Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
1.2. Rumusan Masalah
Dalam rangka memahami latar belakang masalah serta mempersempit materi yang
akan dibahas, maka disusunlah rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah definisi dari Analisis Common Size. Ratio, dan Dupont?
2. Apakah manfaat dari Analisis Common Size, Ratio, dan Dupont
3. Bagaimana hasil perhitungan dari masing-masing analisis?
4. Bagaimana kinerja perusahaan dilihat dari hasil analisis laporan keuangan?
5. Bagaimana dampak Analsis laporan keuangan terhadap para Investor?
A. Manfaat Teoritis
Hasil penulisan ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dan memperkaya wawasan mengenai analisis laporan keuangan
berdasarkan Analisis common size, ratio, dan dupont.
B. Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis adalah sebagai berikut:
1. Manfaat bagi penulis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan,
wawasan, dan gambaran yang lebih jelasa mengenai analisis laporan
keuangan PT Unilever Indonesia, Tbk.
2. Manfaat bagi perusahaan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukkan dan
kondisi yang jelas mengenai kondisi keuangan perusahaan.
3. Manfaat bagi Investor
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan
gambaran yang jelas tentang kondisi keuangan perusahaan, sehingga dapat
dijadikan pertimbangan pengambilan keputusan dalam pemberian
investasi.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teori
2.1.1. Analisis Common Size
Analisis Common Size adalah analisis yang disusun dengan menghitung tiap-tiap
rekening dalam laporan laba-rugi dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan
(untuk laporan laba-rugi) atau dari total aktiva (untuk neraca).
Persentase per komponen setiap elemen laporan keuangan dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut :
3
Laporan dengan cara ini juga menunjukan distribusi daripada hutang dan modal,
jadi menunjukan sumber-sumber darimana dana yang diinvestasikan pada aktiva
tersebut. Studi tentang ini akan menunjukan sumber mana yang merupakan
sumber pokok pembelanjaan perusahaan., juga akan menunjukan seberapa jauh
perusahaan menggunakan kemampuannya untuk memperoleh kredit dari pihak
luar, karena dari itu juga dapat diduga atau diketahui berapa besarnya margin of
safety yang dimiliki oleh para kreditur.
Prosentase per komponen yang terdapat pada neraca akan merupakan prosentase
per komponen terhadap total aktiva, sehingga perbandingan secara horizontal dari
tahun ke tahunnya akan menunjukan trend daripada hubungan (trend of
relationship), dan tidak menunjukan ada tidaknya perubahan secara absolut.
Perubahan ini dapat dilihat kalau dikembalikan pada data absolutnya. Jadi
perubahan dari tahun ke tahun tidak menunjukan secara pasti adanya perubahan
dalam data absolut.
4
2.1.2. Analisis Ratio
1. Pengertian Analisis Rasio
1) Rasio Likuiditas
2) Rasio Profitabilitas
5
3) Rasio Solvabilitas
4) Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas atau sering disebut rasio efisiensi. Menurut Riyanto (2001:235)
adalah mengukur sejauh mana efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber
dayanya.
5) Rasio Pasar
Sudut pandang rasio ini lebih banyak berdasar pada sudut investor (atau calon
investor), meskipun pihak manajemen juga berkepentingan terhadap rasio‑rasio
ini.
a. Rasio-Rasio Neraca
Adalah rasio-rasio yg disusun dari data yg berasal dari neraca misalnya: current
ratio, Acid test-ratio, , current assets to total assets ratio, current lialibilities to
total assets ratio dan lain sebagainya.
Adalah rasio keuangan yang disusun berdasarkan Neraca dan data lainnya yg
berasal dari income statement, misalnya assets turnover, inventory turnover,
receivables turnover dan sebagainya.
6
2.1.3. Analisis Du Pont
7
Menurut Soediyono (2001:137), yang dapat diuraikan dengan menggunakan
analisis Du Pont adalah ROA (Return On Assets) yang merupakan angka
pembanding atau rasio antara laba yang diperoleh perusahaan dengan besarnya
total aset perusahaan.
Sistem Du-Pont merupakan suatu pendekatan yang dikembangkan oleh Du-Pont
Company untuk mengukur tingkat efektivitas perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan. Sistem ini memberikan gambaran faktor-faktor yang saling
berhubungan dan berpengaruh pada tingkat pengembalian atas investasi suatu
perusahaan (ROI) dan tingkat pengembalian atas ekuitas (ROE) yaitu marjin laba
bersih, perputaran total aktiva dan tingkat hutang suatu perusahaan. Dengan
mengetahui dan memahami faktor-faktor tersebut, dapat membantu manajemen
dalam memutuskan kebijakannya dalam rangka untuk meningkatkan tingkat
pengembalian atas investasi dan ekuitas suatu perusahaan.
