-kenceng kekurangan volume
09.00 kembali cairan
WIB DO: nampak perdarahan
mengalir dari jalan lahir
TD: 110/70 mmHg, HR: 88
kali/menit, RR: 20
kali/menit, suhu: 36,5oC
Perdarahan ±100cc
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Risiko defisien volume cairan
18
3. INTERVENSI
No. Tgl, Jam DX Tujuan Rencana Keperawatan TTD
1 13-09- Risiko - Fluid Fluid management
2018 balance 1. Kaji TTV
defisien
09.00 - Hydration 2. Palpasi uterus dan
WIB volume - Nutritional perhatikan kontraksi
cairan Status :
Food and uterus
Fluid 3. Pantau tanda dan
Intake gejala kehilangan
Setelah
dilakukan cairan berlebih
4. Tempatkan bayi di
asuhan
keperawatan payudara ibu bila ibu
selama 1x15 berencana untuk
menit, tidak
terjadi memberikan ASI
gangguan 5. Masase perlahan
kekurangan daerah fundus setelah
volume cairan
pelepasan plasenta
dengan kriteria
6. Hindari menarik tali
hasil:
a. Menunjukk pusat secara berlebihan
7. Gunakan teknik PTT
an tekanan
dan dorso kranial
darah dan
dalam melahirkan
nadi dalam
plasenta
batas 8. Kolaborasi pemberian
normal, oksitosin IV
nadi dapat
teraba
b. Kontraksi
adekuat
dari uterus
dengan
kehilangan
darah
dalam
batas
normal
19
4. IMPLEMENTASI
No TTD
No. Tgl, jam Tindakan Respon
DX
1 13-09- 1 Mengkaji TTV TD: 110/70 mmHg,
2018 HR: 75 kali/menit, RR:
09.10 20 kali/menit, Suhu:
WIB 36,9oC
5. EVALUASI
Diagnosa
No. Tgl, jam Evaluasi TTD
Keperawatan
1 13-09- Risiko defisien S: ibu merasa nyeri pada derah
2018 genital
volume cairan
09.45 WIB P: kontraksi dan gerakan
Q: tertusuk-tusuk dan teriris-
iris
R: daerah genital
S: 5
T: hilang timbul
O: ruptur pada bagian perinium
dengan grade II
Perdarahan ±100 cc
TD: 110/70 mmHg, HR: 75
kali/menit, RR: 20 kali/menit,
Suhu: 36,9oC
A: masalah teratasi
P: lanjutkan intervensi kala 4
D. KALA IV
20
1. ANALISA DATA
Waktu
Perdarahan
Risiko perdarahan
dini/ lanjut
Risiko infeksi
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko terjadi perdarahan dini atau lanjut berhubungan dengan inersia uteri
hypotonic atau trauma jalan lahir atau sisa-sisa plasenta.
2. Risiko infeksi berhubungan dengan faktor risiko trauma jaringan.
3. INTERVENSI
Waktu Tujuan Keperawatan (NOC) Rencana Tindakan (NIC) TTD
21
Tanggal &
Jam
4. IMPLEMENTASI
Waktu No.
Dx Implementasi Evaluasi TTD
Tanggal &
Jam
22
11-09-2018 1 a. Memeriksa adanya laserasi S:-
atau rupture jalan lahir
10.00 O : tidak terdapat rupture
b. Memeriksa TTV setiap 15 jalan lahir
menit pada 1 jam pertama,
S: -
30 menit pada 1 jam
berikutnya O : TD : 110/80 mmHg N :
80x/menit RR : 19x/menit
c. Memeriksa kontraksi
uterus dan pengeluaran S : Ibu mengtakan mules
pervaginam setiap 15 O : perut teraba kencang
menit pada 1 jam pertama,
30 menit pada 1 jam
berikutnya.
d. Mengajarkan cara
S : ibu mengatakan bisa
melakukan masase uterus melakukan masase uterus
5. EVALUASI
Tgl, Jam Diagnosa Keperawatan Evaluasi TTD
11- Resiko terjadi S : ibu mengatakan perutnya kadang masih
23
09.2018 perdarahan dini atau mules, ibu mengatakn belum ganti pempersnya,
11.00
lanjut berhubungan tidak terasa ada rembesan darah
O:
dengan inersia uteri
Belum ganti pemper yang ke 2, Pempers tidak
hypotonic atau trauma
penuh dengan darah, Ibu dapat berkemih
jalan lahir atau sisa-sisa TTV : TD : 117/ 80 mmHg N : 84x/ menit RR :
plasenta. 19x/menit
A : masalah teratasi.
