Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
tersebut tidak terjadi lompatan listrik (flsh-over) atau percikan (spark-over). Kegagalan isolasi pada peralatan tegangan
tinggi yang terjadi pada saat peralatan sedang beroperasi bisa menyebabkan kerusakan alat sehingga kontinyuitas sistem
menjadi terganggu. Dari beberapa kasus yang terjadi menunjukkan bahwa kegagalan isolasi ini berkaitan dengan adanya
partial discharge. Partial discharge ini dapat terjadi pada material isolasi padat, material ioslasi cair dan juga material isolasi
gas. Mekanisme kegagalan pada material isolasi padat meliputi kegagalan asasi (intrinsik), elektro mekanik, streamer, termal
dan kegagalan erosi. Pada material isolasi gas kegagalan terutama disebabkan oleh mekanisme Townsend dan mekanisme
streamer. Sedangkan kegagalan pada material isolasi cair disebabkan oleh adanya kavitasi, adanya butiran pada zat cair dan
tercampurnya material isolasi cair. Kegagalan material isolasi cair (Minyak Transformator) akan dijelaskan lebih lanjut.
Mekanisme Kegagalan Isolasi Cair
Ada beberapa alasan mengapa isolasi cair digunakan, antara lain yang pertama adalah isolasi cair memiliki kerapatan 1000
kali atau lebih dibandingkan dengan isolasi gas, sehingga memiliki kekuatan dielektrik yang lebih tinggi menurut hukum
Paschen. Kedua isolasi cair akan mengisi celah atau ruang yang akan diisolasi dan secara serentak melalui proses konversi
menghilangkan panas yang timbul akibat rugi energi. Ketiga isolasi cair cenderung dapat memperbaiki diri sendiri (self
healing) jika terjadi pelepasan muatan (discharge). Namun kekurangan utama isolasi cair adalah mudah terkontaminasi.
Beberapa macam faktor yang diperkirakan mempengaruhi kegagalan minyak transformator seperti luas daerah elektroda,
jarak celah (gap spacing), pendinginan, perawatan sebelum pemakaian (elektroda dan minyak ), pengaruh kekuatan
dielektrik dari minyak transformator yang diukur serta kondisi pengujian atau minyak transformator itu sendiri juga
mempengaruhi kekuatan dielektrik minyak transformator.
Kegagalan isolasi (insulation breakdown, insulation failure) disebabkan karena beberapa hal antara lain isolasi tersebut
sudah lama dipakai, berkurangnya kekuatan dielektrik dan karena isolasi tersebut dikenakan tegangan lebih. Pada
perinsipnya tegangan pada isolator merupakan suatu tarikan atau tekanan (stress) yang harus dilawan oleh gaya dalam
isolator itu sendiri agar supaya isolator tidak gagal. Dalam struktur molekul material isolasi, elektron-elektron terikat erat
pada molekulnya, dan ikatan ini mengadakan perlawanan terhadap tekanan yang disebabkan oleh adanya tegangan. Bila
ikatan ini putus pada suatu tempat maka sifat isolasi pada tempat itu hilang. Bila pada bahan isolasi tersebut diberikan
tegangan akan terjadi perpindahan elektron-elektron dari suatu molekul ke molekul lainnya sehingga timbul arus konduksi
atau arus bocor. Karakteristik isolator akan berubah bila material tersebut kemasukan suatu ketidakmurnian (impurity)
seperti adanya arang atau kelembaban dalam isolasi yang dapat menurunkan tegangan gagal.
Gradien tegangan dv/dx yang melalui sebuah isolator tidak konstan walaupun elektrodanya adalah pelat pelat sejajar, gradien
tegangan paling curam terjadi dekat kepingan-kepingan. Bila dimensinya besar dibandingkan dengan jarak antara kedua
pelat maka pada bagian tengah antara kedua pelat gradiennya seragam.
Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi mekanisme kegagalan yaitu :
Partikel
Ketidak murnian memegang peranan penting dalam kegagalan isolasi. Partikel debu atau serat selulosa dari
sekeliling dielektrik padat selalu tertinggal dalam cairan. Apabila diberikan suatu medan listrik maka partikal ini
akan terpolarisasi. Jika partikel ini memiliki permitivitas e 2 yang lebih besar dari permitivitas carian e 1, suatu gaya
akan terjadi pada partikel yang mengarahkannya ke daerah yang memiliki tekanan elektris maksimum diantara
elektroda elektroda. Untuk partikel berbentuk bola (sphere) dengan jari jari r maka besar gaya F adalah :
Jika partikel tersebut lembab atau basah maka gaya ini makin kuat karena permitivitas air tinggi. Partikel yang lain
akan tertarik ke daerah yang bertekanan tinggi hingga partikel partikel tersebut bertautan satu dengan lainnya
karena adanya medan. Hal ini menyebabkan terbentuknya jembatan hubung singkat antara elektroda. Arus yang
mengalir sepanjang jembatan ini menghasilkan pemanasan lokal dan menyebabkan kegagalan.
Air
Air yang dimaksud adalah berbeda dengan partikel yang lembab. Air sendiri akan ada dalam minyak yang sedang
beroperasi/dipakai. Namun demikian pada kondisi operasi normal, peralatan cenderung untuk mambatasi
kelembaban hingga nilainya kurang dari 10 %. Medan listrik akan menyebabkan tetesan air yang tertahan didalam
minyak yang memanjang searah medan dan pada medan yang kritis, tetesan itu menjadi tidak stabil. Kanal
kegagalan akan menjalar dari ujung tetesan yang memanjang sehingga menghasilkan kegagalan total.
Gelembung
Pada gelembung dapat terbentuk kantung kantung gas yang terdapat dalam lubang atau retakan permukaan
elektroda, yang dengan penguraian molekul molekul cairan menghasilkan gas atau dengan penguatan cairan lokal
melalui emisi elektron dari ujung tajam katoda. Gaya elektrostatis sepanjang gelembung segera terbentuk dan
ketika kekuatan kegagalan gas lebih rendah dari cairan, medan yang ada dalam gelembung melebihi kekuatan uap
yang menghasilakn lebih banyak uap dan gelembung sehingga membentuk jembatan pada seluruh celah yang
menyebabkan terjadinya pelepasan secara sempurna.
Sifat-Sifat Listrik Cairan Isolasi
Sifat sifat listrik yang menentukan unjuk kerja cairan sebagai isolasi adalah :
Withstand Breakdown kemampuan untuk tidak mengalami kegagalan dalam kondisi tekanan listrik (electric
stress ) yang tinggi.
Minyak petroleum merupakan subtansi nonpolar yang efektif karena meruapakan campuran cairan hidrokarbon.
Minyak ini memiliki permitivitas kira-kira 2 atau 2.5 . Ketidak bergantungan permitivitas subtansi nonpolar pada
frekuensi membuat bahan ini lebih banyak dipakai dibandingkan dengan bahan yang bersifat polar. Misalnya air
memiliki permitivitas 78 untuk frekuensi 50 Hz, namun hanya memiliki permitivitas 5 untuk gelombang mikro.
Faktor daya
Faktor dissipasi daya dari minyak dibawah tekanan bolak balik dan tinggi akan menentukan unjuk kerjanya karena
dalam kondisi berbeban terdapat sejumlah rugi rugi dielektrik. Faktor dissipasi sebagai ukuran rugi rugi daya
merupakan parameter yang penting bagi kabel dan kapasitor. Minyak transformator murni memiliki faktor
dissipasi yang bervariasi antara 10-4 pada 20 oC dan 10-3 pada 90oC pada frekuensi 50 Hz.
