Você está na página 1de 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Proses persalinan merupakan saat yang paling menegangkan dan mencemaskan bagi
wanita, apalagi jika persalinan tersebut merupakan persalinan pertamanya. Saat
mengetahui dirinya hamil seorang ibu harus beradaptasi dengan berbagai perubahan,
mulai dari perubahan fisik sampai perubahan psikologis yang dapat mempengaruhi
emosinya. Setelah dihadapkan dengan perubahan-perubahan saat hamil kemudian ibu
akan mulai dihadapkan dengan proses persalinannya, dan pastilah bagi para calon ibu
yang baru pertama kali hamil, mereka belum mengetahui apa yang harus dilakukan saat
persalinan terjadi, mulai dari bagaimana cara mengejan yang baik, mengontrol rasa nyeri,
dan berbagai kecemasan lain yang akan dihadapi seorang calon ibu selama proses
persalinan. Persalinan adalah suatu proses alamiah yang ditandai dengan terjadinya
kontraksi uterus yang menyebabkan pendataran dan dilatasi serviks yang nyata serta
diikuti dengan pengeluaran janin dan plasenta dari tubuh ibu (Sarwono, 2010). Proses
persalinan terdiri dari empat kala yaitu kala I sampai kala IV. Kala I persalinan dimulai
sejak adanya kontraksi uterus yang teratur hingga serviks membuka lengkap. Kala I
terdiri dari dua fase yaitu fase laten dan fase aktif. Ada tiga faktor utama yang
mempengaruhi proses persalinan yaitu power, passage, pasanger, psikologis dan
penolong, (Sarwono,2010).
Di negara berkembang, saat melahirkan dan minggu pertama setelah melahirkan
merupakan periode kritis bagi ibu dan bayinya. Berdasarkan SDKI tahun 2007, dari
seluruh persalinan 64 % tidak mengalami komplikasi, persalinan lama 31 %, perdarahan
berlebih 7 %, infeksi 5 %. Untuk Bayi meninggal dalam satu bulan setelah dilahirkan 39
% karena komplikasi termasuk persalinan lama 30 %, perdarahan berlebih 12 %, dan
infeksi 10 % (Pusdiknakes, 2010). Berdasarkan data Survey Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2007, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia 228/100.000
kelahiran hidup (KH).Tingginya angka kematian ini terjadi pada masa intra natal dan
post natal dengan penyebab utama perdarahan dimana salah satu faktor penyebab
perdarahan adalah pengelolaan persalinan pada kala satu yang tidak adekuat. MDGs 2015
merupakan upaya global dengan salah satu tujuannya meningkatkan kesehatan ibu dan

1
anak dengan cara mengurangi AKI. Program Indonesia sehat 2015 bertujuan menurunkan
AKI menjadi 102/100.000 KH (Depkes RI,2016).
Berdasarkan data diatas, maka penulis tertarik untuk membuat sebuah laporan
mengenai konsep dasar intranatal dan asuhan keperawatan pada pasien intranatal.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari Karya Tulis Ilmiah ini adalah agar perawat dapat
memberikan asuhan keperawatan yang tepat bagi pasien intranatal berdasarkan data
dan keluhan-keluhan yang sesuai didapat dari pasien.

2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari laporan ini adalah sebagai berikut.
a. Untuk mengetahui proses pengkajian keperawatan pada pasien intranatal.
b. Untuk mengetahui diagnose keperawatan dan menentukan prioritas diagnosa
keperawatan pada pasien intranatal.
c. Untuk mengetahui dan merumuskan intervensi keperawatan pada pasien
intranatal.
d. Untuk mengetahui dan melaksanakan tindakan keperawatan kepada pasien
intranatal.
e. Untuk mengetahui dan mampu dalam melaksanakan evaluasi keperawatan pada
pasien intranatal.

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI

2
Intranatal adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir
cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Mitayani,
2011). Persalinan merupakan proses ketika kontrasi uterus mendorong janin keluar dari
uterus (Saputra, 2014). Proses persalinan didahului tindakan pemecahan ketuban, pemberian
pitocin/prostaglin. Induksi persalinan mekanis menggunakan laminaria stiff, persalinan
dengan tindakan operasi. (rohani, saswita, & marisah, 2011).

B. TANDA DAN GEJALA PERSALINAN


1. Timbul rasa sakit oleh adanya hicks yang datang lebih kuat, sering, dan teratur.
2. Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan kecil pada serviks.
Sumbatan mukus yang berasal dari sekresi servikal dari proliperasi kelenjar mukosa
servikal pada awal kehamilan, berperan sebagai bariel protektif dan menutup servikal
selama kehamilan. Bloody show adalah pengeluaran dari mukus.
3. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
Pemecahan nebran yang normal terjadi pada kala 1 persalian. Hal ini terjadi 12 %
wanita, dan lebih dari 80% wanita akan memulai persalinan secara spontan.
4. Pada pemeriksaan dalam: serviks mendatar dan pembukaan telah ada. Berikut ini
adalah perbedaan penipisan dan dilatasi serviks antara nulipara dan multipara.
a. Nulipara
Biasanya sebelum persalinan serviks menipis sekitar 50-60% dan pembukaan
sampai 1 cm, dan dengan dimulai persalian, biasanya ibu nulipara mengalami
penipisan serviks 50-100 %, kemudian mulai terjadi pembukaan.
b. Multipara
Pada multiparah sering kali serviks tidak menipis pada awal persalianan, tetapi
hanya membuka 1-2 cm. Biasanya pada multipara serviks akan membuka,
kemudian di teruskan dengan penipisan.
5. Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan pada serviks ( frekuensi minimal 2 kali
dalam 10 menit ).

C. ETIOLOGI/ PENYEBAB PERSALINAN


Penyebab mulanya persalinan belum di ketahui dengan pasti, yang ada hanyalah
merupakan teori-teori yang kompleks. Ada dua hormon yang dominan saat kehamilan yaitu:
1. Estrogen
a. Meningkatkan sensitivitas otot rahim.
b. Memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitoksin,
rangsangan prostaglandin, serta rangsangan mekanis.
2. Progesteron
a. Menurunkan sensitivitas otot rahim.
b. Menyulitkan penerimaan dari luar seperti rangsangan oksitosik, toksin, rangsangan
protaglandin serta rangsangan mekanis
c. Menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi

3
Ekstrogen dan progesteron harus berada dalam kondisi seimbang agar kehamilan dapat di
pertahankan. Perubahan keseimbangan kedua hormon tersebut menyebabkan oksitoksin yang
di keluarkan oleh hipovisis pars posterior dapat menimbulkan kontraksi braxton hicks.
Kontraksi braxton hicks akan menjadi kekuatan dominan saat mulainya persalinan, oleh
karena itu semakin tua kehamilan, frekuensi kontraksi semakin sering.

