Você está na página 1de 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Syetan akan membisikan kepada manusia agar mereka merubah ciptaan Allah, dan

manusia tersebut benar-benar akan merubahnya. Fenomena besar yang terjadi sekarang

ini, yaitu semakin banyaknya atau berbondong-bondong orang untuk melakukan berbagai

operasi. Contoh operasi yang sekarang sering diperbincangkan seperti operasi plastik,

operasi kelamin, dan operasi selaput dara.

Operasi plastik adalah sebuah permasalahan yang harus disikapi karena operasi ini

dapat dikatakan merubah bentuk ciptaan Allah. Selain itu ada juga operasi selaput dara

(pada wanita) yang merupakan operasi untuk memperbaiki selaput dara yang rusak atau

mengembalikannya kepada tempat semula. Operasi ini dikhawatirkan dapat menjadi

penyimpangan kebohongan yang besar dalam berkeluarga ataupun lainnya.

Sedangkan operasi kelamin merupakan suatu tindakan operasi untuk menggantikan

kelamin seseorang, dimana operasi ini tidak diragukan lagi, bahwa operasi ganti kelamin

ini adalah sesuatu yang diharamkan oleh syariat, bahkan termasuk dosa besar. Dalil-dalil

yang mengarah ke sana cukup banyak, baik dari al Qur’ân, Sunnah, maupun Ijma’.

Allah Azza wa Jalla menciptakan manusia dalam bentuk yang paling indah.

Keindahan ini meliputi banyak sisi, baik dari sisi postur tubuh, kelengkapan anggota

badan, keelokan wajah dan banyak hal lainnya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana hukum operasi plastik dalam islam?

1
2. Bagaimana hukum operasi kelamin dalam islam ?

3. Bagaimana hukum operasi selaput dara dalam islam ?

4. Bagaimana pandangan islam tentang waria ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui dan memahami hukum operasi plastik dalam islam

2. Untuk mengetahui dan memahami hukum operasi kelamin dalam islam

3. Untuk mengetahui dan memahami hukum operasi selaput dara dalam islam

4. Untuk mengetahui pandangan islam tentang waria

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 OPERASI PLASTIK

2.1.1 Pengertian

Dalam sebuah kaidah fiqih disebutkan bahwa:

‫التحريم على لدليل يد ّل حتى اإلباحة ألشياءفى ألصل ا ا‬

Artinya: Asal segala sesuatu itu dibolehkan sampai adanya dalil yang mengharamkannya.

Berdasarkan kaidah tersebut, maka apapun yang kita lakukan sebenarnya boleh kita

lakukan, dan selamanya boleh kita lakukan, hingga adanya dalil atau petunjuk yang

menyatakan haramnya melakukan sesuatu itu.

Oleh karena itu, operasi plastik tampaknya mesti dilihat dari tujuannya. Ada yang

melakukan operasi karena ingin lebih cantik bagi perempuan atau lebih tampan bagi laki-laki,

ada pula yang melakukan operasi plastik karena menghilangkan bekas-bekas akibat

kecelakaan, cacat seperti bibir sumbing dan sebagainya.Permasalahan yang sering kita dapati,

tidak sedikit di antara para muslimah dan termasuk juga para muslim yang melakukan operasi

dengan tujuan agar lebih cantik atau lebih tampan.

2.1.2 Hukum Operasi plastik

a. Hukum melakukan Operasi Plastik dengan Tujuan untuk Kecantikan

Allah menyukai yang indah-indah dan Islam juga membolehkan seseorang untuk

berhias atau mempercantik diri selama tidak berlebih-lebihan, apalagi sampai mengubah

ciptaan Allah.. Kalau kita pikir secara logika, apa ruginya Allah apabila ada yang melakukan

operasi kecantikan, sebab sesuatu yang telah baik diberikan Allah kemudian dilakukan lagi

upaya lain agar pemberian tersebut menjadi super lebih baik, tentunya kalau dipikir-pikir

Allah pasti senang, terlebih Allah juga menyukai hal-hal yang indah-indah.

3
Persoalan inilah yang perlu kita sadari bahwa tidak semua yang dilakukan manusia

yang menurut manusia baik adalah baik pula dalam pandangan Allah. Merubah bentuk salah

satu anggota tubuh yang berbeda dari apa yang diberikan Allah, dalam logika manusia

dipandang baik, karena akan lebih cantik, tampan dan menarik. Asalnya kulit yang diberikan

Allah hitam kemudian dirubah menjadi putih atau warna lainnya. Asalnya hidung yang

diberikan Allah pesek kemudian dirubah menjadi mancung dan sebagainya. Namun

demikian, apa yang dilakukan sebenarnya merupakan tindakan yang tidak percaya dengan

pemberian Allah dan dapat dikatakan sebagai bentuk penghinaan terhadap Allah.

Oleh karena itu merubah ciptaan atau pemberian Allah sebagaimana dideskripsikan di

atas sebenarnya bertentangan dengan kodrat dan iradat Allah. Seharusnya manusia menyadari

bahwa apapun yang diciptakan Allah di dunia ini bukan merupakan hal yang sia-sia (lihat

Q.S. al-Baqarah ayat 26):

Artinya: Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang

lebih rendah dari itu. adapun orang-orang yang beriman, Maka mereka yakin bahwa

perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah

maksud Allah menjadikan Ini untuk perumpamaan?." dengan perumpamaan itu banyak orang

yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya

petunjuk. dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik,

Menurut pandangan manusia atau seseorang yang melakukan operasi bahwa salah

satu anggota tubuhnya kurang menarik, sehingga ia pun berkeinginan untuk merubahnya

melalui operasi. Padahal dalam pandangan Allah pemberian-Nya itu yang dipandang manusia

kurang menarik, sebenarnya memiliki manfaat yang luar biasa, hanya saja ia tidak

mengetahui dan menyadarinya. Mestinya manusia dapat bersyukur terhadap apa yang

diberikan Allah dan memberdayakan pemberian tersebut dengan baik.