P : Hentikan intervensi
11- Risiko infeksi S : -
09.2018 O : Tidak ada tanda dan gejala infeksi : kalor (-),
berhubungan dengan
11.00
dolor (-), rubor (-), tumor (-), fungsio laesa (-),
faktor risiko trauma
terdapat luka jaritan pada perineum ibu dengan
jaringan
laserasi grade II
A : masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
BAB IV
PEMBAHASAN
A. PENGKAJIAN
Pengkajian yang saya gunakan dalam asuhan keperawatan ini adalah pengkajian
asuhan keperawatan secara kompleks sesuai dengan format panduan pada buku panduan
praktik lampiran 6. Pemeriksaan fisik yang saya gunakan adalah pemeriksaan fisik head
to toe.
Pemeriksaan fisik head to toe adalah pemeriksaan tubuh klien secara keseluruhan
untuk memperoleh data secara sistematif dan k omprehensif, memastikan/membuktikan
hasil anamnesa, menentukan masalah dan merencanakan tindakan keperawatan yang
tepat bagi klien (Dewi Sartika, 2010).
Adapun teknik teknik pemeriksaan fisik yang digunakan adalah :
1. Inspeksi
Inspeksi adalah pemeriksaan dengan menggunakan indera pengelihatan, pendengaran,
dan penciuman. Inspeksi umum dilakukan saat pertama kali bertemu pasien. Fokus
inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi : ukuran tubuh, warna, bentuk, posisi,
kesimetrisan, lesi dan penonjolan atau pembengkakan. Setelah inspeksi perlu
dibandingkan hasil normal dan abnormal bagian tubuh satu dengan bagian tubuh
lainnya.
2. Palpasi
Palpasi adalah pemeriksaan dengan menggunakan indera peraba : tangan dan jari-jari
untuk mendeterminasi ciri-ciri jaringan atau organ seperti : temperatur, keelastisan,
bentuk, ukuran, kelembaban, dan penonjolan (Dewi Sartika, 2010). Hal yang di
24
deteksi adalah suhu, kelembaban, tekstur, gerakan, vibrasi, pertumbuhan atau massa,
edema, krepitasi dan sensasi.
3. Perkusi
Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan tubuh tertentu
untuk membandingkan dengan bagian tubuh lainnya dengan menghasilka suara yang
bertujuan untuk mengidentifikasi batas/lokasi dan konsistensi jaringan (Dewi Sartika,
2010).
4. Auskultasi
Auskultasi adalah pemeriksaan fisik dengan cara mendengarkan suara yang dihasilkan
oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop. Hal-hal yang didengarkan adalah : bunyi
jantung, suara napas, dan bising usus (Dewi Sartika, 2010).
Secara keseluruhan cara pengkajian ini merupakan pengkajian yang paling efektif
dan menyeluruh dalam mendeteksi dan mendiagnosa kondisi pasien. Namun adapun
kekurangan yang saya dapatkan dalam menggunakan teknik ini yaitu diperlukannya
pemahaman dan ketelitian dalam melakukan pemeriksaan sehingga hasil yang
didapatkan benar adanya. Untuk mengatasi masalah tersebut saya membandingkan hasil
pemeriksaan yang saya dapatkan dengan hasil pemeriksaan pada catatan medis pasien
yang sudah dilakukan tenaga kesehatan baik bidan maupun dokter sebelumnya.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa yang muncul pada kasus yang saya ambil yaitu sebagai berikut.
Kala 1 :
1. Nyeri persalinan berhubungan dengan dilatasi serviks ditandai dengan ibu mengeluh
nyeri perut/kenceng-kenceng hilang timbul. Nyeri dirasa seperti diremas-remas, nyeri
dirasakan dari pinggang hingga perut bagian bawah, Ibu tampak meringis, skala nyeri
3 (0-10), TFU : 3 jari dibawah prosesus sifoideus, His : 2-3 x/10menit, durasi 30-35
detik, DJJ : 140 x/menit, TD : 120/80 mmHg, N : 84 x/menit, S; 36,8 C, RR : 20
x/menit, VT : pembukaan 1 cm, ketuban (-), teraba kepala, penurunan di H1, tidak
teraba bagian kecil/tali pusat.
