Você está na página 1de 11

HASIL OBSERVASI MANAJEMEN BENGKEL PRAKTIK SMK AL ISHLAH

PALANGKARAYA

DI SUSUN OLEH :

1. LANGLANG BUANA WIJAKSONO ACE 115 019


2. RYAN TRI OKTAVIANUS ACE 115 062
3. ANRIE RAMADAYANY ACE 115 015
4. HENDRAWAN ACE 115 013
5. GUNTUR YUSUA SAPUTRA ACE 115 014

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
PROGRAM PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang di dalam
proses pembelajaran di sekolah. Khususnya di Sekolah Menengah Kejuruan yang mata
pelajaran produktif/kejuruan sangat membutuhkan adanya sarana dan prasarana yang baik.
Sekolah yang memiliki sarana dan prasarana yang baik disertai dengan pengelolaannya
yang baik akan menghasilkan mutu pendidikan kejuruan yang baik pula. Tidak sedikit
sekolah kejuruan yang membuka program studi keahlian tertentu tetapi tidak di tunjang
dengan ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai. Salah satu sarana prasarana
yang sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran adalah ruang praktik. Ruang
praktik meliputi bengkel, studio, kandang, bangsal dan ruang sejenis yang digunakan
sebagai tempat pelaksanaan praktik, perawatan dan perbaikan peralatan.
Pemanfaatan sebuah bengkel tentu perlu ada tindakan pengelolaan dan perawatan
secara benar. Hal tersebut ditujukan untuk kenyamanan dan keamanan pengguna bengkel
serta keterjagaan alat yang ada di bengkel tersebut. Bengkel yang terawat tentu akan
membuat nyaman penggunanya dalam bekerja dan dapat mengurangi resiko kecelakaan.
Sebaliknya bengkel yang tidak terawat dari segi kebersihannya, alat-alat yang berantakan
akan membuat penggunannya tidak nyaman untuk bekerja. Untuk mengkondisikan
bengkel dalam keadaan bersih, rapi dan terawat diperlukan pengelolaan dan pemeliharaan
bengkel secara baik dan benar.
Keberadaan bengkel di Sekolah Menengah Kejuruan diharapkan dapat membentuk
kompetensi dan skill peserta didik sehingga ketika lulus dari bangku pendidikan kejuruan
mereka mampu dan siap untuk memasuki dunia kerja baik di perusahaan, industry maupun
lembaga-lembaga pemerintahan. Selain itu peserta didik mampu untuk membuka lapangan
kerja sendiri atau berwirausaha.

B. Tujuan Observasi
Adapun tujuan dari observasi bengkel ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Bengkel.
2. Untuk mengetahui gambaran dan kondisi secara nyata dari bengkel di SMK Al-Ishlah
Palangkaraya.

C. Manfaat Observasi
Adapun manfaat yang di dapatkan dari observasi lab dan bengkel adalah sebagai berikut :
1. Menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman dari gambaran dan kondisi
nyata bengkel otomotif, hal ini tentu sangat bermanfaat bagi kami yang
mengambil program studi Pendidikan Teknik Mesin.
2. Menambah wawasan tentang pengelolaan pembelajaran di bengkel yang baik
terhadap peserta didik SMK.
3. Menambah wawasan dan pengalaman tentang pentingnya membentuk sikap
dan budaya kerja yang baik terhadap peserta didik SMK.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pendidikan Kejuruan
Pendidikan kejuruan adalah suatu bentuk pengembangan bakat, pendidikan dasar
keterampilan, dan kebiasaan-kebiasaan yang mengarah pada dunia kerja yang dipandang
sebagai latihan keterampilan (Hamalik, 1990 : 24). Djohar (2007:1285) mengemukakan
pendidikan kejuruan adalah suatu program pendidikan yang menyiapkan individu peserta
didik menjadi tenaga kerja yang professional. Ditegaskan oleh Byram dan Wenrich
(1956:50) bahwa “vocational education is teaching people how to work effectifely”. Secara
lebih spesifik Wenrich sebagaimana dikutip Soeharto (1988:2) mengemukakan pendidikan
kejuruan adalah seluruh bentuk pendidikan persiapan untuk bekerja yang dilakukan di
sekolah menengah.
Dari pemaparan para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan kejuruan
adalah pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik di sekolah
menengah untuk siap memasuki dunia kerja. Kesiapan yang dimaksud adalah kesiapan dari
segi pengetahuan, sikap maupun ketrampilan. Di Indonesia sebagaimana tertuang di dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan vokasional terdiri atas tiga
jenis yaitu pendidikan kejuruan, vokasi dan professional. Pendidikan kejuruan merupakan
pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam
bidang tertentu. Pendidikan vokasi merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta
didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal setara program
sarjana. Pendidikan professional merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik
untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus. Ketiga pendidikan tersebut
tujuannya sama yaitu mempersiapkan peserta didik untuk bekerja pada bidang tertentu.

