Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
(Konsisten)
Sinopsis
Bagi mereka yang tidak Islam atau kafir, mabda (prinsip hidupnya) karena
untuk bukan Islam (misalnya untuk ismeisme jahiliyah) maka hasilnya juga
untuk selain Allah. Dalam konsep (manhaj) jahiliyah yang dibawanya itu,
mereka hidup tanpa Islam atau bukan dengan Islam. Dengan demikian ia
hidup beserta syaitan. Dari segi tujuan hidup pula mereka menuju kepada
selain Islam atau menuju selain Allah. Keadaaan demikian disebut tidak
istiqamah yang diamalkan oleh pihak kafir.
Istiqamah dijadikan sebagai sikap seorang muslim dimana mereka tetap teguh
untuk menjadikan Allah (al haq) sebagai loyalitasnya dan meninggalkan
kebatilan. Istiqamah berarti teguh dengan melaksanakan al haq dan teguh
meninggalkan kebatilan. Loyalitas seorang muslim kepada al haq berarti
mengagungkan pemuliaan ini dengan seagung-agungnya dan beribadah
kepada Allah dengan ibadah yang sebenar-benarnya. la pun
meninggalkan bahkan memusuhi segala bentuk kebatilan dan peribadatan
yang hendak membuatnya tunduk kepada kekuasaan selain Allah.
Mencapai istiqamah harus diawali dengan pengetahuan hakikat wala dan tiara
dalam konsep Islam secara benar. Wala merupakan loyalitas yang didasari rasa
cinta kepada Allah dalam mengabdi kepadaNya, sedangkan bara merupakan
penolakan kepada kebatilan yang dibawa oleh syaitan. Dengan kata lain,
istiqamah adalah wala kepada nilai-nilai Islam dan tiara kepada nilai-nilai
selain Islam.
Ciri pokok orang yang istiqamah di antaranya juga memiliki semangat keimanan
dimana is merasa tersingung kalau agama, aqidah dan shalatnya dihina.
Mereka yang tidak istiqamah akan menerima berbagai bentuk godaan
syaitan yang mempermainkan agama Allah. Dalam Al Quran
digambarkan pula bagaimana mereka yang mempermainkan dienullah itu
sehingga mempengaruhi beberapa orang yang tidak percaya kepada Allah.
Namun demikian Allah tetap meletakkan dasar konsep Islam secara
berkesinambungan karena Allah memberikan kekuatan kepada mereka yang
istiqamah menjalankan Islam.
Istiqamah kepada jalan Islam berarti menjadikan Allah sebagai dasar sikap dan
perbuatannya sehingga hanya kepada Allah saja tujuan kegiatannya. Dalam
pelaksanaan kegiatan dan perbuatannya itu dengan berlandaskan sistem Islam
dan ditujukan kepada Allah. Dasar dan proses kegiatan tersebut diiringi loyalitas
kepada Allah, Rasul dan orang yang beriman. Barangsiapa yang menjadikan
Allah sebagai pemimpinnya maka Allah akan cukupkan baginya segala urusan.
Dalam surat Ali Imran : 68, Allah berfirman, "Dan Allah adalah pelindung
orang-orang yang beriman". Orang yang istiqamah yaitu orang yang setiap
kegiatannya didasari ajaran Islam sehingga ujian yang dialaminya, seperti
musibah dapat memotivasinya untuk melakukan kebaikan. Allah tidak akan
lepas tangan dari kepemimpinanNya terhadap orang yang istiqamah dan
tidak pula akan menghianati janji untuk menolongnya. Orang yang tidak
istiqamah menjadikan selain Allah sebagai pemimpinnya. la dipimpin
oleh semua jin dan manusia, akhirnya lemah dan tak berdaya walaupun
ia berhasil mendapatkan perlindungan dan kekuatan dari selain Allah.
1. Al Istiqamah (Konsisten)
Lillah (Karena Allah) - Ma'allah (Bersama Allah) – Ilallah (Kepada Allah)
Mabda (Prinsip) - Minhajan (Pedoman) - Ghayatan (Tujuan)
Lil Islam (Karena Islam) - Bil Islam (Dengan Islam) – Ilal Islam (Kepada
Islam)
Banyak godaan dan rayuan yang membuat mukmin itu tertipu, terpedaya,
terbelit atau akhirnya ditelan oleh jahilliyyah. Merekapun tak kurang strategi
dan taktik untuk menjaring orang mukmin. Starting point segala kegiatan kita
mestilah benar-benar lillah, yang didasarkan dari prinsip yang menjadi tujuan
mereka, hakikatnya mereka melakukan sesuatu bukan untuk Islam dan bukan
karena Allah. Tentu saja mereka bersumberkan minhaj hidup jahiliyyah yang saat
ini diberi nama modern dan bersumber dari apa saja. Teoriteori, hipotesis, zhon
dan falsafah seperti komunisme, materialisme, sosialisme serta tokoh-
tokoh pemikir jahiliyyah adalah sumber mereka. Minhaj hidup mereka diambil
dari sumber yang tidak haq, lalu hancurlah sistem kehidupan mereka. Apakah
yang menjadi sasaran akhir dari kehidupan mereka, tentu saja kerugian yang
sebenarnya. Rugi di hari bertemu Allah SWT, menyesal dan Baling berbantah-
bantahan. Sementara, di dunia mereka matimatian untuk mempertahankan
tegaknya taghut dan sistemnya. Mereka menjadi pendukung setia taghut
sehingga matilah mereka karenanya, nauzubillah. Amal baik mereka di dunia
menjadi debu yang berterbangan dan faedahnya hanyalah `maya' atau seperti
fartamorgana. Para dai jangan sampai tertipu dan gelap mata dengan apa yang
dilihat dari kebaikan mereka. Kita mesti istiqamah di atas Islam.
Golongan yang tiada pendirian dijelankan oleh Allah dalam Al Quran dengan
istilah muzabzab. Ini golongan yang munafiq dan Allah SWT mengkategorikan
mereka sebagai kufur serta menetapkan status mereka paling bawah dalam api
neraka, nauzubillah. Mereka juga tidak istiqamah, tidak tetap atas iman dan
Islamnya, baik dari awal masuknya ataupun atas sebab-sebab yang lain.
Kehadiran golongan yang menjadi duri dalam daging ini mestilah disadari dan
dilihat sebagai ancaman yang berbahaya. Allah SWT telah menjelaskan hakikat
ini dalam Al Quran, bahkan ada surah yang dinamakan untuk mereka yakni
surat Al Munafiqun. Tidak istiqamah ini adalah sifat yang berbahaya oleh karena
itu tarbiyah Islamiyah mesti terus-menerus dijalankan. Jangan menyangka bila
telah menjadi syeikh besar, tak perlu tarbiyah, tazkiyyah, tazkirah. Semuanya
memerlukan mutabaah. Setiap kita perlu nasihat dan tarbiyah yang
berkelanjutan. Tarbiyah terlalu penting untuk diabaikan.
Dalil
Q. 18:103. Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang
orang-orang yang paling merugi perbuatannya?
Batas antara istiqamah dan ghairu istiqamah adalah furqan. Furqan mampu
membedakan yang berasal dari Allah (Islam) dengan yang berasal dari selain
Allah (selain Islam). Furqan diperoleh karena is memahami dasar, cara dan
tujuan hidupnya adalah Islam (Allah) serta memahami bahwa selain Islam
adalah salah.
Dalil
Q. 25:1. Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al Furqan (Al Quran) kepada
hambaNya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam.
Ringkasan Dalil