Kala 2 :
1. Nyeri persalinan berhubungan dengan ekspulsi fetal ditandai dengan Ibu mengatakan
nyeri semakin terasa dan rasanya ingin terus menerus mengejan, P: kontraksi, Q:
ingin mengejan, R: abdomen merambat ke punggung bagian bawah dan area
genetalia, S: 9, T: hilang timbul, Ibu tampak meringis, skala nyeri 4 (0-10), saat ada
25
his ibu tampak mengejan, tampak vulva terbuka, perineum meregang, TD : 120/80
mmHg, N : 84 x/menit, S; 36,8 C, RR : 20 x/menit.
Kala 3 :
1. Risiko tinggi kekurangan volume cairan
Kala 4 :
3. Resiko terjadi perdarahan dini atau lanjut berhubungan dengan inersia uteri hypotonic
atau trauma jalan lahir atau sisa-sisa plasenta.
4. Risiko infeksi berhubungan dengan faktor risiko trauma jaringan.
Di dalam memprioritaskan masalah, yang saya gunakan sebagai prioritas adalah
keluhan utama pasien saat pengkajian di setiap kala. Untuk kala 1 sampai dengan kala 3
hanya ada 1 diagnosa yang muncul berdasarkan keluhan utama pasien. Di kala 4 ada 2
diagnosa yang muncul dan yang saya angkat menjadi prioritas adalah hal yang memiliki
prognosis paling tinggi dari keadaan pasien saat itu. Misalkan di kala 4 terjadi risiko
perdarahan yang ditandai dengan batasa karakteristik seperti pengeluaran pervaginam
lochea rubra darah, sisa-sisa placenta, perdarahan ±100cc. Jika hal tersebut tidak ditangani
dan didapatkan kontraksi uterus tidak kuat, kandung kemih penuh, TFU diatas umbilikus,
maka tentunya hal ini dapat mengakibatkan risiko perdarahan terjadi dan akan fatal
akibatnya jika hal ini tidak ditangani dan tidak dilakukan observasi selanjutnya.
C. INTERVENSI
Intervensi yang saya ambil dari masalah keperawatan diatas yaitu sebagai berikut.
Kala 1 :
1. NIC : Intrapartal Care
Manfaat : menangani masalah nyeri persalinan pasien sehingga pasien dapat mengontrol
nyerinya.
Kala 2 :
1. NIC : Birthing
Manfaat : Ibu dapat berpartisipasi secara aktif dalam mengejan dan rileks diantara upaya
mengejan.
Kala 3 :
1. Fluid management
Manfaat : tidak terjadi gangguan kekurangan volume cairan
Kala 4 :
1. NIC : Bleeding Precautions
2. NIC : Infection control Postpartal care
Manfaat : Tidak terjadi perdarahan post partum dan ibu tidak mengalami infeksi.
D. HASIL EVALUASI
Hasil yang saya dapatkan dari evaluasi masalah keperawatan diatas yaitu sebagai berikut.
Kala 1 :
26
Jika dibandingkan dengan kriteria hasil diagnosa di kala 1 maka masalah sudah
teratasi. Hal ini dibuktikan dengan ibu dapat mengontrol nyerinya dengan menarik napas
dalam, Ibu tampak meringis kesakitan, Skala nyeri 4 (0-10), Ibu tampak gelisah, Ibu
berteriak kesakitan, Pengeluaran pervaginam bercampur darah, Px VT : pembukaan
lengkap. Hal ini didukung dengan pernyataan pada buku Asuhan Keperawatan ntenatal,
Intranatal, dan Bayi Baru Lahir oleh Wagiyo & Putrono tahun 2016, pada kala I
didapatkan hasil kontraksi semakin lama semakin meningkatdilatasi serviks, dan kala
satu berakhir sampai pembukaan serviks lengkap (10 cm).
Kala 2 :
Jika dibandingkan dengan kriteria hasil diagnosa di kala 2 maka masalah sudah teratasi.
