Você está na página 1de 9

NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP)

1.Pengertian

Nomor pokok wajib pajak adalah nomor yang diberikan kepada wajib wajib pajak sebagai sarana
dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib
pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya[3].

2. Fungsi NPWP

Fungsi NPWP adalah:

a. Sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak.

b. Untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam pengawasan administrasi
perpajakan.

3. Pencantuman NPWP

Dalam hal berhubungan dengan dokumen perpajakan, wajib pajak diwajibkan mencantumkan
nomor pokok wajib pajak yang dimilikinya.

4. Pendaftaran NPWP

Semua wajib pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan subjektif sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan berdasarkan system self assessment.
Persyaratan subjektif adalah persyaratan yang sesuai dengan ketentuan mengenai subjek pajak
dalam undang-undang pajak penghasilan 1984 dan perubahannya. Persyaratan objektif adalah
persyaratan bagi subjek pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan atau diwajibkan untuk
melakukan pemotongan/ pemunguttan sessuai dengan ketentuan undang-undang pajak penghasilan
1984 dan perubahannya[4].

Tempat pendaftaran dilakukan pada kantor direktorat jendral pajak yang wilayah kerjanya meliputi
tempat tinggal dan kantor derektoral jendral pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat kegiatan
usaha dilakukan, bagi wajib pajak orang pribadi pengusaha tertentu. kewajiban mendaftarkan diri
tersebut belaku pula terhadap wanita kawin yang dikenai pajak secarah terpisah karena hidup
terpisah berdasarkan keputusan hukum berdasarkan perjanjian pemisahan penghasilan dan harta.
Wanita kawin juga dapat melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya terpisah dari
hak dan kewajiban perpajakan suaminya.

Kewajiban untuk mendaftarkan diri untuk memproleh NPWP dibatasi jangka waktunya,karena hal ini
berkaitan dengan saat pajak terutang dan kewajiban mengenakan pajak terutang, jangka waktu
pendaftarannya NPWP adalah:

a. Bagi wajib pajak orang pribadi yang menjalankan uasaha yang menjalankan bebas dan wajib
pajak badan, wajib mendaftarkan diri paling lambat satu bulan setelah saat usaha mulai dijalankan.

b. Wajib pajak orang pribadi yang tidak menjalankan suatu usaha atau tidak melakukan pekerjaan
bebas apabila jumlah penghasilannya sampai dengan suatu bulan yang disetahunkan telah melebihi
penghasilan tidak kena pajak, wajib mendaftarkan diri paling lambat pada akhir bulan berikutnya.
c. Terhadap wajib pajak yang tidak mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP akan dikenakan
sangsi perpajakan.

5. Sanksi

Setiap orang yang dengan sengaja tidak mendaftarkan diri untuk diberikan nomor pokok wajib pajak,
atau menyalah gunakan tanpa hak NPWP sehingga dapat menimbulkan kerugiaan pada pendapatan
Negara dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 bulan dan paling lam 6 tahun dan denda
paling sedikit 2 kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar paling banyak 4 kali jumlah
pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.

Setiap orang yang melakukan percobaan untuk melakukan tindak pidana menyalahgunakan atau
menggunakan tanpa nomor hak nomor pokok wajib dalam rangka melakukan permohonan restitusi
atau melakukan kompensisasi pajak atau pengkreditan pajak, dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 6 bulan dan paling lama 2 tahun dan denda paling sedikit 2 kali jumlah restitusi yang
dimohonkan dan pengkreditan yang dilakukan dan paling banyak 4 kali jumlah restitusi yang
dimohonkan.6. Penghapusan NPWP

Penghapusan nomor pokok wajib pajak dilakukan oleh direktur jendral pajak apabila:

a. Diajukan permohonan nomor pokok wajib pajak oleh wajib pajak dan ahli warisannya apabila
wajib pajak sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.

b. Wajib pajak badan dilikuidasi karna penghentian dan penggabungan usaha.

c. Wanita yang sebelumnya telah memiliki nomor pokok wajib pajak dan menikah tanpa
membuat perjanjian pemisahan harta dan penghasilan dalam hal suami dari wanita tersebut telah
terdaftar wajib pajak.

d. Wajib pajak bentuk usaha tetap menghentikan usahanya di Indonesia.

e. Dianggap perlu oleh direktur jendral pajak untuk menghapuskan nomor pokok wajib pajak dari
wajib pajak yang sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.

PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK ( PPKP )

Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalam bentuk usaha
menghasilkan barang, mengimpor barang, mengespor barang, melakukan usaha perdagangan dll.

Pengusaha kena pajak adalah (PKP) adalah pengusaha yang melakukan penyerahan barang kena
pajak dan penyerahan jasa kena pajak yang dikenai pajak berdasarkan undang-undang pajak
pertanbahan nilai 1984 dan perubahannya[5].

Pengusaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang pajak pertanbahan nilai 1984 yaitu:

a. Memilih sebagai usaha kena pajak


b. Tidak memilih sebagai usaha kena pajak tetapi sampai dengan suatu bulan dalam suatu tahun
buku jumlah peredaran bruto atas penyerahan barang kena pajak telah melampaui batasan yang
ditentukan sebagai pengusaha kecil.1. Fungsi Pengukuhan PKP

a. Sebagai identitas PKP yang bersangkutan.

b. Melaksanakan hak dan kewajiban dibidang pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas
barang mewah.

c. Pengawasan administrasi perpajakan.

2. Tempat pengukuhan PKP

Bagi wajib pajak sebagai mana yang memenuhi syarat sebagai PKP wajib melaporkan usahanya
kekantor pelayanan pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat kegiatan usaha wajib pajak atau
kekantor pelayanan pajak tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Dalam hal tempat tinggal berada dalam 2 wilayah tempat kerja kantor pelayanan pajak, direktur
jendral pajak dapat menempatkan kantor pelayanan pajak tempat wajib pajak terdaftar.

3. Pencabutan pengukuhan PKP

Pencabutan pengukuhan pengusaha kena pajak dapat dilakukan dalam hal:

a. Pengusaha kena pajak pindah alamat kewllayah kerja kantor pelayanan pajak lain.

b. Sudah tidak memenuhi persyaratan sebagai pengusaha kena pajak termassuk pengusaha kena
pajak yang jumlah peredaran atau penerimaan bruto untuk suatu tahun buku tidak melebihi batas
jumlah peredaran atau penerimaan bruto untuk pengusaha kecil (600.000.000,-setahun)

Atas permohonan wajib pajak untuk melakukan pencabutan pengukuhan pengusah kena pajak,
dirktur jendral pajak setelah melakukan pemerikasaan harus memberikan keputusan dalam jangka
waktu 6 bulan sejak tanggal permohonan diterima secara lengkap. Apabila jamgka waktu tersebut
telah lewat, Direktur jendral pajak tidak member suatu keputusan, maka permohonan pencabutan
pengukuhan pengusaha kena pajak di anggap dikabulkan dan surat keputusan mengenai pencabutan
pengukuhan pengusaha kena pajak harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama satu bulan
setelah jangka waktu 6 bulan berakhir.

4. Sanksi

Setiap orang yang dengan sengaja tidak melaporkan usahanya untuk di kukuhkan sebagai prngusaha
kena pajak atau menyalah gunakan tanpa hak pengukuhan pengusaha kena pajak, sehingga
menimbulkan kerugian pada pendapatan Negara dipidana dengan pidana penjjara palinng singkat 6
bulan dan paling lama 6 tahun dan denda paling sedikit 2 kali jumlah pajak terutang yang tidak atau
kurang di bayar dan paling banyak 4 kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang di bayar.

Setiap orang yang melakukan percobaan untuk melakukan tindak pidana menyalah gunakan atau
mmenggunakan tanpa hak pengukuhan pengusaha kena pajak dalam rangka mengajukan
permohonan restitusi atau ,melakukan konpensasi pajak atau pengkreditan pajak, dipidana dengan
pidana pencara paling singkat 6 bulan dan paling lama 2 tahun dan denda paling sedikit 2 kali jumlah
restitusi dan di mohonkan atau di konpensasi pengkreditan yang dilakukan dan paling bbanyak 4 kali
jumlah restitusi yang konpensasikan.G. SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)

1. Pengertian SPT

Surat pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan atau
pembayaran pajak , objek pajak atau bukan objek pajak, atau harta dan kewajiban sesuai dengan
ketentuuan peraturan - undangan perpajakan.