D. PATOFISIOLOGI
Terlampir.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium rutin (Hb dan urinalisis serta protein urine)
2. Pemeriksaan ultrasonografi
3. Pemantauan janin dengan kardiotokografi
4. Amniosentesis dan kariotiping.

F. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Ibu:
a) 1 ampul oksitosin 1 ml 10 U (atau 4 oksitosin 2 ml U/ml)
b) 20 ml lidokain 1% tanpa Epinefrin atau 10 ml Lidokain 2% tanpa Epinefrin
c) 3 botol RL
d) 2 ampul metal ergometrin maleat (disimpan dalam suhu 2-80 C)

2. Bayi:
a) Salep mata tetrasiklin
b) Vit K 1 mg

G. KOMPLIKASI
Menurut Wiknjosostro (2009) komplikasi adalah sebagai berikut
1. Perdarahan masa nifas
Perdarahan postpartum atau pendarahan pasca persalinan adalah perdarahan dengan
jumlah lebih dari 400 ml setelah bayi lahir. Ada dua jenis menurut waktunya, yaitu
perdarahan dalam 24 jam pertama setelah melahirkan dan perdarahan nifas.
Perdarahan post partum dalam 24 jam pertama biasanya masih berada dalam
pengawasan ketat dokter.6alam dua jam pertama, kondisi terus dipantau, salah satunya
untuk mengetahui apakah terdapat perdarahan post partum. Sementara itu, perdarahan
masa nifas dapat terjadi ketika sudah tidak berada di rumah sakit lagi. Oleh karena itu
harus waspada terhadap kemungkinan terjadinya perdarahan post partum.
2. Infeksi paska persalinan (post partum)
Infeksi post partum adalah infeksi yang terjadi setelah ibu melahirkan. Keadaan ini
ditandai oleh peningkatan suhu tubuh, yang dilakukan pada dua kali pemeriksaan,
selang waktu enam jam dalam 24 jam pertama setelah persalinan. Jika suhu tubuh
mencapai 37 derajat celcius dan tidak ditemukan penyebab lainnya (misalnya
bronhitis), maka dikatakan bahwa telah terjadi infeksi post partum.
4
3. Ruptur uteri
Secara sederhana ruptur uteri adalah robekan pada rahim atau rahim tidak utuh.
Terdapat keadaan yang meningkatkan kejadian ruptur uteri,misalnya ibu yang
mengalami operasi caesar pada kehamilan sebelumnya. selain itu, kehamilan dengan
janin yang terlalu besar, kehamilan dengan peregangan rahim yang berlebihan, seperti
pada kehamilan kembar, dapat pula menyebabkan rahim sangat teregang dan menipis
sehingga robek.
4. Trauma perinium
Parineum adalah otot, kulit, dan jaringan yang ada diantara kelamin dananus. Trauma
perineum adalah luka pada perineum sering terjadi saat proses persalinan. Hal ini
karena desakan kepala atau bagian tubuh janin secara tiba-tiba, sehingga kulit dan
jaringan perineum robek.

BAB III
KONSEP KEPERAWATAN

5
ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL CARE PADA Ny. VM DENGAN
PERSALINAN NORMAL PERVAGINAM DI RUANG
PERSALINAN RSUP dr. KARIADI TANGGAL
13 SEPTEMBER 2018

I. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 13 September pukul 08.30 wib.
A. Data Umum Biografi
1. No Register : 9739288
2. Tanggal Masuk : 09 September 2018
3. Nama Ibu : Ny.VM
4. Umur : 18 Tahun
5. Pendidikan : SMP
6. Agama : Islam
7. Suku : Jawa
8. Pekerjaan : Tidak Bekerja
9. Nama Suami : Tn. M
10. Umur : 26 Tahun
11. Pendidikan : SMA
12. Pekerjaan : Karyawan Swasta
13. Alamat : Tadang, 05/07, Jomblang , Candisari, Kodia Semarang.
B. Data Umum Kesehatan
1. Tinggi badan : 156 cm
Berat badan : 50 kg
Berat badan sebelum hamil : 40 kg.
2. Masalah kesehatan yang dialami selama hamil : tidak ada
3. Tidak ada penyakit yang dialami akibat komplikasi kehamilan.
4. Obat-obatan yang digunakan selama hamil yaitu : vitamin penambah darah
5. Jenis alergi yang pernah dialami pasien : tidak ada baik pada obat maupun
makanan.
6. Diet khusus yang dijalani terkait budaya : tidak ada
Saat pengkajian pasien mengatakan sebelum hamil pasien biasa makan 3x sehari
dengan porsi makan sedang dan minum ± 1500 cc perharinya. Saat hamil pasien
mengatakan nafsu makannya berkurang, pasien dalam sehari makan 1-2x sehari
dengan porsi kecil dan minum dengan jumlah yang sama. Pasien mengatakan
tidak ada alergi terhadap makanan maupun minuman.
7. Frekuensi BAK: pasien mengatakan memiliki kebiasaan BAK ± 6 kali sehari
dengan warna kuning jernih, Pasien mengatakan tidak ada masalah terhadap
BAK pasien.
Frekuensi BAB: pasien mengatakan memiliki kebiasaan BAB 1 kali sehari
dengan konsistensi lembek. Saat pengkajian pasien mengatakan sudah BAB
sebanyak 1 kali dipagi hari dan BAK sebanyak 2 kali dengan warna kuning
jernih. Pasien mengatakan tidak ada masalah BAB selama hamil.
6
8. Kebiasaan waktu tidur: Saat pengkajian pasien mengatakan sebelum hamil pasien
tidak memiliki gangguan dalam kebutuhan istirahat tidurnya, Pasien biasa tidur
6-7 jam perhari, namun saat memasuki kehamilan delapan bulan pasien
mengatakan tidurnya terganggu terutama saat dimalam hari. Pasien hanya dapat
tertidur ± 5 jam/hari.

C. Data Umum Obstetrik


1. Pasien mengatakan bahwa kehamilan yang sekarang merupakan kehamilan yang
direncanakan.
2. Status obstetrikus: G1P0A0, usia kehamilan: 38 minggu
3. HPHT : 23 Desember 2017
Taksiran partus : 30 September 2018
4. Jumlah anak dirumah
Pasien mengatakan belum memiliki anak sebelumnya.
5. Ibu mengatakan tidak mengikuti kelas prenatal
6. Jumlah kunjungan ANC pada kehamilan saat ini adalah sebanyak tiga kali.
7. Ibu mengatakan nasehat ANC yang diberikan adalah dianjurkan untuk
mengonsumsi makanan bergizi dalam jumlah yang sesuai.
8. Ibu mengatakan tidak memiliki masalah selama kehamilan saat ini.
9. Ibu mengatakan belum pernah menggunakan KB.
10. Ibu mengatakan belum pernah memiliki bayi sebelumnya.
11. Ibu mengatakan setelah anak lahir yang diharapkan dapat membantu mengasuh
anaknya adalah Ibu dan suami klien.
12. Masalah persalinan yang lalu : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami masalah
persalinan sebelumnya.

