Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Kelompok 1 :
Blly Pratama Winata (1820008)
Elmia Faliauma (1820012)
Emiliya Dwi Arisma (1820014)
Firmanika Friswianifa (1820016)
Fristia Maharani (1820017)
Sabbihisma Kenya A (1820036)
A. Latar Belakang
Agama dan manusia memiliki hubungan yang sangat erat kaitannya,
karena agama sangat dibutuhkan oleh manusia agar manusia memiliki pegangan
hidup sehingga ilmu dapat menjadi lebih bermakna, yang dalam hal ini adalah
Islam. Dengan ilmu kehidupan manusia akan bermutu, dengan agama kehidupan
manusia akan lebih bermakna, dengan ilmu dan agama kehidupan manusia akan
sempurna dan bahagia.
BAB 1
DEFINISI MANUSIA
BAB 2
MANUSIA DALAM PANDANGAN AGAMA
2.1 MANUSIA DALAM PANDANGAN ISLAM
Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan
oleh Allah swt. Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu
konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah di muka dumi ini. Al-
Quran menerangkan bahwa manusia berasal dari tanah.
Dalam al-quran istilah manusia ditemukan 3 kosa kata yang berbeda
dengan makna manusia, akan tetapi memilki substansi yang berbeda yaitu
kata basyar, insan dan al-nas.
Kata basyar dalam al-quran disebutkan 37 kali salah satunya al-kahfi :
innama anaa basyarun mitlukum (sesungguhnya aku ini hanya seorang
manusia seperti kamu). Kata basyar selalu dihubungkan pada sifat-sifat
biologis, seperti asalnya dari tanah liat, atau lempung kering (al-hijr : 33 ; al-
ruum : 20), manusia makan dan minum (al-mu’minuum : 33).
Kata insan disebutkan dalam al-quran sebanyak 65 kali, diantaranya
(al-alaq : 5), yaitu allamal insaana maa lam ya’ lam (dia mengajarkan
manusia apa yang tidak diketahuinya). Konsep islam selalu dihubungkan
pada sifat psikologis atau spiritual manusia sebagai makhluk yang berpikir,
diberi ilmu, dan memikul amanah (al-ahzar : 72). Insan adalah makhluk
yang menjadi (becoming) dan terus bergerak maju ke arah kesempurnaan.
Kata al-nas disebut sebanyak 240 kali, seperti al-zumar : 27 walakad
dlarabna linnaasi fii haadzal quraani min kulli matsal (sesungguhnya telah
kami buatkan bagi manusia dalam al-quran ini setiap macam perumpamaan).
Konsep al-nas menunjuk pada semua manusia sebagai makhluk social atau
secara kolektif.
Dengan demikian Al-Quran memandang manusia sebagai makhluk
biologis, psikologis, dan social. Manusia sebagai basyar, diartikan sebagai
makhluk social yang tidak biasa hidup tanpa bantuan orang lain dan atau
makhluk lain.
Sebenarnya manusia itu terdiri dari 3 unsur yaitu :
1. Jasmani. Terdiri dari air, kapur, angin, api dan tanah.
2. Ruh. Terbuat dari cahaya (nur). Fungsinya hanya untuk
menghidupkan jasmani saja.
3. Jiwa. Manusia memiliki fitrah dalam arti potensi yaitu
kelengkapan yang diberikan pada saat dilahirkan ke dunia. Potensi
yang dimiliki manusia dapat di kelompokkan pada dua hal yaitu
potensi fisik dan potensi rohania. Ibnu sina yang terkenal dengan
filsafat jiwanya menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk
social dan sekaligus makhluk ekonomi. Manusia adalah makhluk
social untuk menyempurnakan jiwa manusia demi kebaikan
hidupnya, karena manusia tidak hidup dengan baik tanpa ada orang
lain. Dengan kata lain manusia baru bisa mencapai kepuasan dan
memenuhi segala kepuasannya bila hidup berkumpul bersama
manusia.
