Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
DISUSUN OLEH :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-nya sehingga tersusunnya tugas makalah ini. Pengembangan pembelajaran dari
materi yang ada pada makalah ini, dapat senantiasa dilakukan oleh mahasiswa dalam
bimbingan dosen. Upaya ini diharapkan dapat lebih mengoptimalkan penguasaan mahasiswa
terhadap kompetensi yang di persyaratkan.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari hasil yang sempurna. Oleh
karenanya penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran atas laporan ini sehingga dapat
menjadi koreksi bagi penyusun.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akut miokard infark (AMI) merupakan suatu keadaan dimana terjadi kerusakan atau
nekrose otot jantung yang disebabkan oleh berkurangnya atau terhentinya aliran darah
koroner secara tiba-tiba atau kebutuhan oksigen meningkat tanpa disertai perfusi arteri
koroner yang memadai.
Berawal dari proses aterosklerosis yang merupakan faktor etiologi utama yang mendasari
terjadinya penyakit jantung koroner, terbentuknya plaque dari aterosklerosis
menyebabkan penyempitan lumen pembuluh darah arteri, bila plaque itu pecah dan
berdarah dapat menyebabkan trombosis dan obstruksi arteri koroner. Obstruksi pembuluh
darah lebih dari 75 % akan meningkatkan resiko kematian 30-40%.
Penyempitan atau obstruksi total pembuluh arteri koroner akan mempengaruhi perfusi
koroner. Suplai oksigen yang kurang atau tidak ada, menyebabkan iskemia miokard,
pada iskemia memaksa miokardium mengubah metabolisme bersifat anaerob dimana
asam laktat yang dihasilkan tertimbun di sel-sel miokard akan menstimulasi ujung saraf
dan menimbulkan nyeri dada, serta kadar pH sel akan berkurang atau asidosis. Iskemia
miokard yang berlangsung lama lebih dari 30-45 menit menyebabkan kerusakan sel-sel
miokard yang irreversibel dan nekrosis. Pada keadaan demikian fungsi ventrikel
terganggu, kekuatan kontraksi berkurang, penurunan stroke volume dan fraksi ejeksi
serta gangguan irama jantung. Hal ini akan mengubah hemodinamika. Mekanisme
kompensasi output kardial dan perfusi yang mungkin meliputi stimulasi simpatik berupa.
peningkatan heart rate, vasokonstriksi dan hipertrofi ventrikel.
Proses terjadinya infark miokard terbagi dalam tiga zona, yaitu zona nekrotik (infark),
zona injuri dan zona iskemia. Zona injuri dan iskemia berpotensi dapat pulih kembali
terantung pada kemampuan jaringan sekitar iskemia yang membentuk sirkulasi kolateral
untuk reperfusi cepat.
Luasnya infark tergantung pada pembuluh darah arteri yang tersumbat, miokard infark
paling sering mengenai ventrikel kiri dan area yang terkena dapat seluruh dari lapisan
otot jantung (infark transmural) atau hanya mengenai sebagian dalam lapisan miokard
(infark subendokardial).
Hasil observasi di ruang ICCU RSUD dr Moewardi Surakarta didapatkan hampir 70%
pasien yang dirawat disana menderita penyakit Infark myokard baik itu AMI, Recent
AMI maupun OMI. Dari data tersebut penulis tertarik untuk membahas kasus infark
myokard pada salah satu pasien disana yaitu pada pasien Ny. M dengan Recent AMI
Anteroseptal.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan stase keperawatan gawat darurat, saya mampu memberikan
asuhan keperawatan pada klien dengan miokard infark dengan kegawatan medis.
2. Tujuan Khusus
- Mampu menjelaskan definisi miokard infark
- Mampu menjelaskan etiologi miokard infark
- Mampu menjelaskan patofisiologi miokard infark
- Mampu menjelaskan manifestasi klinik miokard infark
- Mampu menjelaskan pemeriksaan diagnostik miokard infark
- Mampu menjelaskan penatalaksanaan miokard infark
- Mampu menjelaskan komplikasi miokard infark
- Mampu melaksanakan asuhan keperawatan gawat darurat pada klien dengan
miokard infark dengan kegawatan medis.
BAB II
PEMBAHASAN
Tekanan vena
pulmonalis meningkat Nyeri akut Kurang informasi
keluarga bertanya.)
pengobatan (klien dan
Penurunan curah
jantung Gangguan pertukaran gas Defisiensi pengetahuan
ansietas
Suplai darah ke
Kelemahan fisik Intoleransi aktifitas
jaringan tak adekuat
1. Pengkajian Emergency
a. Primery Survey
1) Circulation
a) Nadi lemah/tidak teratur.
b) Takikardi.
c) TD meningkat/menurun.
d) Edema.
e) Gelisah.
f) Akral dingin.
g) Kulit pucat atau sianosis.
h) Output urine menurun.
2) Airway
a) Sumbatan atau penumpukan secret.
b) Gurgling, snoring, crowing.
3) Breathing
a) Sesak dengan aktivitas ringan atau istirahat.
b) RR lebih dari 24 kali/menit, irama ireguler dangkal.
c) Ronki,krekels.
d) Ekspansi dada tidak maksimal/penuh.
e) Penggunaan obat bantu nafas.
