Você está na página 1de 2

Riza Febrina Rahmayanti adalah nama lengkap

saya.nama panggilan saya Riza, tapi taman-teman biasa


memanggil dengan nama Iza, sedangkan oleh keluarga
Febrina. sebenarnya dahulu itu bukan nama lengkap
yang diberikan oleh kedua orang tua saya,tetapi beliau
memberikan nama Riza Rahmayanti. Namun, bibik saya
telah menambahkan nama Febrina tersebut, dengan
mengambil bulan kelahiran saya yakni pada bulan
Februari.Saya lahir di Rumbuk 13 Februari 1998. Saya
anak pertama dari tiga bersaudara, dan merupakan
anak satu-satunya perempuan di keluarga. Tetapi
sebenarnya saya merupakan anak kedua dan anak
perempuan kedua pula. Namun, kakak saya tersebut
meninggal saat masih berumur satu minggu karena lahir
secara prematur. Ayah saya bernama Firman Hadi
beliau berprofesi sebagai wiraswasta, dan ibu saya
bernama Rihul Aini beliau berprofesi sebagai seorang
pedagang. kemudian adik saya yang pertama bernama
Ahmad Safari Hidayat dia berumur dua belas tahun dan
sekarang sedang berada di kelas enam sekolah dasar, adik yang kedua bernama Ahmad Febrian Fajri
dia berumur enam tahun, dan sekarang masih berada di sekolah taman kanak-kanak. Kami berasal
dari Rumbuk kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Tahun 2003, saya mulai memasuki sekolah taman kanak-kanak. Saat itu saya bersekolah di
Sekolah Taman Kanak-Kanak Darmawanita.dimana pada saat itu TK tersebut menjadi satu-satunya
TK yang dikenal mencetak anak-anak yang sangat aktif dan pintar. Selama dua tahun saya belajar
dan bermain disana, saya sangat-sangat senang karena sekolah taman kanak-kanak memerlukan
lebih banyak waktu untuk bermain dibandingkan dengan belajar, mengingat usia kita pada waktu
menempuh pendidikan itu masih dalam usia bermain. Dan pengalaman yang tidak bisa saya lupakan
adalah saat saya mewakili sekolah untuk mengikuti lomba tingkat kecamatan, pada waktu itu saya
ditunjuk untuk mewakili sekolah dalam bidang lomba kelereng menggunakan sendok
Alhamdulillahnya mendapatkan juara dua. Dan sampai saat ini saya masih sangat dikenal oleh guru-
guru saya karena prestasi itu dan karena adik kandung dan adik sepupu yang menempuh pendidikan
disana secara bertahap dan terus menerus keluarga saya pasti ada.

Tahun 2005, saya melanjutkan ke sekolah dasar yakni di SDN 01 Rumbuk, pada saat saya
berada di sekolah dasar ini saya masih tinggal dengan nenek beserta bibik dimana sehari-hari diurus
oleh bibik semenjak baru lahir, hal itu disebabkan karena profesi kedua orang tua saya yang
menuntut beliau untuk pergi pagi pulang malam. Pada saat pertama saya memasuki sekolah dasar
saya mendapat juara di dalam kelas sampai dengan kelas tiga. Namun, setelah saya memasuki kelas
empat bibik menikah dan saya hanya tinggal dengan nenek, dimana pada saat itu menuntut saya
untuk mandiri dan prestasi menurun karena sudah tidak ada lagi yang mengontrol pola belajar
sampai dengan tamatpun dengan nilai yang pas-pasan, namun pada saat itu sudah tertanam
motivasi dalam diri saya jika saya dapat melanjutkan sekolah yang merupakan keinginan terbesar
saya yakni MTsN Model Selong, jika diterima disana saya siap untuk mengubah diri sendiri dimulai
dari mengubah pola belajar, dan beruntungnya saya diterima dengan jalur murni.
Tahun 2009 saya menempuh pendidikan di MTsN Model Selong tersebut, disana saya benar-
benar termotivasi untuk belajar sehingga saya dapat memasuki zona sepuluh besar, padahal pada
saat itu kelas saya terkenal memiliki siswa- siswi yang berprestasi dan kelas ini selalu mendapatkan
juara umum. Namun, sistem kelas pada saat itu diacak dalam setiap tahun ajaran baru,sehingga
setiap tahunnya saya harus beradaftasi kembali dengan siswa-siswi yang lain. Dan asyiknya sekolah
disini yaitu kami memiliki angkutan pribadi masing-masing wilayah, dan menariknya pada saat
pulang kami selalu berlomba- lomba untuk mendapat posisi di angkutan itu dan saya selalu
mendapat tempat di depan bersama dengan pengemudi walaupun sih tidak selalu sampai pertama,
namun saya selalu diberikan bagian tempat.