D. Riwayat Persalinan Sekarang


1. Pasien mengatakan mulai terasa mules-mules atau kontraksi sejak tanggal 11
september 2018 pukul 03.30 wib. Pasien mengatakan mulai mengeluarkan lender
darah pada tanggal 11 September 2018 pukul 01.00 wib.
2. Keadaan kontraksi: frekuensi 2-3x/10 menit, durasi 30-35 detik
3. DJJ : 130 x/menit

E. Pemeriksaan Fisik
1. Kenaikan berat badan selama hamil yaitu 10 kilogram.
2. Tanda-tanda vital:
TD : 110/80 mmHg, Nadi : 84 x/menit, Suhu : 36,8 C, RR : 20 x/menit.
3. Kepala : bentuk simetris, lesi (-), nyeri tekan (-), edeme (-)
Konjungtiva : tampak anemis
Sclera : putih, jernih, tidak kuning
Hidung : bersih, tidak ada polip
Mulut : bersih, tidak ada stomatitis
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Jantung : S1S2 tunggal
Paru-paru : Vesikuler +/+, wheezing -/-, ronchi -/-, murmur -/-
7
Payudara : Areola kehitaman, putting susu menonjol, keadaan bersih
Puting susu : sudah menonjol dan apabila dipincit sudah mengeluarkan ASI
4. Pemeriksaan Abdomen
Linea : Alba
Terdapat strie grafidari
Tidak terdapat bekas operasi
Perut jatuh ke sisi kanan
Tinggi fundus uteri: 3 jari dibawah prosesus sifoideus, TFU : 28 cm
Leopold I : TFU tiga jari di bawah px, teraba bokong.
Leopold II : teraba punggung di sebelah kanan
Leopold III : presentasi kepala
Leopold IV : kepala sudah masuk PAP
5. Kesimpulan leopold :
Letak bayi : membujur
Punggung sebelah : kanan
Presentasi : kepala
PMI : kuadran kanan bawah
DJJ : 130x/menit
Frekuensi kontraksi : 2-3 x/10menit
Durasi : 30-35 detik.
6. Ekstremitas bawah kaki:
Edeme: Tidak ada (-)
Varises: Tidak ada (-)
Kekakuan pada sendi kaki: Tidak ada (-)
7. Pemeriksaan VT (Vaginal Toucher) pada pukul 03.30 WIB
Vagina belum menonjol
Porsio lunak dan tebal
Pembukaan 2 cm
Ketuban utuh dan teraba menonjol
Presentasi kepala
Posisi presentasi belakang kepala
F. Data hasil pemeriksaan laboratorium: .
Terlampir
G. Kesimpulan Pemeriksaan Keseluruhan
Ny. VM, G1P0A0 hamil aterm dengan letak janin membujur, punggung janin di
sebelah kanan, presentasi kepala sudah masuk PAP, jumlah janin tunggal, kondisi
janin hidup sehat, dengan taksiran berat janin 3000 gram dalam usia kehamilan 38
minggu, pembukaan 2 cm, selaput ketuban utuh, kala satu fase aktif, bayi
diperkirakan akan lahir pada jam 10.00 wib.
H. Data Psikososial
a. Penghasilan keluarga setiap bulan Rp 3.000.000,00
b. Perasaan ibu dengan kehamilan kali ini yaitu pasien mengatakan merasa sangat
senang dan tidak sabar mendambakan bayinya lahir.
c. Perasaan suami klien dengan kehamilan sekarang yaitu suami klien mengatakan
merasa sangat senang dan sangat mendambakan kehadiran anak ketiga mereka
setelah sebelumnya mengalami keguguran pada anak kedua.

8
d. Ibu dan suami klien mengatakan apabila jenis kelamin anak saat ini tidak sesuai
dengan yang dikehendaki yaitu tidak masalah, mereka mengatakan akan tetap
menyayangi dan mendambakan kelahiran anak ketiga mereka.

II. LAPORAN PERSALINAN


A. Pengkajian Awal
1. Tanggal/jam : 13 september 2018
2. TTV :
TD:110/80 mmHg, N: 84 kali/menit, Suhu: 36,8 C, RR: 20 kali/menit
3. Tidak ada klisma
4. Pengeluaran pervaginam darah segar, cair.
5. Kontraksi uterus
Frekuensi: 2-3 kali/10 menit durasi 30-35 detik
6. DJJ : 130 kali/menit
7. Status janin
Presentasi kepala dengan posisi presentasi kepala belakang
B. Kala Persalinan
1. Kala I
a. Mulai kontraksi : 13 september 2018, 03.30 WIB
b. Tanda dan gejala
 Nyeri dari pinggang sampai ke abdomen
 Nyeri semakin sering dan durasi semakin lama
c. TTD
TD:110/80 mmHg, N: 84 x/menit, suhu: 36,8 oC, RR: 20 x/menit
d. Lama kala I : ± 7,5 jam
e. Keadaan psikososial
Ibu cemas, bingung dan panik ketika kontraksi karena merasakan nyeri yang
hebat.
f. Tindakan pada kala I yang dilakukan
Membantu mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam untuk mengontrol nyeri.
g. Tidak ada pengobatan yang diberikan
h. Observasi kala I
Tanggal,
No. His DJJ Ø TTV
jam
1. 13/9/18, Frekuensi: 2 -3 140 7 TD: 120/80 mmHg,
05.00 kali dalam 10 kali/menit cm HR: 88 kali/menit,
menit dengan RR: 20 kali/menit,
durasi 30-35 detik suhu: 36,5 oC
2. 13/9/18, Frekuensi: 3-4 146 10 TD: 120/78 mmHg,
07.30 kali dalam 10 kali/menit cm HR: 90 kali/menit,
menit dengan RR: 20 kali/menit,
durasi 35-40 detik suhu: 36,5 oC

