Você está na página 1de 10

Proseding Seminar Nasional PGSD UPY

dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia

BEST PRACTICE MENDAMPINGI ANAK BERKESULITAN


BELAJAR DI SEKOLAH DASAR

Fita Sukiyani
SD Negeri Sumber 1 Berbah Sleman
fitasukiyani@gmail.com

Abstrak
Disleksia, yaitu kesulitan membaca yang serius. Beberapa cirinya antara lain sering
terbalik mengenali huruf, membalikan huruf atau kata, kesulitan/tak mampu mengingat
kata, kesulitan/tak mampu menyimpan informasi dalam memori, sulit berkonsentrasi, dan
lain-lain.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, penulis memadukan 4 pendekatan yaitu
pendekatan perkembangan, perilaku, humanistik, dan humanistik, serta multisensori.
Agar berhasil, penulis bekerjasama dengan guru lain, orang tua dan atau keluarga
peserta didik, serta peserta didik lain di kelas penulis. Penulis juga membuat media dan
menerapkan metode yang menarik bagi peserta didik.
Kata Kunci: kesulitan belajar anak, best practice

I. PENDAHULUAN education” (Farr (1984) dalam


Mengajar peserta didik kelas rendah Harjasuna & Damaianti, 2003: 4). Maka
di sekolah dasar (kelas 1, 2, dan 3) tidak salah apabila kesulitan membaca
membutuhkan kesabaran, ketekunan, dapat menghambat belajar anak dalam
dan kreativitas. Sebab pada usia ini, mempelajari suatu materi pelajaran.
anak-anak masih senang bermain-main Membaca merupakan suatu ke-
dan sulit berkonsentrasi dalam belajar. terampilan yang memiliki peran penting
Hal ini juga dialami penulis. Selama 3 bagi pengembangan pengetahuan dan
tahun mengajar di kelas 1, penulis sebagai alat komunikasi bagi kehidupan
mendapati beberapa anak yang meng- manusia. Dalam suatu masyarakat yang
alami kesulitan belajar yang serius. tinggi tingkat ketergantungan pada kata-
Anak-anak ini sama sekali belum dapat kata (bahasa) lisan dan tulisan, pen-
membaca, bahkan beberapa masih didikan harus terkait dengan pengem-
belum hapal huruf. Seperti diketahui bangan keterampilan berbahasa, ter-
bahwa membaca adalah jantung masuk persiapan untuk keberhasilan
pendidikan, “…reading is the heart of membaca permulaan (Tarigan, dkk.,

36
Proseding Seminar Nasional PGSD UPY
dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia

2011:137). Anak harus belajar membaca Untuk mengatasi permasalahan


agar ia dapat membaca untuk belajar tersebut, penulis melakukan kegiatan
(Learner dalam Abdurrahman, 2009: remedial setiap sepulang sekolah.
200). Dengan demikian, apabila anak Keempat peserta didik ini penulis
belum dapat membaca, maka anak bimbing untuk berlatih membaca,
dimungkinkan mengalami kesulitan menulis, dan berhitung. Terkadang,
belajar lain dan akan kesulitan meng- penulis dibantu oleh guru lain untuk
ikuti pelajaran. memperingan kegiatan remedial. Sebab,
Pada tahun pertama mengajar di dari keempat anak tersebut, terdapat 2
kelas 1, penulis menemukan 4 peserta anak yang hyperaktif dan sulit
didik yang sama sekali belum bisa dikendalikan.
membaca, menulis, dan berhitung. Selain itu, penulis juga membawa
Ketiga anak sudah tinggal kelas pada anak untuk berkonsultasi dengan psi-
tahun sebelumnya, sedangkan 1 anak kolog. Setelah menjalani beberapa kali
yang lain merupakan peserta didik baru. tes, ditemukan bahwa keempat anak
Keempat anak ini sulit mengikuti tersebut mengalami dileksia. Anak
pembelajaran, belum hapal huruf sama disleksia merupakan bagian dari anak
sekali, ketika menulis terdapat beberapa berkesulitan belajar. Untuk me-
huruf yang ditulis terbalik (padahal nunjukkan bahwa anak disleksia adalah
hanya mencontoh tulisan di papan tulis), bagian dari anak berkesulitan belajar,
dan apabila berhitung hanya berhenti di dapat dilihat dari definisi anak
angka 5. Dalam setiap kegiatan tanya berkesulitan belajar (learning
jawab untuk memeriksa pemahaman diabilities), yaitu anak yang memiliki
peserta didik, ketiga anak ini pasif, apa- kesulitan belajar dalam proses
bila mereka menjawab, antara pertanya- psikologis dasar, sehingga menunjukkan
an dan jawaban tidak berhubungan sama kesulitan dalam belajar berbicara,
sekali. Ketika proses pembelajaran ber- mendengarkan, menulis, membaca, dan
langsung anak-anak ini cenderung asyik berhitung, sedangkan mereka ini
dengan dunianya sendiri. Penulis sering memiliki potensi kecerdasan yang baik
mendapati mereka sedang menggambar tapi berprestasi rendah, yang bukan
di buku tulisnya masing-masing, bahkan disebabkan oleh tunanetra, tunarungu,
ada juga anak yang asyik jalan-jalan terbelakang mental, gangguan
berkeliling kelas atau merangkak di emosional, gangguan ekonomi, sosial
bawah meja. atau budaya (Delphie, B., 2006:27)

