Você está na página 1de 8

Apa itu disentri?

Oleh Risky Candraswari Informasi kesehatan ini sudah direview dan diedit oleh: dr. Tania
Savitri - Dokter Umum.

 13Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)13


 Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
 Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru)
 Klik untuk berbagi via Google+(Membuka di jendela yang baru)
 Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)
 Klik untuk berbagi di Line new(Membuka di jendela yang baru)

Definisi
Apa itu disentri?

Disentri adalah radang usus yang menyebabkan diare disertai darah atau lendir. Diare sendiri
ditandai dengan sering buang air besar yang lembek atau cair.

Berdasarkan penyebabnya, disentri terbagi menjadi dua jenis:


 Disentri basiler atau shigellosis. Terjadi ketika tubuh terinfeksi oleh bakteri shigella.
 Disentri amuba atau amoebiasis. Terjadi ketika tubuh terinfeksi Entamoeba
histolytica yaitu amuba yang banyak ditemukan di daerah tropis.

Amuba dan bakteri penyebab disentri dapat berpindah melalui kontak langsung dengan bakteri
pada feses, serta melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi, atau berenang di air yang
terkontaminasi.

Penyakit ini sangat menular. Jika tidak segera ditangani, disentri dapat menyebabkan dehidrasi
berat yang mengancam jiwa.

Seberapa umum disentri?

Disentri adalah penyakit yang umum. Penyakit satu ini dapat terjadi pada semua kalangan
dengan usia berapapun. Namun, anak-anak berusia 2 hingga 4 tahun lebih mudah terkena kondisi
ini. Hal ini disebabkan karena sistem kekebalan tubuh mereka masih lemah.

Penyakit ini juga juga sering kali menyerang orang yang sering jajan sembarangan, serta tinggal
di pemukiman kumuh dengan sanitasi yang buruk dan air bersih yang terbatas. Anda dapat
mengatasi penyakit ini dengan mengurangi faktor-faktor risiko. Silakan diskusikan dengan
dokter untuk informasi lebih lanjut.

Tanda-tanda & gejala


Apa saja tanda-tanda dan gejala disentri?

Gejala disentri bisa muncul dalam skala ringan hingga berat. Sebagian besar gejala disentri
tergantung pada kualitas sanitasi di mana infeksi telah menyebar. Di negara maju, tanda dan
gejala disentri cenderung lebih ringan daripada di negara berkembang atau daerah tropis.

Secara umum, gejala disentri adalah:

 Diare yang sering kali disertai darah atau lendir.


 Demam.
 Mual.
 Muntah.
 Kram perut.

Gejala disentri biasanya mulai muncul dari 1 atau 2 hari setelah Anda terinfeksi bakteri.
Sementara penyakit ini biasanya berlangsung selama 5 sampai 7 hari. Pada beberapa orang,
terutama anak-anak kecil dan lansia, diare yang terjadi sebagai gejala disentri dapat menjadi
sangat serius dan diperlukan rawat inap di rumah sakit. Beberapa orang lainnya yang terinfeksi
mungkin tidak mengalami gejala disentri sama sekali namun masih menyebarkan bakteri ke
orang lain.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala disentri yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda
memiliki kekhawatiran mengalami gejala disentri tertentu, jangan ragu untuk segera
berkonsultasi ke dokter Anda.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Anda harus menghubungi dokter bila Anda mengalami gejala-gejala disentri parah seperti
berikut ini:

 Diare disertai darah atau diare yang cukup parah.


 Sakit saat buang air besar.
 Muntah berulang-ulang.
 Demam tinggi.
 Penurunan berat badan secara drastis.
 Memunculkan gejala dehidrasi, seperti merasa sangat kehausan, pusing, jantung
berdebar.

Selain itu, hubungi dokter apabila Anda atau anak Anda mengalami diare dan demam hingga
mencapai 40º Celsius atau lebih tinggi.

Penyebab
Apa penyebab disentri?

Penyebab disentri dibagi menjadi dua, yaitu bakteri dan amoeba.