Semakin besar ROI semakin baik pula perkembangan perusahaan tersebut dalam
mengelola asset yang dimilikinya dalam menghasilkan laba. Hal ini disebabkan
karena ROI tersebut terdiri dari beberapa unsur yaitu penjualan, aktiva yang
digunakan, dan laba atas penjualan yang diperoleh perusahaan. Angka ROI ini
akan memberikan informasi yang penting jika dibandingkan dengan pembanding
yang digunakan sebagai standart. Jadi perbandingan ROI selama beberapa periode
berturut-turut akan lebih akurat. Berdasar dari kecenderungan ROI ini dapat
dinilai perkembangan efektivitas operasional usaha perusahaan, apakah
menunjukkan kenaikan atau penurunan.
8
Du Pont System ini lebih tepat jika diterapkan pada perusahaan cabang/ divisi/
departemen/ pusat investasi. Melalui analisis ini perusahaan dapat menilai kinerja
keuangan divisi/ departemen/ pusat investasinya dengan melihat efektivitas
penggunaan aktiva dalam memperoleh laba bersih, sehingga pada akhirnya
perusahaan pusat dapat mengambil kebijaksanaan yang tepat atas divisi/ pusat
investasinya.
Guna melihat dan menilai tingkat efektivitas operasional suatu perusahaan, tidak
hanya menggunakan kepekaan dan ketajaman para manajer secara kualitatif saja,
tetapi harus menggunakan metode secara kuantitatif. Du Pont System merupakan
suatu metode yang digunakan untuk menilai efektivitas operasional perusahaan
tersebut, karena dalam analisis ini mencakup unsur penjualan, aktiva yang
digunalan serta laba yang dihasilkan perusahaan.
9
2.2 Studi Kasus
2.2.1. Analisis Common Size PT Unilever Indonesia, Tbk.
Analisis common-size ialah analisis yang disusun dengan menghitung tiap-tiap
rekening dalam laporan laba-rugi dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan
(untuk laporan laba-rugi) atau dari total aktiva (untuk neraca).
1. Persentase Common Size Neraca
Rumus :
%Common-size = (item-item dalam Neraca / Tot. Aktiva) x 100%
10
Utang lainnya
Utang lainnya pihak ketiga 965.798 1.208.673 5,11 7,22
Utang lainnya pihak berelasi 709.313 131.640 3,75 0,79
Beban akrual jangka pendek 2.288.992 1.659.753 12,11 9,91
Liabilitas imbalan pasca kerja jangka 146.529 144.651
pendek 0,78 0,86
Utang pajak 444.562 698.477 2,35 4,17
Jumlah liabilitas jangka pendek 12.532.304 10.878.074 66,29 64,96
Liabilitas pajak tangguhan 344.965 245.152 1,82 1,46
Kewajiban imbalan pasca kerja jangka 855.756 918.211
panjang 4,53 5,48
Jumlah liabilitas jangka panjang 1.200.721 1.163.363 6,35 6,95
Jumlah liabilitas 13.733.025 12.041.437 72,64 71,91
Ekuitas
Saham biasa 76.300 76.300 0,40 0,46
Tambahan modal disetor 96.000 96.000 0,51 0,46
Saldo laba (akumulasi kerugian)
Saldo laba yang telah ditentukan 15.260 15.260
penggunaannya 0,08 0,09
Saldo laba yang belum ditentukan 4.985.828 4.516.698
penggunaannya 26,37 26,97
Jumlah ekuitas yang diatribusikan 5.173.388 4.704.258
kepada pemilik entitas induk 27,36 28,09
Jumlah ekuitas 5.173.388 4.704.258 27,36 28,09
Jumlah liabilitas dan ekuitas 18.906.413 16.745.695 100,00 100,00
Analisis :
Dari laporan Common size diatas, tampak bahwa terjadi perubahan dari tiap-tiap
pos aktiva, liabilitas dan ekuitas. Terjadi kenaikan perubahan asset lancar (39.34%
menjadi 42% ), hal ini disebabkan dari kenaikan perubahan liabilitas (71,91%
menjadi 72,64%) dimana terjadi kenaikan pinjaman jangka pendek yang cukup
signifikan. PT Unilever Indonesia Tbk.ingin meningkatkan kinerja keuangan
dengan menambah asset lancar dan liabilitas jangka pendek. Diharapkan dapat
meningkatkan jumlah laba bersih yang diperoleh
11
2. Persentase Common Size Neraca
Rumus :
%Common size = (item -item dalam Lap. Rugi laba / Tot. Penjualan) x 100%
12
Laba (rugi) yang dapat diatribusikan ke entitas 7.004.562 6.390.672
induk 17,000 15,955
Laba rugi komprehensif yang dapat 7.107.230 5.957.507
diatribusikan ke entitas induk
17,249 14,874
Laba (rugi) per saham dasar dari operasi yang 918,00 838,00
dilanjutkan 0,002 0,002
Analisis :
Pada laporan common size di atas, tampak bahwa tiap-tiap pos tidak berubah
secara signifikan. Tetapi, terjadi kenaikan pendapatan dari tahun 2016 ke tahun
2017. Selain itu, perubahan beban semakin menurun, sehingga perubahan jumlah
laba bersih pun meningkat yaitu semula 15,9% menjadi 17%. Dapat disimpulkan
bahwa laporan laba rugi tahun 2016 dan 2017 memiliki perubahan yang positif
dimana menunjukan kinerja keuangan PT Unilever Indonesia Tbk. yang semakin
baik.