37
Proseding Seminar Nasional PGSD UPY
dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia

Sayangnya, pada waktu itu penulis kelas berikutnya, meskipun membaca,


belum dapat melibatkan orangtua menulis, dan berhitungnya belum
peserta didik, karena ternyata dari 4 sempurna.
anak tersebut, 3 diantaranya memiliki Pada tahun ini, penulis menemukan
ibu/ayah yang buta huruf. Akibatnya 2 peserta didik dengan kesulitan belajar
kegiatan remedial ini belum berhasil yang serius lagi. Keduanya memiliki
maksimal. Dari 4 anak tersebut, hanya 1 ciri-ciri yang hampir sama dengan anak-
anak yang akhirnya naik ke kelas 2. 1 anak tahun sebelumnya. Penulis
anak pindah ke sekolah lain dengan menerapkan metode yang sama untuk
jumlah peserta didik yang jauh lebih mengatasi kesulitan belajar tersebut,
sedikit (dengan dalih agar lebih dengan harapan akan berhasil seperti
diperhatikan guru), 1 anak pindah ke pada tahun sebelumnya.
SLB (Sekolah Luar Biasa) karena II. PERMASALAHAN
sekolah biasa dianggap belum dapat Berdasarkan ilustrasi sebelumnya
mengakomodir permasalahan tersebut, yang terdapat pada pendahuluan, dapat
sedangkan 1 anak terpaksa harus tinggal dirumuskan permasalahan sebagai
kelas karena belum dapat mengikuti berikut:
pelajaran. 1. Apa saja karakteristik kondisi ke-
Berdasarkan fenomena tersebut, sulitan belajar yang sering dijumpai
penulis berusaha mencari pemecahan di sekolah dasar?
masalah pada tahun berikutnya, karena 2. Bagaimana cara mengenali anak
pada 2 tahun ini penulis juga yang mengalami kesulitan belajar?
mendapatkan peserta didik disleksia. 3. Bagaimana cara mengatasi kesulitan
Pada tahun berikutnya, dengan 1 anak belajar anak?
yang merupakan peserta didik dengan III. PEMBAHASAN
kesulitan belajar yang serius pada tahun 1. Karakteristik Kondisi Kesulitan
Belajar yang Sering Dijumpai di
sebelumnya, penulis mendapatkan 1
Sekolah Dasar
anak lagi yang juga mengalami hal
Pusat Kurikulum Badan Penelitian
serupa. Dengan pengalaman pada tahun
Dan Pengembangan Departemen Pen-
sebelumnya, penulis menggunakan
didikan Nasional (2007: 4) menyebutkan
metode remedial dengan melibatkan
3 karakteristik kondisi kesulitan belajar
orang tua/keluarga di rumah. Penulis
yang utama, yaitu:
bersyukur, karena pada tahun tersebut,
kedua anak berhasil naik ke tingkat

