Você está na página 1de 18

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh berbagai aspek kehidupan yang

terdapat di dunia ini, mulai dari aspek ekonomi, sosial, politik, budaya bahkan

juga faktor lingkungan tempat dimana manusia tersebut berada. Perkembangan

yang ada dalam hidup manusia juga sangat memperngaruhi tingkah laku dan

perilaku manusia itu sendiri contohnya perkembangan teknologi dan ilmu

pengetahuan. Aspek-aspek kehidupan yang ada tersebut turut serta membentuk

suatu sikap manusia dalam masyarakat. Manusia akan menjadi jauh lebih baik

apabila aspek kehidupan disekitar manusia itu sendiri mendorong untuk menjadi

lebih baik, begitu juga sebaliknya.

Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan juga dapat berdampak

pada merosotnya moralitas dari perilaku manusia, karena ini akan menimbulkan

banyak jenis tindak kejahatan efek perkembangan tersebut. Kejahatan merupakan

tingkah laku manusia yang berkembang dari proses yang dipengaruhi oleh aspek

kehidupan manusia. Kejahatan juga merupakan problem/ masalah yang ada dalam

masyarakat yang merupakan produk dari masyarakat yang berkembang dengan

pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Meningkatnya kejahatan akan

mengakibatkan kecemasan dalam masyarakat, sehingga manusia sulit untuk bisa

hidup dengan rasa nyaman dan tentram.


2

Sikap dan perilaku positif juga timbul akibat dari stimulus kehidupan

manusia. terbentuknya suatu sikap & perilaku itu banyak dipengaruhi perangsang

oleh lingkungan sosial dan kebudayaan misalnya: keluarga, norma, golongan,

agama dan adat istiadat. Dalam hal ini keluarga mempunyai peranan yang besar

dalam membentuk sikap putra - putranya. Sebab keluargalah sebagai kelompok

primer bagi anak merupakan pengaruh yang paling dominan. Sikap seseorang

tidak selamanya tetap. Ia dapat berkembang manakala mendapat pengaruh, baik

dari dalam maupun dari luar yang bersifat positif dan mengesankan (Nasehudin,

2015). Berangkat dari latar belakang tersebut maka penyusun tertarik untuk dapat

membahas tentang sikap/perilaku dari perspektif psikologi dan sosiologi.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat dirumuskan

masalah paper sebagai berikut :

1. Apa itu Sikap ?

2. Apa Saja Komponen Sikap ?

3. Apa karakteristik Sikap ?

4. Bagaimana Perspektif sikap berdasarkan perilaku manusia ; psikologi dan

sosiologi

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan paper yang hendak dicapai adalah :


3

1. Untuk mengetahui apa itu sikap dalam manusia.

2. Untuk mengetahui apa saja komponen dari sikap.

3. Untuk mengetahui karakteristik sikap.

4. Untuk mengetahui perspektif psikologi dan sosiologi mengenai sikap.


4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Sikap

Sikap merupakan suatu kecenderungan untuk secara konsisten

memberikan tanggapan menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap suatu

objek, kecenderungan ini merupakan hasil belajar, bukan pembawaan atau

keturunan (Ajzen dan Fishben, 1970). Sikap adalah salah satu istilah bidang

psikologi yang berhubungan dengan persepsi dan tingkah laku. Istilah sikap

dalam bahasa Inggris disebut attitude. Attitude adalah suatu cara bereaksi terhadap

suatu perangsang. Suatu kecenderungan untuk bereaksi terhadap suatu perangsang

atau situasi yang dihadapi. Menurut kamus bahasa Indonesia oleh W.J.S.

Poerwodarminto pengertian sikap adalah perbuatan yang didasari oleh keyakinan

berdasarkan norma – norma yang ada di masyarakat dan biasanya norma agama.