2. Kala II
a. Kala II mulai pada 13 september 2018 pukul 08.30 WIB
b. Lama kala II ± 30 menit
9
c. Tanda dan gejala kala II
1) Ibu sudah berkeinginan untuk mengejan
2) Perinium menonjol
3) Anus membuka
4) Keringat dingin
d. Keadaan psikososial: ibu tenang dan paham apa yang harus dilakukan ketika
kontraksi datang.
e. Tindakan
Memberikan intruksi dan arahan untuk mengejan.
3. Catatan kelahiran
Bayi lahir dengan berat badan 3240 gram, panjang badan 51 cm, dengan APGAR
skor 9, 10, 10.
4. Perinium mengalami ruptur grade II.
5. Pengobatan yang diberikan adalah oxitocin 10 iu yang didrip melalui infus RL.
6. Kala III
a. Tanda dan gejala yang muncul adalah tali pusat semakin memanjang dan
terdapat darah yang keluar dari jalan lahir.
b. Plesenta lahir pada jam 10.00 WIB
c. Cara lahir : spontan per vaginam
d. Karakteristik plasenta
Ukuran diameter 20 cm, panjang tali pusat 50 cm dengan selaput dan kotiledon
lengkap.
7. Perdarahan : ± 100 cc.
8. Ibu tidak memiliki kebutuhan khusus.
9. Tindakan kala III
Injeksi oksitosin 10 iu melalui selang infus.
PTT dengan teknik dorso kranial.
10. Kala IV
a. Mulai kala IV pada jam 10.10 WIB
b. TTD
TD: 110/70 mmHg, N: 88 x/menit, suhu: 36,7 oC, RR: 18 x/menit
c. Keadaan uterus : keras
d. Perdarahan : 50 cc
e. Bonding ibu dan bayi dilakukan selama satu jam dengan dilakukannya IMD.
f. Tindakan yang diambil pada kala IV
Hecting pada perinium grade II dengan teknik jelujur pada bagian dalam
perinium dan subkutikuler pada bagian kulit.
C. Catatan Bayi
1. Bayi lahir tanggal 13 September 2018 pukul 09.49 Wib
2. Cara lahir : spontan pervaginam, nilai APGAR Score : 9,10, 10
3. BBL : 3240 gram
4. Panjang badan : 51 cm
5. Lingkar kepala : 33 cm
6. Lingkar dada : 33 cm.
7. Cephal haematom (-)
8. Anus berlubang (+)
9. Perawatan talipusat tidak dibungkus menggunakan kasa namun tetap dijaga
kebersihannya.
10
III. ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL
A. KALA I
1. ANALISA DATA

TANGGAL/ DATA FOKUS ANALISIS MASALAH


JAM
13-09-2018 DS : Ibu mengeluh nyeri perut Penurunan kadar Nyeri Persalinan
Pukul 09.00
hilang timbul. Nyeri dirasa progesterone dan
wib
seperti diremas-remas, nyeri estrogen,
dirasakan dari pinggang hingga peningkatan
perut bagian bawah oksitosin dan
DO :
penurunan kepala
Ibu tampak meringis
Skala nyeri 3 (0-10) janin yang menekan
TFU : 3 jari dibawah prosesus
serviks
sifoideus
His : 2-3 x/10menit, durasi 30- Kontraksi uterus
35 detik
Dilatasi serviks
DJJ : 140 x/menit
TTV : TD : 120/80 mmHg, N :
Saraf spinal torakal
84 x/menit, S; 36,8 C, RR : 20
I & II
x/menit
VT : pembukaan 1 cm, ketuban Korteks serebri
(-), teraba kepala, penurunan di
Nyeri dari pinggang
H1, tidak teraba bagian
hingga perut
kecil/tali pusat.
Nyeri persalinan

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri persalinan berhubungan dengan dilatasi serviks ditandai dengan ibu mengeluh
nyeri perut/kenceng-kenceng hilang timbul. Nyeri dirasa seperti diremas-remas, nyeri
dirasakan dari pinggang hingga perut bagian bawah, Ibu tampak meringis, skala nyeri
3 (0-10), TFU : 3 jari dibawah prosesus sifoideus, His : 2-3 x/10menit, durasi 30-35
detik, DJJ : 140 x/menit, TD : 120/80 mmHg, N : 84 x/menit, S; 36,8 C, RR : 20
x/menit, VT : pembukaan 1 cm, ketuban (-), teraba kepala, penurunan di H1, tidak
teraba bagian kecil/tali pusat.
11
3. INTERVENSI

NO Tanggal/ No Tujuan Intervensi (NIC) Rasional


Jam Dx Keperawatan
(NOC)
1 11-09- 1 Maternal Intrapartal Care 1. Untuk
2018 Status : 1. Monitor vital mengetahui
Pukul Intrapartum sign ibu keadaan umum
09.10 Setelah dilakukan 2. Auskultasi DJJ ibu
wib tindakan 3. Ajarkan teknik 2. Untuk
keperawatan relaksasi napas mengetahui DJJ
selama 1x20 dalam janin
menit pasien 4. Palpasi 3. Agar mampu
mampu kontraksi uterus beradaptasi
mengontrol rasa 5. Monitor skala terhadap nyeri
nyeri dengan nyeri persalinan
kriteria hasil: 6. Bantu tindakan 4. Untuk
a. Dapat kenyamanan memaksimalka
mengontrol seperti massage n frekuensi,
nyeri punggung durasi,
b. Kontraksi 7. Lakukan intensitas dari
semakin pemeriksaan kontraksi
sering dan VT 5. Untuk
teratur serta mengetahui
durasi kuatnya
bertambah kontraksi
diikuti dengan 6. Untuk
bertambahnya meningkatkan
bukaan relaksasi dan
c. Pembukaan kenyamanan
lengkap pasien
7. Untuk
mengetahui
perkembangan
pembukaan

4. IMPLEMENTASI

Tgl, No TTD
No. Tindakan Respon
jam Dx

12
1 13-09 1 Mengajarkan ibu teknik Ibu tampak
2018, relaksasi nafas dalam melakukan nafas
07.45 setiap nyeri mulai terasa. panjang ketika
WIB terjadi kontraksi.

2 13-09- 1 Memonitor DJJ dan DJJ : 130 x/menit


2018 melakukan palpasi His : 2-3 kali dalam
07.50 kontraksi uterus 10 menit dengan
WIB durasi 30-35 detik

3 13-09- 1 Memonitor skala nyeri Skala nyeri 4 (0-10)


2018
07.55
WIB

4 13-09- 1 Mengobservasi TTV TD: 120/80 mmHg


2018 HR: 86 kali/menit
08.00 RR: 20 kali/menit
WIB Suhu: 36,6oC

5 13-09- 1 Membantu pasien Ibu masih merasa


2018 menggosok punggung gelisah dan
08.00 untuk memberi mengerang sambil
WIB kenyamanan mengatakan nyeri
semakin menjadi-
jadi
6 13-09- 1 Memberi tahu ibu untuk Ibu tidak mengejan
2018 tidak mengejan terlebih hingga pembukaan
08.10 dahulu sebelum lengkap
WIB pembukaan lengkap