4
Selain itu, apabila persoalan di atas dikembalikan kepada sumber hukum Islam yaitu

Alquran, maka Alquran telah secara jelas menyatakan orang yang merubah ciptaan-Nya

adalah orang yang mengikuti jalan dan ajakan syaithan. Hal ini sesuai dengan firman Allah

dalam Q.S. an-Nisa ayat 119

Artnya: Dan Aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-

angan kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang

ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan Aku suruh mereka (mengubah

ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka meubahnya". barangsiapa yang menjadikan syaitan

menjadi pelindung selain Allah, Maka Sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.

Dari ayat tersebut dapat dipahami, bahwa melakukan operasi plastik, yang hanya

bertujuan mempercantik diri termasuk perbuatan syetan yang dilaknat Allah. Contohnya,

operasi untuk memperindah bentuk hidung, dagu, buah dada, atau operasi untuk

menghilangkan kerutan-kerutan tanda tua di wajah, dan sebagainya. Persoalan ini apabila

dilihat dari kaidah yang disebutkan sebelumnya bahwa operasi plastik dengan tujuan untuk

mempercantik [jirahah at-tajmil], maka hukumnya adalah haram.

b. Operasi Plastik untuk Memperbaiki Cacat atau Akibat Kecelakaan

Hukum melakukan operasi plastik dengan tujuan untuk memperbaiki cacat yang

dibawa sejak lahir (al-’uyub al-khalqiyyah) seperti bibir sumbing, atau cacat yang datang

kemudian (al-’uyub at-thari`ah) akibat kecelakaan, kebakaran, atau semisalnya, seperti wajah

yang rusak akibat kebakaran/kecelakaan, maka dapat dikategorikan sebagai mubah atau

dibolehkan melakukan operasi tersebut.

Dalam ushul fikih, cacat atau akibat kecelakaan dapat dikategorikan sebagai mudharat

atau disebut kemudaratan. Kemudaratan mengakibatkan ketidakbaikan yang akhirnya

membuat orang yang mengalami kemudaratan ini tidak merasa nyaman beragama. Oleh

5
karena itu, Islam memang bukan agama yang memudah-mudahkan sesuatu, tetapi bukan pula

agama yang mempersulit. Kemudaratan mesti dihilangkan atau setidaknya menguranginya

melalui operasi plastik.

Bolehnya menghilangkan kemudaratan berupa cacat sejak lahir atau cacat akibat

kecelakaan adalah berdasarkan kaidah fikih yang berbunyi:

‫يزال الضرر‬

Artinya: Kemudaratan itu mesti dihilangkan”,

Sehingga operasi plastik pun legal dilakukan dengan ketentuan sesuai dengan tujuan yang

disebutkan. Selain itu, bolehnya melakukan operasi plastik adalah berdasarkan keumuman

(‘amm) dalil yang menganjurkan untuk berobat (at-tadawiy). Nabi SAW bersabda:

‫شفآء إ له أنزل ال دآء هالل مأأنزل‬

Artinya: Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit, kecuali Allah menurunkan pula

obatnya. (HR Bukhari).

Dalam hadits yang lain Nabi SAW bersabda pula:

‫تداو ْو هللا يآعباد‬


َ ‫فإن‬ّ ‫شفآء له وضع إال داء يصنع لم هللا‬

Artinya: Wahai hamba-hamba Allah berobatlah kalian, karena sesungguhnya Allah tidak

menurunkan satu penyakit, kecuali menurunkan pula obatnya.” (HR Tirmidzi).

Dalam ushul fikih disebutkan bahwa selama tidak ada dalil yang mengkhususkan dalil umum,

maka selama itu pula dalil umum dapat diamalkan. Hadis di atas dipandang sebagai hadis

6
yang umum, dan dapat diamalkan atau dapat dijadikan hujjah, karena tidak ditemukan adanya

dalil yang mengkhususkannya.

2.2 OPERASI GANTI KELAMIN

2.2.1 Pengertian

Operasi ganti kelamin (transeksual) adalah usaha seorang dokter ahli bedah plastik dan

kosmetik untuk mengganti kelamin seorang laki-laki menjadi kelamin perempuan atau

sebaliknya melalui proses operasi.

Pengubahan jenis kelamin laki-laki menjadi perempuan dilakukan dengan memotong

penis dan testis, kemudian membentuk kelamin perempuan (vagina) dan membesarkan

payudara. Sedang pengubahan jenis kelamin perempuan menjadi laki-laki dilakukan dengan

memotong payudara, menutup saluran kelamin perempuan, dan menanamkan organ genital

laki-laki (penis). Operasi ini juga disertai pula dengan terapi psikologis dan terapi hormonal.

2.2.2 Hukum

a. Diharamkan

Manusia yang kahir dalam keadaan normal jenis kelaminnya sebagai pria atau wanita

karena mempunyai alat kelamin satu berupa dzakar (penis) atau farj (vagina) yang normal

karena sesuai organ kelamin dalam, tidak diperkenankan oleh hukum islam melakukan

operasi ganti kelamin.

Dalil-dalil syari’ yang mengharamkan operasi ganti kelamin bagi orang yang lahir

normal dan sempurna jenis kelaminnya antara lain sebagai berikut:

1) QS. Al-Hujarat: 13

Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang

perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling

7
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah

orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha

Mengenal.

Ayat ini mengajarkan prinsip equality before God and law, artinya manusia dihadapan

Tuhan dan hukum itu sama kedudukannya apapun jenis kelaminnya. Oleh karena itu jenis

kelamin normal harus disyukuri dengan jalan menerima kodratnya dan menjalankan semua

kewajiban sebagai makhluk terhadap Khalik tanpa mengubah jenis kelamin.

2) QS. An-Nisa: 119

Dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan

kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu

mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah),

lalu benar-benar mereka meubahnya. Barangsiapa yang menjadikan syaitan menjadi

pelindung selain Allah, Maka Sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.

Di dalam Tafsir al-Thabari disebutkan beberapa perbuatan manusia yang diharamkan

karena termasuk merubah ciptaan Tuhan, seperti mengebiri manusia, homoseksual, lesbian,

menyambung rambut, pangur, membuat tato, mencukur bulu muka (alis), dan takhannust

(pria yang berpakaian dan bertingkah laku seperti wanita atau sebaliknya.

3) Hadits Nabi riwayat Bukhari dan enam ahli hadits lainnya dari Ibnu Mas’ud:

‫لعن هللا المتشبها ت من النساء با الر جال والمتشبهين من الرجال باالنساء‬

Allah mengutuk pria-pria yang menyerupai wanita-wanita dan wanita-wanita yang

menyerupai pria.