Ellis mengemukakan bahwa sikap melibatkan beberapa pengetahuan

tentang sesuatu. Namun aspek yang esensial dalam sikap adalah adanya

perasaan atau emosi, kecenderungan terhadap perbuatan yang berhubungan

dengan pengetahuan. Dari pengertian yang dikemukakan oleh Ellis, sikap

melibatkan pengetahuan tentang sesuatu termasuk situasi. Situasi disini dapat

digambarkan sebagai suatu objek yang pada akhirnya akan mempengaruhi

perasaan atau emosi dan kemudian memungkinkan munculnya reaksi atau respons

atau kecenderungan untuk berbuat. Sikap juga diartikan sebagai "suatu

konstruk untuk memungkinkan terlihatnya suatu aktivitas." Pengertian sikap

itu sendiri dapat dipandang dari berbagai unsur yang terkait seperti sikap
5

dengan kepribadian, motif, tingkah laku, keyakinan dan lain - lain. Namun

dapat diambil pengertian yang memiliki persamaan karakteristik; sikap ialah

tingkah laku yang terkait dengan kesediaan untuk merespons objek sosial

yang membawa dan menuju ke tingkah laku yang nyata dari seseorang. Hal itu

berarti suatu tingkah laku dapat diprediksi apabila telah diketahui sikapnya.

Walaupun manifestasi sikap itu tidak dapat dilihat langsung tapi sikap dapat

ditafsirkan sebagai tingkah laku yang masih tertutup (Yayat, 2009).

Sedangkan menurut Saefudin Azwar, sikap adalah salah satu unsur

kepribadian yang harus dimiliki seseorang untuk menentukan tindakannya dan

bertingkah laku terhadap suatu objek disertai dengan perasaan positif dan negatif.

Banyak sosiolog dan psikolog memberi batasan bahwa sikap merupakan

kecenderungan individu untuk merespon dengan cara yang khusus terhadap

stimulus yang ada dalam lingkungan sosial. Sikap merupakan suatu

kecenderungan untuk mendekat atau menghindar, posotitif atau negatif terhadap

berbagai keadaan sosial, apakah itu institusi, pribadi, situasi, ide, konsep dan

sebagainya. Gagne menambahkan bahwa sikap merupakan suatu keadaan internal

(internal state) yang mempengaruhi pilihan tindakan individu terhadap beberapa

obyek, pribadi, dan peristiwa

2.1.1. Komponen Sikap

Secara umum, terdapat tiga komponen sikap, tiga komponen sikap itu

adalah komponen respons evaluative kognitif, komponen respons evaluative

afektif, dan komponen respons evaluative perilaku. Ketiga komponen itu secara
6

bersama merupakan penentu bagi jumlah keseluruhan sikap seseorang (Manstead,

1996; Strickland, 2001)

1. Komponen Respons evaluative kognitif

Gambaran tentang cara seseorang dalam mempersepsi objek, peristiwa

atau situasi sebagai sasaran sikap. Komponen ini adalah pikiran, keyakinan atau

ide seseorang tentang suatu objek. Dalam bentuk yang paling sederhana,

komponen kognitif adalah kategori-kategori yang digunakan dalam berpikir.

Aspek sikap yang berkenaan dengan penilaian individu terhadap obyek atau

subyek. Informasi yang masuk ke dalam otak manusia, melalui proses analisis,

sintesis, dan evaluasi akan menghasilkan nilai baru yang akan diakomodasi atau

diasimilasikan dengan pengetahuan yang telah ada di dalam otak manusia. Nilai –

nilai baru yang diyakini benar, baik, indah, dan sebagainya, pada akhirnya akan

mempengaruhi emosi atau komponen afektif dari sikap individu.

2. Komponen Respons evaluative afektif

adalah perasaan atau emosi yang dihubungkan dengan suatu objek sikap.

Perasaan atau emosi meliputi kecemasan, kasihan, benci, marah, cemburu,atau

suka. Dinegara Amerika Serikat, kemungkinan berpindahnya oaring kulit hitam ke

daerah perumahan orang kulit putih dapat menimbulkan rasa cemas banyak warga

kulit putih.