7 13-09- 1 Melakukan pemeriksaan Pembukaan lengkap


2018 VT
08.30
WIB

5. EVALUASI

Tgl, Diagnosa
No. Evaluasi TTD
jam Keperawatan

13
1 13-09- Nyeri persalinan S: ibu mengeluh nyeri
2018 berhubungan dengan perut/kenceng-kenceng. Nyeri
08.35
WIB dilatasi serviks dirasa seperti diremas-remas,
nyeri dirasakan dari pinggang
hingga perut bagian bawah
dan rasanya ingin mengejan
terus menerus
O:
P: kontraksi
Q: diremas-remas
R: abdomen
S: 7
T: hilang timbul
Ibu tampak meringis
kesakitan
Skala nyeri 4 (0-10)
Ibu tampak gelisah
Ibu berteriak kesakitan
Pengeluaran pervaginam
bercampur darah
Px VT : pembukaan lengkap
A: masalah teratasi
P: lanjutkan intervensi kala II

B. KALA II
1. ANALISA DATA
TANGGAL/ DATA FOKUS ANALISIS MASALAH
JAM
13-09-2018 DS : Ibu mengatakan nyeri Dorongan fetus ke Nyeri Persalinan
Pukul 09.00
semakin terasa dan rasanya uterus dan serviks
wib
ingin terus menerus
Regangan pada
mengejan
uterus dan serviks
P: kontraksi
Q: ingin mengejan meningkat
R: abdomen merambat ke
Merangsang
punggung bagian bawah
reseptor nyeri pada
dan area genetalia
S: 9 uterus dan serviks
T: hilang timbul
DO : Nyeri persalinan
Ibu tampak meringis

14
Skala nyeri 4 (0-10)
saat ada his ibu tampak
mengejan
tampak vulva terbuka,
perineum meregang
TTV : TD : 120/80 mmHg, N :
84 x/menit, S; 36,8 C, RR : 20
x/menit

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri persalinan berhubungan dengan ekspulsi fetal ditandai dengan Ibu mengatakan
nyeri semakin terasa dan rasanya ingin terus menerus mengejan, P: kontraksi, Q: ingin
mengejan, R: abdomen merambat ke punggung bagian bawah dan area genetalia, S: 9,
T: hilang timbul, Ibu tampak meringis, skala nyeri 4 (0-10), saat ada his ibu tampak
mengejan, tampak vulva terbuka, perineum meregang, TD : 120/80 mmHg, N : 84
x/menit, S; 36,8 C, RR : 20 x/menit.

3. INTERVENSI
Rencana TTD
No. Tgl, Jam Dx Tujuan
Keperawatan

15
1. 13-09- Nyeri NOC : Maternal NIC : Birthing
2018 persalian status : Intrapartum 1. Kaji tingkat
09.00 berhungan Fetal status : nyeri.
WIB dengan Intrapartum 2. Anjurkan
ekspulsi Newborn adaptation
fetus Setelah dilakukan relaksasi diantara
asuhan keperawatan kontraksi
selama 1x60 menit, 3. Pertahankan
ibu dapat mengontrol
nyerinya dengan supaya ibu tetap
kriteria hasil: diinformasikan
a. Ibu dapat
tentang
melahirkan
kemajuan
anaknya tanpa
persalinan.
perlu dilakukan 4. Anjurkan
prosedur SC penggunaan
b. Ibu dapat
teknik relaksasi.
berpartisipasi 5. Pantau turunnya
secara aktif dalam janin, persentasi
mengejan dan posisi.
c. Ibu tampak rileks
diantara upaya
mengejan

16
4. IMPLEMENTASI
No TTD
No. Tgl, jam Tindakan Respon
Dx
1 13-09- 1 Mengatakan kepada ibu Ibu mulai mengejan
2018 bahwa pembukaan telah sesuai dengan
09.10 lengkap dan saatnya untuk instruksi
WIB mengejan

2 13-09- 1 Mengajarkan ibu cara Ibu mengejan sesuai


2018 mengejan yang baik yaitu dengan instruksi yang
09.15 dengan menarik paha diberikan
WIB menuju arah perut, kepala
dinaikkan menghadap ke
arah perut/janin yang akan
keluar dan mengejan tanpa
bersuara
3 13-09- 1 Menganjurkan ibu untuk Ibu nampak menarik
2018 menarik nafas dalam nafas dalam diantara
09.20 diantara kontraksi kontraksi
WIB

4 13-09- 1 Menginformasikan kepada Ibu mengejan


2018 ibu bahwa kepala bayi semakin kuat ketika
09.30 mulai tampak dan ibu hanya diberi informasi
WIB perlu mengejan sebentar tersebut
lagi
5 13-09- 1 Mengganti cairan infus RL Infus menetes 30 tpm
2018 yang terpasang di tangan
09.35 kiri ibu dengan kecepatan
WIB yang berbeda

6 13-09- 1 Memantau turunnya janin, Kepala merupakan


2018 presentasi dan posisi presentasinya, dan
09.40 kepala telah terlahir
WIB sepenuhnya

17
7 13-09- 1 Meminta ibu untuk berhenti Ibu tampak berhenti
2018 mengejan karena mengejan dan tampak
09.45 keseluruhan kepala telah mengatur nafas
WIB lahir

5. EVALUASI
Diagnosa
No. Tgl, jam Evaluasi TTD
Keperawatan
1 13-09- Nyeri persalinan S: ibu merasa lega karena bayinya
2018 berhubungan dengan telah keluar
09.49 ekspulsi fetus O: bayi terlahir secara spontan
WIB pervaginam
Ibu tampak kelelahan
TD: 110/70 mmHg, HR: 88
kali/menit, RR: 20 kali/menit,
suhu: 36,5oC
Perdarahan ±100cc
A: masalah teratasi
P: lanjutkan intervensi ke kala III

C. KALA III
1. ANALISA DATA
Masalah
No. Tgl, Jam Data Fokus TTD
Keperawatan
1 11-09- DS: ibu mengatakan perut Risiko tinggi
2018 terasa kenceng-kenceng kekurangan volume
09.00 kembali cairan
WIB DO: nampak perdarahan
mengalir dari jalan lahir
TD: 110/70 mmHg, HR: 88
kali/menit, RR: 20
kali/menit, suhu: 36,5oC
Perdarahan ±100cc

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Risiko defisien volume cairan
18
3. INTERVENSI
No. Tgl, Jam DX Tujuan Rencana Keperawatan TTD
1 13-09- Risiko - Fluid Fluid management
2018 balance 1. Kaji TTV
defisien
09.00 - Hydration 2. Palpasi uterus dan
WIB volume - Nutritional perhatikan kontraksi
cairan Status :
Food and uterus
Fluid 3. Pantau tanda dan
Intake gejala kehilangan
Setelah
dilakukan cairan berlebih
4. Tempatkan bayi di
asuhan
keperawatan payudara ibu bila ibu
selama 1x15 berencana untuk
menit, tidak
terjadi memberikan ASI
gangguan 5. Masase perlahan
kekurangan daerah fundus setelah
volume cairan
pelepasan plasenta
dengan kriteria
6. Hindari menarik tali
hasil:
a. Menunjukk pusat secara berlebihan
7. Gunakan teknik PTT
an tekanan
dan dorso kranial
darah dan
dalam melahirkan
nadi dalam
plasenta
batas 8. Kolaborasi pemberian
normal, oksitosin IV
nadi dapat
teraba
b. Kontraksi
adekuat
dari uterus
dengan
kehilangan
darah
dalam
batas
normal