 Penyebab disentri akibat bakteri

Infeksi bakteri adalah penyebab utama dari disentri. Infeksi tersebut meliputi spesies bakteri
Shigella, Campylobacter, E. coli, dan Salmonella. Bakteri shigella adalah penyebab disentri yang
paling umum.

Bakteri penyebab disentri dapat ditemukan dalam tinja orang yang terinfeksi dan menyebar
melalui banyak cara. Misalnya saat seseorang tidak mencuci tangan sampai bersih setelah buang
air besar. Selain kebiasaan mencuci tangan yang buruk, Anda juga mungkin terinfeksi bakteri
penyebab disentri jika mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi.

Menyentuh benda atau bagian tubuh yang sudah terkontaminasi bakteri penyebab disentri juga
bisa meningkatkan risiko Anda terkena penyakit ini. Bahkan, Anda juga berisiko terkena
penyakit ini jika berenang di air yang terkontaminasi, seperti danau ataupun korang renang.

Disentri sering ditemukan di pusat penitipan anak, panti jompo, tempat pengungsian, di sekolah,
dan tempat-tempat lain di mana banyak orang dan sanitasi buruk.

 Penyebab disentri akibat amoeba (amoebiasis)


Disentri juga dapat disebabkan oleh amuba yang disebut Entamoeba histolytica. Amuba sendiri
adalah parasit bersel satu. Biasanya amuba jenis ini banyak ditemukan di daerah tropis, termasuk
di Indonesia. Sama seperti jenis disentri yang disebabkan oleh bakteri, amuba penyebab disentri
dapat ditemukan di tempat-tempat yang memiliki sanitasi buruk.

Faktor-faktor risiko
Apa yang meningkatkan risiko saya untuk disentri?

Ada banyak faktor hal yang dapat meningkatkan risiko Anda terkena penyakit disentri, di
antaranya:

 Balita. Infeksi ini paling banyak terjadi pada anak-anak berusia di antara 2 hingga 4
tahun.
 Tinggal di perumahan padat penduduk atau mengikuti aktivitas kelompok. Kontak
yang dekat dengan orang lain memudahkan penyebaran bakteri dari seseorang ke orang
lain. Wabah shigella lebih umum terjadi di pusat penitipan anak, kolam rendam umum,
panti jompo, penjara, dan barak militer.
 Tinggal atau berpergian ke daerah dengan sanitasi yang buruk. Orang yang tinggal
atau berpergian ke negara-negara berkembang lebih mudah terkena infeksi bakteri atau
amoeba penyebab disentri.
 Laki-laki gay yang aktif secara seksual. Pria yang melakukan hubungan seks dengan
pria memiliki risiko yang lebih besar akibat kontak oral-anal secara langsung atau tidak
langsung.

Komplikasi
Apa saja komplikasi yang mungkin terjadi dari penyakit ini?

Jika tidak mendapatkan pengobatan yang tepat, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi
serius. Beberapa komplikasi ini termasuk:

 Artritis. Komplikasi satu ini memengaruhi sekitar 2 persen orang yang mendapatkan
jenis bakteri Shigella tertentu, yaitu bakteri Shigella flexneri. Orang-yang terinfeksi
bakteri tersebut dapat mengalami nyeri sendi, iritasi mata, dan buang air kecil yang
menyakitkan. Kondisi ini dapat berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan
bertahun-tahun.
 Infeksi aliran darah. Atau disebut juga septisemia, yaitu ketika bakteri yang
menginfeksi bagian tubuh tertentu telah memasuki aliran darah. Komplikasi ini jarang
terjadi, tapi akan lebih rentan dialami oleh orang dengan sistem kekebalan yang lemah,
seperti pengidap HIV/AIDS, kanker, atau sedang menjalani kemoterapi.
 Kejang. Anak-anak paling rentan mengalami kejang akibat komplikasi dari penyakit
disentri. Sampai saat ini belum diketahui pasti mengapa anak-anak bisa mengalami
komplikasi satu ini. Namun, kejang akibat penyakit disentri umumnya akan hilang tanpa
pengobatan.
 Sindrom uremik hemolitik (HUS). Salah satu jenis bakteri Shigella, yaitu S.
dysenteriae, kadang-kadang dapat menyebabkan HUS adalah gangguan yang biasanya
terjadi ketika infeksi pada sistem pencernaan memproduksi zat beracun yang merusak
sel-sel darah merah. Ini adalah kondisi serius yang harus segera mendapatkan
pertolongan medis.
 Abses hati. Dalam kasus yang jarang terjadi, penyakit disentri yang disebabkan karena
terkena infeksi amuba juga dapat menyebabkan abses hati. Tak hanya itu saja, infeksi
parasit ini juga bisa menyebar hingga ke paru-paru dan otak.