8
Hadits ini menunjukkan bahwa seorang pria atau wanita dengan jenis kelamin normal

dilarang oleh Islam mengubah jenis kelaminnya, karena mengubah ciptaan Allah Swt tanpa

alasan yang hak yang dibenarkan.

Demikian pula seorang laki-laki atau wanita yang mempunyai jenis kelamin normal tapi

berpakaian dan bertingkah laku yang berlawanan dengan jenis kelamin sebenarnya, maka

islam juga mengharamkannya, sebab pada hakikatnya organ kelaminnya normal tapi

psikisnya yang tidak normal. Karena itu upaya kesehatan mentalnya ditempuh melalui

pendekatan keagamaan dan kejiwaan.

Kemudian orang-orang yang memberikan fasilitas dan dukungan morilnya, termasuk

kedua orang tuanya yang memberikan izin penggantian kelamin dan dokter yang melakukan

operasi turut menanggung dosanya. Jadi jelaslah, bahwa semua orang yang terlibat langsung

atau tidak langsung dala upaya penggantian kelamin mendapatkan dosa yang sama besarnya

dengan dosa yang diperbuat oleh orang tersebut.

b. Diperbolehkan

Operasi ganti kelamin diperbolehkan kepada orang yang lahir dalam keadaan yang tidak

normal jenis kelaminnnya, namun itupun tergantung kepada keadaan organ kelamin luar dan

dalam yang dikelompokkan sebagai berikut:

1) Apabila seseorang mempunyai organ kelamin dua atau ganda tidak dua penis dan

vagina, maka untuk memperjelas identitas jenis kelaminya, ia boleh melakukan operasi

mematikan organ kelamin yang satu dan menghidupkan organ kelamin yang lain sesuai

dengan organ kelamin bagian dalam. Misalnya seseorang mempunyai dua alat kelamin yang

berlawanan, yakni penis dan vagina, dan disamping itu ia juga mempunyai rahim dan

ovarium yang merupakan ciri khas dan utama untuk jenis kelamin wanita, maka ia boleh

bahkan disarankan operasi mengangkat penisnya demi mempertegas identitas jenis kelamin

kewanitaannya. Dan sebaliknya, ia tidak boleh mengangkat vaginanya dan membiarkan

9
penisnya, karena berlawanan dengan organ kelaminya yang bagian dalam yang lebih vital,

yakni rahim dan ovarium.

2) Apabila sesorang mempunyai organ kemin satu yang kurang sempurna bentuknya,

misalnya ia mempunyai vagina yang tidak berlubang dan ia mempunyai rahim dan ovarium,

maka ia boleh bahkan dianjurkan oleh agama untuk operasi memberi lubang pada vaginya.

Demikian pula sesorang punya penis dan testis tetapi lubang penisnya tidak berada di ujung

penisnya, tetapi di bagian bawah penisnya, maka ia pun boleh operasi untuk dibuatkan

lubangnya yang normal.

Adapun dalil-dalil syar’i yang bisa membenarkan operasi yang bersifat memperbaiki atau

menyemprnakan organ kelamin antara lain sebagai berikut :

· ‫لجلب المصلحتة ود فع المفسدة‬

Untuk mengusahakan kemaslahatan dan menghilangkan kemudhorotan. Orang yang

lahir tidak normal jenis kelaminnya terutama yang banci alami bisa mudah mengalami

kelainan psikis dan sosial, akibat masyarakat yang tidak memperlakukannya secara wajar.

Yang pada gilirannya bisa menjerumuskan ia ke dalam duniaa pelaacuran dan menjadi

sasaran kaum homo. Karena itu, apabila kemajuan teknologi kedokteran bisa memperbaiki

kondisi kesehatan fisik dan psikis/mental si banci alami melalui operasi kelamin maka Islam

membolehkan bahkan menganjurkan/memandang baik, karena maslahahnya lebih besar

daripada mafsadatnya, apalagi jika kebancian alami dikategorikaan sebagai penyakit yang

menurut pandangan Islam wajib berikhtiar diobati.

· Adapun Hadits Nabi yang melarang orang mengubah ciptaan Allah sebagaimana

diriwayatkan Bukhari dan lain-lain dari Ibnu Mas’ud di atas, apabila tidak membawa

maslahah yang besar bahkan membawa mafssadat/risiko. Pengebirian seorang pria dengan

mengangkat testisnya yang bisa mmenyebabkaan kemandulan tetap. Tetapi apabila

mengubah ciptaan Allah itu membawa maslahah yang besar dan menghindari mafsadat Islam

10
membenarkan. Misalnya khitan anak pria dengan jalan menghilangkan kulup.

3. Status Hukum Setelah Operasi

Apabila sifat dan tujuan operasi kelaminnya itu tabdil/taghyiril khilqah artinya

mengubah ciptaan Allah, maka status jenis kelaminya tetap tidak berubah sehingga

kedudukannya sebagai ahli waris misalnya, ia tetap berstatus dengan jenis kelaminya yang

asli yang normal pada waktu lahirnya.

Tetapi apabila sifat dan tujuan operasi kelamin itu hanya untuktashih/takmil artinya

memperbaiki atau menyempurnakan jenis kelaminya saja maka operasi kelamin semacam ini

selain dibenarkan oleh Islam juga berakibat merubah status jenis kelamin dari waria menjadi

wanita atau pria yang penuh identitasnya, sesuai dengan kenyataan organ kelamin bagian luar

dan dalam yang dimiliki setelah operasi.

Sebagai konsekuensi diizinkan seorang waria atau banci alami menjalani operasi

perbaikan jenis kelaminnya, maka ia boleh melakukan perkawinan dengan pasangan yang

berbeda jenis kelaminnya, dan ia berhak mendapat bagian warisan sesuai dengan jenis

kelaminnya setelah operasi.

2.3 OPERASI SELAPUT DARA

2.3.1 Pengertian

Keperawanan adalah selaput tipis yang ada di wilayah vagina (kemaluan wanita), yang

dalam istilah kedokterannya disebut dengan hymen (Inggris).[9] Perawan adalah wanita yang

belum pecah selaput daranya dan belum pernah disentuh laki-laki. Seandainya laki-laki

disebut perjaka jika ia belum pernah menggauli wanita.