19
4. IMPLEMENTASI
No TTD
No. Tgl, jam Tindakan Respon
DX
1 13-09- 1 Mengkaji TTV TD: 110/70 mmHg,
2018 HR: 75 kali/menit, RR:
09.10 20 kali/menit, Suhu:
WIB 36,9oC

2 13-09- Berkolaborasi pemberian Oksitosin masuk ke


2018 oksitosin 10 iu didrip dalam tubuh pasien dan
09.20 melalui infus tidak ada reaksi alergi
WIB

3 13-09- 1 Mengeluarkan plasenta Plasenta keluar dari


2018 dengan teknik PTT dan rahim ibu dengan
09.25 dorso kranial kotiledon dan selaput
WIB yang utuh, diamter
20cm dan panjang tali
pusat 50 cm

5. EVALUASI
Diagnosa
No. Tgl, jam Evaluasi TTD
Keperawatan
1 13-09- Risiko defisien S: ibu merasa nyeri pada derah
2018 genital
volume cairan
09.45 WIB P: kontraksi dan gerakan
Q: tertusuk-tusuk dan teriris-
iris
R: daerah genital
S: 5
T: hilang timbul
O: ruptur pada bagian perinium
dengan grade II
Perdarahan ±100 cc
TD: 110/70 mmHg, HR: 75
kali/menit, RR: 20 kali/menit,
Suhu: 36,9oC
A: masalah teratasi
P: lanjutkan intervensi kala 4

D. KALA IV

20
1. ANALISA DATA
Waktu

Tgl & Symtom/ Signs Etiologi Problem TTD


Jam

13-09- DS : Ibu Atonia uteri Resiko terjadi


2018 mengatakan perdarahan dini
lemes. atau lanjut
09.45
DO : Kontraksi uterus
menurun
Pengeluaran
pervaginam
lochea rubra
darah, sisa-sisa Rest plasenta
placenta.

Perdarahan

Risiko perdarahan
dini/ lanjut

13-09- DS : - Episiotomi Risiko infeksi


2018
DO : Perineum
09.45 ibu tampak luka
jaritan Terjadi luka
episiotomy dan
laserasi derajat II
Invasi bakteri/kuman

Risiko infeksi

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko terjadi perdarahan dini atau lanjut berhubungan dengan inersia uteri
hypotonic atau trauma jalan lahir atau sisa-sisa plasenta.
2. Risiko infeksi berhubungan dengan faktor risiko trauma jaringan.

3. INTERVENSI
Waktu Tujuan Keperawatan (NOC) Rencana Tindakan (NIC) TTD

21
Tanggal &
Jam

13-09-2018 NOC : Blood lose severity, Blood NIC : Bleeding Precautions


koagulation 1. Periksa adanya laserasi
09.45
atau rupture jalan lahir
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 1x60 menit tidak 2. Periksa TTV setiap 15
terjadi perdarahan post partum 1x120 menit pada 1 jam pertama,
menit dengan kriteria hasil : 30 menit pada 1 jam
a. Maternal akan memerlukan tidak berikutnya
lebih dari satu pembalut wanita
3. Periksa kontraksi uterus
dalam satu jam
dan pengeluaran
b. Ibu akan berkemih dengan pervaginam setiap 15 menit
spontan pada 1 jam pertama, 30
menit pada 1 jam
c. TTV dalam rentang normal berikutnya.
d. Kontraksi uterus baik 4. Ajarkan cara melakukan
masase uterus

5. Segera susui bayi bila


memungkinkan

6. Bila laserasi grade 1 tidak


perlu dijahitt.

11-09-2018 NOC : Risk Control NIC : Infection control


Maternal status : Postpartum Postpartal care
09.45 Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor luka jaritan pada
keperawatan selama 1x2 jam perineum
diharapkan ibu tidak mengalami 2. Lakukan vulva hygiene dan
infeksi dengan kriteria hasil : pembersihan perineum
a. Ibu terbebas dari tanda dan gejala 3. Berikan antibiotic
infeksi (rubor, kalor, dolor, tumor, Amoxicilin 500 mg
dan fungsio laesa) 4. Monitor tanda dan gejala
infeksi

4. IMPLEMENTASI
Waktu No.
Dx Implementasi Evaluasi TTD
Tanggal &
Jam

22
11-09-2018 1 a. Memeriksa adanya laserasi S:-
atau rupture jalan lahir
10.00 O : tidak terdapat rupture
b. Memeriksa TTV setiap 15 jalan lahir
menit pada 1 jam pertama,
S: -
30 menit pada 1 jam
berikutnya O : TD : 110/80 mmHg N :
80x/menit RR : 19x/menit

c. Memeriksa kontraksi
uterus dan pengeluaran S : Ibu mengtakan mules
pervaginam setiap 15 O : perut teraba kencang
menit pada 1 jam pertama,
30 menit pada 1 jam
berikutnya.

d. Mengajarkan cara
S : ibu mengatakan bisa
melakukan masase uterus melakukan masase uterus

O : ibu tampak mampu masase


uterus
e. Menyusui bayi bila
memungkinkan S : ibu mengtakan air susunya
sudah keluar

O : ibu mampu menyusui


bayinya
f. Memonitor luka jahit pada
S:-
perineum ibu
O : terdapat luka jahitan pada
perineum ibu dengan laserasi
derajat II
g. Melakukan perawatan
vulva hygiene dan S:-
pembersihan perineum Ibu
O : vulva dan perineum ibu
h. Memonitor tanda dan tampak bersih
gejala infeksi
S:-

