Você está na página 1de 17

Tugas Evaluasi EBI – Etika Bisnis Arsitektur

Arsitek sebagai Panggilan Hidup Bukan Panggilan untuk Suatu


Pekerjaan

Oleh :
Hendratmo Cesmamulya
18515009

Dosen Pengampu :
Ir. Ahmad Saifudin Mutaqi, MT, IAI, AA

Pendidikan Profesi Arsitektur


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia
2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 2


KATA PENGANTAR ............................................................................................ 3
Bab 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 4
Latar Belakang ......................................................................................... 4
Permasalahan ........................................................................................... 5
Tujuan ...................................................................................................... 5
Bab 2 PEMBAHASAN .......................................................................................... 6
Mengapa harus menjadi arsitek ? ............................................................. 6
Arsitek yang Seperti Apa ? ...................................................................... 8
2.2.1 Yu Sing ............................................................................................. 9
2.2.2 Riri Yakub ...................................................................................... 10
2.2.3 Denny Setiawan .............................................................................. 11
2.2.4 Andy Rahman ................................................................................. 12
Arsitek Merupakan Bisnis di Bidang Jasa ............................................. 12
Arsitek Sebagi Panggilan Hidup Bukan Panggilan Untuk Suatu Pekerjaan
............................................................................................................... 14
Bab 3 Kesimpulan dan saran ................................................................................ 16
Bab 4 Daftar isi ..................................................................................................... 17

2
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta'ala, atas rahmat


dan ridho-Nya serta limpahan rahmat, taufiq serta inayah-Nya. Shalawat serta
salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad Salallahu 'Alaihi Wasalam.
Makalah dengan judul “ Arsitek sebagai panggilan hidup bukan sebagai panggilan
pekerjaan” disusun guna memberikan pandangan tentang praktek cara pandang
profesi arsitek yang bermartabat pada masa kini

Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terimakasih kepada semua


pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung demi
terwujudnya makalah ini. Saya mengharapkan semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan berguna bagi kemajuan ilmu pada umumnya dan kemajuan bidang
pendidikan arsitektur pada khususnya.

3
BAB 1
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Arsitek merupakan suatu profesi yang berperan dalam perencanaan dan
perancangan dibidang jasa konstruksi meliputi tata bangunan, tata ruang, dan tata
lingkungan. Menurut Ahmad Saifuddin Mutaqi, selaku ketua Ikatan Arsitek
Indonesia ( IAI ) dearah DIY Yogyakarta periode 2016 – 2019, menyatakan bahwa
dalam merancang seorang arsitek harus berfikir tentang kaidah fungsi, konstruksi,
harga, estetika, dan nilai lokal yang bertujuan untuk mewadahi aktivitas dan
kenyamanan hidup manusia.

Namun dalam pelaksanaannya di Indonesia, profesi arsitek masih


dipandang berbeda – beda dan sebelah mata dimasyarakat ( Imaji, 2018 ). Padahal
arsitek merupakan salah satu dari empat subsetktor ekonomi kreatif dengan
peretumbuhan tertinggi, yaitu 6,62% ( Imaji, 2018 ). Peraturan yang ditetap IAI
sendri belum sepenuhnya dapat terlaksana di Indonesia, masih banyak pelaku –
pelaku profesi arsitek yang tidak mengikuti panduan atau aturan yang ada padahal
dalam aturan tersebut sudah menjelaskan dengan rinci bagaimana sikap atau etika
yang harus dimiliki oleh seorang arsitek.

Tulisan ini berisikan pandangan penulis tentang tentang praktek cara


pandang profesi arsitek yang bermartabat pada masa kini. Ulasan yang dibahas
berupa alasan mengapa harus menjadi arsitek, menjadi arsitek yang sepeti apa,
arsitek dalam bidang bisnis, arsitek sebagai panggilan hidup. Besar harapan penulis
agar tulisan ini dapat menjadi rujukan atau inspirasi bagi yang ingin dan masih buta
akan jasa di bidang profesi arsitek.

4
Permasalahan
1. Mengapa harus menjadi arsitek ?
2. Bagaimanakah cara menjadi arsitek yang keren ?
3. Apa yang dimaksud arsitek sebagai pandangan hidup bukan
panggilan suatu pekerjaan ?

Tujuan
1. Untuk mengetahui alasan harus menjadi arsitek
2. Untuk mengetahui cara menjadi arsitek yang keren
3. Untuk mengetahui arti arsitek sebagai pandangan hidup bukan
panggilan suatu pekerjaan

5
BAB 2
PEMBAHASAN

Mengapa harus menjadi arsitek ?