2. Fungsi SPT

Fungsi SPT bagi wajib pajak , pajak penghasilan adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan
mempertanggung jawabkan penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang dan untuk
melaporkan tentang :

a. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri melalui pemotongan atau
pemungutan pihak lain dalam satu tahun pajak.

b. Penghasilan yang merupakan objek pajak atau bukan objek pajak .

c. Harta dan kewajiban

d. Pembayaran dari pemotongan atau pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain dalam
satu masa pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Bagi pengusaha kena pajak, fungsi surat pemberitahuan adalah sebagai sarana untuk melaporkan
dan mempertanggung jawabkan penghitungan jumlah pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan
atas barang meewah yang sebenarnya terutang dan untuk melaporakan tentang :

a. Pengkreditan pajak masukan terhadap pajak keluaran

b. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh pengusaha kena pajak
sesuai dengan ketentuan p[eraturan anperundang-undangan perpajakan[6].

3. Prosedur Penyelesaian SPT

a. Wajib pajak sebagaimana mengambil sendiri surat pemberitahuan ditempat yang ditetapkan
oleh direktur jendral pajak atau ,mengambil dengan cara lain yang tata cara pelaksanaannya diatur
dengan peraturan mentri keuangan

b. Setiap wajib pajak wajib mengisi surat pemberitahuan dengan benar,lengkap dan jelas, dalam
bahasa indonesiua dengan menggunakan huruf latin, angka arab, dsatuan mata uang rupiah dan
menandatangani serta menyampaikannya kekantor direktur jendral pajak tempat wajib pajak
terdaftar atau di kukuhkan Atau tempatr lain yang di tetapkan oleh direktur jendral pajak.

c. Wajib pajak yang telah mendapat izin dari menteri keuangan untuk menyelenggarakan
pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain rupiah.

d. Penandatanganan SPT dapat dilakukan secara biasa .

e. Bukti-bukti yang harus dilampiirkan pada SPT antara lain :


1. Untuk wilayah pajak yang mengadakan pembukuan laporan keuangan berupa neraca dan
laporan laba rugi serta keterangan lain yang diperlukan untuk menghitung besarnya penghasilan
kena pajak.

2. Untk SPT masa PPN sekurang-kurangnya memuat jumlah dasar pengenaan pajak, jumlah pajak
keluaran, jumlah pajak masukan yang dapat dikreditkan, dan jumlah kekurangan atau kelebihan
pajak.

3. Untuk wajib pajak yang menggunakan norma perhitungan jumlah peredaran yang terjadi dalam
tahun pajak yang bersangkutan.Pembetulan SPT

Wajib pajak dengan kemauan sendiri dapat mmembetulkan surat pemberitahuan yang telah
disampaikan dengan menyampaikan pernyataan tertulis dengan syarat direktur jendral pajak belum
melakukan tindakan pemeriksaan . dalam hal wajib pajak membetulkan sendiri surat
pemberitahuan tahunan maupun surat pemberitahuan masa yang mengakibatkan utang pajak
menjadi lebih besar .

Walaupun telah tindakan pemeriksaan,tetapi belum dilakukan tindakan penyidikan mengenai


adanya ketidak benaran yang dilakukan wajib pajak terhadap ketidak benaran yang dilakukan wajib
pajak, terhadap ketidak benaran perbuatan wajib pajak terseb8t tidak akan dilakukan penyedikan
apabila wajib pajak dengan kemauan sendiri mengungkapkan ketidak benaran perbuatannya
tersebut dengan disertai pelunasan kekurangan pembayaran jumlah pajak.

Walaupun direktur jendral pajak telah melakukan pemeriksaan, dengan syarat direktur jendral pajak
belum menerbitkan surat ketetapan pajak, wajib pajak dengan kesadaran sendiri dapat
mengakibatkan laporan tersendiri tentang ketidak benaran pengisian surat pembritahuan yang telah
disampaikan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, yang dapat mengakibatkan:

a. Pajak-pajak yang masih harus dibayar menjadi lebih besar atau lebih kecil

b. Rugi berdasarkan ketentuan perpajakan menjadi lebih kecil atau lebih besar

c. Jumlah harta menjadi lebih besar atau lebih kecil

d. Jumlah modal menjadi lebih besar atau lebih kecil.

Wajib pajak dapat membetulkan surat pembritahuan tahunan yang telah disampaikan, dalam hal
wajib pajak menerima ketetapan pajak, surat keputusan keberatan, surat keputusan pembetulan,
putusan banding, atau putusan peninjaun kembali tahun pajak sebelumnya.

