Você está na página 1de 13

MAKALAH AGAMA

DEFINISI DAN FITRAH MANUSIA

Kelompok 1 :
Blly Pratama Winata (1820008)
Elmia Faliauma (1820012)
Emiliya Dwi Arisma (1820014)
Firmanika Friswianifa (1820016)
Fristia Maharani (1820017)
Sabbihisma Kenya A (1820036)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN
MALANG
2018/2019
Dengan ini kami menyatakan bahwa:
Kami mempunyai kopi dari makalah ini yang bisa kami reproduksi jika makalah
yang dikumpulkan hilang atau rusak.
Makalah ini adalah hasil karya kami sendiri dan bukan merupakan karya orang
lain kecuali yang telah dituliskan dalam referensi, serta tidak ada seorangpun yang
membuatkan makalah ini untuk kami.
Jika kemudian hari terbukti adanya ketidak jujuran akademik, kami bersedia
mendapatkan sangsi sesuai peraturan yang berlaku.

Kepanjen, 08 September 2018


Nama NIM Tanda tangan mahasiswa
Billy Pratama W. 1820008
Elmia Faliauma 1820012
Emiliya Dwi Arisma 1820014
Firmanika Friswianifa 1820016
Fristia Maharani 1820017
Sabbihisma Kenya A 1820036
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agama dan manusia memiliki hubungan yang sangat erat kaitannya,
karena agama sangat dibutuhkan oleh manusia agar manusia memiliki pegangan
hidup sehingga ilmu dapat menjadi lebih bermakna, yang dalam hal ini adalah
Islam. Dengan ilmu kehidupan manusia akan bermutu, dengan agama kehidupan
manusia akan lebih bermakna, dengan ilmu dan agama kehidupan manusia akan
sempurna dan bahagia.
BAB 1
DEFINISI MANUSIA

1.1 DEFINISI MANUSIA


Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis,
rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis,
manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk
manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi
otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan
menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama,
dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk
hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain.
Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan
bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta
perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya
untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain
serta pertolongan.
Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis
kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir
entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra
dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai
putri dan perempuan dewasa sebagai wanita. Penggolongan lainnya adalah
berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, akil balik,
pemuda/i, dewasa, dan (orang) tua.
Selain itu masih banyak penggolongan-penggolongan yang lainnya,
berdasarkan ciri-ciri fisik (warna kulit, rambut, mata; bentuk hidung; tinggi
badan), afiliasi sosio-politik-agama (penganut agama/kepercayaan XYZ,
warga negara XYZ, anggota partai XYZ), hubungan kekerabatan (keluarga:
keluarga dekat, keluarga jauh, keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh;
teman; musuh) dan lain sebagainya.

1.2 DEFINISI MANUSIA MENURUT PARA AHLI


a. NICOLAUS D. & A. SUDIARJA
Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani
dan rohani akan tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu
barang
b. ABINENO J. I
Manusia adalah "tubuh yang berjiwa" dan bukan "jiwa abadi yang berada
atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana"
c. UPANISADS
Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan
prana ataubadan fisik
d. I WAYAN WATRA
Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu
cipta, rasa dan karsa
e. OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY
Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang
berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan,
akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor
keturunan dan lingkungan.
f. ERBE SENTANU
Manusia adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa
dikatakan bahwa manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna
dibandingkan dengan mahluk yang lain
g. PAULA J. C & JANET W. K
Manusia adalah mahluk terbuka, bebas memilih makna dalam situasi,
mengemban tanggung jawab atas keputusan yang hidup secara kontinu
serta turut menyusun pola berhubungan dan unggul multidimensi dengan
berbagai kemungkinanan.