38
Proseding Seminar Nasional PGSD UPY
dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia

a. Gangguan Internal ini biasanya terjadi pada kemampu-


Penyebab kesulitan belajar berasal an belajar akademik yang spesifik,
dari faktor internal, yaitu yang yaitu pada kemampuan membaca
berasal dari dalam anak itu sendiri. (disleksia), menulis (disgrafia), atau
Anak ini mengalami gangguan berhitung (diskalkulia).
pemusatan perhatian, sehingga c. Tidak adanya gangguan fisik dan/
kemampuan perseptualnya ter- atau mental
hambat. Kemampuan perseptual Anak berkesulitan belajar merupa-
yang terhambat tersebut meliputi kan anak yang tidak memiliki
persepsi visual (proses pemahaman gangguan fisik dan/atau mental.
terhadap objek yang dilihat), Lebih jauh Pusat Kurikulum Badan
persepsi auditoris (proses pemaham- Penelitian Dan Pengembangan Departe-
an terhadap objek yang didengar) men Pendidikan Nasional (2007: 5)
maupun persepsi taktil-kinestetis menjelaskan bahwa kondisi kesulitan
(proses pemahaman terhadap objek belajar berbeda dengan kondisi masalah
yang diraba dan digerakkan). belajar berikut ini:
Faktor-faktor internal tersebut a. Tunagrahita (Mental Retardation)
menjadi penyebab kesulitan belajar, Anak tunagrahita memiliki
bukan faktor eksternal (yang berasal inteligensi antara 50-70. Kondisi
dari luar anak), seperti faktor tersebut menghambat prestasi
lingkungan keluarga, budaya, akademik dan adaptasi sosialnya
fasilitas, dan lain-lain. yang bersifat menetap.
b. Kesenjangan antara potensi dan b. Lamban Belajar (Slow Learner)
prestasi Slow learner adalah anak yang me-
Anak berkesulitan belajar memiliki miliki keterbatasan potensi ke-
potensi kecerdasan/inteligensi cerdasan, sehingga proses belajarnya
normal, bahkan beberapa diantara- menjadi lamban. Tingkat kecerdasan
nya di atas rata-rata. Namun mereka sedikit di bawah rata-rata
demikian, pada kenyataannya dengan IQ antara 80-90. Kelam-
mereka memiliki prestasi akademik banan belajar mereka merata pada
yang rendah. Dengan demikian, semua mata pelajaran. Slow learner
mereka memiliki kesenjangan yang disebut anak border line (”ambang
nyata antara potensi dan prestasi batas”), yaitu berada di antara
yang ditampilkannya. Kesenjangan kategori kecerdasan rata-rata dan

39
Proseding Seminar Nasional PGSD UPY
dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia

kategori mental retardation (tuna- Di sekolah dasar tempat penulis


grahita) mengajar, kesulitan belajar yang sering
c. Problem Belajar (Learning Pro- dijumpai adalah disleksia. Menurut
blem) Ekwall & Shanker 1988 (dalam M.
Anak dengan problem belajar Sodiq, 1996:6) ada beberapa gejala
(bermasalah dalam belajar) adalah berkaitan dengan kasus kesulitan belajar
anak yang mengalami hambatan membaca berat (disleksia), yaitu:
belajar karena faktor eksternal. a. pembalikan huruf dan kata,misalnya
Faktor eksternal tersebut berupa membalikan huruf b dengan d; p
kondisi lingkungan keluarga, fasili- dengan a, u dengan n; kata kuda
tas belajar di rumah atau di sekolah, dengan daku palu dengan lupa; tali
dan lain sebagainya. Kondisi ini dengan ilat; satu dengan utas;
bersifat temporer/ sementara dan b. pengingatan pada kata mengalami
mempengaruhi prestasi belajar. kesulitan atau tidak menentu
2. Mengenali Anak yang Mengalami (eratik);
Kesulitan Belajar c. membaca ulang oral (secara lisan)
Identifikasi merupakan proses untuk tak bertambah baik setelah
menemu kenali individu agar diperoleh menyusul;
informasi tentang jenis-jenis kesulitan d. membaca tanpa suara (dalam hati)
belajar yang dialami. Untuk meng- atau membaca oral (secara lisan)
antisipasi kekeliruan dalam klasifikasi yang pertama;
dan agar dapat diberikan layanan e. ketidak sanggupan menyimpan
pendidikan pada anak berkesulitan informasi dalam memori sampai
belajar, diperlukan semacam instrumen waktu diperlukan;
untuk mengidentifikasi kondisi kesulitan f. kesulitan dalam konsentrasi;
belajar tersebut. Instrumen ini berupa g. koordinasi motorik tangan-mata
tabel inventori atau daftar ceklis. lemah;
Instrumen ini bisa digunakan guru kelas h. kesulitan pada pengurutan;
untuk mengidentifikasi kemampuan i. ketaksanggupan bekerja secara
siswanya. Identifikasi dilakukan melalui tepat;
observasi atau pengamatan. Pada j. penghilangan tentang kata-kata dan
umumnya karakteristik peserta didik prasa;
dapat dikenali setelah 3 bulan pertama k. kekacauan berkaitan dengan
setelah mengikuti pembelajaran di kelas. membaca secara lisan (oral)

