Você está na página 1de 24

MAKALAH CASE ANALISYS METHOD

KASUS ENDOKARDITIS

Disusun Oleh :
Fitria Kanda Putri (032016039)
Mayang Arlita Afandi (032016044)
Hanifa Nur Afifa (032016045)
Elis Rohaeti (
Anggy Agustina Rahayu (
Sintia Mustopa (
Astri Nurul Siti Patimah (
Syarah Mujahidah (

S1 KEPERAWATAN

STIkes’Aisyiyah Bandung

Jln. KH Ahmad Dahlan ( Jln Banteng) No.6 Bandung

Tlpn. (022) 7312423 . Fax (022) 7305269

Tahun Ajaran 2017/2018


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya serta tidak lupa sholawat dan salam tercurah limpahkan
kepada Nabi kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabatnya dan kita
selaku umatnya, atas berkat ridho-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Yang berjudul “Kasus Endokarditis”
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dalam Mata
Kuliah ini pada semester satu dan untuk membuk wawasan Mahasiswa.

Penulis menyadari di dalam makalah ini masih terdapat kekurangan, maka


dari itu kritik dan saran saya harapkan agar kelak bisa lebih baik lagi.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan .......................................................................................................... 1
BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
1. MENJELASKAN DEFINISI PENYAKIT .................................................. 3
2. MENJELASKAN ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO ........................... 4
3. MENJELASKAN DAN MEMBUAT PATHWAY PATOFISIOLOGI
(WOC) DARI BERBAGAI SUMBER YANG RELEVAN ............................... 5
4. MENJELASKAN TANDA DAN GEJALA ................................................ 6
5. MENJELASKAN PROSEDUR DIAGNOSTIC ......................................... 7
6. MENJELASKAN FARMAKOTERAPETIK DAN RASIONAL
PEMILIHAN OBAT ........................................................................................... 8
7. MENGIDENTIFIKASI DATA YANG NORMAL DAN ABNORMAL
DARI KASUS SISTEM RESPIRASI DAN KARDIOVASKULER ................. 9
8. MENDOKUMENTASIKAN HASIL PENGKAJIAN SECARA TEPAT .. 9
9. MEMBUAT DIAGNOSA KEPERAWATAN PRIORITAS
BERDASARKAN NANDA.............................................................................. 12
10. MEMBUAT RANCANGAN INTERVENSI DAN RASIONALNYA
(BERDASARKAN TEORI, KONSEP PATOFISIOLOGI DAN EBP) ........... 15
11. MEMBUAT RANCANGAN IMPLEMENTASI .................................. 16
12. MEMBUAT RANCANGAN EVALUASI (SOAP) .............................. 16
13. MELAKUKAN TELAAH JURNAL (EBP) YANG BERKAITAN
DENGAN INTERVENSI KEPERAWATAN .................................................. 18
BAB III ................................................................................................................. 19
PENUTUP ............................................................................................................. 19

ii
1. KESIMPULAN .......................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Endocarditis infeksiosa merupakan infeksi yang menimbulkan
vegetasi pada endokard. Keadaan ini hampir selalu fatal jika tidak
diobati.Katup jantung biasa terkena, tetapi infeksi bisa terdapat pada defek
septum atau endokard mural. Infeksi pada pintasan erteriovenosa atau
koarktasio aorta lebih tepat jika disebut pintasan endarteritis dan akan
menghasilkan sindroma klinis yang serupa. (Harrison)
Endokarditis infeksi (endocarditis bacterial) adalah infeksi katup
dan permukaan endotel jantung yang disebabkan oleh invasi langsung
bakteri atau organisme lain dan menyebabkan deformitas bilah katup.
Mikroorganisme penyebab mencakup bakteri (streptokoki, enterokoki,
pneumokoki, stapilakoki) fungi, riketsia, dan streptokokus viridans.(KMB
VOL2).