11
Operasi selaput dara atau pengembalian keperawanan adalah memperbaiki dan

mengembalikannya pada tempat semula sebelum sobek atau pada tempat yang dekat

dengannya, dan hal itu adalah pekerjaan para dokter spesialis.

Sisi Positif Dan Negatif

Setiap perbuatan hukum, mesti berhubungan dengan manfaat dan madlarat,

a) Beberapa manfaat operasi selaput dara yaitu:

1) Untuk menutupi aib

Pekerjaan yang dilakukan oleh dokter ini, membawa unsur kemaslahatan, yaitu untuk

menutupi aib seorang gadis, apapun sebab hilangnya keperawanan itu, sehingga aib tersebut

bisa disembunyikan. Karena jika tidak akan tejadi bencana pada dirinya.

2) Melindungi keluarga

Disamping manfaat untuk menutupi aib, ada kepentingan lain yaitu melindungi sebagian

keluarga –yang akan dibentuk kemudian hari–dari hal-hal yang menyebabkan kehancuran.

3) Pencegahan dari prasangka buruk

Pekerjaan tersebut membantu untuk menyebarkan prasangka baik dalam masyarakat, dan

menutup pintu dimana jika ia dibiarkan terbuka akanada kemungkinan masuk darinya

prasangka buruk ke dalam hati dan hal tersebut kadang menyebabkan kedzaliman atas gadis-

gadis yang tidak bersalah.

4) Mewujudkan keadilan antara pria dan wanita

Seorang lelaki, dengan kekejian dan perbuatan tercela apapun yang ia lakukan tidak akan

menimbulkan pengaruh fisik pada tubuhnya, dan tidak ada kecurigaan apapun yang ada

disekitarnya, jika perbuatan tersebut tidak dapat dibuktikan melalui perangkat hokum

syariata, sementara itu seorang gadis akan disalahkan secara social dan adat atas hilangnya

12
kegadisannya, meskipun tidak ada satu bukti yang diakui oleh syariat sekalipun atas

perbuatan kejinya.

5) Mendidik masyarakat

Penjelasan tentang pengaruh yang mendidik masyarakat secara umum adalah bahwa

sebuah kemaksiatan jika ditutupi, bahanya akan terbatas diwilayah yang sempit sekali tetapi

apabila hal tersebut tersebar dalam masyarakat maka pengaruh buruknya akan bertambah dan

akan berkuranglah rasa segan orang untuk melakukanya sampai melemahkan perasaan social

dikarenakan pengaruh buruknya dan jika telah sampai kebatas ini maka melakukan

kemaksiatan tersebut akan menjadi hal yang sepele.

b) Adapun madlarat operasi selaput daara yaitu:

1) Penipuan

Dibalik pengembalian keperawanan yang dilakukan dokter itu ada unsur penipuan

terhadap siapa yang akan menikahi gadis tersebut nantinya, karena suatu tanda yang bisa

menjadi bukti atas kelakuan buruk yang pernah dilakukan oleh si gadis itu telah tertutupi.

2) Mendorong perbuatan keji

Pengembalian keperawanan kemungkinan akan mendorong berkembangnya perbuatan

keji dalam masyarakat karena dengan itu rasa segan dan rasa tanggung jawab pada diri

seorang gadis akan hilang dimana biasanya rasa seperti itu bisa mencegahnya dari perbuatan

keji tersebut namun jika dia tahu bahwa dia bias melepaskan diri dari bekas perbuatannya

dengan memperbaiki apa yang telah rusak karena disebabkan oleh perbuatan tersebut, maka

akan berkuranglah rasa takut akan akibatnya dimasa mendatang dan itu mendorongnya untuk

melakukan kemaksiatan.

3) Membuka aurat

Membuka aurat, khususnya auarat yang palin vital tidak di halalkan kecuali terpaksa

atau sangat dibutuhkan, sedangkan ilmu kedokteran tidak menemukan manfaat keperawanan

13
untuk kesehatan, maka alasan yang menghalalkan tindakan tersebut tidak ada, kecuali jika

terjadi luka akibat dari seobeknya keperwanan.

Hukum

Dari apa yang telah disebutkan, baik tentang kemaslahatan maupun mudharat yang

terwujud dari operasi pengembalian keperawanan di atas, jelaslah bahwa:

a) Jika sobeknya selaput dara itu disebabkan oleh kecelaakaan atau perbuatan yang tidak

maksiat secara syariat dan bukan hubungan seksual dalam pernikahan, maka dapat dilihat

sebagai berikut,

Jika diyakini bahwa si gadis akan menerima kedzaliman karena adat istiadat yang ada

maka operasi tersebut wajib dilakukan, karen hal itu untuk menghilangkan mudharat yang

kemungkinan besar akan terjadi. Sebab kemudharatan yang diperkirakan pasti akan terjadi

menurut kebiasaan, maka dihukumi dengan hukum yang pasti, dan jika suatu kenudharatan

sering terjadi walaupun pada masa yang akan datang, maka hal itu dihukumi seperti telah

terjadi.

Namun jika diperkirakan kemudharatan itu kecil kemungkinannya untuk terjadi, maka

perbaikan selaput dara itu disunnahkan, tapi tidak wajib. Karena tindakan itu hanya

menghilangkan mudharat yang mungkin akan terjadi. Adapun yang dijadikan sebagai batasan

urgen tidaknya operasi itu adalah tabiat dan adat istiadat masyarakat di mana si gadis hidup di

dalamnya.

b) Jika penyebabnya adalah hubungan seksual dalam pernikahan, maka operasi

pengembalian keperawanan tersebut diharamkan atas janda atau wanita yang dicerai. Karena

tidak ada kepentingan di dalamnya. Terlebih lagi diharamkan untuk yang sudah menikah

karena hal itu sama saja dengan main-main. Dan dokter tidak dibolehkan untuk melihataurat

wanita kecuali dalam keadaan darurat

14
c) Jika penyebaabnya adalah zina yang diketahui masyarakat, baik yang diketahui

melaaui keputusan pengadilan bahwa si gadis berzina, maupun karen perbuatan zina tersebut

dilakukan berulang-ulang, atau karena pernyataan si gadis atas perbuatannya dan dia terkenal

sebagai pelacur, maka pengembalian selaput dara dalam hal ini juga diharamkan. Karena

operasi ini tidak ada kemaslaahatannya sama sekali dan tidak lepas dari mudharatnya.

d) Jika penyebabnya adalah zina yang tidak diketahui oleh masyarakat dalam artian yang

sudah dijelaskan, dokter bisa memilih untuk melakukan operasi atau tidak. Dan

melakukannya lebih baik jika memungkinkan karenaperbuaatannya ini termasuk menutup

aib, dan menutup aib orang yang berbuat maksiat mempunyai beberapa hukum.