40
Proseding Seminar Nasional PGSD UPY
dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia

misalnya tak mampu membedakan j. penanggalan kata, frasa dan


antara d dan p; sebagainya;
l. diskriminasi auditori lemah; k. kekacauan membaca secara oral;
m. miskin dalam sintaksis (ilmu tata l. hyperaktif, dan;
bahasa), gagap, dan bicara terputus- m. kinerja matematika secara signifikan
putus; lebih tinggi dari pada kinerja
n. prestasi belajar dalam berhitung membaca
tinggi dari pada dalam membaca dan Melalui identifikasi akan
mengeja; diperoleh informasi tentang klasifikasi
o. hyperaktivitas. kesulitan belajar yang dialami anak.
Sementara itu Guszak (dalam Untuk memperoleh informasi yang lebih
M.Sodik A, 1996: 6) mengemukakan akurat mengenai kondisi kesulitan
ciri-ciri anak disleksia sebagai berikut: belajarnya, anak bisa dirujuk kepada
a. membalikan huruf atau kata; tenaga ahli (psikolog, pedagog),
b. kesulitan/tak mampu mengingat sehingga layanan pendidikan yang
kata; diberikan kepada anak berkesulitan
c. kesulitan/tak mampu menyimpan belajar menjadi lebih tepat. Namun,
informasi dalam memori; tanpa rujukan tenaga ahli pun, guru tetap
d. sulit berkonsentrasi; dapat menyusun program dan
e. sulit dalam melihat keterhubungan melaksanakan pembelajaran bagi peserta
(relationship); didik yang mengalami kesulitan belajar.
f. impulsif; Dari klasifikasi tersebut dapat disusun
g. sulit melakukan koordinasi tangan- perencanaan program dan tindakan
mata; pembelajaran yang sesuai. Identifikasi
h. sulit dalam segi mengurutkan; dilakukan melalui pengamatan dengan
i. membaca lambat; menggunakan instrumen daftar cek.
Berikut ini instrumennya

Tabel 1. Identifikasi Awal Anak Berkesulitan Belajar


No Perilaku yang Teramati Ceklis
1. Perhatian mudah teralih
2. Lambat dalam mengikuti intruksi atau menyelesaikan tugas
3. Tidak kenal lelah atau aktivitas berlebihan
4. Sering kehilangan barang-barang atau mudah lupa
5. Sering menabrak benda saat berjalan