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Endokarditis ?
2. Apa saja etiologi dan faktor resiko penyakit klien?
3. Bagaimana patofisiologis dari penyakit endokarditis ?
4. Bagaimana tanda dan gejala penyakit Endokarditis?
5. Bagaimana prosedur diagnostic dari penyakit endokarditis ?
6. Apa saja yang menjadi farmakoterapi dari penyakit endokarditis ?
7. Apa saja data normal dan abnormal dari penyakit endokarditis ?
8. Bagaimana dokumentasi hasil pengkajian dari penyakit endokarditis ?
9. Bagiamana diagnose keperawatan berdasarkan NANDA ?
10. Bagaimana rancangan intervensi dan rasionalnya ?
11. Bagaimana rancangan implementasi dari penyakit endokarditis ?
12. Bagiama rancangan evaluasi dari penyakit endokarditis ?
13. Bagaimana hasil telaah jurnal penyakit endokarditis ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan mempelajari apa itu endokarditis.
2. Untuk mengetahui etiologi dan faktor resiko dari endokarditis.

1
2

3. Untuk mengetahui patofisiologi dari endokarditis.


4. Untuk mengetahui tanda dan gejala endokarditis.
5. Untuk mengetahui prosedur diagnostic dari endokarditis.
6. Untuk mengetahui farmakoterapik dari endokarditis.
7. Untuk mengetahui data normal dan abnormal.
8. Untuk mengatahui hasil pengkajian.
9. Untuk mengetahui diagnose keperawatan.
10. Untuk mengetahui intervensi dari penyakit endokarditis.
11. Untuk mengetahui rancangan implementasi.
12. Untuk mengetahui rancangan evaluasi.
13. Untuk mengetahui hasil telaah jurnal.
BAB II

PEMBAHASAN

1. MENJELASKAN DEFINISI PENYAKIT


Endocarditis infeksiosa merupakan infeksi yang menimbulkan
vegetasi pada endokard. Keadaan ini hampir selalu fatal jika tidak
diobati.Katup jantung biasa terkena, tetapi infeksi bisa terdapat pada defek
septum atau endokard mural. Infeksi pada pintasan erteriovenosa atau
koarktasio aorta lebih tepat jika disebut pintasan endarteritis dan akan
menghasilkan sindroma klinis yang serupa. (Harrison)

Endokarditis infeksi (endocarditis bacterial) adalah infeksi katup


dan permukaan endotel jantung yang disebabkan oleh invasi langsung
bakteri atau organisme lain dan menyebabkan deformitas bilah katup.
Mikroorganisme penyebab mencakup bakteri (streptokoki, enterokoki,
pneumokoki, stapilakoki) fungi, riketsia, dan streptokokus viridans.(KMB
VOL2).

Endokarditis adalah peradangan pada katup dan permukaan endotel


jantung (Arif Muttaqin, 2009: 288).Endokarditis pertama kali ditemukan
oleh Rivera tahun 1946.Endokarditis dibagi menjadi dua, yaitu
endokarditis infektif dan endokarditis non infektif.Endokarditis bakterialis
ialah infeksi kuman yang menyerang katup jantung, endokardium dan
epitel pembuluh darah yang disebabkan oleh berbagai kuman dan beberapa
penyakit dasa (Ngastiyah, 2005).

Endokarditis infektif, salah satu infeksi yang paling serius, ditandai


oleh kolonisasi atau infasi katup jantung atau endocardium mural oleh
suatu mikroba yang menyebabkan terbentuknya vegetasi rapuh yang terdiri
dari organisme dan debris trombotik, sering kali disertai oleh kerusakan
jaringan jantung di bawahnya. Aota, kantung aneurisma, pembuluh darah
lain, dan alat prostetik juga dapat terinfeksi. Jamur, rickettsiae ( Q fever),

3
4

dan klamidia sesekali dapat menyebabkan infeksi ini, tetapi sebagian besar
kasus disebabkan oleh bakteri (endocarditis bakterialis). Diagnosis IE yang
cepat dan terapi efektif secara bermakna mengubah prognis bagi pasien.

2. MENJELASKAN ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO


Etiologi Endokarditis

Endokarditis paling banyak disebabkan oleh Sterptococcus


viridans, yaitu mikroorganisme yang hidup dalam saluran napas bagian
atas. Penyebab lain dari infeksi endokarditis yang lebih patogen adalah
Staphylococus aureus, yang menyebabkan infeksi endokarditis subakut.
Penyebab lain adalah Streptococcus fecalis, yaitu bakteri gram yang
negatif aerob/anaerob, jamur, virus, Candida, Aspergillus dan Basil E.
coli.