4) Disability
a) Penurunan kesadaran.
b) Penurunan refleks.
5) Eksposure
Nyeri dada spontan dan menjalar.
b. Secondary Survey.
1) TTV
a) Tekanan darah bisa normal/naik/turun
(perubahan postural di catat dari tidur sampai duduk/berdiri.
b) Nadi dapat normal/penuh atau tidak kuat atau lemah/kuat kualitasnya
dengan pengisian kapiler lambat, tidak teratur (disritmia).
c) RR lebih dari 20 x/menit.
d) Suhu hipotermi/normal.
2) Pemeriksaan fisik
a) Pemakaian otot pernafasan tambahan.
b) Nyeri dada.
c) Peningkatan frekuensi pernafasan, nafas sesak, bunyi nafas (bersih,
krekels, mengi), sputum.
d) Pelebaran batas jantung.
e) Bunyi jantung ekstra; S3 atau S4 mungkin menunjukkan gagal
jantung/penurunan kontraktilitas atau komplain ventrikel.
f) Odem ekstremitas.
3) Pemeriksaan selanjutnya
a) Keluhan nyeri dada.
b) Obat-obat anti hipertensi.
c) Makan-makanan tinggi natrium.
d) Penyakit penyerta DM, Hipertensi
e) Riwayat alergi.
c. Tersier
1) Pemeriksaan Laboratorium
a) CPKMB, LDH, AST
b) Elektrolit, ketidakseimbangan (hipokalemi).
c) Sel darah putih (10.000-20.000).
d) GDA (hipoksia).
2) Pemeriksaan Rotgen
Mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung di duga GJK atau
aneurisma ventrikuler.
3) Pemeriksaan EKG
T inverted, ST elevasi, Q patologis.
4) Pemeriksaan lainnya
a) Angiografi koroner
Menggambarkan penyempitan atau sumbatan arteri koroner.
b) Pencitraan darah jantung (MVGA)
Mengevaluasi penampilan ventrikel khusus dan umum, gerakan dinding
regional dan fraksi ejeksi (aliran darah).
1. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan
arteri
b. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan faktor-faktor
listrik, penurunan karakteristik miokard.
c. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan , iskemik, kerusakan otot
jantung, penyempitan / penyumbatan pembuluh darah arteri koronaria
d. Resiko kelebihan volume cairan ekstravaskuler berhubungan dengan
penurunan perfusi ginjal, peningkatan natrium / retensi air , peningkatan tekanan
hidrostatik, penurunan protein plasma.
e. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
oksigen miokard dan kebutuhan, adanya iskemik/ nekrosis jaringan miokard
ditandai dengan gangguan frekuensi jantung, tekanan darah dalam aktifitas,
terjadinya disritmia, kelemahan umum.
2. Perencanaan Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan
arteri
Tujuan : Nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan perawatan
No Intervensi Rasional
1 Beri O2 sesuai terapi Pemberian O2 dapat menambah supplay O2
miokard dengan tujuan mengurangi nyeri
karena hipoksia yang disebabkan oleh
kuranngnya O2.
2 Beri posisi semifowler Posisi semifowler dapat meningkatkan
ekspansi dada sehingga mengirangi sesak
napas dan sirkulasi darah meningkat. dengan
lancarnya sirkulasi akan membantu
pengantaran oksigen ke seluruh tubuh serta
mengurangi kerja jantung dan paru.
3 Berikan terapi tirah baring (bedrest) Tirah baring dapat mengurangi konsumsi O2
selama 24 jam pertama post miokard sehingga membantu jantung tidak
serangan. bekerja lebih keras.
4 Berikan obat sesuai indikasi,
contoh : a. Nitrat berguna untuk kontrol nyeri
a. Antiangina, contoh dengan efek vasodilatasi koroner yang
nitrogliserin meningkatkan aliran darah koroner dan
perfusi miokardia.
b. Agen penting kedua untuk mengontrol
nyeri melalui efek hambatan rangsang
b. Penyekat β, contoh atenolol
simpatis dengan begitu menurunkan FJ,
(Tenormin), pindolol
TD sistolik dan kebutuhan oksigen
(visken), propanolol
miokard.
(inderal)
5 Anjurkan dan bimbing pasien untuk Teknik relaksasi dibutuhkan untuk
tarik nafas dalam (teknik relaksasi), meminimalkan konsumsi O2 miokard dan
telnik distraksi, dan bimbingan meningkatkan supply O2 jaringan , teknik
imajinasi. distribusi dan imajinasi membantu
mengalihkan fokus perhatian dari rasa nyeri.
6 Lakukan pemeriksaan ECG tiap Pemeriksaan ECG tiap hari dan saat nyeri
hari dan saat nyeri dada timbul. dada timbul berguna untuk mendiagnosa
luasnya infark.
Huda Nurarif, Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
dan NANDA NIC-NOC. Jakarta : MediAction Publishing. Wilkinson, 2010. Buku Saku
Diagnosis Keperawatan.Jakarta : EGC.