Hal ini dibuktikan dengan ibu dapat berpartisipasi secara aktif dalam mengejan, bayi
terlahir secara spontan pervaginam, Ibu tampak kelelahan, TD: 110/70 mmHg, HR: 88
kali/menit, RR: 20 kali/menit, suhu: 36,5oC, Perdarahan ±100cc. Hal ini didukung
dengan pernyataan pada buku Asuhan Keperawatan ntenatal, Intranatal, dan Bayi Baru
Lahir oleh Wagiyo & Putrono tahun 2016, pada kala II terjadi kontraksi uterus yang
semakin kuat hingga bayi terlahir.
Kala 3 :
Jika dibandingkan dengan kriteria hasil diagnosa di kala 1 maka masalah sudah teratasi.
Hal ini dibuktikan dengan ibu tidak mengalami kekurangan volume cairan, Kontraksi
adekuat dari uterus dengan kehilangan darah dalam batas normal, ruptur pada bagian
perinium dengan grade II, Perdarahan ±100 cc, TD: 110/70 mmHg, HR: 75 kali/menit,
RR: 20 kali/menit, Suhu: 36,9oC. Hal ini didukung dengan pernyataan pada buku Asuhan
Keperawatan ntenatal, Intranatal, dan Bayi Baru Lahir oleh Wagiyo & Putrono tahun
2016, pada kala III uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya.
Lepasnya plasenta dan keluarnya dari dalam uterus biasanya disertai dengan pengeluaran
darah.
Kala 4 :
Jika dibandingkan dengan kriteria hasil diagnosa di kala 1 maka masalah sudah teratasi.
Hal ini dibuktikan dengan ibu tidak mengalami perdarahan maternal dengan ibu belum
ganti pemper yang ke 2, Pempers tidak penuh dengan darah, Ibu dapat berkemih, TTV :
TD : 117/ 80 mmHg N : 84x/ menit RR : 19x/menit, Ibu tidak mengalami infeksi post
partum, tidak ada tanda dan gejala infeksi : kalor (-), dolor (-), rubor (-), tumor (-),
fungsio laesa (-), terdapat luka jaritan pada perineum ibu dengan laserasi grade II. Hal ini
didukung dengan pernyataan pada buku Asuhan Keperawatan ntenatal, Intranatal, dan
Bayi Baru Lahir oleh Wagiyo & Putrono tahun 2016, pada kala IV terjadi perdarahan
akibat atonia uteri, perlukaan jalan lahir, atau sisa plasenta yang belum dapat keluar
27
secara keseluruhan. Oleh karena itu, tugas padda kala IV asalah melakukan pemantauan
adanya perdarahan dan keadaan umum ibu.
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang merupakan proses keluarnya bayi dari uterus
ke dunia luar yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran
placenta dan selaput janin dari tubuh ibu. Persalinan dibagi menjadi 4 tahap : kala I
berlangsung dari awal gejala sampai serviks berdilatasi sempurna (10 cm), Kala II diawali
dengan dilatasi sempurna serviks dan diakhiri dengan kelahiran bayi, Kala III diawali dengan
keluarnya bayi dan uterus dan diakhiri dengan keluarnya plasenta, dan Kala IV diawali
dengan keluarnya plasenta dan berakhir ketika uterus tidak relaksasi lagi.
B. SARAN
28
Pemahaman dan keahlian dalam aplikasi Asuhan Keperawatan khususnya perawat agar
dapat mengaplikasikannya khususnya berinovasi dalam pemberian asuhan keperawatan pada
pasien intranatal. Ini akan mendukung profesionalitas dalam wewenang dan tanggung jawab
perawat sebagai bagian dari tenaga medis yang memberikan pelayanan Asuhan Keperawatan
secara komprehensif.
DAFTAR ISI
Kementerian Kesehatan RI. (2016). Profil kesehatan Indonesia Tahun 2015. Jakarta :
Kementerian Kesehatan RI
Mitayani.2011.Asuhan Keperawatan maternitas.Jakarta: Salemba medika
MSN,Dr.Lyndon Saputa.2014.Asuhan Kebidanan, Neonatus Normal dan Patologis.
Tanggerang:Binarupa Aksara
Pusdinakes.2007.Asuhan Antenatal.Jakarta:Pusdinakes.
Rohani,dkk.2011.Asuhan kebidanan Pada Masa kehamilan.Jakarta: Ssalemba Medika
Sarwono. 2010. Ilmu kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka
Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI).2012.Jakarta : Badan Pusat Statistik
29
Wiknjosastro.2009.Ilmu Kandungan Edisi Ketiga.jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.2008
30