5. Jenis SPT

Secara garis besar SPT dibedakan menjadi 2 yaitu:

a. Surat pemberitahuan masa adalah surat pemberitahuan untuk suatu masa pajak.

b. Surat pemberitahuan tahunan adalah surat untuk suatu tahun pajak atau bagian tahun pajak

SPT meliputi:
a. SPT tahunan pajak penghasilan

b. SPT masa yang terdiri dari:

1. SPT masa pajak penghasilan

2. SPT masa pajak pertambahan nilai

3. SPT masa pajak pertambahan nilai bagi pemungut pajak pertambahan nilai.

SPT dapat berbentuk:

a. Formulir kertas

b. e- SPT

6. Batas Waktu Penyampain SPT

Batas waktu penyampaian SPT adalah

a. untuk surat pemberitahuan masa, paling lama 20 hari setelah akhir masa pajak

b. untuk surat pemberitahuan tahunan pajaki penghasilan wajib pajak orang pribadi paling lama 3
bulan setelah akhir tahun pajak

c. untuk surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan wajib pajak badan paling lama 4 bulan
setelah akhir tahun pajak.

7. Perpanjangan Jangka Waktu Penyampaian SPT

Wajib pajak dapat memperpanjang jangka waktu penyampaian SPT tahunan sebagaimana dimaksud
untuk paling lama 2 bulan sejak batas waktu penyampaian SPT tahunan dengan cara menyampaikan
pemberitahuan perpanjangan SPT tahunan. Pemberitahuan perpanjangan SPT tahunan dibuat
secara tertulis dan disampaikan ke kantor pelayanan pajak, sebelum batas waktu penyampaian SPT
tahunan berakhir, dengan dilampiri:

a. Penghitungan pajak terutang dalam satu tahun pajak yang batas waktu penyampaian di
perpanjang

b. Laporan keuangan sementara

c. Surat setoran pajak sebagai bukti pelunasan kekurangan pembayaran pajak yang terutang

Pemberitahuan perpanjangan SPT tahunan dapat disampaikan:

a. Secara langsung

b. Melalui pos dengan bukti pengiriman surat

c. Dengan cara lain yang meliputi

1. Melalui perusahaan jasa ekspidisi atau jasa kulir dengan bukti pengiriman surat
2. e-Filing melalui ASPSanksi Terlambat Atau Tidak Menyampaikan SPT

Apabila surat pemberitahuan tidfak disampaikan dalam jangka waktu yang talah di tentuikan atau
batas waktu perpanjangan penyampain surat pemberitahuan, dikenai sanksi administrasi berupa
denda sebesar:

a. Rp. 500.000 untuk surat pemberitahuan masa pajak pertambahan nilai

b. Rp. 100.000 untuk surat pemberitahuan masa lainnya

c. Rp. 1000.000 untuk surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan wajib pajak badan

d. Rp. 100.000 untuk surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan wajib pajak orang pribadi

Wajib pajak yang karena kealpaanya tidak menyampainnya surat pemberitahuan tetapi isinya tidak
benar atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar sehingga dapat menimbulkan kerugian
pada pendapatan Negara[7].

H. SURAT SETORAN PAJAK (SSP) DAN PEMBAYARAN PAJAK

1. Pengertian

Surat setoran pajak adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan
menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas negara melalui tempat
pembayaran yangtelah ditunjuk oleh Menteri Keuangan.

2. Fungsi SSP

SSP berfungsi sebagai bukti pembayaran pajak apabila telah disahkan oleh Pejabat kantor penerima
pembayaran yang berwenang atau apabila telah mendapatkan validasi.

3. Tempat pembayaran dan pentetoran pajak

a) Bank yangtelah ditunjuk Menteri Keuangan.

b) Kantor Pos

4. Batas waktu pembayaran atau penyetoran pajak

a. Pembayaran masa

1) PPh Pasal 4 Ayat (2) yang dipotong oleh pemotong pajak penghasilan harus disetor paling
lama tanggal 10 (sepuluh) bulan bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.

2) PPh Pasal 4 ayat (2) yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak harus disetor paling lama
tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir kecuali ditetapkan lain oleh
Menteri Keuangan.

3) PPh Pasal 15 yang dipotong oleh Pemotong PPh harus disetor paling lama tanggal 10 (sepuluh)
bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.
4) PPh Pasal 15 yang harus dibayar sendiri harus disetor paling lama tanggal 15 (lima belas) bulan
berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.

5) PPh Pasal 21 yang dipotong oleh pemotong PPh harus disetor paling lama tanggal 10 (sepuluh)
bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.

6) PPh pasal 23 dan pph pasal 26 yang dipotong oleh Pemotong PPh harus disetor paling lama
tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.

7) PPh Pasal 25 yang harus dibayar paling lama tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya setelah
Masa Pajak berakhir.