Yang paling utama dari beberapa factor presdiposisi timbulnya


endocarditis adalah penyebaran mikroba ke dalam darah. Pintu masuk
kuman ke aliran darah mungkin adalah suatu infeksi ditempat lain yang
jelas, prosedur gigi atau bedah yang menyebabkan bakterimia transien,
penyuntikan bahan tercemar langsung ke dalam aliran darah oleh pemakai
narkitika intravena atau suatu sumber tersembunyi disaluran cerna, rongga
mulut atau cedera ringan. Pengenalan keadaan klinis dan anatomis yang
menyebabkan bakterinia memungkinkan dilakukannya pencegahan dengan
terapi antibiotic profilaksis.

Berdasarkan kasus yang menjadi etiologi Tn.R mengidap endocarditis


yaitu bakteri mikroorganisme Streptococcus yang diduga berasal dari
suntikan.

Factor resiko

Faktor Internal Faktor Eksternal


 Penyakit jantung rematik  Pemakaian obat
5

 Penyakit jantung bawaan imunosupresif sitostatika


 Katub jantung prostetik  Hemodialisis atau
 Penyakit jantung sklerotik Peritonial dialisis
 Post operasi jantung  Serosis hepatis
 Miokardiopati hipertrof  Diabetes mellitus
obstruksi  Penyakit ginjal
 Prolaps katub mitral  Lupus eritematosus
 Penyakit gout
 Penyalahgunaan narkotika
intravena

Berdasarkan kasus, yang menjadi factor resiko Tn.R mengidap


Endokarditis yaitu karena Tn.R seorang pemakai obat obat suntik dan
sering menggunakan jarum juga karena penyalahgunaan narkotika
intravena

3. MENJELASKAN DAN MEMBUAT PATHWAY PATOFISIOLOGI


(WOC) DARI BERBAGAI SUMBER YANG RELEVAN
Patofisiologi :
Mikroorganisme masuk ke aliran darah melalui berbagai cara.
Setelah proses kolonisasi terjadi pada endotel, replikasi terjadi dan koloni
bakteri terbentuk diantara lapisan trombosit dan fibrin. Seiring dengan
koloni yang menajdi terjerat didalam lapisan serat fibrin dan trombosit,
koloni menjadi semakin kurang peka terhadap mekanisme pertahanan
tubuh. Bakteri menstimulasi sistem imun humoral untuk menghasilkan
antibody non-spesifik tetapi bakteri dilindungi oleh agregasi trombosit
fibrin. Vegetasi ini dapat membentuk bekuan yang berpindah ke organ
lain, membentuk suatu abses. Vegetasi dapat menyebabkan kerusakan
parah pada katup jantung dengan melakukan perforasi dan mengubah
struktur daaun katup. Perluasan bakteri dapat menginvasi aorta atau
6

pericardium. Jumlah kerusakan tergantung pada tipe dan virulensi


organism yang menyebabkan infeksi.
Banyak komplikasi yang dapat terjadi. Gagal jantung dapat terjadi sebagai
akibat kerusakan structural katup. Emboli arterial dapat terjadi akibat
vegetasi ini. Emboli sistemik dapat terjadi pada 30% - 40% klien dengan
endorkaditif infektif pada jantung kiri. Tempat yang umum mengalami
infark adalah ginjal, limfa, dan otak. Emboli paru juga terkait dengan
endokarditis infektif pada jantung kanan. Emboli dapat berjalan ke otak
dan menghasilkan manivestasi yang beragam. Kadang kala komplek imun
glomerulonefritis dapat terjadi. Fungsi ginjal biasanya kembali ke normal
setelah infeksi dapat dikendalikan.