Menutup aib orang yang berbuat maksiat haram hukumnya jika mengakibatkan

hilangnya hak-hak manusia. Namun operasi pengembalian keperawanan itu tidak berarti

menghilangkan hak oang seperti yang sudah dijelaskan.

Menutup aib orang yang berbuat maksiat wajib hukumnya jika secara nyata

mengakibatkan terjadinya mudharat atau kerusakan, seperti seseorang yang melihat kejadian

zina sendirian. Jika dia menyampaikannya namun si tertuduh tidak mengakuinya maka ia

dianggap melakukan qadzaf (tuduhan zina). Dalam hal ini jika dokter tidak melakukan

operasi pengembalian keperawananya, tidak akan menjerumuskannya ke dalam hukum

qadzaf.

Menutup aib hukumnya sunnah jika yang telah melakukan maksiat telah bertaubat

dan tidak mengulangi perbuatannya dan menjadi makruh jika dia melakukan maksiat terus

menerus dan tidak bertaubat.

Jika tidak diketahui apakah pelaku maksiat itu bertaubat atau tidak maka menutup

aibnya adalah boleh, kecuali jika kita memikul tnggungjawab untuk memperbaiki masyarakat

15
Islam. Namun jika pelaku maksiat itu tidak terus-menerus melakukan kefasikan, maka

disunnahkan untuk ditutupi aibnya.

Jika seorang dokter diminta oleh seorang gadis untuk memperbaiki selaput daranya,

maka hukumnya berbeda-beda sesuai dengan sebab-sebab kesobekannya yaitu dengan

menanyakannya kepada si gadis. Atas dasar itu, maka hukum pengembalian selaput dara

yang tidak diketahui penyebabnya oleh dokter, harus dikembalikan kepada hukum yang

bukan karena maksiat, melainkan karena kecelakaan jatuh dan sebagainya

2.4 WARIA (Al-Mukhonats )

2.4.1 Pengertian

Waria (dari wanita–pria) atau wadam (dari hawa–adam) dalam pengertian istilah

umum diartikan sebagai laki-laki yang lebih suka berperan sebagai perempuan dalam

kehidupannya sehari-hari.

Adapun dalam bahasa Arab, Waria dikenal dengan Al-Mukhonats (selanjutnya istilah

ini yang akan kita gunakan untuk waria, wadam,bencong,banci) dan secara Istilah Syariat,

didefinisikan oleh Ibnu Hajar Al-Asqalani Rahimahullahu sebagai laki-laki yang menyerupai

wanita dalam gerakan, gaya bicara dan sebagainya. Apabila hal tersebut merupakan asli dari

penciptaan dia (dari lahir. Pent) maka dia tidak bisa disalahkan dan dia diharuskan

menghilangkan hal tersebut. Dan apabila hal tersebut merupakan sesuatu yang datang dari

keinginannya dan dia berusaha untuk bisa seperti itu maka hal tersebut merupakan sesuatu

yang tercela dan dengan itu ditetapkanlah nama Al-Mukhonats (Waria) untuknya baik dia

melakukan perbuatan kotor (Homoseksual) ataupun tidak. (Fathul Bari’, 9/334 Secara

makna)

16
Al-Imam An-Nawawi Rahimahullahu mengatakan : ” Ulama mengatakan : Al-Mukhonats

ada dua jenis, Jenis pertama adalah yang golongan yang diciptakan dalam keaadaan seperti

itu, dan dia tidak memberat-beratkan dirinya ( baca . berusaha) untuk berakhlaq dengan

akhlaq wanita, berhias, bicara dan bergerak seperti gerakan wanita. Bahkan hal tersebut

merupakan kodrat yang Allah ciptakan atasnya, maka yang seperti ini tidak ada ejekan,

celaan, dosa dan hukuman baginya karena sesungguhnya dia diberi udzur karena dia tidak

membuat-buat hal tersebut. Jenis kedua dari Al-Mukhonats yaitu yang kodratnya tidak

seperti itu, bahkan dia berusaha berakhlak, bergerak, bertabiat dan berbicara seperti wanita

dan juga berhias dengan cara wanita berhias. Maka ini adalah tercela yang telah datang

hadits yang shohih tentang laknat (terhadapnya)” (Syarh Shohih Muslim (7/317) secara

ringkas)

Dan sebagaimana dikatakan imam An-Nawawi bahwa lafadz Al- Mukhonats dilekatkan pada

mereka , baik mereka melakukan perbuatan kotor (homoseksual) atau tidak, adapun pelaku

homoseksual (liwath) dalam bahasa arab disebut dengan Luthi,yaitu dinisbahkan kepada

perbuatan kaum nabi Luth alaihi salam yang memulai perbuatan menjijikkan itu untuk

pertama kali. Begitu juga harus dibedakan antara Al-Mukhonats dengan Khuntsa, Khuntsa

adalah insan yang memiliki dua alat kelamin ganda yang berbeda jenis, terkadang sejak lahir

dan terkadang lahir dalam keadaan memiliki satu alat kelamin kemudian tumbuh yang kedua.

Jadi harus diketahui bahwa tidak setiap luthi (Homoseks) itu adalah Al-Mukhonats (Waria)

karena sangat banyak sekali diantara mereka yang secara fisik seperti laki-laki normal yang

gagah dan jantan akan tetapi ternyata seorang homoseksual, begitu juga sebaliknya kita tidak

boleh mengatakan bahwa seluruh Al-Mukhonats adalah pelaku homoseks, karena untuk

menuduh seseorang sebagai pelaku perbuatan tersebut dibutuhkan persaksian yang jelas.

Adapun khuntsa insya Allah kita bahas di catatan-catatan berikutnya.