Resistivitas
Suatu cairan dapat digolongkan sebagai isolasi cair bila resitivitasnya lebih besar dari 109
W-m. Pada sistem tegangan tinggi resistivitas yang diperlukan untuk material isolasi adalah 10 16 W-m atau
lebih. (W=ohm)
Kekuatan Dielektrik
Kekuatan dielektrik merupakan ukuran kemampuan suatu material untuk bisa tahan terhadap tegangan tinggi tanpa berakibat
terjadinya kegagalan. Kekuatan dielektrik ini tergantung pada sifat atom dan molekul cairan itu sendiri. Namun demikan
dalam prakteknya kekuatan dielektrik tergantung pada material dari elektroda, suhu, jenis tegangan yang diberikan, gas yang
terdapat dalam cairan dan sebagainya yang dapat mengubah sifat molekul cairan. Dalam isolasi cairan kekuatan dielektrik
setara dengan tegangan kegagalan yang terjadi.
Dalam upaya memberikan gambaran tentang kekuatan dielektrik maka akan lebih memudahkan bila dua dielektrik seri
ditinjau. Dalam hal ini medan dianggap seragam, arus bocor diabaikan dan konsentrasi fluks pada pinggiran juga diabaikan.
Jika n buah dielektrik dalam hubungan seri maka gradien atau kuat medannya pada titik x adalah :
Jika terdapat lapisan udara, minyak dan padat yang tebalnya 0.5 inci dengan permitivitas masing-masing 1, 2 dan 4;
tegangan V=280 kV. Berdasarkan rumus diatas gradien tegangan udara 320 volt/mil, minyak 160 volt/mil dan bahan padat
80 volt/mil. Oleh karena itu udara mulai gagal saat 54 volt/mil, minyak pada saat 200 volt/mil dan bahan padat pada saat 25-
– 300 volt/mil.
Pengujian Kualitas Minyak Transformator
1.Pengujian kekuatan elektrik minyak Transformator
Kekuatan listrik merupakan karakteristik penting dalam material isolasi. Jika kekuatan listrik rendah minyak transformator
dikatakan memiliki mutu yang jelek. Hal ini sering terjadi jika air dan pengotor ada dalam minyak transformator. Pengujian
perlu dilakukan untuk mengetahui kegagalan minyak transformator.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan uji kegagalan ini antara lain:
Bejana dan elektroda harus benar-benar kering dan bersih setiap sebelum pengujian, elektroda harus dicuci dengan
minyak transformator yang akan diuji.
Minyak yang akan diuji harus diambil dengan alat yang benar-benar bersih, minyak pertama yang keluar dibuang
supaya kran-kran menjadi bersih. Minyak lama pada waktu pertama alirannya dibuang.
Botol tempat minyak transformator ditutup dengan lilin supaya kotoran dan uap air tidak masuk.
o Tegangan AC naik pada kegagalan dengan kecepatan konstan 3 kV/sec. Prosedur ini diulang sampai 500
kali dalam interval 1 menit.
o Voltage band antara 0 sampai 100 % breakdown voltage, yang dibagai dalam beberapa level.Tegangan
Ac telah diaplikasi selama 1 menit 20 kali tiap level tegangan, sedangkan tegangan impuls telah
diaplikasi 20 kali tiap level tegangan.
Stabilisasi.
Setelah pengujian berturut turut, kekuatan dielektrik rata rata minyak mencapai tingkat yang stabil. Stabiliasi ini
dipengaruhi oleh berbagai macam faktor seperti daerah elektroda, jarak celah, kualitas minya, energi yang dilepas
dalam celah, elektroda pre treatment dan waktu antara kegagalan. Stabilisasi dipengaruhi oleh daerah elektroda.