4. MENJELASKAN TANDA DAN GEJALA


Gambaran klinis awal pada endocarditis biasanya tidak spesifik dan
meliputi perasaan malaise (tidak enak badan), lemah, keletihan, penurunan
berat badan, anoreksia, keringat malam, menggigil, insufisiensi katup,
demam intermiten yang dapat muncul kembali selama berminggu-minggu.
Awitan yang lebih akut menyertai mikroorganisme dengan patogenisitas
yang tinggi, seperti S. Aureus. Endokarditis umumnya menimbulkan
bising regurgitan yang keras dank has untuk lesi jantung yang ada
dibaliknya. Bising jantung yang berubah mendadak atau terdengar bising
yang baru dalam keadaan demam merupakan tanda klasik endocarditis.

Tanda-tanda lain dapat meliputi splenomegaly; petekie pada kulit


(khususnya sering dijumpai pada badan bagian depan atas) dan mukosa
pipi, faring, serta konjungtiva; dan splinter haemorrhages yang terlihat
dibawah kuku.

Kadang-kadang endocarditis menimbulkan Nodus Osler (Lesi


subkutan yang nyeri tekan dan menonjol pada jari tangan atau jari kaki),
bercak Roth, (bercak pendarahan dengan bagian tengah berwarna putih
pada retina) dan Lesi Janeway (macula berwarna keunguan pada telapak
tangan atau telapak kaki).
7

Murmur terdapat pada 90% pasien dengan lesi di sisi kiri, tetapi
mungkin disebabkan kelainan jantung yang sudah ada sebelumnya yang
menjadi factor predisposisi endocarditis infektif.

Berdasarkan kasus yang menjadi tanda dan gejala Tn.R mengidap


penyakit endocarditis yaitu mudah lelah (malaise), demam, katup jantung
mengalami infeksi, sesak nafas, batuk-batuk, bunyi jantung murmur (+).

5. MENJELASKAN PROSEDUR DIAGNOSTIC


Tiga atau lebih kultur darah yang dibuat dalam periode 24 jam
hingga 48 jam (masing-masing dengan sampel yang diambil dari fungsi
vena yang berlebihan) dapat mengenali mikroorganisme penyebab
endocarditis pada hampir 90% pasien. Sampel untuk kultur darah harus
diambil dari tiga tempat yang berbeda dengan selang waktu antara fungsi
vena yang satu dan yang lain selama satu jam.

Sepuluh persen pasien lain dapat memberikan hasil kultur darah


yang negative dan keadaan ini mungkin menunjukkan infeksi fungus atau
infeksi yang sulit didiagnosis, seperti Haemophilus parainfluenzae.

Hasil uji labolatorium lain yang abnormal tetapi nonspesifik adalah :

a. Jumlah sel darah putih yang normal atau meninggi.


b. Jumlah histiosit (makrofag) yang abnormal.
c. Kenaikan laju endap darah.
d. Factor rheumatoid serum yang positif (pada sekitar separuh jumlah seluruh
pasien setelah endocarditis bertahan selama tiga hingga enam minggu).
e. Kerusakan katup yang dapat diketahui melalui ekokardiografi, khususnya
transesofageal.
f. Fibrilasi atrium dan aritmia lain yang menyertai penyakit katup jantung
dapat dikenali melalui pemeriksaan EKG.

Selain itu,diagnosis endocarditis infeksi dapat ditegakkan dengan


sempurna bila ditemukan kelainan katup, kelainan jantung bawaan dengan
murmur, fenomena emboli, demam, dan pembiakan darah yang positif.
8

Diagnosis dapat ditegakkan bila memenuhi kriteria di atas. Endocarditis


pasca bedah dapat diduga apabila terjadi pans, leukositosis, dan anemia
sesudah operasi kardiovaskular atau operasi pemasangan katup jantung
prostetik.