Merupakan sebuah pertanyaan mendasar yang penulis rasakan
sebelum menulis makalah ini. Faktanya, berasarkan data dari Ikatan Arsitek
Indonesia ( IAI ) tahun 2016, jumlah rasio perbandingan arsitek yang
terdaftar di Indonesia dengan total penduduk di Indonesia masih sangat
sedikit jika dibandingkan dengan negara lain yaitu 1 : 83.000, hal ini berarti
satu arsitek harus mengayomi 83.000 manusia. Angka tersebut jauh lebuh
kecil dibandingkan Tiangkok yang memiliki rasio arsitek 1:40.000 dari
jumlah penduduk sebanyak 1,5 miliar. Contoh lain yaitu Jepang dan Italia
yang bahkan memiliki rasio arsitek 1:400.

Berdasarkan dari data tersebut, bukankah profesi arsitek memiliki


peluang yang tinggi jika ingin dikembangkan di negara ini ? jaman
sekarang berbeda dengan jaman orde baru ataupun jaman 98, sekarang
jamannya revormasi, Indonesia lagi sibuk – sibuknya dalam membangun.
Namun perlu diingat seperti pembahasan sebelumnya, banyak point – point
yang harus dimiliki oleh seorang arsitek.

Menurut Han Awal, selaku arsitek senior di Indonesia mengatakan


bahwa kerja praktik harus menempuh dunia akdemis berupa pemikiran,
konsep dan teori dengan masalah teknis lapangan yang sangat real dan
terukur. Dikatakan juga oleh Denny Setiawan, selaku principal architect di
Studio Denny Setiawan ( sDs ) mengatakan bahwa modal keyakinan saja
tidak cukup untuk menjadi seorang arsitek, perlu tujuan dan pandangan
harus menjadi arsitek yang bagaimana. Untuk mengenal dan menentukan
harus menjadi arsitek yang bagaimana bukankan kita sebagai calon atau
peminat profesi arsitek harus menempuh jalur akademisi arsitek ?

6
Gambar 2.1. Diagram alur keprofesian arsitek
Sumber: Imaji, 2018

7
Unttuk wilayah Jakarta, dalam peraturan Gubernur DKI Jakarta
No.132 Tahun 2077 tentang Izin Pelaku Teknis Bangunan ( IPTB ) setiap
individu perorangan yang bergerak dibidang jasa harus memiliki lisensi.
Dalam pedoman keprofesian IAI, disebutkan bahwa untuk menjadi arsitek
seseorang harus menempuh pendidikan profesi arsitek setelah lanujt sarjana
1 khusus lulusan arsitek 2016 keatas. Namun dalam pelaksanaannya,
kebijakan tersebut masih belum menyeluruh diterapkan di Indonesia.
Indonesia masih menganut sistem “dualism” dalam pandangan profesi
arsitek, kebanyakan pelaku arsitek masih menganggap bahwa lisensi
tersebut masih tidak terlalu urgent, ketika sudah lulus S1 orang bisa dapat
langsung berpraktik menjadi arsitek. Hal kepemilikan lahan masih menjadi
issue utama, masyarakat berfikir bahwa tanah yang dimiliki merupakan hak
penuh yang tiap individu miliki, peran pemerintah masih sangat kecil dalam
kepemilikan lahaan hal ini diakibatkan dari sistem penjajahan yang masih
berlaku sampai sekarang, Sehingga masyarakat “membangun” dengan
kemampuan mereka yang seadanya, tanpa perlu adanya lisensi atau
pendampingan arsitek yang ahli dalam bidangnya. Lisensi diperlukan untuk
mengontrol pembangunan masyarakat, sehingga arsitek dapat berperan
dalam membangun sebuah peradaban.

Arsitek yang Seperti Apa ?


Setelah memilih untuk menempuh profesi arsitek, dan mengikuti
etika dan aturan yang ada, akan muncul pertanyaan di dalam diri, mau
menjadi arsitek yang seperti apa ? ini bukanlah pertanyaan yang mudah,
seorang arsitek harus bisa untuk berdialog dengan diri sendiri… harus
menahan ego dalam mendesain dan paham akan mau client atau pengguna
jasa arsitek ( Imaji, 2018 ). Mengapa tidak mudah ? karena profesi arsitek
bukanlah sekedar teori, perlu adanya “praktik” tanpa hal itu maka seorang
arsitek tidak bisa dikatakan sebagai arsitek sepenuhnya. Butuh pengalaman
kerja bertahun – tahun tidak bisa instan. Agar tidak salah dalam melangkah,
perlu adanya sumber inspirasi tokoh dan gagasan – gagasan yang bagus

8
atau yang mencerminkan selera perorangan. Berikut ini beberapa contoh
tokoh arsitek – arsitek muda yang bisa dijadikan sebagai sumber inspirasi
tokoh jaman now, menurut penulis sendiri dalam beberapa tahun kedepan
mereka akan dapat mengembangankan dirinya menjadi tokoh pionir
pembanguanan di Indonesia. Perlu diketahui, disini penulis memberikan
bagaimana cara pandang mereka dalam memandang bagaimana profesi
arsitek.