Untuk jenis elektroda baja selinderis yang besar, nilai stabil setelah kira kira 20 kegagalan, sedang untuk elektroda
kuningan dan elektroda baja kecil, nilai menjadi stabil setelah kira kira 10 atau 5 kali kegagalan. Kualitas minyak
dalam celah dapat berubah oleh sirkulasi yang kontiyu atau oleh perubahan porositas filter. Dalam banyak hal
sirkulasi kontinyu minyak dalam celah selama pengujian dengan kecepatan 3 cm/detik meningkatkan persentase
perbedaan antara kegagalan pertama dan tingkat stabil, tanpa merubah jumlah breakdown sebelum mencapai
tingkat stabil. Stabilisasi juga dapat dikaitkan dengan pemindahan ketidak teraturan permukaan. Suatu perubahan
pada porositas penyaring minyak (dari 6 m m ke 15 m m) hanya merubah persentase perbedaan antara nilai
pertama dan nilai stabil (Plateu).Makin kasar permukaan elektroda maka makin lama periode stabilisasi. Dari hasil
pengamatan diperoleh bahwa elektroda yang mendapat perlakuan gosokan kertas ampelas kualitas 320 mencapai
nilai stabil setelah 15 atau 20 kali kegagalan, dan yang digosok dengan kertas ampelas kualitas terbaik praktis
menunjukkan tiadanya stabilisasi. Beberapa stabilisasi dikarenakan terutama oleh pemindahan secara kasar gas
yang diserap oleh permukaan elektroda selama perlakuan awal (pretreatment).
Kualitas Minyak , ketidak murnian minyak dapat diklasifikasikan kedalam empat (4) kelompok yaitu:
o Partikel debu atau fiber terlah ada dalam cairan. Partikel ini menurunkan kekuatan dielektrik minyak dan
partikel partikel ini dapat meloloskan diri dari proses filterasi jika ukurannya sangat kecil
o Partikel yang dihasilkan oleh discharge terdahulu yang biasanya berupa partikel karbon yang dihasilkan
dari penguraian minyak atau partikel metalik yang dipindahkan dari permukaan elektroda oleh discharge.
o Air
o Bahan tambahan (additive) yang sengaja diberikan kedalam minyak untuk merubah sifat elektrisnya.
Perilaku ketidak murnian dan atau ketidakmurnian dengan konstanta dielektrik yang lebih tinggi daripada cairan
tertarik ke dalam daerah tekanan elektrik tinggi dan bahkan membentuk suatu partikel jembatan yang
memungkinkan mengarah ke breakdown. Perubahan porositas filter minyak (dari 6 m m menjadi 15m m)
menandai adanya pengurangan kekuatan dielektrik rata rata sekitar 12 % dengan pengujian menggunakan
elektroda Bruce dengan jarak celah 1.2 mm dan 4mm.
Hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa pengaruh celah mendekati 80
kV/cm/dekade perubahan. Variasi rata rata tegangan breakdown dengan logaritma lebar celah dapat dinyatakan
dengan hubungan persamaan V = K d n, dimana K adalah konstanta, d adalah lebar celah dan n adalah faktor
eksponensial yang bernilai antara 0 dan 1.
Kekuatan dielektrik turun dengan naiknya luasan daerah elektroda, namun pengurangan perdekade tidak akan bernilai yang
sama untuk seluruh range daerah elektroda yang diuji. Hubungan yang tidak linier ini terjadi antara kekuatan dilektrik dan
logaritma luasan elektroda yang diamati.
Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain:
1. Hasil pengujian kualitas minyak transformator tidak lepas dari sifat sifat listrik yang dimilikinya yaitu :
permitivitas, resistivitas, faktor dissipasi daya dan kekuatan dielektrik.
2. Pengujian minyak transformator dilakukan dengan menggunakan berbagai macam elektroda untuk mengetahui
lebih rinci tentang kegagalan minyak transformator dalam kondisi tertekan, medan seragam maupun tak seragam.
3. Aliran minyak terlihat penting dan mempengaruhi kegagalan minyak transformator walaupun dalam kecepatan
yang hanya beberapa cm/detik.
4. Membesarnya pengaruh lebar celah terhadap kekuatan dielektrik dikarenakan semakin cepatnya akumulasi partikel
besar dalam celah yang memasuki volume tertekan melalui daerah medan seragam dan tak seragam pada pangkal
elektroda.
5. Percobaan dengan elektroda kuningan dan baja ringan menunjukkan bahwa kekuatan dielektrik tergantung pada
beberapa macam faktor seperti stabilisasi, luasan elektroda, lebar celah, kecepatan pengaliran minyak dan
kapasitani dari sel uji.
Daftar Pustaka