6. MENJELASKAN FARMAKOTERAPETIK DAN RASIONAL


PEMILIHAN OBAT
Tujuan penanganan endokarditis adalah membunuh
mikroorganisme penyebab infeksi. Biasanya terapi lini-pertama
merupakan kombinasi penisilin dengan antibiotic golongan
aminoglikosida, biasanya gentamisin. Terapi anti mikroba harus segera
dimulai dan dilanjutkan selama empat hingga enam minggu. Pemilihan
antibiotic didasarkan pada hasil identifikasi mikroorganisme penyebab
infeksi dan hasil pemeriksaan sensitivitas. Sementara menunggu hasil-
hasul tersebut atau jika hasil pemeriksaan kultur darah negatif, terapi
antimikroba dpat dilakukan secara empiris berdasarkan kemungkinan
mikroorganisme yang menyebabkan infeksi.
Terapi suportif meliputi tirah baring, pemberian aspirin untuk
mengatasi demam serta pegal-pegal, dan asupan cairan yang cukup.
Kerusakan katup yang berat, khususnya insufisiensi aorta atau mitral,
memerlukan pembedahan korektif pada kasus gagal jantung yang resisten
terhadap pengobatan atau pada kasus yang memerlukan penggantian katup
yang terinfeksi.
Farmakologi :
Bakteri terletak didalam vegetasi, sulit untuk menempatkan
antibiotic tepat untuk bakteri. Antibiotic tidak dapat mencapai
mikroorganisme secara langsung karena katup tidak menerima suplai
darah, sehingga antibiotic harus mencapai vegetasi secara pasif. Penisilin
dan seftriakson dan gentamisin atau vankomisin biasanya digunakan. Oleh
karena terdapat strain bakteri yang resistan, antibiotic lain mungkin
dibutuhkan. Terapi biasanya diberikan melalui jalur intravena dan
diberikan dalam waktu empat sampai enam minggu. Antibiotic biasanya
9

dimulai dirumah sakit dan diteruskan dirumah jika situasi tempat tinggal
memungkinkan. Resiko endokarditis infektif akan berlanjut seumur hidup
klien dan terapi profilaksis untuk infeksi tersebut sangat dibutuhkan.

7. MENGIDENTIFIKASI DATA YANG NORMAL DAN ABNORMAL


DARI KASUS SISTEM RESPIRASI DAN KARDIOVASKULER
Hasil Pemeriksaan Nilai Normal
Bunyi Jantung : Murmur (+) Bunyi Jantung :
Tanda-tanda vital : Tanda-tanda Vital :
a. TD : 100/90 mmHg a. TD : 120/80 mmHg
b. HR : 100x/menit b. HR : 60-100x/menit
c. RR : 24x/menit c. RR : 14-20/menit
d. Suhu : 39c d. Suhu : 36,5 ˚ C-37,5 ˚C
Hasil Lab : Hasil Lab :
a. Hb : 11 mg/dl a. Hb : 12-16 gr/dl
b. Hematokrit : 33% b. Hematokrit : 37-43%
c. Leukosit : 17.000 c. Leukosit : 7.000-10.000
d. Trombosit : 170.000 d. Trombosit : 150.000-400.000
e. Kultur Darah : Positif Streptococcus e. Kultur darah :

8. MENDOKUMENTASIKAN HASIL PENGKAJIAN SECARA


TEPAT
PENGKAJIAN

IDENTITAS
1) Pasien
a. Nama : Tn. R
b. Usia : 19 tahun
c. Jenis kelamin : Laki-laki
d. Pendidikan : Lulusan SMA
e. Pekerjaan : Tidak Terkaji
10

f. Alamat : Tidak Terkaji


g. Tanggal Masuk RS : Tidak Terkaji
h. Tanggal Pengkajian : Tidak Terkaji
i. Diagnose Medis : Endokarditis

2) Penanggung Jawab Klien


a. Nama : Tidak Terkaji
b. Hub. Dg. Klien : Tidak Terkaji
c. Alamat : Tidak Terkaji

RIWAYAT KESEHATAN
1) Keluhan Utama
Klien mengeluh sesak dan mudah lelah

2) Riwayat Penyakit Sekarang


Tn. R, 19 tahun, seorang pemuda lulusan SMA dating ke rumah sakit
diantar keluarganya karena demam ringan sejak lima hari, batuk-batuk,
dan sesak nafas. Dari pengakuannya, diketahui dia memakai putaw dengan
cara suntik sejak satu tahun.
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan, didapatkan data
sebagai berikut :

Tinggi Badan : Tidak Terkaji


Berat Badan : Tidak Terkaji
Suhu : 39˚C
Nadi : 100x/menit
Respirasi Rate : 24x/menit
Tekanan Darah : 100/90 mmHg

3) Riwayat Penyakit Dahulu


Klien mengatakan sejak dua tahun yang lalu ia menghisap bahan
berbahaya jenis putaw.
11

4) Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak Terkaji

RIWAYAT PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL

Pengakuan itu sangat mengejutkan, sekaligus memukul perasaan


keluarganya, yang selama ini tidak menduga sama sekali bahwa anak laki-
laki satu-satunya itu seorang pengguna putaw.