3. Komponen Respons evaluative perilaku

adalah tendensi untuk berperilaku pada cara-cara tertentu terhadap objek

sikap. Dalam hal ini, tekanan lebih pada tendensi untuk berperilaku dan bukan

pada perilaku secara terbuka. Misalnya, orang melakukan tendensi untuk


7

melakukan tindakan diskriminatif terhadap anggota dari sekelompok etnis

tertentu, namun karena tindakan itu secara social dan legal dilarang, maka ia tidak

melakukannya. Berkenaan dengan keinginan individu untuk melakukan perbuatan

sesuai dengan keyakinandan keinginannya.

Komponen sikap berkaitan satu dengan yang lainnya. Komponen kognitif,

afektif, dan kecenderungan bertindak menumbuhkan sikap individu. Dari

manapun kita memulai dalam analisis sikap, ketiga komponen tersebut tetap

dalam ikatan satu sistem. Sikap individu sangat erat kaitannya dengan perilaku

mereka. Jika faktor sikap telah mempengaruhi ataupun menumbuhkan sikap

seseorang, maka antara sikap dan perilaku adalah konsisten, sebagaimana

yang dikemukan oleh Krech dan Ballacy, Morgan King, dan Howard.

2.1.2. Karakteristik Sikap

Selain mempunyai komponen, sikap juga mempunyai beberapa

karakteriatik yaitu sikap mempunyai arah, intensitas, keluasan, konsisten, dan

spontanitas. Arah disini maksudnya arah positif atau negati; intensitas

maksudnya kekuatan sikap itu sendiri, dimana setiap orang belum tentu

mempunyai kekuatan sikap yang sama. Dua orang yang sama - sama

mempunyai sikap positif terhadap sesuatu, tidak menutup kemungkinan

adanya perbedaan kekuatan sikapnya, yang satu positif tetapi yang satu lagi

lebih positif. Keluasan sikap meliputi cakupan aspek obyek sikap yang

disetujui atau tidak disetujui oleh seseorang. Sedangkan konsistensi adalah

kesesuaian antara pernyataan sikap dengan responnya, atau tidak adanya


8

kebimbangan dalam bersikap. Karakteristik sikap terakhir adalah spontanitas

yaitu sejauh mana kesiapan subyek untuk mengatakan sikapnya secara spontan.

Suatu sikap dapat dikatakan mempunyai spontanitas yang tinggi, apabila sikap

dinyatakan tanpa perlu pengungkapan atau desakan agar subyek menyatakan

sikapnya. Karakteristik sikap menurut Heri Purwanto (1998) dalam buku

Notoadmodjo (2003, p.34) adalah:

1) Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari

sepanjang perkembangan itu dalam hubungannya dengan obyeknya.

2) Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap

dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan

syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu.

3) Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai

hubungan tertentu terhadap suatu obyek. Dengan kata lain sikap itu

terbentuk, dipelajari, atau berubah senantiasa berkenaan dengan

suatu obyek tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.

4) Obyek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga

merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.

5) Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat

alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan- kecakapan atau

pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang.


9

2.1.3. Pembentukan & Perubahan Sikap

Sikap timbul karena ada stimulus, terbentuknya suatu sikap itu banyak

dipengaruhi perangsang oleh lingkungan sosial dan kebudayaan misalnya:

keluarga, norma, golongan, agama dan adat istiadat. Dalam hal ini keluarga

mempunyai peranan yang besar dalam membentuk sikap putra - putranya. Sebab

keluargalah sebagai kelompok primer bagi anak merupakan pengaruh yang paling

dominan. Sikap seseorang tidak selamanya tetap. Ia dapat berkembang manakala

mendapat pengaruh, baik dari dalam maupun dari luar yang bersifat positif dan

mengesankan (Nasehudin, 2015).

Sikap tumbuh dan berkembang dalam basis sosial yang tertentu, misalnya:

ekonomi, politik, agama dan sebagainya. Di dalam perkembangannya sikap

banyak dipengaruhi oleh lingkungan, norma - norma. Hal ini akan mengakibatkan

perbedaan sikap antara individu yang satu dengan yang lainnya karena perbedaan

pengaruh atau lingkungan yang diterima. Sikap tidak akan terbentuk tanpa

interaksi manusia terhadap objek tertentu atau suatu objek. Menurut Abu Ahmadi

(2002: 157) faktor – faktor yang menyebabkan perubahan sikap di antaranya:

1. Faktor intern, yaitu faktor yang terdapat dalam pribadi manusia itu sendiri.

Faktor ini berupa selectivity atau daya pilih seseorang untuk menerima

dan mengolah pengaruh pengaruh yang datang dari luar.