17
Kembali ke pembahasan Al-Mukhonats, dari penjelasan ulama diatas diketahui bahwa Al-

Mukhonats ada dua jenis :

Pertama : Kodratnya sejak lahir, seperti memiliki postur tubuh yang menyerupai wanita,

lisan yang apabila berbicara menyerupai wanita dan lainnya.

Kedua : Dilahirkan dengan normal seperti laki-laki kemudian berusaha untuk berbicara,

bergerak, bertabiat dan berhias seperti wanita.

Hukum keduanya ini pun akan berbeda, sebagaimana yang dijelaskan oleh para

ulama. Jenis pertama tidak mendapat cela,ejekan, dosa dan hukuman karena ini adalah

sesuatu yang merupakan kodratnya dari lahir dan wajib bagi dia untuk berusaha merubahnya

semampu dia walaupun secara bertahap. Apabila dia tidak berusaha merubahnya bahkan

senang dengannya maka dia berdosa, ditambah lagi apabila dia malah mengikuti kekurangan

fisik tersebut dengan memakai pakaian wanita, berhias dengan hiasan wanita yang tidak

terkait kodrat fisiknya maka dia sudah masuk ke jenis kedua.

Berkata Al-Hafidz : “Dan adapun tercelanya menyerupai cara bicara dan cara berjalan

(wanita) adalah dikhususkan bagi yang bersengaja untuk melakukannya . Adapun yang

keadaan itu merupakan asal penciptaannya (sejak lahir) maka dia diperintahkan berusaha

untuk meninggalkannya dan menghilangkannya secara bertahap dan apabila dia tidak

melakukannya dan berpaling dari usaha tersebut maka dia tercela apalagi tampak darinya

apa yang menunjukkan bahwa dia ridho dengan keadaan seperti itu (Fathul bari’ , 10/332)

Beliau juga berkata terkait pendapat Al-Imam An- Nawawi : “Dan adapun pendapat yang

memutlakkan seperti An-Nawawi yang berpendapat bahwa Al-Mukhonats yang berasal dari

kodrat (penciptaanya) tidak bisa ditimpakan kepadanya kesalahan maka pendapat ini dibawa

kepada keadaan apabila dia tidak mampu untuk meninggalkan gaya wanita dan kekurangan

18
pada gaya berjalan dan berbicaranya itu setelah dia berusaha untuk melakukan terapi

pengobatan untuk meninggalkannya dan adapun apabila kapan saja dia mampu untuk

meninggalkan hal itu walau bertahap kemudian dia meninggalkan usaha tersebut maka hal

itu adalah dosa (kesalahan) (Fathul Bari’ , 10/332)

2.4.2 Ancaman dan dosa untuk AL-mukhonats

Dan bagi Al-Mukhonats jenis kedua dan juga Al-Mukhonats jenis pertama yang kemudian

digolongkan seperti jenis kedua karena tidak ada usaha merubahnya dan bahkan ridho

dengannya maka termasuk dalam ancaman Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassallam :

Dari Ibnu Abbas Radhiallahu ‘anhuma , beliau berkata:

‫الرجَا ِل‬
ِّ ِ ‫اء ِب‬
ِ ‫س‬َ ‫ت ِم ْنال ِِّن‬ َ َ ‫اء َوا ْل ُمت‬
ِ ‫ش ِِّبهَا‬ ِ ‫س‬َ ‫الرجَا ِل ِبال ِِّن‬ َ َ ‫سله َما ْل ُمت‬
ِّ ِ ‫ش ِِّب ِهينَ ِم ْن‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ‫صلهى ه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫لَ َعنَ َر‬
‫سو ُل ه‬

Artinya : “Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melaknat laki-laki yang menyerupai

wanita dan wanita yang meyerupai laki-laki.” (HR. Al-Bukhari no. 5885)

Dari Abu Hurairah Radhiallahu anhu dia berkata:

‫سةَ ه‬
‫الر ُج ِل‬ ُ ‫سةَ ا ْل َم ْرأ َ ِة َوا ْل َم ْرأ َةَ تَ ْل َب‬
َ ‫س ِل ْب‬ ُ ‫الر ُج َل َي ْل َب‬
َ ‫س ِل ْب‬ ‫سله َم ه‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ‫صلهى ه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫لَ َعنَ َر‬
‫سو ُل ه‬

Artinya : “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat laki-laki yang memakai pakaian

wanita dan wanita yang memakai pakaian laki-laki.” (HR. Abu Daud No. 4098)

Dan makna laknat Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassallam terhadap satu golongan adalah

doa beliau agar golongan tersebut ditolak dan dijauhkan dari Rahmat Allah Subhana Wa

Ta’ala (Al-Qoulul Mufied,1/427)

19
Dan rahmat Allah mencakup ampunan, hidayah, taufiq, rezeki, kesehatan dan lain-lain. Kita

berlindung kepada Allah dari segala sebab yang menjauhkan rahmatnya.

2.4.3 Hukuman untuk Al-Mukhonats

Adapun hukuman bagi Al-Mukhonats adalah sebagaimana diperintahkan oleh Rasulullah

Shalallahu Alaihi Wassallam dalam hadits Abu Hurairoh Rhadiyallahu ‘anhu :

‫ ما بال هذا؟‬:‫ فقااللنبي صلى هللا عليه وسلم‬،‫ قد خضب يديه ورجليه بالحناء‬،‫ أُتي بمخنث‬،‫أنالنبي صلى هللا عليه وسلم‬

‫ إني نهيت عنقتل المصلين‬:‫ يا رسول هللا أال نقتله؟ فقال‬:‫ فقالوا‬،‫فأمر فنفي إلى النقيع‬،‫ يا رسول هللا يتشبه بالنساء‬:‫فقيل‬

“Sesungguhnya didatangkan kepada Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassallam seorang Al-

Mukhonats, dan dia telah mewarnai tangan dan kakinya dengan hina’ (Pewarna alami untuk

kuku,rambut atau kulit. Pent). Maka Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassallam berkata ; “Ada

apa dengan orang ini ??” maka diakatakan pada beliau, Wahai Rasulullah Shalallahu Alaihi

Wassallam dia menyerupai wanita. Maka beliau memerintahkan (hukuman) dan kemudian

orang tersebut diasingkan ke An-Naqie’. Maka para sahabat berkata : ” Wahai Rasulullah ,