2.2.1 Yu Sing

Gambar 2.2. Profil Yu Sing


Sumber: Penulis, 2018

Pernah sekali beliau berfikir, bahwa arsitek itu hanya dapat


digunakan oleh kaum dengan pendapatan menengah keatas. Namun bagi
yang tidak memiliki “uang” maka kesempatan untuk mendapatkan jasa
arsitek seolah tertutup. Bermula dari adanya gejolak diri tersebut beliau
memutuskan untuk membuat akonoma. Beliau menyatakan bahwa arsitek
merupakan kata. Kata yang bukan sekedar omong kosong, tapi kata yang
mampu menggerakkan lingkungan sekitarnya demi mewujudkan
lingkungan yang manusiawi dan sadar akan nilai - nilai alam.

Arsitek bukan hanya sekedar ajang untuk berlomba – lomba demi


mewujutkan siapa yang paling baik, namun lebih dari itu bagaimana ia
dapat berperan aktif dalam menggerakkan masyarakat. Penggunaan kata

9
dalam berkomunikasi dengan masyarakat merupakan factor utama bagi
beliau, penggunaan kata yang tepat dapat mengedukasi masyarakat, dari
edukasi tersebut akan muncul pemikiran – pemikiran baru yang tumbuh di
suatu masyarakat, pemikiran positif tentunya pikiran yang dapat
menumbuhkan rasa arsitektural bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

2.2.2 Riri Yakub

Gambar 2.3. Profil Riri Yakub


Sumber: Penulis, 2018

Arsitek bukanlah profesi yang konstan, banyak langkah yang bisa


ditempuh untuk menjadi arsitek, bahkan terkadang si arsitek sendiri tidak
pernah membayangkan untuk menjadi arsitek. Seperti yang dialami Riri
Yakub, setalah tamat di dunia arsitek beliau malah terjun ke ranah
publishing atau percetakan selama 6 tahun ( Riri, 2018 ). Studi Magisternya
di universitas Trisakti hingga saat ini belum selesai. Namun beliau selalu
saja hadir dengan pembawaan santai, menurut Ary Indra selaku arsitek
profesional pada aboday architect, pada tahun 2010 Riri memutuskan hijrah
ke dunia arsitek bukan karena sebuah kecelakaan namun ia melakukannya
karena ingin, keinginan itu timbul dengan sendiri dan santai seperti air yang
tenang, bahkan beberapa project awal malah dijadikan ajang percobaan.
Riri selalu menikmati langkah demi langkah dari setiap desain yang ia buat,
berwal dari project Kiri house yang merupakan rumah tinggalnya sendiri,
hingga proyek – proyek sekala besar hingga saat ini.

10
2.2.3 Denny Setiawan

Gambar 2.4. Profil Denny Setiawan


Sumber: Penulis, 2018

Titik terberat dalam jatuh cinta kepada seorang arsitek yaitu kita
tidak bisa lepas dari bayang – bayang masa lalu, desain yang kita hasilkan
seolah – olah selalu dalam bayang – bayang mereka. Menurut Denny
Setiawan hal ini bukanlah hal sulit, baginya tokoh – tokoh arsitek yang
menjadi idola merupakan tempat untuk menimba ilmu dan mencari
cerminan diri, seorang arsitek harus menunjukan identitas asli siapakah dia.
Walaupun beliau sudah bekerja di perusahaan sekelas Djuara djuara
konsultan, namun beliau tidak lupa akan tujuan awal dia berasritektur,
beliau hanya butuh 2 tahun untuk bekerja di tempat tersebut, lalu keluar
membuat ceritanya sendiri dalam berarsitektur. Arsitek merupakan tombak
peradaban ( Imaji, 2018 ). Arsitek harus mampu berkarya sesuai dengan
kondisi ruang dan waktu, oleh karena itu desain yang dihasilkan tidak ada
yang pasti, semua mengikuti konteks site yang berlaku di masyarakat
sekitar. Untuk mengembangkan pengetahuan dan meningkatkan kepekaan
akan lingkungan, beliau memutuskan untuk melanjutkan S2 di Universitas
Trisakti dan lulus tahun 2015.