41
Proseding Seminar Nasional PGSD UPY
dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia

No Perilaku yang Teramati Ceklis


6. Cenderung ceroboh
7. Kesulitan mengikuti ritme atau ketukan
8. Kesulitan bekerjasama dengan teman
9. Kesulitan menirukan gerakan yang dicontohkan
10. Kesulitan melempar dan menangkap bola
11. Kesulitan membedakan arah kiri-kanan, atas-bawah, depan-belakang
12. Kesulitan dalam mengenal huruf
13. Kesulitan untuk membedakan huruf “b-d, p-q, w-m, n-u”
14. Kualitas tulisan sangat buruk (tidak terbaca)
15. Kehilangan huruf saat menulis
16. Kurang dapat memahami isi bacaan
17. Menghilangkan kata saar membaca
18. Kosakata terbatas
19. Kesulitan untuk mengemukakan pendapat
20. Kesulitan untuk mengenali konsep angka dan bilangan
21. Kesulitan memahami soal cerita
22. Kesulitan membecakan bentuk geometri (lingkaran, persegi, persegi
panjang, dan segitiga)
23. Kesulitan membedakan konsep +, -, x, dan :
24. Sulit membilang secara berurutan
25. Sulit mengoperasikan hitungan
Perilaku lain yang teramati:

(Sumber: Pusat Kurikulum Badan Penelitian Dan Pengembangan Departemen Pendidikan


Nasional, 2007: 10-11)

Bila dari hasil pengamatan, seorang Menurut Dalyono (2009: 230), faktor-
anak menunjukkan lebih dari delapan faktor penyebab kesulitan belajar dapat
item perilaku dalam daftar ceklis ini, digolongkan menjadi 2, yaitu faktor
kemungkinan anak tersebut berisiko intern dan faktor ekstern. Faktor intern
mengalami kesulitan belajar (Sumarlis berasal dari diri anak sendiri yaitu faktor
dalam Pusat Kurikulum Badan Peneliti- fisiologis dan psikologis. Sedangkan
an Dan Pengembangan Departemen faktor ekstern berasal dari luar anak,
Pendidikan Nasional, 2007: 10-11). yaitu faktor sosial dan non sosial. Anak
3. Pendekatan dan Best Practice berkesulitan belajar merupakan individu
untuk Mengatasi Anak Disleksia yang memiliki tingkat intelegensi yang
Seorang anak yang berkesulitan normal bahkan diatas rata-rata, namun
belajar, pasti memiliki penyebab. Agar mereka mengalami hambatan dalam
dapat mengatasinya, guru harus terlebih beberapa mata pelajaran terutama di
dahulu mengetahui penyebabnya. bidang Bahasa Indonesia dan

42
Proseding Seminar Nasional PGSD UPY
dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia

Matematika, akan tetapi menunjukkan d. Pendekatan humanistik:


nilai yang baik pada mata pelajaran 1) pendekatan humanistik merupa-
lainnya (Jamaris, 2009: 5). kan pandangan yang berusaha
Perencanaan pembelajaran untuk memahami;
peserta didik berkesulitan belajar perlu 2) manusia sebagai makhluk yang
mempertimbangkan beberapa pen- bermartabat. Beberapa hal yang
dekatan. Masing-masing pendekatan patut menjadi;
pembelajaran memiliki asumsi yang 3) perhatian dalam pendekatan
berbeda-beda. Berikut ini beberapa humanistik adalah kebutuhan
pendekatan pembelajaran yang dilaku- individu, potensi diri, dan
kan penulis menurut Pusat Kurikulum pengembangan harga diri.
Badan Penelitian Dan Pengembangan Untuk mengatasi peserta didik
Departemen Pendidikan Nasional dengan kesulitan belajar disleksia,
(2007:15): penulis memadukan keempat pendekat-
a. Pendekatan perkembangan: an sekaligus, dengan rincian:
1) kemampuan peserta didik ber- a. bekerjasama dengan orangtua dan
kembang sesuai dengan usia; atau keluarga peserta didik di
2) kemampuan atau hambatan di- rumah, agar apa yang diterapkan dan
pengaruhi oleh tahap perkem- diajarkan di sekolah juga dilanjutkan
bangan sebelumnya. di rumah;
b. Pendekatan perilaku: b. bekerjasama dengan guru lain yang
1) kemampuan atau hambatan mengajar di kelas tempat penulis
peserta didik muncul dalam mengajar
bentuk perilaku; c. menggunakan beberapa metode
2) kemampuan atau hambatan yang pembelajaran yang menarik bagi
muncul merupakan masalah saat peserta didik, contohnya belajar
ini. membaca dan berhitung dengan
c. Pendekatan kognitif: bermain;
1) peserta didik harus mempelajari d. membuat alat peraga dan media
makna belajar; pembelajaran yang menarik bagi
2) belajar merupakan proses peserta didik;
penataan pikiran; e. mengajak peserta didik yang lain
3) pemahaman merupakan tujuan untuk berpartisipasi aktif membantu
dari proses dan hasil belajar. temannya belajar membaca, dengan