Apakah tidak kita bunuh ??? maka beliau menjawab, ” Sesungguhnya aku dilarang untuk

membunuh orang-orang yang sholat” (HR. Abu Dawud No. 4928 Dishohihkan oleh Al-

Albani Rahimahullahu)

Berkata Ibnu Taimiyah : “Dan harus diyakini bahwa pengasingan tersebut mendatangkan

kebaikan yang dituju, yaitu menjauhkan masyarakat dari kejelekannya, adapun apabila kita

dapati diasingkannya dia ke suatu tempat malah menimbulkan masalah baru bagi manusia ,

maka cukuplah orang tersebut dikurung di satu tempat yang tidak ada orang lain di sana”

20
Beliau juga berkata: “Dan apabila ditakutkan dia keluar, maka dia diikat, karena

sesungguhnya itulah makna pengasingannya dan dikeluarkannya dia dari manusia”

(Majmu’ Al-Fatawa , 15/310)

Beliau juga menukil : “Dan termasuk dari hukuman yang datang sunnah dengannya dan

juga Ahmad dan As-Syafi’I berpendapat dengannya adalah pengasingan Al-Mukhonats ”

(Fatawa Kubro, 5/530)

Dan diadiasingkan atau dikurung sampai dia bertaubat, berkata Ibnu Taimiyah

Rahimahullahu :

“Dan pengasingan mutlak seperti pengasingan Al-Mukhonats , maka dia diasingkan sampai

dia bertaubat” (Minhajus Sunnah , 6/235)

Berkata Ibnul Qoyyim Rahimahullahu : “Dan termasuk dari siasat syar’I yang dinashkan

(dilafadzkan) oleh Al-Imam Ahmad Rahimahullahu , beliau berkata dalam riwayat Al-

Marwazi dan Ibnu Manshur : “Al-Mukhonats diasingkan dan dijauhi, karena sesungguhnya

tidak timbul darinya kecuali kerusakan . Dan bagi Imam (pemimpin) untuk mengasingkannya

ke negeri yang aman dari kerusakkan penduduknya, dan apabila ditakutkan sesuatu

menimpanya maka (cukup) dikurung” (Bada’iul Fawaid, 3/694)

Imam Bukhori Rahimahullahu pun membuat Bab dalam kitab As-Shohihnya : Bab :

Diasingkannya pelaku maksiat dan para waria. Kemudian beliau membawakan hadits Ibnu

Abbas Rhadiyallahu ‘anhuma :

. » ‫ َو َقا َل « أ َ ْخ ِر ُجو ُه ْم ِم ْن بُيُو ِت ُك ْم‬، ‫اء‬


ِ ‫س‬ ِ َ‫ َوا ْل ُمت َ َر ِ ِّجال‬، ‫الرجَا ِل‬
َ ‫ت ِمنَ ال ِِّن‬ ِّ ِ َ‫لَ َعنَ النه ِب ُّى – صلى هللا عليه وسلم – ا ْل ُم َخنه ِثينَ ِمن‬

ُ ‫ َوأ َ ْخ َر َج‬، ‫َوأ َ ْخ َر َج فُالَنًا‬


‫ع َم ُر فُالَنًا‬

21
Artinya : Nabi shallallahu alaihi wasallam melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan

wanita yang meyerupai laki-laki dan beliau berkata : “keluarkan mereka dari rumah-rumah

kalian” dan beliau Shalallahu ‘alaihi wassallam mengeluarkan fulan dari rumah beliau dan

umar mengeluarkan fulan . (HR. Bukhori No. 6834)

HUKUM-HUKUM YANG TERKAIT DENGAN Al-Mukhonats

Hukum masuknya Al-Mukhonats kepada para wanita

Al-Mukhonats yang memiliki ketertarikan pada wanita, maka tidak ada perbedaan pendapat di

kalangan ulama tentang haramnya dia masuk kepada wanita dan memandang kepada

mereka.

Adapun Al-Mukhonats yang berasal dari kodratnya dan tidak memiliki ketertarikan pada

wanita maka ada dua pendapat :

Pertama : Al-Malikiyah, Al-Hanabilah, dan sebagian Al-Hanifiyah memberi keringanan

kepada Al-Mukhonats jenis ini untuk berada bersama wanita dan bolehnya dia memandang

wanita. Berdalil pengecualian tentang golongan yang boleh memandang kepada wanita dalam

Firman Allah :

ِ ْ ‫غي ِْر أُو ِلي‬


ِّ ِ َ‫اْل ْربَ ِة ِمن‬
‫الرجَا ِل‬ َ َ‫التها ِب ِعين‬

Artinya : ” “Atau laki-laki yang mengikuti kalian yang tidak punya syahwat terhadap

wanita.” (QS. An-Nur: 31)

22
Pendapat kedua : As-Syafi’iyah dan kebanyakkan Al-Hanafiyah berpendapat bahwa Al-

Mukhonats yang tidak memiliki ketertarikan pada wanita tidak boleh masuk kepada wanita

dan memandang kepada mereka. Berdalil dengan hadits Ummu salamh Rhadiyallahu ‘anha:

‫أنالنبي صلى هللا عليه وسلم دخل عليها وعندها مخنث وهو يقول لعبد هللا أخيهاإن يفتح هللا الطائف غدا دللتك على‬

‫امرأة تقبل بأربع وتدبر بثمان فقااللنبي صلى هللا عليه وسلم أخرجوهم من بيوتكم‬

Artinya : Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam masuk ke rumahku sementara di sisiku

ada seorang mukhannats. Aku mendengar mukhannats itu berkata kepada Abdullah bin Abi

Umayyah (saudara laki-laki Ummu Salamah, pen.): “Wahai Abdullah! Jika besok Allah

membukakan/ memenangkan Thaif untuk kalian, maka hendaklah engkau berupaya dengan

sungguh-sungguh untuk mendapatkan putri Ghailan, karena dia menghadap dengan empat

dan membelakangi dengan delapan”. Ucapannya yang demikian didengar oleh Rasulullah

Shalallahu ‘alaihi wassallam , maka beliau pun menetapkan:“Mereka (mukhannats) itu sama

sekali tidak boleh masuk menemui kalian lagi.” (HR. Al-Bukhari no. 4324 dan Muslim no.