BAB 2
MANUSIA DALAM PANDANGAN AGAMA
2.1 MANUSIA DALAM PANDANGAN ISLAM
Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan
oleh Allah swt. Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu
konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah di muka dumi ini. Al-
Quran menerangkan bahwa manusia berasal dari tanah.
Dalam al-quran istilah manusia ditemukan 3 kosa kata yang berbeda
dengan makna manusia, akan tetapi memilki substansi yang berbeda yaitu
kata basyar, insan dan al-nas.
Kata basyar dalam al-quran disebutkan 37 kali salah satunya al-kahfi :
innama anaa basyarun mitlukum (sesungguhnya aku ini hanya seorang
manusia seperti kamu). Kata basyar selalu dihubungkan pada sifat-sifat
biologis, seperti asalnya dari tanah liat, atau lempung kering (al-hijr : 33 ; al-
ruum : 20), manusia makan dan minum (al-mu’minuum : 33).
Kata insan disebutkan dalam al-quran sebanyak 65 kali, diantaranya
(al-alaq : 5), yaitu allamal insaana maa lam ya’ lam (dia mengajarkan
manusia apa yang tidak diketahuinya). Konsep islam selalu dihubungkan
pada sifat psikologis atau spiritual manusia sebagai makhluk yang berpikir,
diberi ilmu, dan memikul amanah (al-ahzar : 72). Insan adalah makhluk
yang menjadi (becoming) dan terus bergerak maju ke arah kesempurnaan.
Kata al-nas disebut sebanyak 240 kali, seperti al-zumar : 27 walakad
dlarabna linnaasi fii haadzal quraani min kulli matsal (sesungguhnya telah
kami buatkan bagi manusia dalam al-quran ini setiap macam perumpamaan).
Konsep al-nas menunjuk pada semua manusia sebagai makhluk social atau
secara kolektif.
Dengan demikian Al-Quran memandang manusia sebagai makhluk
biologis, psikologis, dan social. Manusia sebagai basyar, diartikan sebagai
makhluk social yang tidak biasa hidup tanpa bantuan orang lain dan atau
makhluk lain.
Sebenarnya manusia itu terdiri dari 3 unsur yaitu :
1. Jasmani. Terdiri dari air, kapur, angin, api dan tanah.
2. Ruh. Terbuat dari cahaya (nur). Fungsinya hanya untuk
menghidupkan jasmani saja.
3. Jiwa. Manusia memiliki fitrah dalam arti potensi yaitu
kelengkapan yang diberikan pada saat dilahirkan ke dunia. Potensi
yang dimiliki manusia dapat di kelompokkan pada dua hal yaitu
potensi fisik dan potensi rohania. Ibnu sina yang terkenal dengan
filsafat jiwanya menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk
social dan sekaligus makhluk ekonomi. Manusia adalah makhluk
social untuk menyempurnakan jiwa manusia demi kebaikan
hidupnya, karena manusia tidak hidup dengan baik tanpa ada orang
lain. Dengan kata lain manusia baru bisa mencapai kepuasan dan
memenuhi segala kepuasannya bila hidup berkumpul bersama
manusia.

2.2 MANUSIA DALAM PANDANGAN NASRANI


Menurut kristen, mereka punya sebuah konsepsi dasar soal manusia
itu adalah berasal dari konsep tentang original sin; dosa asal. Jadi mereka
membangun satu paradigma bahwa manusia itu lahir emang udah bawa
dosa, jadi bahan bakunya adalah dosa. Makannya dibangun mitos
berikutnya, perlu ada yang namanya “sang penebus dosa”. Salah satu
refleksi paling jelas, di dalam kehidupan bermasyarakat Kristen eropa
adalah kalau ada manusia dituduh bersalah, pasti dia salah. Kenapa? Karena
memang kodratnya dia sudah membawa dosa. Jadi kalau ada manusia
mencuri, ya bahan bakunya memang begitu.