2. Faktor ekstern, yaitu faktor yang terdapat diluar pribadi manusia. Faktor

ini berupa interaksi sosial di luar kelompok.


10

2.1.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap

Menurut Azwar (2011, p.30) faktor-faktor yang mempengaruhi sikap

yaitu:

1. Pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi dapat menjadi dasar pembentukan sikap apabila

pengalaman tersebut meninggalkan kesan yang kuat. Sikap akan lebih

mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam

situasi yang melibatkan faktor emosional.

2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Individu pada umumnya cenderung untuk memiliki sikap yang konformis

atau searah dengan sikap seseorang yang dianggap penting,

Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi

dan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting

tersebut.

3. Pengaruh kebudayaan

Kebudayaan dapat memberi corak pengalaman individu-individu

masyarakat asuhannya. Sebagai akibatnya, tanpa disadari kebudayaan

telah menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai

masalah.

4. Media massa

Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media

komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan

secara obyektif berpengaruh terhadap sikap konsumennya.


11

5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga

agama sangat menentukan sistem kepercayaan. Tidaklah mengherankan

apabila pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.

6. Faktor emosional

Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari

emosi yang berfungsi sebagai sebagai semacam penyaluran frustasi

atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.

2.2. Perilaku

Dalam Kamus bahasa Indonesia, kata perilaku berarti tanggapan atau

reaksi seseorang (individu) terhadaprangsangan atau lingkungan. Dalam agama

perilaku yang baik adalah perilaku yang sesuai dengan tujuan penciptaan

manusia ke dunia, yaitu untuk menghambakan diri kepada tuhanya. Skiner

seorang ahli psikologi, mengatakan bahwa perilaku merupakan respon atau

reaksi seseorang terhadap stimulus dari luar, dari segi biologis perilaku adalah

suatu kegiatan atau aktifita organisme makhluk hidup yang bersangkutan,

sehingga perilaku manusia adalah tindakan atau aktifitas manusia itu sendiri

yang mempunyai bentangan yang sangat luas.

Bohar Soeharto mengatakan perilaku adalah hasil proses belajar mengajar

yang terjadi akibat dari interksi dirinya dengan lingkungan sekitarnya yang

diakibatkan oleh pengalaman - pengalaman pribadi. Benyamin Bloom seorang

ahli psikologi pendidikan membagi perilaku manusia dalam 3 (tiga) kawasan yaitu
12

kognitif, afektif, dan psikomotor Setiap perilaku yang ada pada diri manusia

dipengaruhi oleh perkembangan dan pertumbuhannya. Dalam perkembangan

manusia atau makhluk lain pada umumnya dapat dibedakan dalam 3 hal yaitu

proses pematangan, proses belajar, dan proses pembawaan atau bakat.

Saifudin Azwar dalam bukunya menjelaskan bahwa perilaku sebagai

reaksi bersifat sederhana maupun kompleks dan merupakan ekspresi sikap

seseorang. Sikap itu sudah terbentuk dalam dirinya karena sebagai tekanan atau

hambatan dari luar maupun dalam dirinya. Artinya potensi reaksi yang sudah

terbentuk dalam dirinya akan muncul berupa perilaku aktual sebagai

cerminan sikapnya. Jadi jelas bahwa perilaku dipengaruhi oleh faktor dalam diri

maupun faktor lingkungan yang ada di sekitarnya.

Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia baik yang

diamati langsung, maupun yang dapat diamati oleh pihak luar. Menurut Kurt

Lewin, perilaku adalah fungsi karakteristik individu (motif, nilai - nilai, sifat

kepribadian, dll) dan lingkungan, faktor lingkungan memiliki kekuatan besar

dalam menentukan perilaku, terkadang kekuatannya lebih besar daripada

karakteristik individu sehingga menjadikan prediksi perilaku lebih komplek. Jadi,

perilaku manusia adalah suatu keadaan yang seimbang antara kekuatan -kekuatan

pendorong dan kekuatan - kekuatan penahan.