BAB 3
FITRAH MANUSIA
3.1 FITRAH MANUSIA
Fitrah manusia adalah potensi yang dimiliki untuk mengembangkan
pendidikannya Menurut pemikir muslim fitrah manusia itu sebagai potensi
yang diberikan Allah kepada manusia untuk beribadah. Banyak juga yang
mengartikan sebagai bawaan manusia sejak dalam kandungan.
Makna nasabi dari kata fitrah adalah
1. Fitrah berarti suci (al-thuhr).
Arti ini dijelaskan dari Hadis Nabi Muhammad yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Abu Dawud dari Aisyah
yaitu “Sepuluh macam yang termasuk dalam kategori fitrah,
yaitu : mencukur kumis, membiarkan jengggot panjang dan
lebat, bersikat gigi/bersiwak, menghirup air untuk
membersihkan hidung, menggunting kuku, membersihkan jari-
jemari, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kelamin,
membersihkan kencing dengan air, dan berkumur-kumur.”
2. Fitrah berarti potensi dasar manusia untuk beripadah (syu’ur li
al-‘ubudiyah).
Watak dan aktivitas manusialah yang menjadi tolak ukur
fitrah manusia itu sendiri. Fitrah disini ketika Allah menciptakan
manusia fitrah yang telah dibawa adalah untuk beribadah kepada
Allah.
3. Fitrah berarti mengakui ke-Esa-an Allah (tauhid Allah).
Manusia lahir kedunia membawa potensi ketauhidan atau
paling tidak manusia merasakan adanya penciptanya dan
mengakui ada yang menciptakan dibalik terciptanya manusia.
BAB 4
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Jadi manusia merupakan makhluk yang luar biasa kompleks.
Sedemikian sempurna manusia diciptakan oleh Sang Pencipta dan manusia
tidak selalu diam karena dalam setiap kehidupan manusia selalu ambil bagian.
Kita sebagai manusia harus menjadi individu yang berguna untuk diri sendiri
dan orang lain.
Manusia itu tidak sepenuhnya sempurna, dalam kehidupan yang kita
jalani pasti selalu ada masalah yang tidak bisa kita selesaikan, oleh karena itu
juga membutuhkan bantuan dari orang lain, karena manusia adalah makhluk
sosial sama seperti yang lain karena manusia tidak bisa berdiri sendiri, dalam
hal agama kita juga mempunyai banyak maka dari itu kita harus saling
menghargai dan mengasihi karena kita sama-sama makhluk yang diciptakan
tidak ada bedanya , selain itu dalam hidup manusia juga terdapat banyak
aturan yang harus kita patuhi sebagai umat manusia.
Daftar pustaka
Arrahman, Hafiz (2016,3 Oktober) Pengertian Manusia Menurut Para Ahli,
Diperoleh 8 September 2018 dari
https://hafizarr.blogspot.com/2016/10/makalah-manusia-dalam-perspektif-
islam.html
Bagus Rai Adnyana, Ida (2016, 6 Januari) Hakikat Manusia Hindu Diperoleh
8 September 2018 dari http://prajanitijabar.org/berita/hakikat-manusia-
hindu.html
Elahmadie, Su’udi (2010,22 juli) Konsep Manusia Dalam Agama Budha,
Diperoleh 8 September 2018 dari http://s-moc.blogspot.com/2010/07/konsep-
manusia-dalam-agama-budha.html
Daftar Isi
Pendahuluan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB 1 : Definisi Manusia
1.1 Definisi Manusia
1.2 Definisi Manusia Menurut Para Ahli
BAB 2 : Manusia Dalam Pandangan Agama
2.1 Manusia Dalam Pandangan Islam
2.2 Manusia Dalam Pandangan Nasrani
2.3 Manusia Dalam Pandangan Budha
2.4 Manusia Dalam Pandangan Hindu
2.5 Manusia Dalam Pandangan KhongHuCu
BAB 3 : Fitrah Manusia
BAB 4 : Penutup
4.1 Kesimpulan
Daftar Pustaka