2.3 MANUSIA DALAM PANDANGAN BUDHA


Manusia, menurut ajaran Buddha, adalah kumpulan dari energi fisik
dan mental yang selalu dalam keadaan bergerak, yang disebut Pancakhanda
atau lima kelompok kegemaran yaitu rupakhanda (jasmani), vedanakhanda
(pencerahan), sannakhandha (pencerapan), shankharakhandha (bentuk-
bentuk pikiran), dan vinnanakhandha (kesadaran) . Kelima kelompok
tersebut saling berkaitan dan bergantung satu sama lain dalam proses
berangkai, kesadaran ada karena adanya pikiran, pikiran timbul disebabkan
adanya penyerapan, penyerapan tercipta karena adanya perasaan, dan
perasaan timbul karena adanya wujud atau Rupa. Kelima khanda tersebut
juga sering diringkas menjadi dua yaitu: nama dan rupa. Nama adalah
kumpulan dari perasaan, pikiran, penyerapan dan perasaan yang dapat
digolongkan sebagai unsur rohaniah, sedang Rupa adalah badan jasmani
yang terdiri dari empat unsur materi yaitu unsur tanah, air, api, dan udara
atau hawa.
Dalam agama Buddhis manusia terikat oleh 5 kelompok ikatan Skanda
(panca skanda) yang terdiri dari rupa (bentuk jasmani), vedanna (perasaan),
sanna (pencerapan, penginderaan), sankhara (bentuk pikiran), vinnana
(kesadaran).

2.4 MANUSIA DALAM PANDANGAN HINDU


Manusia pertama menurut Hindu adalah Svambhu manu, yang artinya
makhluk berpikir pertama yang menjadikan dirinya sendiri. Jadi Svambhu
bukanlah nama seseorang. Secara etimologi kata manusia berasal dari kata
manu yang artinya pikiran atau berpikir, dalam bentuk genetif menjadi kata
“manusya”, artinya ia yang berpikir atau menggunakan pikirannya. Menurut
konsep Hindu, manusia adalah kesatuan antara badan jasmani dan jiwa
(atman) menjadikan ia secara psikopisik terus berkembang. Secara
kosmologis, manusia ( yang berupa kesatuan jiwa badan jasmaninya ) yang
sering disebut mikrokosmos ( bhuana alit ) yang merupakan perwujudan dari
makrokosmos ( bhuana agung ). Manusia juga dikatakan sebagai makhluk
Tri Pramana karena memiliki tiga kemampuan utama yaitu berpikir, berkata
dan berbuat, yang menyebabkan ia berbeda dengan makhluk lainnya.
Dengan kemampuan berpikir, berkata dan berbuat, manusia melakukan
perbuatan baik dan perbuatan buruk yang disebut subha asubha karma.
Dengan mengutamakan perbuatan baik yang disebut subha karma inilah
manusia mampu menolong dirinya sendiri, mengangkat dirinya dari
kesengsaraan. Inilah keistimewaan lahir menjadi manusia. Dimana tidak
dimiliki oleh makhluk lain selain manusia.
2.5 MANUSIA DALAM PANDANGAN KHONGHUCU
Manusia dalam agama Khonghucu berasal dari kedua orangtua,
dianugerahi sifat-sifat mulia dan agung sejak lahir oleh Thian.Manusia juga
diberikan perintah suci dalam menyampaikan ajaran agamanya kepada
seluruh umat Khonghucu. Perintah suci tersebut akan diminta pertanggung
jawabannya di hadapan Thian. Oleh karena itulah maka manusia
ditempatkan dalam kedudukan tertinggi