Kurt Lewin menambahkan perilaku dapat berubah apabila terjadi

ketidakseimbangan antara kedua kekuatan tersebut di dalam diri seseorang

sehingga adanya kemungkinan terjadi perubahan perilaku pada diri seseorang,

diantaranya adalah: Kekuatan – kekuatan pendorong meningkat, karena stimulus


13

yang mendorong untuk terjadinya perubahan perilaku. Kekuatan - kekuatan

penahan menurun, karena adanya stimulus yang memperlemah kekuatan penahan

tersebut. Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan menurun.

Para psikolog, diantaranya Morgan dan King, Howard danKendler,

Krech, Crutchfield dan Ballachey, mengatakan bahwa perilaku seseorang

dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan hereditas. Faktor lingkungan yang

mempengaruhi perilaku adalah beragam, di antaranya pendidikan, nilai dan

budaya masyarakat, politik, dan sebagainya. Sedang faktor hereditas merupakan

faktor bawaan seseorang yang berupa karunia pencipta alam semesta yang telah

ada dalam diri manusia sejak lahir, yang banyak ditentukan oleh faktor genetik.

Kedua faktor secara bersama - sama mempengaruhi perilaku manusia. Perilaku

merupakan cerminan kongkret yang tampak dalam sikap, perbuatan dan kata –

kata yang muncul karena proses pembelajaran, rangsangan dan lingkungan.

2.3. Perpektif perilaku manusia berdasarkan ; Psikologi sosial dan

sosiologi

Menurut Robbins (2003), terdapat tiga perspektif ilmu, yaitu psikologi,

sosiologi dan psikologi sosial yang menjadi kontribusi utama dari ilmu

keperilakuan. Ketiganya melakukan pencarian untuk menguraikan dan

menjelaskan perilaku manusia, walaupun secara keseluruhan mereka memiliki

perspektif yang berbeda mengenai kondisi manusia. terutama merasa tertarik

dengan bagaimana cara individu bertindak. Fokusnya didasarkan pada tindakan

orang-orang ketika mereka bereaksi terhadap stimuli dalam lingkungan mereka,


14

dan perilaku manusia dijelaskan dalam kaitannya dengan ciri, arah dan motivasi

individu. Keutamaan psikologi didasarkan pada seseorang sebagai suatu

organisasi.

Psikologi, merupakan ilmu pengetahuan yang berusaha mengukur,

menjelaskan dan kadang mengubah perilaku manusia. Para psikolog

memperhatikan studi dan upaya memahami perilaku individual. Mereka yang

telah menyumbangkan dan terus menambah pengetahuan tentang perilaku

organisasional teoritikus pembelajaran, teoritikus keperibadian, psikologi

konseling dan psikologi industri dan organisasi. Bila psikologi memfokuskan

perhatian mereka pada individu, sosiologi mempelajari sistem sosial di mana

individu-individu mengisi peran-peran mereka, jadi sosiologi mempelajari orang-

orang dalam hubungan dengan manusia-manusia sesamanya. Secara spesifik,

sosiolog telah memberikan sumbangan mereka yang terbesar kepada perilaku

organisasi melalui studi mereka terhadap perilaku kelompok dalam organisasi,

terutama organisasi yang formal dan rumit. Beberapa bidang dalam perilaku

organisasi yang menerima masukan yang berharga dari para sosiolog adalah

dinamika kelompok, desain tim kerja, budaya organisasi, teknologi organisasi,

birokrasi, komunikasi, kekuasaan dan konflik.

