Você está na página 1de 5

ASUHAN KEPERAWATAN CONGESTIVE HEART FAILURE

Jantung merupakan struktur kompleks yang terdiri dari jaringan fibrosa, otot-
otot jantung dan jaringan konduksi listrik. Jantung mempunyai fungsi utama untuk
memompakan darah. Hal ini dapat dilakukan bila kemampuan otot jantung memompa
cukup baik. Bila ditemukan ketidaknormalan pada salah satu pada salah satu bagian di
atas maka akan mempengaruhi efisiensi pemompaan dan kemungkinan dapat
menyebabkan kegagalan dalam memompa yang disebut sebagai gagal jantung,
kegagalan jantung, payah jantung, dekompensasio cordis, gagal jantung kongestif
(congestive heart failure (CHF)), heart failure, dan lain-lain.

A. Pengertian
Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologis adanya kelainan fungsi
jantung akibat gagal memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme jaringan dan/atau kemampuannya hanya kalau disertai peninggian
tekanan pengisian ventrikel kiri.(Braunwald, 1992)
Gagal jantung kongestif adalah suatu sindrom klinis yang rumit yang ditandai
dengan adanya abnormalitas fungsi ventrikel kiri dan regulasi neurohormonal,
disertai dengan intoleransi kemampuan kerja fisik, retensi cairan, dan
memendeknya umur hidup.(Packer, 1990)

B. Etiologi
Menurut Backward dan Forward kalau ventrikel gagal mengosongkan darah maka:
1. Isi dan tekanan (volume dan pressure) pada akhir fase diastolic (end-
diastolic pressure) meninggi.
2. Isi dan tekanan akan meninggi pada atrium bagian belakang ventrikel
yang gagal
3. Atrium ini akan bekerja lebih (sesuai dengan hukum Frank-Starling).
4. Tekanan pada vena dan kapiler di belakang ventrikel yang gagal akan
meninggi.
5. Terjadi transudasi pada jaringan interstitial (baik pulmonal maupun
sistemik).
Sebab-sebab Gagal Jantung Secara Menyeluruh
A. Kelainan Mekanis
1. Peningkatan beban tekanan:
a. Sentral (stenosis aorta)
b. Perifer (hipertensi sistemik)
2. Peningkatan beban volume (regurgitasi katup, pirau, peningkatan beban awal)
3. Obstruksi terhadap pengisian ventrikel (stenosis mitralis atau trikuspidalis)
4. Tamponade pericardium
5. Restriksi endokardium atau miokardium
6. Aneurisme ventrikel
7. Disinergi ventrikel
B. Kelainan Miokardium
1. Primer
a. Kardiomiopati
b. Miokarditis
c. Kelainan metabolic
d. Toksisitas (alcohol, kobalt)
e. Presbikardia
2. Kelainan dis-dinamik sekunder (sekunder terhadap kelainan mekanis)
a. Kekurangan oksigen (penyakit jantung koroner)
b. Kelainan metabolic
c. Inflamasi
d. Penyakit sistemik
e. Penyakit paru obstruksi menahun (PPOM)
C. Berubahnya irama jantung atau urutan konduksi
1. Henti jantung
2. Fibrilasi
3. Takikardia atau bradikardi yang berat
4. Asinkroni listrik, gangguan konduksi
Darl Husrt JW, et.al: The Heart, vol 1, ed 7, New York, 1990, McGraw-Hill Book Co

C. Patofisiologi
Kelainan intrinsik kontraktilitas miokardium

Pengosongan ventrikel kiri Kontraktilitas ventrikel kiri

Residu ventrikel kiri CO

Vaskular LAP LVEDP EDV


paru-paru

Akumulasi Edema Tekanan


Tekanan cairan intertitial berlanjut
kapiler intertitial
paru-paru
Edema Cairan merembes ke alveoli
paru

D. Pengkajian
Gejala-gejala yang ringan permulaan muncul pada latihan/aktivitas fisik yang berat
kemudian semakin lama terjadi penurunan toleransi aktivitas yang lebih ringan.
Adapun gejala-gejala antara lain:
Gagal jantung kiri Gagal jantung kanan
 Dispnea  Peningkatan jugularis vena
 Ortopnea pressure (JVP)
 Dispnea noctural paroksismal  Curah jantung rendah
(PND) spesifik gagal jantung kiri  Hepatomegali
 Asma kardial  Gejala saluran cerna: anoreksia,
 Batuk nonproduktif rasa penuh, atau mual
 Hemoptisis  Edema perifer
 Crackles paru  Nokturia, Asites, Edema anasarka
 Gallop atrial  Kulit pucat dan dingin
 Gallop ventrikel  Kakeksia kardia
 Pernapasan Cheyne Stokes  Takikardia hipotensi sistolik
 Radiografi kongestif vaskuler  Penurunan bunyi napas
pulmonal

Klasifikasi Gagal Jantung


I: Tidak gagal
II : Gagal ringan sampai menengah
III : Edema pulmonal akut
IV : Syok kardiogenik
Laboratorium & Foto Rontgen
 Hiponatremia
 Hiperkalemia
 BUN dan kreatinin meningkat
 Berat jenis urin meningkat
 Pemanjangan masa protrombin ringan
 Peningkatan bilirubin dan enzim hati, AST dan fosfatase alkali
 Foto dada AP dan Radiografi
E. Penanganan
Panduan Penanganan Gagal Jantung Kronik
1. Pembatasan aktivitas fisik

a. Hentikan olah raga dan kerja yang berat


b. Hentikan kerja purna waktu atau aktivitas yang setara, mulai terapkan adanya fase istirahat siang

c. Terbatas di rumah
d. Terbatas di tempat tidur, kursi

2. Pembatasan asupan natrium

a. Singkirkan botol garam di atas meja makan (Na = 1,6 – 2,8 gram)
b. Jangan memberi garam sewaktu memasak dan singkirkan botol botol garam di atas meja makan (Na = 1,2
– 1,8 gram)

c. Laksanakan a.dan b dan diet rendah natrium (Na = 0,2 – 1,0 gram)
3. Glikosida digitalis

a. Dosis rumatan biasa


b. Dosis yang ditoleransi maksimal

4. Diuretik

a. Diuretik sedang (seperti tiazid)


b. Diuretic simpai (seperti furosemid)

c. Diuretic simpai dan diuretik tubulus distal (hemat kalium)


d. Diuretic simpai, tiazid, dan diuretik tubulus distal (hemat kalium)

5. Vasodilator

a. Kaptopril, enapril, atau kombinasi dari hidralazin dan isosorbid dinitrat


b. Intesifikasi rejimen vasodilator oral

c. Nitroprusid intravena
6. Agen inotropik lain: dopamine, dobutamin, amniron

7. Tindakan khusus

a. Pertimbangkan transplatasi jantung


b. Dialysis
c. Sirkulasi yang dibantu: pompa balon intraaorta (IABP), alat bantu ventrikel kiri (LVAD), jantung buatan

Você também pode gostar