BAB 3
FITRAH MANUSIA
3.1 FITRAH MANUSIA
Fitrah manusia adalah potensi yang dimiliki untuk mengembangkan
pendidikannya Menurut pemikir muslim fitrah manusia itu sebagai potensi
yang diberikan Allah kepada manusia untuk beribadah. Banyak juga yang
mengartikan sebagai bawaan manusia sejak dalam kandungan.
Makna nasabi dari kata fitrah adalah
1. Fitrah berarti suci (al-thuhr).
Arti ini dijelaskan dari Hadis Nabi Muhammad yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Abu Dawud dari Aisyah
yaitu “Sepuluh macam yang termasuk dalam kategori fitrah,
yaitu : mencukur kumis, membiarkan jengggot panjang dan
lebat, bersikat gigi/bersiwak, menghirup air untuk
membersihkan hidung, menggunting kuku, membersihkan jari-
jemari, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kelamin,
membersihkan kencing dengan air, dan berkumur-kumur.”
2. Fitrah berarti potensi dasar manusia untuk beripadah (syu’ur li
al-‘ubudiyah).
Watak dan aktivitas manusialah yang menjadi tolak ukur
fitrah manusia itu sendiri. Fitrah disini ketika Allah menciptakan
manusia fitrah yang telah dibawa adalah untuk beribadah kepada
Allah.
3. Fitrah berarti mengakui ke-Esa-an Allah (tauhid Allah).
Manusia lahir kedunia membawa potensi ketauhidan atau
paling tidak manusia merasakan adanya penciptanya dan
mengakui ada yang menciptakan dibalik terciptanya manusia.

BAB 4
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Jadi manusia merupakan makhluk yang luar biasa kompleks.
Sedemikian sempurna manusia diciptakan oleh Sang Pencipta dan manusia
tidak selalu diam karena dalam setiap kehidupan manusia selalu ambil bagian.
Kita sebagai manusia harus menjadi individu yang berguna untuk diri sendiri
dan orang lain.
Manusia itu tidak sepenuhnya sempurna, dalam kehidupan yang kita
jalani pasti selalu ada masalah yang tidak bisa kita selesaikan, oleh karena itu
juga membutuhkan bantuan dari orang lain, karena manusia adalah makhluk
sosial sama seperti yang lain karena manusia tidak bisa berdiri sendiri, dalam
hal agama kita juga mempunyai banyak maka dari itu kita harus saling
menghargai dan mengasihi karena kita sama-sama makhluk yang diciptakan
tidak ada bedanya , selain itu dalam hidup manusia juga terdapat banyak
aturan yang harus kita patuhi sebagai umat manusia.

Daftar pustaka
 Arrahman, Hafiz (2016,3 Oktober) Pengertian Manusia Menurut Para Ahli,
Diperoleh 8 September 2018 dari
https://hafizarr.blogspot.com/2016/10/makalah-manusia-dalam-perspektif-
islam.html
 Bagus Rai Adnyana, Ida (2016, 6 Januari) Hakikat Manusia Hindu Diperoleh
8 September 2018 dari http://prajanitijabar.org/berita/hakikat-manusia-
hindu.html
 Elahmadie, Su’udi (2010,22 juli) Konsep Manusia Dalam Agama Budha,
Diperoleh 8 September 2018 dari http://s-moc.blogspot.com/2010/07/konsep-
manusia-dalam-agama-budha.html

 Fathul Umam, Azmi (2016, 30 Mei) Konsep Manusia: Perspektif agama-


agama, Diperoleh 8 September 2018 dari
http://www.sigabah.com/beta/konsep-manusia-perspektif-agama-agama/#

 Haneen, Haneef (2016, 1 mei) KONSEPSI ISLAM TENTANG FITRAH


MANUSIA, Diperoleh 8 September 2018 dari http://kajen-
kajen.blogspot.com/2016/05/konsepsi-islam-tentang-fitrah-manusia.html
 Setiawan, Wawan (2017,12 Mei) Makalah Pengertian Manusia, Diperoleh 8
September 2018 dari http://www.setiawan941.tk/2017/05/makalah-pengertian-
manusia.html

Daftar Isi
Pendahuluan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB 1 : Definisi Manusia
1.1 Definisi Manusia
1.2 Definisi Manusia Menurut Para Ahli
BAB 2 : Manusia Dalam Pandangan Agama
2.1 Manusia Dalam Pandangan Islam
2.2 Manusia Dalam Pandangan Nasrani
2.3 Manusia Dalam Pandangan Budha
2.4 Manusia Dalam Pandangan Hindu
2.5 Manusia Dalam Pandangan KhongHuCu
BAB 3 : Fitrah Manusia
BAB 4 : Penutup
4.1 Kesimpulan
Daftar Pustaka

Você também pode gostar