Bahkan diare yang terlalu barah juga bisa menyebabkan kematian. Mengapa? Saat diare, tubuh
akan kehilangan banyak cairan dan ion tubuh. Hal ini membuat orang yang mengalami diare
rentan dehidrasi. Ketika kadar cairan dalam tubuh Anda berkurang, maka keseimbangan ion
dalam tubuh juga terganggu. Akibatnya, fungsi organ dan jaringan tubuh Anda tidak bisa bekerja
optimal.

Nah, jika dehidrasi sudah masuk dalam fase yang parah, seseorang akan lebih berisiko
mengalami berbagai komplikasi serius seperti gangguan fungsi ginjal, kejang, asidosis
metabolik, hingga syok hipovolemik akibat kehilangan cairan yang terlalu banyak. Syok ini bisa
menyebabkan hilang kesadaran (pingsan) atau bahkan kematian.

Oleh sebab itu diare tidak boleh dianggap enteng walaupun kondisi ini umum terjadi.

Obat & Pengobatan


Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada
dokter Anda.

Bagaimana penyakit ini didiagnosis?

Jika Anda atau anak Anda memiliki gejala disentri seperti yang sudah disebutkan di atas, segera
konsultasi ke dokter. Karena banyaknya penyakit yang dapat menyebabkan demam dan diare
yang berdarah, tes laboratorium adalah cara paling tepat untuk mendiagnosis penyakit ini.

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan pertanyaan mengenai gejala,
makanan yang baru Anda konsumsi, serta lingkungan pekerjaan dan rumah Anda. Dokter juga
akan memeriksa sampel feses untuk mengonfirmasi diagnosis. Tes darah dapat dilakukan apabila
gejala parah atau untuk mengeliminasi penyebab lainnya yang mungkin terjadi.

Dokter Anda mungkin juga akan melakukan pemeriksaan tambahan lainnya untuk memutuskan
apakah pengobatan dengan antibiotik sudah cukup membantu atau tidak.

Bagaimana disentri diobati?

Penting untuk dipahami bahwa setiap pasien membutuhkan perawatan yang berbeda-beda.
Penanganan penyakit ini akan tergantung pada tingkat keparahan gejala yang dialami pasien.
Hanya dokterlah yang dapat menilai dan mentukan perawatan terbaik apa saja yang dibutuhkan
setiap pasiennya.

Beberapa pasien mungkin harus mendapatkan perawatan di rumah sakit selama beberapa hari.
Sementara pasien lainnya cukup di rawat di rumah dengan istirahat total.

Namun secara umum ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mengobati penyakit ini, di
antaranya:

 Antibiotik

Antibiotik adalah obat disentri yang paling ampuh. Dokter biasanya akan meresepkan obat
antibiotik untuk membunuh bakteri penyebab disentri dalam tubuh. Beberapa antibiotik yang
sering digunakan adalah Ceftriaxone (biasanya diberikan jika pasien sedang hamil),
Chloramphenicol, Ampisilin, trimethoprim-sulfamethoxazole, dan Ciprofloxacin.

Selain itu, dokter juga mungkin akan meresepkan antibiotik metronidazole (Flagyl) atau
tinidazole (Tindamax). Obat-obatan tersebut dapat membunuh parasit. Dalam beberapa kasus,
obat lanjutan diberikan untuk memastikan semua parasit hilang.

Antibiotik paling ampuh ketika jumlah obat di dalam tubuh dijaga dengan tingkat yang
konsisten. Maka, minum obat antibiotik yang diresepkan dokter dengan interval yang kurang
lebih sama.