O : tidak ada tanda dan gejala


infeksi

5. EVALUASI
Tgl, Jam Diagnosa Keperawatan Evaluasi TTD
11- Resiko terjadi S : ibu mengatakan perutnya kadang masih
23
09.2018 perdarahan dini atau mules, ibu mengatakn belum ganti pempersnya,
11.00
lanjut berhubungan tidak terasa ada rembesan darah
O:
dengan inersia uteri
Belum ganti pemper yang ke 2, Pempers tidak
hypotonic atau trauma
penuh dengan darah, Ibu dapat berkemih
jalan lahir atau sisa-sisa TTV : TD : 117/ 80 mmHg N : 84x/ menit RR :
plasenta. 19x/menit
A : masalah teratasi.
P : Hentikan intervensi
11- Risiko infeksi S : -
09.2018 O : Tidak ada tanda dan gejala infeksi : kalor (-),
berhubungan dengan
11.00
dolor (-), rubor (-), tumor (-), fungsio laesa (-),
faktor risiko trauma
terdapat luka jaritan pada perineum ibu dengan
jaringan
laserasi grade II
A : masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
BAB IV
PEMBAHASAN
A. PENGKAJIAN
Pengkajian yang saya gunakan dalam asuhan keperawatan ini adalah pengkajian
asuhan keperawatan secara kompleks sesuai dengan format panduan pada buku panduan
praktik lampiran 6. Pemeriksaan fisik yang saya gunakan adalah pemeriksaan fisik head
to toe.
Pemeriksaan fisik head to toe adalah pemeriksaan tubuh klien secara keseluruhan
untuk memperoleh data secara sistematif dan k omprehensif, memastikan/membuktikan
hasil anamnesa, menentukan masalah dan merencanakan tindakan keperawatan yang
tepat bagi klien (Dewi Sartika, 2010).
Adapun teknik teknik pemeriksaan fisik yang digunakan adalah :
1. Inspeksi
Inspeksi adalah pemeriksaan dengan menggunakan indera pengelihatan, pendengaran,
dan penciuman. Inspeksi umum dilakukan saat pertama kali bertemu pasien. Fokus
inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi : ukuran tubuh, warna, bentuk, posisi,
kesimetrisan, lesi dan penonjolan atau pembengkakan. Setelah inspeksi perlu
dibandingkan hasil normal dan abnormal bagian tubuh satu dengan bagian tubuh
lainnya.
2. Palpasi
Palpasi adalah pemeriksaan dengan menggunakan indera peraba : tangan dan jari-jari
untuk mendeterminasi ciri-ciri jaringan atau organ seperti : temperatur, keelastisan,
bentuk, ukuran, kelembaban, dan penonjolan (Dewi Sartika, 2010). Hal yang di

24
deteksi adalah suhu, kelembaban, tekstur, gerakan, vibrasi, pertumbuhan atau massa,
edema, krepitasi dan sensasi.
3. Perkusi
Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan tubuh tertentu
untuk membandingkan dengan bagian tubuh lainnya dengan menghasilka suara yang
bertujuan untuk mengidentifikasi batas/lokasi dan konsistensi jaringan (Dewi Sartika,
2010).

4. Auskultasi
Auskultasi adalah pemeriksaan fisik dengan cara mendengarkan suara yang dihasilkan
oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop. Hal-hal yang didengarkan adalah : bunyi
jantung, suara napas, dan bising usus (Dewi Sartika, 2010).

Secara keseluruhan cara pengkajian ini merupakan pengkajian yang paling efektif
dan menyeluruh dalam mendeteksi dan mendiagnosa kondisi pasien. Namun adapun
kekurangan yang saya dapatkan dalam menggunakan teknik ini yaitu diperlukannya
pemahaman dan ketelitian dalam melakukan pemeriksaan sehingga hasil yang
didapatkan benar adanya. Untuk mengatasi masalah tersebut saya membandingkan hasil
pemeriksaan yang saya dapatkan dengan hasil pemeriksaan pada catatan medis pasien
yang sudah dilakukan tenaga kesehatan baik bidan maupun dokter sebelumnya.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa yang muncul pada kasus yang saya ambil yaitu sebagai berikut.
Kala 1 :
1. Nyeri persalinan berhubungan dengan dilatasi serviks ditandai dengan ibu mengeluh
nyeri perut/kenceng-kenceng hilang timbul. Nyeri dirasa seperti diremas-remas, nyeri
dirasakan dari pinggang hingga perut bagian bawah, Ibu tampak meringis, skala nyeri
3 (0-10), TFU : 3 jari dibawah prosesus sifoideus, His : 2-3 x/10menit, durasi 30-35
detik, DJJ : 140 x/menit, TD : 120/80 mmHg, N : 84 x/menit, S; 36,8 C, RR : 20
x/menit, VT : pembukaan 1 cm, ketuban (-), teraba kepala, penurunan di H1, tidak
teraba bagian kecil/tali pusat.
Kala 2 :
1. Nyeri persalinan berhubungan dengan ekspulsi fetal ditandai dengan Ibu mengatakan
nyeri semakin terasa dan rasanya ingin terus menerus mengejan, P: kontraksi, Q:
ingin mengejan, R: abdomen merambat ke punggung bagian bawah dan area
genetalia, S: 9, T: hilang timbul, Ibu tampak meringis, skala nyeri 4 (0-10), saat ada

25
his ibu tampak mengejan, tampak vulva terbuka, perineum meregang, TD : 120/80
mmHg, N : 84 x/menit, S; 36,8 C, RR : 20 x/menit.
Kala 3 :
1. Risiko tinggi kekurangan volume cairan

Kala 4 :
3. Resiko terjadi perdarahan dini atau lanjut berhubungan dengan inersia uteri hypotonic
atau trauma jalan lahir atau sisa-sisa plasenta.
4. Risiko infeksi berhubungan dengan faktor risiko trauma jaringan.
Di dalam memprioritaskan masalah, yang saya gunakan sebagai prioritas adalah
keluhan utama pasien saat pengkajian di setiap kala. Untuk kala 1 sampai dengan kala 3
hanya ada 1 diagnosa yang muncul berdasarkan keluhan utama pasien. Di kala 4 ada 2
diagnosa yang muncul dan yang saya angkat menjadi prioritas adalah hal yang memiliki
prognosis paling tinggi dari keadaan pasien saat itu. Misalkan di kala 4 terjadi risiko
perdarahan yang ditandai dengan batasa karakteristik seperti pengeluaran pervaginam
lochea rubra darah, sisa-sisa placenta, perdarahan ±100cc. Jika hal tersebut tidak ditangani
dan didapatkan kontraksi uterus tidak kuat, kandung kemih penuh, TFU diatas umbilikus,
maka tentunya hal ini dapat mengakibatkan risiko perdarahan terjadi dan akan fatal
akibatnya jika hal ini tidak ditangani dan tidak dilakukan observasi selanjutnya.

C. INTERVENSI

Intervensi yang saya ambil dari masalah keperawatan diatas yaitu sebagai berikut.
Kala 1 :
1. NIC : Intrapartal Care
Manfaat : menangani masalah nyeri persalinan pasien sehingga pasien dapat mengontrol
nyerinya.
Kala 2 :
1. NIC : Birthing
Manfaat : Ibu dapat berpartisipasi secara aktif dalam mengejan dan rileks diantara upaya
mengejan.
Kala 3 :
1. Fluid management
Manfaat : tidak terjadi gangguan kekurangan volume cairan
Kala 4 :
1. NIC : Bleeding Precautions
2. NIC : Infection control Postpartal care
Manfaat : Tidak terjadi perdarahan post partum dan ibu tidak mengalami infeksi.