Tahun 2013 saya lulus dari sekolah menengah pertama dan melanjutkan pendidikan di SMA
N 2 Selong, pada saat masuk sekolah ini awal-awalnya saya tidak terlalu memikirkannya seperti
keiinginan terbesar untuk sekolah di MTsN Model. Karena dari sekolah sebelumnya sudah
dinyatakan dijamin masuk bagi siswa-siswi yang mendapat sepuluh besar didalam kelas. Namun
pada saat itu kedua orang tua saya mendapatkan informasi dari orang luar bahwa “ bagaimanapun
kita dijamin dari sekolah tetapi jika kita tidak mempunyai orang yang semisalnya menjadi guru atau
kariawan di sekolah tersebut kita sulit untuk diluluskan “ dan bodohnya lagi saya percaya dengan hal
itu, saya mulai menangis dan orang tua pun ikut merasakan takut karena mereka juga tidak
mengetahui apa-apa tentang pendidikan apalagi sistem dari penerimaan siswa dari masing-masing
sekolah. Tetapi kami langsung di nasehati oleh kakak dari ibu, dan kami sekeluarga menjadi tenang
dan terbukti saya dapat melanjutkan sekolah disana. Dan mendapatkan pengalaman berharga yakni
pernah mendapat juara dalam olimpiade biologi walaupun masih dalam tingkat sekolah saja dan hal
itu tanpa persiapan apapun karena sebelummya tidak berfikir untuk hal itu, dan bahagianya
dibacakan pada saat upacara bendera dan dipanggil ketengah-tengah lapangan dimana disaksikan
oleh siswa- siswi kemudian diberikan hadiah berupa uang sebanyak Rp. 150.000 untuk juara tiga
dan itu adalah kali pertama saya disebut. prestasi saya yang lain sebenarnya hanya saja pernah
masuk dalam lima besar dan yang lebih sering masuk dalam sepuluh besar di dalam kelas. Setelah
lulus dari sini saya ingin melajutkan pendidikan ke Jawa, dan mengambil jurusan ilmu kesehatan
masyarakat, tepatnya di Universitas Negeri Semarang, namun semua itu pupus karena kedua orang
tua saya tidak mempunyai pengalaman untuk mengantarkan keinginan saya itu,walaupun pada saat
mendaftar saya selalu memprioritaskan universitas di jawa, pada saat SNMPTN mengambil jurusan
ilmu kesehatan masyarakat di Universitas Negeri Semarang tersebut, keduan ilmu dan teknologi
pangan di Universitas Negeri Mataram namun saya tidak lulus, kemudian saya mencoba kembali
melalui jalur tes atau SBMPTN dengan mengambil jurusan ilmu kesehatan masyarakat dan farmasi di
Universitas Jember dan pilihan kedua ilmu kesehatan masyarakat di Universitas Negeri Mataram,
namun saya juga tidak lulus, dan pada akhirnya saya mendaftar di STIKES YARSI Mataram dengan
jurusan keperawatan jenjang diploma tiga. Awalnya untuk mendaftar di STIKES YARSI Mataram
inipun saya dan keluarga pesimis karena melihat tinggi badan yang tidak memungkinkan, Namun
Tuhan berkata lain saya melewati berbagai tes dimulai dari tes tulis hingga tes kesehatan dan
bersyukurnya saya lulus.

Setiap kali ditanya tentang hobi, saya selalu mengatakan hobi saya adalah membaca.
Namun, sebenarnya saya tidak terlalu sering melakukan atifitas tersebut, namun sebenarnya
keinginan terbesar saya adalah dapat menulis novel sendiri, dan saya pernah mencoba tapi karena
rasa tidak percaya diri yang menghantui membuat saya mengurungkan niat.

Você também pode gostar