8) PPh Pasal 22, PPN atau PPN dan PPnBM atas impor harus dilunasi bersamaan dengan saat
pembayaran Bea Masuk dan dalam hal Bea Masuk ditunda atau dibebaskan, PPh Pasal 22, PPN atau
PPN dan PPnBM atas impor harus dilunasi pada saat penyelesaian dokumen pemberitahuan pabean
impor.

9) PPh Pasal 22, PPN atau PPN dan PPnBM atas impor yang dipungut oleh Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai, harus disetor dalam jangka waktu 1 (satu) hari kerja setelah dilakukan pemungutan
pajak.

10) PPh Pasal 22 yang dipungut oleh bendahara pada hari yang sama dengan pelaksanaan
pembayaran atas penyerahan barang yang dibiayai dari belanja Negara atau belanja Daerah, dengan
menggunakan Surat Setoran Pajak atas nama rekanan dan ditandatangani oleh bendahara.

11) PPh Pasal 22 atas penyerahan bahan bakar minyak, gas, dan pelumas kepada penyalur/agen
atau industri yang dipungut oleh Wajib Pajak badan yang bergerak dalam bidang produksi bahan
bakar minyak, gas, dan pelumas, harus disetor paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya
setelah Masa Pajak berakhir.

12) PPh pasal 22 yang pemungutannya dilakukan oleh Wajib Pajak badan tertentu sebagai
Pemungut Pajak harus disetor paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah Masa Pajak
berakhir.

13) PPN atau PPN dan PPnBM yang terutang dalam satu Masa Pajak, harus disetor paling lama
tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.

14) PPN atau PPN dan PPnBM yang pemungutannya dilakukan oleh Bendahara Pemerintah atau
instansi Pemerintah yang ditunjuk, harus disetor paling lama tanggal 7 (tujuh) bulan berikutnya
setelah Masa Pajak berakhir.

15) PPN atau PPN dan PPnBM yang pemungutannya dilakukan oleh Pemungut PPN selain
Bendahara Pemerintah atau instansi Pemerintah yang ditunjuk, harus disetor paling lama tanggal 15
(lima belas) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.

16) PPh Pasal 25 bagi Wajib Pajak dengan kriteria tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
ayat (3b) Undang-Undang KUP yang melaporkan beberapa Masa Pajak dalam satu Surat
Pemberitahuan Masa, harus dibayar paling lama pada akhir Masa Pajak terakhir.
17) Pembayaran masa selain PPh Pasal 25 bagi Wajib Pajak dengan kriteria tertentu sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3b) Undang-Undang KUP yang melaporkan beberapa masa pajak
dalam satu Surat Pemberitahuan Masa, harus dibayar paling lama sesuai dengan batas waktu untuk
masing-masing jenis pajak.

b. Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, serta Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar Tambahan, dan Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Pembetulan, Putusan Banding,
serta Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah,
harus dilunasi dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal diterbitkan.

c. Kekurangan pembayaran pajak yang terutang berdasarkan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan harus dibayar lunas sebelum Surat Pajak Penghasilan disampaikan.

Dalam hal tanggal jatuh tempo pembayaran atau penyetoran pajak bertepatan dengan hari libur
termasuk hari sabtu atau hari libur nasional, pembayaran atau penyetoran pajak dapat dilakukan
pada hari kerja berikutnya. Hari libur nasional sebagaimana dimaksud termasuk hari yang diliburkan
untuk menyelenggarakan Pemilihan Umum yang ditetapkan oleh pemerintah. Setiap keterlambatan
pembayaran dikenakan bunga sebesar 2% sebulan, yang dihitung dari tanggal jatuh tempo
pembayaran sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu)
bulan.

Sumber:

Anastasia Diana & lilis setiawati, PERPAJAKAN INDONESIA“ konsep aplikasi dan penuntunan
praktis“ (Yogyakarta: C. V ANDI OFFSET. 2010)

Muhammad Awal Satrio Nugroho, Hak dan Kewajiban dalam Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan (KUP) di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat, 2008)

Mardiasmo.PERPAJAKAN., (Yogyakarta : ANDI)

https://kurniawanbudi04.wordpress.com/2013/05/22/ketentuan-umum-dan-tata-cara-perpajakan-
uu-no-28-tahun-2007/

http://www.pajak.go.id/content/penyidikan-tindak-pidana-di-bidang-perpajakan, diakses pada 1


Oktober 2015, 07:47

Você também pode gostar