D. HASIL EVALUASI
Hasil yang saya dapatkan dari evaluasi masalah keperawatan diatas yaitu sebagai berikut.
Kala 1 :
26
Jika dibandingkan dengan kriteria hasil diagnosa di kala 1 maka masalah sudah
teratasi. Hal ini dibuktikan dengan ibu dapat mengontrol nyerinya dengan menarik napas
dalam, Ibu tampak meringis kesakitan, Skala nyeri 4 (0-10), Ibu tampak gelisah, Ibu
berteriak kesakitan, Pengeluaran pervaginam bercampur darah, Px VT : pembukaan
lengkap. Hal ini didukung dengan pernyataan pada buku Asuhan Keperawatan ntenatal,
Intranatal, dan Bayi Baru Lahir oleh Wagiyo & Putrono tahun 2016, pada kala I
didapatkan hasil kontraksi semakin lama semakin meningkatdilatasi serviks, dan kala
satu berakhir sampai pembukaan serviks lengkap (10 cm).
Kala 2 :
Jika dibandingkan dengan kriteria hasil diagnosa di kala 2 maka masalah sudah teratasi.
Hal ini dibuktikan dengan ibu dapat berpartisipasi secara aktif dalam mengejan, bayi
terlahir secara spontan pervaginam, Ibu tampak kelelahan, TD: 110/70 mmHg, HR: 88
kali/menit, RR: 20 kali/menit, suhu: 36,5oC, Perdarahan ±100cc. Hal ini didukung
dengan pernyataan pada buku Asuhan Keperawatan ntenatal, Intranatal, dan Bayi Baru
Lahir oleh Wagiyo & Putrono tahun 2016, pada kala II terjadi kontraksi uterus yang
semakin kuat hingga bayi terlahir.
Kala 3 :
Jika dibandingkan dengan kriteria hasil diagnosa di kala 1 maka masalah sudah teratasi.
Hal ini dibuktikan dengan ibu tidak mengalami kekurangan volume cairan, Kontraksi
adekuat dari uterus dengan kehilangan darah dalam batas normal, ruptur pada bagian
perinium dengan grade II, Perdarahan ±100 cc, TD: 110/70 mmHg, HR: 75 kali/menit,
RR: 20 kali/menit, Suhu: 36,9oC. Hal ini didukung dengan pernyataan pada buku Asuhan
Keperawatan ntenatal, Intranatal, dan Bayi Baru Lahir oleh Wagiyo & Putrono tahun
2016, pada kala III uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya.
Lepasnya plasenta dan keluarnya dari dalam uterus biasanya disertai dengan pengeluaran
darah.
Kala 4 :
Jika dibandingkan dengan kriteria hasil diagnosa di kala 1 maka masalah sudah teratasi.
Hal ini dibuktikan dengan ibu tidak mengalami perdarahan maternal dengan ibu belum
ganti pemper yang ke 2, Pempers tidak penuh dengan darah, Ibu dapat berkemih, TTV :
TD : 117/ 80 mmHg N : 84x/ menit RR : 19x/menit, Ibu tidak mengalami infeksi post
partum, tidak ada tanda dan gejala infeksi : kalor (-), dolor (-), rubor (-), tumor (-),
fungsio laesa (-), terdapat luka jaritan pada perineum ibu dengan laserasi grade II. Hal ini
didukung dengan pernyataan pada buku Asuhan Keperawatan ntenatal, Intranatal, dan
Bayi Baru Lahir oleh Wagiyo & Putrono tahun 2016, pada kala IV terjadi perdarahan
akibat atonia uteri, perlukaan jalan lahir, atau sisa plasenta yang belum dapat keluar
27
secara keseluruhan. Oleh karena itu, tugas padda kala IV asalah melakukan pemantauan
adanya perdarahan dan keadaan umum ibu.

BAB V
PENUTUP

A. SIMPULAN
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang merupakan proses keluarnya bayi dari uterus
ke dunia luar yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran
placenta dan selaput janin dari tubuh ibu. Persalinan dibagi menjadi 4 tahap : kala I
berlangsung dari awal gejala sampai serviks berdilatasi sempurna (10 cm), Kala II diawali
dengan dilatasi sempurna serviks dan diakhiri dengan kelahiran bayi, Kala III diawali dengan
keluarnya bayi dan uterus dan diakhiri dengan keluarnya plasenta, dan Kala IV diawali
dengan keluarnya plasenta dan berakhir ketika uterus tidak relaksasi lagi.

B. SARAN

28
Pemahaman dan keahlian dalam aplikasi Asuhan Keperawatan khususnya perawat agar
dapat mengaplikasikannya khususnya berinovasi dalam pemberian asuhan keperawatan pada
pasien intranatal. Ini akan mendukung profesionalitas dalam wewenang dan tanggung jawab
perawat sebagai bagian dari tenaga medis yang memberikan pelayanan Asuhan Keperawatan
secara komprehensif.

DAFTAR ISI

Kementerian Kesehatan RI. (2016). Profil kesehatan Indonesia Tahun 2015. Jakarta :
Kementerian Kesehatan RI
Mitayani.2011.Asuhan Keperawatan maternitas.Jakarta: Salemba medika
MSN,Dr.Lyndon Saputa.2014.Asuhan Kebidanan, Neonatus Normal dan Patologis.
Tanggerang:Binarupa Aksara
Pusdinakes.2007.Asuhan Antenatal.Jakarta:Pusdinakes.
Rohani,dkk.2011.Asuhan kebidanan Pada Masa kehamilan.Jakarta: Ssalemba Medika
Sarwono. 2010. Ilmu kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka
Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI).2012.Jakarta : Badan Pusat Statistik

29
Wiknjosastro.2009.Ilmu Kandungan Edisi Ketiga.jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.2008

30

Você também pode gostar

  • BHD 3
    BHD 3
    Documento36 páginas
    BHD 3
    DayuPradnyawati
    Ainda não há avaliações
  • Woc SN
    Woc SN
    Documento1 página
    Woc SN
    DayuPradnyawati
    Ainda não há avaliações
  • Proposal BHD
    Proposal BHD
    Documento32 páginas
    Proposal BHD
    DayuPradnyawati
    Ainda não há avaliações
  • Proposal BHD
    Proposal BHD
    Documento32 páginas
    Proposal BHD
    DayuPradnyawati
    Ainda não há avaliações
  • Itihasa Paper
    Itihasa Paper
    Documento49 páginas
    Itihasa Paper
    DayuPradnyawati
    Ainda não há avaliações
  • Anumana Pramana
    Anumana Pramana
    Documento1 página
    Anumana Pramana
    DayuPradnyawati
    Ainda não há avaliações
  • Bahasa Sanskerta
    Bahasa Sanskerta
    Documento40 páginas
    Bahasa Sanskerta
    DayuPradnyawati
    100% (1)
  • Acara Agama Hindu
    Acara Agama Hindu
    Documento10 páginas
    Acara Agama Hindu
    DayuPradnyawati
    Ainda não há avaliações