43
Proseding Seminar Nasional PGSD UPY
dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia

menerapkan pembelajaran koopera- bulan pertama setelah mengikuti


tif dan tutor sebaya; pembelajaran.
f. memberikan reward atas keberhasil- Di kelas 1 tempat penulis mengajar,
an peserta didik untuk memotivasi kesulitan belajar yang seing dijumpai
perkembangannya; adalah disleksia, yaitu kesulitan mem-
g. menciptakan budaya kelas yang baca yang serius. Beberapa cirinya
mendukung pembelajaran yang antara lain sering terbalik mengenali
menyenangkan bagi peserta didik huruf, membalikan huruf atau kata,
h. berkonsultasi dengan psikolog; kesulitan/tak mampu mengingat kata,
Selain itu, penulis juga mengguna- kesulitan/tak mampu menyimpan infor-
kan pendekatan multisensori, sesuai masi dalam memori, sulit berkonsen-
dengan pendapat Munawir (2005: 168), trasi, dan lain-lain.
pendekatan multisensori didasarkan Untuk mengatasi permasalahan ter-
pada asumsi bahwa anak akan dapat sebut, penulis memadukan 4 pendekatan
belajar dengan baik jika materi pengajar- yaitu pendekatan perkembangan,
an disajikan dalam berbagai modalitas perilaku, humanistik, dan humanistik,
yaitu visual (penglihatan), auditory serta multisensori. Agar berhasil, penulis
(pendengaran),kinesthetic (gerakan), dan bekerjasama dengan guru lain, orang tua
tactile (perabaan). Penulis menyadari dan atau keluarga peserta didik, serta
teori pendekatan ini justru setelah peserta didik lain di kelas penulis.
mempraktikkannya. Penulis juga membuat media dan
IV. KESIMPULAN menerapkan metode yang menarik bagi
Karakteristik peserta didik dengan peserta didik.
kondisi kesulitan belajar berbeda dengan
DAFTAR PUSTAKA
peserta didik yang memiliki masalah
Abdurrahman, M. (2009). Pendidikan
belajar. Untuk dapat mengenalinya, guru
bagi anak berkesulitan belajar.
dapat melakukan proses identifikasi
Jakarta: Rineka Cipta.
sendiri dengan menggunakan instrumen
Dalyono. (2009). Psikologi pendidikan.
pengamatan. Guru juga dapat bekerja-
Jakarta: Rineka Cipta.
sama dengan psikolog untuk meyakinan-
Delphie, B. (2006). Pembelajaran
kan temuan kesulitan belajar peserta
Anak Berkebutuhan Khusus: Dalam
didiknya. . Pada umumnya karakteristik
Setting Pendidikan Inklusi.
peserta didik dapat dikenali setelah 3
Bandung: PT Refika Aditama.

44
Proseding Seminar Nasional PGSD UPY
dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia

Harjasuna, A.S. & Vismaia, S.D. (2003). M. Shodiq. (1996). Pendidikan Bagi
Membaca dalam teori dan praktik. Anak Disleksia. Jakarta: Dirjen Dikti
Bandung: Mutiara. Depdikbud PPTA.
Jamaris, Martini. 2009. Kesulitan Pusat Kurikulum Badan Penelitian Dan
belajar (perspektif, asesmen, Pengembangan Departemen Pen-
danpenanggulangannya). Jakarta: didikan Nasional (2007). Model
Yayasan Penamas Murni. kurikulum bagi peserta didik yang
Munawir, Y. 2005. Pendidikan bagi mengalami kesulitan belajar
anak dengan problema belajar. Tarigan, H.G., dkk. (2011). Membaca
Jakarta: Depdiknas dalam kehidupan. Angkasa:
Bandung.

45

Você também pode gostar