Psikologi sosial, adalah suatu bidang dalam psikologi, tetapi memadukan

konsep-konsep baik dari psikologi maupun sosiologi yang memusatkan perhatian

pada perilaku kelompok sosial. Penekanan keduanya adalah pada interaksi antara

orang-orang dan bukan pada rangsangan fisik. Perilaku diterangkan dalam

hubungannya dengan ilmu sosial, pengaruh sosial dan ilmu dinamika kelompok.
15

Disamping itu para psikologi sosial memberikan sumbangan yang berarti dalam

bidang-bidang pengukuran, pemahaman, dan perubahan sikap, pola komunikasi,

cara-cara dalam kegiatan dapat memuaskan kebutuhan individu dan proses

pengambilan keputusan kelompok.

Kita sering berpikir bahwa yang namanya dunia psikologi adalah dunia

yang berkaitan dengan persoalan perasaan, motivasi, kepribadian, dan yang

sejenisnya. Dan kalau berpikir tentang sosiologi, secara umum cenderung

memikirkan persoalan kemasyarakatan. Kajian utama psikologi adalah pada

persoalan kepribadian, mental, perilaku, dan dimensi-dimensi lain yang ada dalam

diri manusia sebagai individu. Sosiologi lebih mengabdikan kajiannya pada

budaya dan struktur sosial yang keduanya mempengaruhi interaksi, perilaku, dan

kepribadian. Kedua bidang ilmu tersebut bertemu di daerah yang dinamakan

psikologi sosial.

Dengan demikian para psikolog berwenang merambah bidang ini,

demikian pula para sosiolog. Namun karena perbedaan latar belakang maka para

psikolog akan menekankan pengaruh situasi sosial terhadap proses dasar

psikologikal - persepsi, kognisi, emosi, dan sejenisnya. Sedangkan para sosiolog

akan lebih menekankan pada bagaimana budaya dan struktur sosial

mempengaruhi perilaku dan interaksi para individu dalam konteks sosial, dan lalu

bagaimana pola perilaku dan interaksi tadi mengubah budaya dan struktur sosial.

Jadi psikologi akan cenderung memusatkan pada atribut dinamis dari seseorang;

sedangkan sosiologi akan mengkonsentrasikan pada atribut dan dinamika


16

seseorang, perilaku, interaksi, struktur sosial, dan budaya, sebagai faktor-faktor

yang saling mempengaruhi satu sama lainnya.


17

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Sikap adalah salah satu istilah bidang psikologi yang berhubungan dengan

persepsi dan tingkah laku. Istilah sikap dalam bahasa Inggris disebut attitude.

Attitude adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang. Suatu

kecenderungan untuk bereaksi terhadap suatu perangsang atau situasi yang

dihadapi. Sedangkan perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap

stimulus dari luar, dari segi biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifita

organisme makhluk hidup yang bersangkutan, sehingga perilaku manusia adalah

tindakan atau aktifitas manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang

sangat luas.

Menurut Robbins (2003), terdapat tiga perspektif ilmu, yaitu psikologi,

sosiologi dan psikologi sosial yang menjadi kontribusi utama dari ilmu

keperilakuan. Ketiganya melakukan pencarian untuk menguraikan dan

menjelaskan perilaku manusia, walaupun secara keseluruhan mereka memiliki

perspektif yang berbeda mengenai kondisi manusia. terutama merasa tertarik

dengan bagaimana cara individu bertindak. Fokusnya didasarkan pada tindakan

orang-orang ketika mereka bereaksi terhadap stimuli dalam lingkungan mereka,

dan perilaku manusia dijelaskan dalam kaitannya dengan ciri, arah dan motivasi

individu.
18

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2003. Psikologi Umum. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Azwar, Saifudin. 2002. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Ellis, Robert S..Educational Psychology: a Problem Approach. NewYork:d. Van

Nostrard Co.

Nasehudin. 2015. Pembentukan sikap sosial melalui komunikasi dalam keluarga.

Jurnal Edueksos. Vol IV No.1.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:

Rineka Cipta.

Robbins, Stephen P, 2003. Perilaku Organisasi, Jilid 2, PT. Indeks Kelompok

Gramedia, Jakarta.

Yayat. 2009. Hubungan antara sikap, minat dan perilaku manusia. Jurnal

mahasiswa unisma-bekasi Vol. 1 No.3.

Você também pode gostar