11
2.2.4 Andy Rahman

Gambar 2.5. Profil Andy Rahman


Sumber: Penulis, 2018

Terkadang sikap idealism pada seorang arsitek membuat apa yang


mereka pikirkan selalu menjadi solusi yang terbaik, namun tidak pula
muncul keraguan apakah hal tersebut dapat terealisasikan secara nyata ?
Setelah 10 tahun berkarya Andy Rahman berhasil keluar dari titik keraguan
tersebut, jalan arsitektur beliau kembali lagi ke konsep ketuhanan, kembali
untuk ridho dan diridhoi ( imaji, 2018 ). Arsitek bukan hanya sekedar
profesi untuk mencari dan membantu sesama, namun sekaligus jalan
kembali kepada tuhan. Kepuasan dan tanggung jawab ketika desain harus
diwujudkan secara professional dan baik dilapangan bukan sekedar
bekerja, namun berkarya.

Arsitek Merupakan Bisnis di Bidang Jasa


Perlu diketahui, untuk menjadi arsitek handal tidak cukup dengan
cara kerja dan desain yang keren. Desain yang keren merupakan cerminan
bagaimana seorang arsitek dapat menjembatani ego desain yang dimiliki ,
apa yang clinet inginkan serta bagaimana desain tersebut dapat
berpengaruh pada lingkungan sekitar. Arsitek merupakan sebuah bisnis
dibidang jasa, yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan tertentu.
Perlu adanya komunikasi dengan pihak client, seorang arsitek tidak dapat

12
berjalan sendiri tanpa adanya client, tanpa client apa yang didesain ? Jika
sudah menentukan ingin menjadi arsitek yang seperti apa, agar orang lain
mau menggunakan jasa arsitek kita, maka perlu adanya proses marketing.
Marketing dalam ranah dunia arsitektur merupakan proses menjual diri,
jual diri dalam arti positif yang bertujuan untuk memperkenalkan diri
kepada calon client, berinterksi, dan memperoleh proyek dari apa yang
client inginkan ( Imaji, 2018 ). Menurut buku Starting Architecture firm
karya imaji pada tahun 2018, menjelaskan bahwa beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam melakaukan marketing yaitlu :

1. Kenali dan cari potensi diri


Seperti pembahasan yang sebelumnya, perlu mengerti ingin
menjadi arsitek yang sepeti apa. Harus dapat menjawab
pertanyaan pada diri sendiri seperti, kelebihan dan kekuranagn
saya dalam berarsitektur apa ? Visi dan misi dalam berarsitektur
diri seperti apa ?

2. Tentukan target market dan Client yang diinginkan


Mulai fokus pada satu pekerjaan arsitek dari hal kecil namun
tetap sesuai dengan selera diinginkan, seperti desain rumah,
setelah cukup yakin dengan diri, maka melanjutkan ke tahap
berikutnya. Sebisa munkin jangan meloncati proses, nikmatilah
proses tersebut seperti yang Riri Yakub jalani. Ketika
berkomunikasi dalam client, usahakan jujur apa adanya, jangan
sampai menipu client. Awali dari perkenalan diri, terbukalah
dengan client anggap mereka seperti teman akrab. Semakin
banyak orang mengetahui keberadaan seorang arsitek, semakin
besar ia akan memperoleh client ( Imaji, 2018 ). Namun seorang
arsitek harus mempertahankan kebanggan yang ia miliki, jika
seorang arsitek tidak bangga dengan dirinya sendiri maka
bagaimana bisa seorang client bisa yakin untuk menggunakan
jasanya ?

13
3. Komunikasi
Merupakan factor terpenting untuk mengikat client. Masalah
utama jika bertemu dengan calon client yaitu masalah biaya,
perlu adanya edukasi yang bertahap untuk meyakinkan calon
client agar menjadi client kita. Jika client keberatan dengan dana
yang kita ajukan, maka jangan berkecil hati, hal utama dalam
berkomunikasi yaitu untuk memikat hati calon client, bisa jadi
saat ini mereka tidak dapat menggunakan jasa kita namun kita
tidak tau dikemudian hari bagaimana, bisa jadi client akan
menggunakan jasa kita dikemudian hari dan memperkenalkan
kita ke teman – temannya yang lain.