21807)

Makna kalimat : “ menghadap dengan empat dan membelakangi dengan delapan ” ini

adalah penyifatan fisik wanita yang disukai pada saat itu yaitu lekukan itu sampai ke

pinggangnya, pada masing-masing sisi (pinggang) empat sehingga dari belakang terlihat

seperti delapan.

Wanita menikah dengan Al-Mukhonats

Tidak boleh seorang wanita menikah dengan Al-Mukhonats sampai dia bertaubat, apalagi Al-

Mukhonats tersebut seorang pelaku homoseksual. Karena tergabung padanya dua laknat ,

laknat pelaku homoseksual dan laknat karena dia menyerupai wanita. (lihat Majmu’ Al-

fatawa 15/321)

23
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassallam bersabda :

‫قوم لوط‬ َ ‫ لعَنَ هللاُ َم ْن ع َِم َل‬، ‫قو ِم لوط‬


ِ ‫ع َم َل‬ َ ‫لعَنَ هللاُ َم ْن ع َِم َل‬، ‫قوم لُوط‬
ْ ‫ع َم َل‬ ِ ‫ع َم َل‬ ِ ‫عَنَ هللاُ من‬
َ ‫عم َل‬

Artinya : ‘Allah melaknat orang yang melakukan perbuatan kaum Luth, Allah melaknat

orang yang melakukan perbuatan kaum Luth, Allah melaknat orang yang melakukan

perbuatan kaum Luth'” (HR Ahmad dan selainnya dari Ibnu Abbas Rhadiyallahu

‘anhuma, As-Shohihah No. 3462).

Dan juga dari Ibnu Abbas Radhiallahu ‘anhuma , beliau berkata:

‫الرجَا ِل‬
ِّ ِ ‫اء ِب‬
ِ ‫س‬َ ِِّ‫ت ِم ْنالن‬ َ َ ‫اء َوا ْل ُمت‬
ِ ‫شبِِّهَا‬ ِ ‫س‬َ ِِّ‫الرجَا ِل بِالن‬ َ َ ‫سله َما ْل ُمت‬
ِّ ِ ‫شبِِّ ِهينَ ِم ْن‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ‫صلهى ه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫لَعَنَ َر‬
‫سو ُل ه‬

“Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan

wanita yang meyerupai laki-laki.” (HR. Al-Bukhari No. 5885)

Sholat dibelakang Al-Mukhonats

Berkata Az-Zubaidi, berkata Az-Zuhri : “Kami tidak berpendapat bolehnya sholat

dibelakang (menjadi ma’mum) Al-Mukhonats kecuali dalam perkara darurat yang tidak bisa

dihindari” (Bukhori No. 659)

Salam kepada Al-Mukhonats

Berkata Abu Dawud Rahimahullahu : Aku bertanya kepada Imam Ahmad Rahimahullahu : ”

Apakah boleh (aku) mengucapkan salam kepada Al-Mukhonats ??” beliau menjawab ? :

“Aku tidak tahu, As-Salam adalah salah satu nama dari nama-nama Allah Azza wa jalla”

24
Berkata Ibnu Taimiyah : “Maka sungguh beliau telah Tawaqquf (tidak memberi keputusan)

dalam perkara salam terhadap Al-Mukhonats “ (Al-Mustadrok ala Majmu’ul Fatawa,

3/211)

Menjadikan Al-Mukhonats pemimpin

Berkata Ibnu Taimiyah Rahimahullahu : “Maka yang mengagungkan Al-Mukhonats dari

kalangan laki-laki dan menjadikan untuk mereka kepemimpinan dan memegang urusan maka

hal tersebut adalah haram.” (Al-Istiqomah, 1/321)

Persaksian Al-Mukhonats

Dan juga dinukil dari pendapat madzhab Al-Hanafiyah yaitu tidak diterimanya persaksian Al-

Mukhonats karena termasuk dari orang fasiq (Al-Bahru Ro’iq, Hafidzuddin An-Nasafi

7/84)

25
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa operasi plastik dengan tujuan untuk

kecantikan hukumnya haram dan apabila dilakukan untuk memperbaiki cacat yang dibawa

sejak lahir seperti bibir sumbing, kaki pincang dan sebagainya atau memperbaiki cacat akibat

kecelakaan, maka hukumnya mubah (boleh) sepanjang tidak ada ketentuan agama yang

dilanggar.

Dalam hal operasi ganti kelamin, maka

1. Mengubah jenis kelamin laki-laki menjadi perempuan atau sebaliknya bagi orang yang

mempunyai jenis kelamin normal adalah haram. Maka dokter tidak boleh membantu operasi

ini

2. Seorang yang mempunyai jenis kelamin tidak normal seperti waria yang memiliki alat

kelamin ganda atau orang yang kurang sempurna alat kelaminnya misalnya vagina yang tidak

berlubang adalah boleh. Maka dokter boleh membantu operasi ini

Dalam hal operasi selaput dara, maka

1. Jika penyebab rusaknya selaput dara karena kecelakaan atau bukan perbuatan maksiat

adalah boleh

2. Jika penyebab rusaknya selaput dara karena perbuatan maksiat maka dibedakan menjadi

dua:

· Perbuatan zina yang telah diketahui masyarakat seperti pelacur adalah haram

· Perbuatan zina yang dilakukan oleh gadis sekali dan ia bertaubat adalah boleh

3. Jika penyebab rusaknya selaput dara karena hubungan pernikahan adalah haram

26
DAFTAR PUSTAKA

Bustanul Arifin, dan M. Atho Mudzar, Permasalahan Fiqih Kontemporer dalam Keluarga

Islam, Jakarta: Gema Insani Press, 2002

http://sukriyanahcute.blogspot.com/2012/03/makalah-opresi-plastik.html

Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah: Kapita Selekta Islam, Jakarta: PT Toko Gunung Agung,

1997.

Yevita, 2012, Pandangan Agama Terhadap Masalah dan Tindakan,

http://yevitadiaries.wordpress.com/2012/04/07/pandangan-agama-terhadap-masalah-dan-

tindakan/ , 11122012 jam 10.10

Yusuf Qardhawi, Fatwa-fatwa Kontemporer: Jilid 2. Jakarta: Gema

Insani Press, 1995.

27

Você também pode gostar