1. PEMERIKSAAN FISIK
1) Keadaan Umum : penampilan tampak lemah, batuk-batuk, dan sesak
napas
2) Tingkat Kesadaran : Tidak Terkaji
3) TB : Tidak Terkaji
4) BB : Tidak Terkaji
5) Tanda tanda vital :
a. Tekanan darah : 100/90 mmHg
b. Nadi : 100x/menit
c. Rerpirasi : 24x/menit
d. Suhu : 39°C
6) Pemeriksaan Fisik :
a. Kepala
Tidak terdapat keluhan
b. Mata
Tidak terdapat keluhan
c. Hidung
Tidak terdapat keluhan
d. Mulut
Tidak terdapat keluhan
e. Telinga
Tidak terdapat keluhan
f. Kulit dan Otot-otot Wajah
Tidak terdapat keluhan
g. Leher
12

Tidak terdapat keluhan


h. Dada dan Punggung
Batuk-batuk dan sesak napas
i. Abdomen
Tidak terdapat keluhan
j. Genital
Tidak terdapat keluhan
k. Ekstremitas
Tidak terdapat keluhan

7) Pemeriksaan Penunjang Diagnostik (Laboratorium)


a. Kultur darah : positif streptokokus
b. Kedua katup jantung mengalami infeksi yang sangat parah
c. Daun katup jantungnya terancam robek dengan resiko terjadinya
kebocoran

9. MEMBUAT DIAGNOSA KEPERAWATAN PRIORITAS


BERDASARKAN NANDA

NANDA NURSING Nursing Outcomes Nursing


DIAGNOSIS Classification Interventions
Classification
Data Subjektif: Manajemen diri: Intervensi keperawatan
1. Demam ringan Penyakit Jantung yang disarankan untuk
2. Batu-batuk Kode : 1617 menyelesaikan
3. Sesak napas Definisi : tindakan masalah:
4. Mudah lelah seseorang untuk Perawatan Emboli :
5. Memakai putaw mengelola penyakit Paru
dengan dihisap dan jantung, pengobatan Kode: 4106
disuntik dan untuk mencegah Definisi : manajemen
perkembangan pasien yang
Data Objektif: penyakit dan mengalami sumbatan
13

1. Bunyi jantung: komplikasinya sirkulasi paru


murmur (+) Indikator : Aktivitas-aktivitas:
2. Katup jantung 161744 mendapatkan 1. Evaluasi
infeksi perawatan kesehatan perubahan
3. Daun katup ketika tanda status
terancam robek peringatan muncul pernapasan dan
Tanda-tanda Vital jantung (suara
1. TD : 100/90 Kelelahan: Efek yang napas tidak
mmHg mengganggu normal &
2. HR : 100 x/menit Kode : 0008 dyspnea)
3. RR : 24 x/menit Definisi : keparahan 2. Ubah posisi
4. Suhu : 39 oC efek gangguan yang pasien setiap 2
Hasil Lab diamati atau jam, dukung
1. Kulturdarah = dilaporkan dari pasien untuk
positif kelelahan kronis mobilisasi dini
streptococcus terhadap fungsi atau ambulasi
2. Hb : 11 mmHg/dl sehari-hari sesuai toleransi
3. Hematokrit : 33% Indikator : 3. Berikan
4. Leukosit = 17.000 000801 Malaise (+) pendidikan
5. Trombosit = 000806 Gangguan rinci kepada
170.000 pada rutinitas (+) pasien dan
keluarga
mengenai
Domain: 4 pencegahan
Kelas : 4 emboli untuk
Kode : 00029 kedepannya

Penurunan Curah
Jantung
Definisi :
Ketidakmampuan
14

darah yang di pompa


oleh jantug untuk
memenuhi kebutuhan
metabolik tubuh.
Perubahan preload :
1. Keletihan
2. Murmur jantung

