Você está na página 1de 6

Upper Respiratory Infections: Common

Cold, Sinusitis, Pharyngitis, Epiglottitis


and Laryngotracheitis
Etiologi: viraEtiologi: infeksi virus.
- Epiglotitis dan laryngotracheitis adalah pengecualian dengan kasus yang parah
disebabkan oleh jenis Haemophilus influenzae b. Faringitis bakteri sering terjadi

yang disebabkan oleh infeksi Streptococcus pyogenes.

- Epiglotitis dan laryngotracheitis adalah pengecualian dengan kasus yang parah

disebabkan oleh jenis Haemophilus influenzae b. Faringitis bakteri sering terjadi

yang disebabkan oleh Streptococcus pyogenes

Pathogenesis: mikroorganisme masuk ke saluran


pernafasan mel droplet dan menyerang mukosa.
Kehancuran epitel bisa terjadi, bersamaan dengan red sign,edema, perdarahan dan terkadang eksudat.
– Kultur bakteri dan virus dpt digunakan pd spesimen usap tenggorokan utk mendeteksi faringitis,
epiglotitis dan laryngotracheitis. Kultur darah juga dapat dilakukan pada kasus epiglotitis.

Lower Respiratory Infections: Bronchitis,


Bronchiolitis and Pneumonia

Etiology: Causative agents of lower respiratory infections


are viral or bacterial. Viruses cause most cases of bronchitis
and bronchiolitis.
– In community-acquired pneumonias, the most common
bacterial agent is Streptococcus pneumoniae
Specimens Sputum dikultur untuk menumbuhkan bacteri,
fungi dan virus. Dilanjutkan dengan uji makroskopi
– Kultur darah dan atau metode serologi digunakan untuk
mengetahui jenis virus, ricketsia, fungi dan bakteri.
– Uji Enzyme-linked dapat digunakan untuk mendeteksi
antigen dan antibodi yang berkaitan

Streptococcus grup A
Faringitis Streptococcal adalah radang amandel / faringitis
yang disebabkan oleh infeksi Streptococcus Grup A (GAS),
biasanya gejalanya lebih berat drpd jika disebabkan oleh
virus
– Masa inkubasi 2 – 5 hari
– Virulensi dari GAS dipengaruhi oleh efek hemolisin 
Streptolysin (SL). Terdiri dari SL-O dan SL-S, keduanya dpt
menyebabkan luka pd sel dan jaringan

– Polisakarida khusus yg terdapat pd permukaan

dinding sel membantu


melindungi bakteri larut oleh
Lisosim. LTA (Lipoteichoic acid) berkontribusi dalm
perlekatan Coccus ke sel epitel
di pharynx.
– M-Protein melawanFagositosis dan membantu perlekatan.
– Kapsul : Hyaluronic acid (HA)
Adherens. Susunan HA sangat mirip dgn HA pd jaringan manusia sehingga kadang tak terdeteksi sbg antigen
oleh system imun

Faringitis streptokokus ("radang tenggorokan") menyerupai virus

faringitis Dari anak-anak dengan sakit tenggorokan, 15% sampai 36% miliki kelompok A beta-hemolitik Streptococcus (GABHS). Tarifnya

kurang dari 20% untuk orang dewasa Sepuluh persen sampai 25% umum,Populasi asimtomatik adalah pembawa untuk kelompok A
Streptococcus.- Layar streptococcal yang cepat mendeteksi streptokokus grup A antigen. Budaya positif pasti membutuhkan waktu 2 hari.
Antibiotik selama periode ini menyebabkan perkembangan yang tidak perluorganisme tahan antibiotik dan paparan pasien
antibiotik.cx

Fusobacterium necrophorum

Batang, Gram negative, obligat anaerobik yang merupakananggota filum Fusobacter, ujung meruncing, dan
memiliki morfologi fusiform yang khas.
Corynebacterium diphteriae

– Aerobic, Gram + rods Gram positive rods


– pleomorphic: club-shaped – Palisade cells
– “Chinese letters
– pallisades
– metachromatic granules
– methylene blue stain
– volutin: polyphosphate
Virulence Factors
Virulence Factors

– Diphtheria toxin !!!

blocks protein synthesis

– Dermonecrotic toxin

sphingomyelinase

increases vascular permeability

– Hemolysin

– Cord factor -Toxic trehalose

corynemycolic acid, corynemyolenic acid

6,6’-di-O-mycoloyl- a,a’-D-trehalose
Tuberculosis (TB)

Bakteri Penyebab TBC.


– Morfologi : basil halus-panjang, ukuran 1-4 mikron x 0,2-0,8
mikron
– Sifatnya tahan asam (BTA) –dinding sel memp Susunan lipid
yang sangat kompleks, termasuk asam mikolat dan lilin.