4. Branding
Merupakan reputasi seorang arsitek. Perlu diingat apa yang
seorang arsitek kerjakan akan selalu membekas dan butuh
pertanggung jawaban. Oleh karenanya seorang arsitek harus
selalu berpikir dengan sungguh – sungguh akan apa yang
dikerjakan. Branding sangat mempengaruhi kemampuan
seorang arsitek dalam memperoleh client.

Arsitek Sebagi Panggilan Hidup Bukan Panggilan Untuk


Suatu Pekerjaan

Ketika seseorang telah menjatuhkan pilihan menjadi seorang


arsitek, maka dia harus konsisten dengan dunia yang dipilihnya itu.
PIlihan disni kadang – kadang mudah, namun seringnya tidak mudah.
Bukan sekedar kepercayaan diri, tetapi lebih pada keyakinan. Ketika
kamu meyakini jalanmu, maka yakinlah, kamu sendiri yang harus
menjaga konsistensi sampai menemukan dirimu. Maka ikutilah kata
hatimu, dia akan menuntunmu menuju akhir ( Imaji, 2018 ).

14
Namun keyakinan tersebut harus tetap realistis dan sesuai dengan
kapasitas diri. Seperti kata Agus Samsudin dalam buku 15 Cerita Arsitek
muda, seorang arsitek harus berfikir realistis, setiap jalan arsitektur yang
ia tempuh harus dapat dilihat, diraba, dan dirasakan oleh pancaindra.
Sehingga dalam berarsitek tidak harus selalu tentang gambar, arsitek tidak
harus tentang gambar ? Hal ini seperti yang dilakukan Romo Mangun
sebagai seorang arsitek legenda di Indoneisa, beliau memilih untuk
berparktik tanpa gambar, namun dipikirkan, dibahas, diolah, diselesaikan,
dan dieksekusi di lapangan ( Imaji, 2018 ).

Seperti yang dikatakan Andy Rahman, arsitek bukan hanya sekedar


profesi untuk mencari dan membantu sesama, namun sekaligus jalan
kembali kepada tuhan. Kepuasan dan tanggung jawab ketika desain harus
diwujudkan sepenuhnya sebagai niatan kita seorang arsitek untuk dekat
kepada tuhannya. Karena desain tidak selalu menghasilkan karya yang
keren, ada kalanya karya arsitek tidak menghasilkan karya yang maksimal,
namun jika tenaga pikiran dan niat kita sudah tercurahkan di desain
tersebut, maka selama bangunan tersebut digunakan untuk keperluan
positif maka akan menjadi bekal seorang arsitek kelak dikemudian hari dan
kesenangan dari user atau client akan memberikan aura positif kepada
arstiek tersebut

15
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN

Arsitek merupakan profesi jasa yang memiliki peluang keuntungan


yang menjanjikan pada kemudian hari. Untuk menjadi arsitek yang handal,
tidak dapat dilakukan dengan cara instan harus bertahap. Apapun jalan
arsitek yang tempuh, harus menjunjung tinggi konsitensi yang realistis akan
akan menciptakan kehidupan yang lebih baik kedepannya, jika seseorang
telah menjatuhkan pilihan menjadi seorang arsitek, maka dia harus
konsisten dengan dunia yang dipilihnya itu. Maka ikutilah kata hatimu, dia
akan menuntunmu menuju akhir. Arsitek bukan hanya sekedar profesi
untuk mencari dan membantu sesama, namun sekaligus jalan kembali
kepada tuhan. Kepuasan dan tanggung jawab ketika desain harus
diwujudkan sepenuhnya sebagai niatan kita seorang arsitek untuk dekat
kepada tuhannya. Karena desain tidak selalu menghasilkan karya yang
keren, ada kalanya karya arsitek tidak menghasilkan karya yang maksimal,
namun jika tenaga pikiran dan niat kita sudah tercurahkan di desain
tersebut, maka selama bangunan tersebut digunakan untuk keperluan
positif maka akan menjadi bekal seorang arsitek kelak dikemudian hari dan
kesenangan dari user atau client akan memberikan aura positif kepada
arstiek tersebut

16
BAB 4
DAFTAR ISI

Akmal, Imelda. (2017). 15 Cerita Arsitek Muda. Jakarta: Imaji Media Pustaka.
Akmal, Imelda. (2018). Pedoman Praktik Profesi Arsitek. Jakarta: Imaji Media
Pustaka.
Akmal, Imelda. (2018). Starting Architectur Firm. Jakarta: Imaji Media Pustaka.
Anastasya, Erlina. (2018). A Design For Life. Jakarta: Imaji Media Pustaka.

17

Você também pode gostar