Perubahan Afterload:
Dyspnea

Perubahan
Kontraktilitas:
batuk

Faktor yang
berhubungan:
1. Perubahan
Afterload
2. Perubahan
Kontraktilitas
3. Perubahan
Preload
15

10. MEMBUAT RANCANGAN INTERVENSI DAN RASIONALNYA


(BERDASARKAN TEORI, KONSEP PATOFISIOLOGI DAN EBP)
Malaise yang berhubungan dengan aktifitas disebabkan oleh
gejala yang dirasakan.
Tujuan : dalam waktu 3x24 jam setelah diberikan intervensi,
gejala yang dirasakan berkurang.
Rencana Intervensi Rasional
Pemberian posisi Posisi fowler
fowler/semi fowler tinggi memaksimalkan ekspansi
dan bantu klien berlatih paru dan menurunkan upaya
nafas dalam dan batuk nafas. Ventilasi maksimal
efektif. membuka area atelektasis
dan meningkatkan gerakan
secret gejala napas besar
untuk dikeluarkan.
Dorong konsumsi cairan. Membantu membuang racun
dan zat sisa didalam tubuh,
melancarkan peredaran
darah dan mempercepat
proses penyembuhan.
Fasilitasi istirahat, terapkan Istirahat akan menurunkan
pembatasan aktivitas : jika kebutuhan O2 jaringan
diperlukan. perifer sehingga akan
menurunkan kebutuhan
miokardium serta akan
meningkatkan suplai darah
dan oksigen ke jaringan
nyeri.
Tutup pasien dengan selimut Mengurangi peningkatan
atau pakaian ringan, demam disebabkan karena
tergantung pada fase demam adanya pengeluaran keringat
(yaitu : memberikan selimut yang banyak.
16

hangat untuk fase dingin,


menyediakan pakaian atau
linen, tempat tidur ringan
untuk demam dan fase
bergejolak/flush.
Pemberian terapi Bekerja akan mencegah
farmakologis fenisilin G bakteri untuk tubuh dan
berkembangbiak sekaligus
membunuh bakteri yang
sudah matang.
Tentukan kemampuan Memotivasi klien menjadi
pasien untuk mengobati diri partisipan aktif dalam
sendiri dengan cara yang perawatan mandiri,
tepat. mempercepat kembali ke
gaya hidup yang normal.

11. MEMBUAT RANCANGAN IMPLEMENTASI


a. Memberikan posisi fowler/semi fowler tinggi dan bantu klien berlatih nafas
dalam dan batuk efektif.
b. Mendorong konsumsi cairan.
c. Memfasilitasi istirahat, terapkan pembatasan aktivitas : jika diperlukan.
d. Menutup pasien dengan selimut atau pakaian ringan, tergantung pada fase
demam (yaitu : memberikan selimut hangat untuk fase dingin,
menyediakan pakaian atau linen, tempat tidur ringan untuk demam dan
fase bergejolak/flush.
e. Memberikan terapi farmakologis fenisilin G

12. MEMBUAT RANCANGAN EVALUASI (SOAP)


1. Tujuan Tercapai.
Diagnosis keperawatan : Infeksi pada katup jantung
Tujuan : Dalam waktu 3x24 jam setelah diberikan
intervensi, gejala yang dirasakan berkurang
17

Evaluasi :
S : Sekarang saya sudah tidak merasakan gejala-gejala seperti
sebelumnya.
O : Upaya napas paru bekerja dengan normal, suhu kembali normal
setelah dikaji
A : Gejala-gejala yang dirasakan sudah hilang
P : Pasien tidak perlu berobat kembali
2. Tujuan Tercapai Sebagian.
Diagnosis Keperawatan : Infeksi pada katup jantung
Tujuan : Dalam waktu 3x24 jam setelah diberikan
intervensi, gejala yang dirasakan berkurang
Evaluasi :
S : Sekarang saya sudah tidak merasakan salah satu gejala-gejala
seperti sebelumnya (sesak napas, demam, batuk)
O : Auskultasi jantung masih terdengar murmur
A : Salah satu gejala-gejala yang dirasakan masih ada
P : Tambahkan fasilitasi istirahat
3. Tujuan Tidak Tercapai.
Diagnosis Keperawatan : Infeksi pada katup jantung
Tujuan : Dalam waktu 3x24 jam setelah diberikan
intervensi, gejala yang dirasakan berkurang
Evaluasi :
S : Sekarang saya tetap merasakan gejala-gejala seperti sebelumnya
O : Upaya napas paru tidak berkeja normal, suhu tubuh tetap tinggi,
auskultasi jantung masih terdengar murmur
A : Gejala-gejala yang dirasakan masih tetep ada
P : Lanjutkan posisi fowler/semifowler (saat sesak dada), tambah
asupan cairan, tambah fasilitasi istirahat, lanjutkan memakai selimut
jika demam, lanjutkan memakai terapi farmakologis fenisilin G,
18