13
2.2.2. Analisis Ratio PT Unilever Indonesia, Tbk.
PT Unilever Indonesia Tbk.
Laporan Posisi Keuangan
Per 31 Desember 2017
(dalam jutaan rupiah)
14
15
Analisis Rasio :
Ratio Likuiditas :
= Rp 0,605
= Rp 0,633
Analisis : Pada tahun 2016, setiap Rp 1. hutang lancar dijamin oleh Rp 0,605
harta lancar sedangkan pada tahun 2017, Rp 1. hutang lancar dijamin oleh Rp
0,633 harta lancar. Peningkatan current ratio pada tahun 2016 dan 2017 terjadi
karena adanya peningkatan hutang lancar yang cukup signifikan.
16
Quick Ratio (2016) = (Total aktiva lancar - persediaan) / total hutang lancar
= Rp4,269,979/ Rp 10,878,074
= Rp 0,39
= Rp 5,548,095 / Rp 12,535,304
= Rp 0,44
Analisis : Rata-rata industry tingkat liquidnya / quick ratio adalah 0,5 sedangkan
PT Unilever Indonesia Tbk pada tahun 2016 hanya Rp 0,39 dan pada tahun 2017
sebesar Rp 0,44. Hal ini menunjukkan keadaanya buruk/tidak baik karena
perusahaan tidak dapat membayar hutang walaupun sudah dikurangi persediaan.
Ratio Solvabilitas
Total Debt to Equity Ratio (2016) = (Total Hutang / Ekuitas pemegang saham) x
100%
= Rp 2,55
Total Debt to Equity Ratio (2017) = (Total Hutang / Ekuitas pemegang saham)
x 100%
= Rp 2,56
Ratio provitabilitas/Rentabilitas
17
= 0,51
= 0,51
Analisis:
Kemampuan perusahaan pada tahun 2016 dan 2017 dalam menghasilkan laba
kotor dari penjualan bersih adalah sebesar 51% . tidak terjadi perubahan dalam
Gross profit marginal ini disebabkan oleh peningkatan laba kotor juga diikuti oleh
peningkatan penjualan bersih.
Net proft marginal (2016) = (Laba setelah pajak / Total aktiva) x 100%
= 0,38
Net proft marginal (2017) = (Laba setelah pajak / Total aktiva) x 100%
= 0,37
Analisis :
= 0,21
= 0,23
Analisis : Peningkatan Operating ratio pada 2016 dan 2017 mencerminkan tingkat
efisiensi perusahaan meningkat. Ini meurpakan hal yang baik karena setiap rupiah
18
penjualan yang terserap dengan biaya juga rendah dan tersedia untuk laba yang
besar.
= 1,35%
= 1,35%
Analisis :
Pengembalian atas modal perusahaan pada tahun 2016 dan 2017 tidak mengalami
perubahan, yaitu sebesar 1,35% . Hal ini berarti pada tahun 2017 kemampuan
perusahaan untuk mendapat laba dari besarnya modal tidak ada perubahan.
19
Faktor lain yang menyebabkan peningktan ROI pada tahun 2017 adalah
peningkatan perputaran total aktiva (TATO) menjadi 2,18 kali yang semula 2,39
kali dari tahun 2016.
20
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari perhitungan dengan menggunakan analisis common size, analisis ratio, dan
analisis du pont, dapat disimpulkan bahwa kinerja PT Unilever Indonesia Tbk.
pada tahun 2017 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Hal tersebut
terlihat dari peningkatan persentase common size neraca dan laporan laba rugi,
peningkatan rasio likuiditas dan rasio solvabilitas dalam analisis ratio, serta
peningkatan ROI dan ROE dalam analisis du pont.
Dengan adanya analisis-analisis tersebut, dapat terlihat bahwa kinerja PT
Unilever Indonesia Tbk cukup baik. Hal ini dapat menjadi pertimbangan bagi
investor untuk menginvestasikan dananya ke Unilever dan menjadi pertimbangan
bagi kreditur untuk memberikan pinjaman kepada perusahaan karena prestasi
manajemen dalam mengelola perusahaan yang cukup baik.
21
Daftar Pustaka
Bursa Efek Indonesia. 2016 dan 2017. Laporan Tahunan Unilever Indonesia, Tbk.
Jakarta: Bursa Efek Indonesia.
https://www.unilever.co.id/
http://enemy12.blogspot.com/2015/03/makalah-analisis-laporan-keuangan.html
22