Menggunakan antibiotik saat tidak dibutuhkan meningkatkan risiko terkena infeksi yang kebal
dengan pengobatan antibiotik. Oleh sebab itu, konsumsi obat antibiotik tersebut sesuai dengan
yang diinstruksikan dokter.

Lanjutkan menggunakan obat antibiotik sampai habis, meskipun gejala disentri menghilang
setelah beberapa hari. Berhenti minum obat terlalu dini justru dapat membuat bakteri penyebab
disentri tetap tumbuh, yang berakibat kambuhnya infeksi. Beritahu dokter jika kondisi gejala
yang Anda alami tidak kunjung hilang atau memburuk. Silakan konsultasi ke dokter untuk
informasi lebih lanjut.

 Pengganti cairan dan garam

Bagi beberapa orang, diare ringan dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. Namun,
bagi beberapa orang lainnya, diare yang dialaminya mungkin lebih berat, sehingga bisa
menyebabkan masalah lain, seperti dehidrasi (kehilangan terlalu banyak cairan tubuh). Dehidrasi
ini disebabkan karena terlalu banyak cairan yang keluar dari tubuh melalui buang air besar yang
terlalu cair dan sering pada saat diare.

Untuk orang dewasa yang dalam kondisi sehat, minum air cukup untuk melawan efek dehidrasi
dari diare. Anak-anak dapat menggunakan cairan hidrasi oral, seperti oralit. Namun ingat, oralit
tidak bisa menyembuhkan disentri, melainkan membantu mengobati ataupun mencegah pasien
mengalami dehidrasi.
Anda bisa membuat oralit dengan tiga bahan dasar yang sudah pasti ada di rumah, yaitu gula,
garam, dan air. Campurkan semua bahan tersebut dalam sebuah wadah dan minumlah selama
beberapa kali dalam sehari sampai tubuh benar-benar pulih. Jika tidak memungkin membuat
sendiri, Anda dapat membeli oralit kemasan di apotek terdekat lalu dilarutkan dalam segelas air.

Untuk bayi yang berusia di bawah 6 bulan, Anda bisa terus memberikannya ASI eksklusif (ASI
saja) untuk mencegah diare semakin memburuk. Kandungan dalam ASI dapat menghambat
pertumbuhan kuman yang menyebabkan diare.

Sementara bagi anak-anak dan orang tua yang mengalami dehidrasi parah memerlukan
penanganan di unit gawat darurat di rumah sakit. Hal ini agar mereka dapat menerima garam dan
cairan melalui infus, dibanding lewat mulut. Hidrasi melalui infus memberikan air dan nutrisi
yang penting pada tubuh lebih cepat dari cairan oral.

Pengobatan di rumah
Apa saja perubahan-perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang
dapat dilakukan untuk mengatasi disentri?

Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi
disentri:

 Perbanyak istirahat, hindari melakukan aktivitas yang berat selama beberapa waktu.
 Minum obat sesuai yang dianjurkan dokter.
 Jika anak Anda menggunakan popok dan memiliki infeksi bakteri, bersihkan tempat
penggantian popok dengan disinfektan, seperti cairan pemutih perabotan dan buang
popok di tempat sampah yang tertutup. Kemudian cuci tangan Anda dengan sabun dan air
hangat.
 Orang yang memiliki infeksi bakteri tidak boleh mempersiapkan makanan atau
menuangkan air untuk orang lain. Bakteri masih ada di tubuh orang yang memiliki
shigellosis sampai 1 atau 2 minggu setelah gejala muncul.
 Menjaga kebersihan makanan atau minuman, dan alat makan agar infeksi tidak menyebar
ke orang di sekitar Anda.
 Mengonsumsi makanan lunak, tinggi protein dan rendah serat.
 Hindari mengonsumsi makanan yang terlalu pedas, asam, berminyak, berlemak, dan
makanan mentah.
 Hindari mengonsumsi susu dan produk susu lainnya yang tidak dipasteuriasi.
 Hindari mengonsumsi minuman kemasan jika segelnya rusak.
 Cukupi kebutuhan cairan tubuh Anda dengan banyak minum air putih.
 Cuci tangan teratur dengan sabun dan air hangat untuk mengurangi risiko penyebaran
infeksi.

Você também pode gostar