13. MELAKUKAN TELAAH JURNAL (EBP) YANG BERKAITAN


DENGAN INTERVENSI KEPERAWATAN
Judul : Endokarditis Infektif pada Laki-laki Berusia 60
tahun di RSUP Dr. Kariadi Semarang

Peneliti : Ridha Wahyutomo

Tahun Terbit : 2013

P : Endokarditis infektif pada laki-laki berusia 60 tahun


I : Diberikan terapi Cefriaxone 2 gr

C : Tanpa diberikan terapi Cefriaxone 2 gr

O : Pada akhirnya kultur menunjukan tidak ada pertumbuhan


setelah hari ke delapan perawatan.
T :-
BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN
Endocarditis infeksiosa merupakan infeksi yang menimbulkan
vegetasi pada endokard. Keadaan ini hampir selalu fatal jika tidak
diobati.Katup jantung biasa terkena, tetapi infeksi bisa terdapat pada defek
septum atau endokard mural. Infeksi pada pintasan erteriovenosa atau
koarktasio aorta lebih tepat jika disebut pintasan endarteritis dan akan
menghasilkan sindroma klinis yang serupa. (Harrison)
Endokarditis infeksi (endocarditis bacterial) adalah infeksi katup
dan permukaan endotel jantung yang disebabkan oleh invasi langsung
bakteri atau organisme lain dan menyebabkan deformitas bilah katup.
Mikroorganisme penyebab mencakup bakteri (streptokoki, enterokoki,
pneumokoki, stapilakoki) fungi, riketsia, dan streptokokus viridans.(KMB
VOL2).
Etiologi Endokarditis

Endokarditis paling banyak disebabkan oleh Sterptococcus


viridans, yaitu mikroorganisme yang hidup dalam saluran napas bagian
atas. Penyebab lain dari infeksi endokarditis yang lebih patogen adalah
Staphylococus aureus, yang menyebabkan infeksi endokarditis subakut.
Penyebab lain adalah Streptococcus fecalis, yaitu bakteri gram yang
negatif aerob/anaerob, jamur, virus, Candida, Aspergillus dan Basil E.
coli.

19
DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin, Arif.2009.Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan


Gangguan Sistem Kardiovasculer dan Hematologi.Jakarta :
Salemba Medika
Kowalak, dkk.2003.Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta : EGC
Black, Joyce M dan Jane Hokanson Hawks (TT).Keperawatan Medical
Bedah Manajemen Klinis untuk Hasil yang Diharapkan:
Naga, S Sholeh. (2013). Ilmu Penyakit Dalam. Banguntapan Jogjakarta :
DIVA Press
Ardiansyah, Muhammad.2012.Medikal Bedah Untuk
Mahasiswa.Banguntapan Jogjakarta : DIVA Press

Bulechek, Gloria M, dkk. 2016. Nursing Interventions Classification

(NIC) Edisi ke-6. Singapore : Elsevier

Moorhead, Sue. et al. 2016.Nursing Outcomes Classification (NOC) Edisi

ke-5. Singapore : Elsevier

Herdman, T Heather dan Kamitsuru Shigemi. 2015. Diagnosis

Keperawatan Definisi & Klasifikasi Edisi ke-10. Jakarta : EGC

Isselbacher, dkk.2014. Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam Penyakit

Infeksi Edisi ke-13. Jakarta : EGC

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi

ke-8 Vol.2. Jakarta : EGC

20

Você também pode gostar