M.tb dapat bertahan hidup pada kondisi udara kering maupun dingin. Hal ini terjadi karena bakteri dapat berada

dalam kondisi dorman dan selanjutnya aktif menginfeksi kembali .


Pew. Ziehl-Neelsen menghasilkan
penampakan bakteri bentuk basil halus
berwarna merah, dengan latar belakang
berwarna biru

Pewarnaan
BTA [ZiehlNeelsen]
Badan sel berwarna
merah, dihitung
jumlah sel bakteri
untuk menetapkan
derajat patogenitas
penyakit

Morfologi koloni Mycobacterium tuberculosis pada media Loewenstein


Jensen adalah : kasar, kering, rapuh, tengah bertumpuk dengan tepi
berjejas tipis; kadang-kadang tipis dan menyebar. Biasanya tumbuh 12 –
28 hari dan tidak berpigmen baik pada tempat yang terang maupun gelap

- Streptococcus Pneumoniae tidak bergerak dan tidak membentuk atau melepaskan spora, meskipun memang demikian
memiliki pili yang kadang - kadang digunakan untuk Ketaatan, biasanya ke sel inang untuk lebih baik pertumbuhan

S. pneumoniae memp 500 jenis protein, termasuk CBPs or choline-binding


proteins.
– Mekanisme infeksi dan virulensi S. pneumoniae sangat dipengaruhi oleh
kapsul dan komponen dinding sel bakteri. Polisakarida kapsul memegang
peran dalam upaya perlindungan bakteri terhadap fagositosis,
menghambat aktivasi komplemen serta dalam mekanisme perlekatan
dengan reseptor sel hospes.
– Komponen dinding sel yang penting, diantaranya adalah asam teikoat dan
asam lipoteikoat yang juga berperan dalam mekanisme perlekatan dengan
sel hospes.

bakteri S. pneumoniae memiliki enzim hemolisin dan


eksotoksin yang bersifat pirogenik. Eksotoksin ini berupa
protein yang larut dan dapat menimbulkan respon antibodi. Karena itu, pemberian vaksin dengan polisakarida
tipe spesifik dapat memberikan perlindungan terhadap bakterimia pneumonia.

S. Pneumoniae perlu media dengan pH


optimum 7,6. Bakteri ini tumbuh aerob
dan fakultatif anaerob. Suhu
pertumbuhan optimum 37oC.
Glukosa meningkatkan
multiplication rate-nya, tetapi
bertambahnya asam laktat selain
menghambat dapat pula membunuhnya,
kecuali
bila dalam
pembenihan ditambah kalsium karbonat
1% untuk menetralkan

media agar darah sesudah pengeraman /inkubasiselama 18 jam akan terbentuk koloni yang
bulat kecil dengan diameter 0,5-1 mm dan dikelilingi zona kehijauan
Haemophilus influenzae

– Bakteri ini memiliki ukuran 0,2-0,3 x 0,5-0,8 µm


– Morfologi dari sel bakteri ini adalah cocobacil, namun ketika kondisi tidak
menguntungkan dan terjadi lisis maka sel akan membentuk bacil. Jadi
dalam pengamatan dr pewarnaan akan diperoleh hasil cocobacil dan
basil/pleomorfik.

– Dibagi atas klp yg bersimpai dan yg tidak.


– Umumnya peka terhadap pendinginan dan pe
– Tumbuh optimal pd suhu 37o C pH 7,4 – 7,8.

virulence factor

Capsule
Antifagosit (fungsinya ha,pir mirip dengan cilia)
tersusun atas polisakarida (a – f)
tipe b – Polyribose-ribitol
phosphate (PRP)
Endotoksin (LPS)
Pseudomonas aeruginosa

Batang gram negatif berukuran 0,5 sampai 0,8

μm dengan 1,5 sampai 3,0 pm. Hampir semua strainmotil dengan menggunakan polar tunggal flagellum

Virus influenza bersifat spherical atau

partikel melingkar berserat 80

berdiameter 120 nm. Heliks nukleokapsid simetris terdiri dari

sebuah nukleoprotein dan multipartit genom beruntai tunggal RNA antisense dalam tujuh atau delapan segmen.

- Amplop membawa a protein perlekatan hemaglutinin dan neuraminidase

Virus berikatan dengan sel inang melalui hemaglutinin Transkripsi dan nukleokapsid

perakitan berlangsung di nukleus. Keturunan virion dirakit di sitoplasma dan Kuncup dari selaput sel, membunuh sel. Di sel terinfeksi
bersamaan dengan lebih dari satu orang tua virion virus ditularkan melalui aerosol pernafasanmsekresi. Ini berkembang biak di mukosa
pernafasan, menyebabkan kerusakan sel dan peradangan

Você também pode gostar