B. Sarana dan Prasarana


a) Sarana Pendidikan.
Sarana pendidikan umumnya mencakup semua peralatan dan perlengkapan
yang secara langsung dipergunakan dan menunjang dalam proses pendidikan seperti
: gedung, ruang belajar, meja, kursi dsb. Menurut Bafadal (2003:2) sarana
pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara
langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Sedangkan menurut
rumusan Tim Penyusun Pedoman Pembukuan Media Pendidikan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, yang dimaksud sarana pendidikan adalah semua
fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar, baik yang bergerak
maupun tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dan berjalan dengan
lancar, teratur, efektif dan efisien.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sarana pendidikan
adalah peralatan maupun perlengkapan yang digunakan untuk memperlancar
proses pembelajaran peserta didik.
b) Prasarana Pendidikan
Prasarana pendidikan adalah infrastruktur dasar yang harus ada dalam suatu
kegiatan pendidikan pelatihan atau fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi sekolah.
Bafadal (2005: 11) menjelaskan bahwa prasarana pendidikan adalah fasilitas yang
secara tidak langsung menunjang proses pendidikan atau pengajaran seperti
halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah tetapi dimanfaatkan secara
langsung digunakan untuk proses belajar mengajar seperti halaman sekolah
sekaligus sebagai lapangan olahraga,
Adapun prasarana pendidikan meliputi : lahan, ruang kelas, ruang kepala
sekolah, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja,
ruang perpustakaan, ruang unit produksi, tempat berolahraga, tempat beribadah,
kantin serta tempat-tempat lain yang dapat menunjang proses pembelajaran.
Jenis –jenis prasarana pendidikan di sekolah dapat diklasifikasikan menjadi
dua macam yaitu : (1) prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk
proses belajar mengajar seperti ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktek
ketrampilan dan ruang laboratorium, (2) prasarana sekolah yang keberadaannya
tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, tetapi secara langsung sangat
menunjang terjadinya proses belajar mengajar seperti ruang kantor, kantin
sekolah, tanah dan jalan menuju sekolah, ruang guru, ruang kepala sekolah, kamar
kecil, tempat parkir kendaraan.

C. Bengkel
Pengertian bengkel secara umum merupakan tempat (bangunan atau
ruangan)untuk perawatan/pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alat dan mesin (alsin),
tempat pembuatan bagian mesin dan perakitan alsin. Sedangkan bengkel yang digunakan
di sekolah merupakan bengkel tempat untuk praktik peserta didik berkaitan dengan
kompetensi yang akan dicapai di setiap pertemuan.
BAB III
METODE OBSERVASI

A. Bentuk dan Strategi Observasi


Observasi bengkel dilakukan untuk mengetahui kondisi nyata di lapangan dengan
materi yang di dapatkan di bangku kuliah. Selama perkuliahan mata kuliah Manajemen
Bengkel yang di ampuh oleh Dosen Dr. Debora, M.Pd , kami banyak memperoleh ilmu
pengetahuan tentang manajemen sebuah bengkel.
Bentuk observasi dilakukan dengan mengamati bengkel di Sekolah Menengah
Kejuruan, dan yang diamati adalah bengkel dari Program keahlian Teknik Kendaraan Ringan.

B. Tempat dan Waktu


Observasi Bengkel yang kami lakukan di SMK Al-Ishlah Palangkaraya. SMK Al-Ishlah
Palangkaraya terletak di Mahakam No. 31 Palangkaraya. Observasi yang kami lakukan di
SMK Al-Ishlah Palangkaraya, kami khususkan pada Keahlian Teknik Kendaraan Ringan.
Adapun waktu observasi yang kami lakukan seperti yang tercantum pada tabel
dibawah ini :
NO HARI TANGGAL KETERANGAN
1 SMK AL-ISHLAH PALANGKARAYA
1.1 RABU, 7 MARET 2018 Memasukan surat observasi.
1.2 RABU, 7 MARET 2018 Melakukan observasi Bengkel

C. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung kepada Kepala
Jurusan, Kepala Lab/Bengkel, Guru mata pelajaran yang sedang mengajar di Bengkel pada
saat itu. Selain itu dengan melakukan pengambilan gambar/foto-foto di dalam Bengkel.
BAB IV
HASIL OBSERVASI

Data danProfil SMK Al-IshlahPalangkaraya


1. VISI SMK AL ISHLAH.
Menjadi sekolah menengah kejuruan yang mandiri, profesional, serta
berperan aktif dalam meningkatkan/mengembangkan sumber daya manusia yang
kreatif, inovatif, dan berwawasan wirausaha.

2. MISI SMK AL ISHLAH.


Menyiapkan SDM yang kreatif inovatif sebagai tenaga kerja menengah yang
terampil dan profesional serta dilandasi oleh moral dan budi-pekerti yang luhur,
sehingga mampu/dapat berguna dimasyarakat.
3. Lokasi Sekolah.
Lokasi Sekolah Menengah KejuruanAl Ishlah terletak di Jl. Mahakam No 31
Palangkaraya.

4. Fasilitas Bengkel Teknik Otomotif.


a. Layout Bengkel Teknik Pemesinan.
Perencanaan tata letak merupakan rencana menyusun mesin dan
peralatan (fasilitas) produksi disuatu tempat (ruangpraktik/bengkel) guna
memperlancar proses praktik. Tata letak merupakan integrated system
antaramesin, tempatbekerja, gudang, personel (guru dansiswa) agar
memberikan kenyamanan dan keamanan dalam bekerja. Faktor faktor
yang harus diperhatikan dalam mengatur tata letak : ruang gerak bagi
materil, pekerja, dan ruang untuk service dan repair equipment.

Prinsip dasar penyusunan tata letak/layout :


1) Integrasi secara total.
2) Jarak perpindahan bahan paling minimum.
3) Memperlancar aliran kerja (menghindari gerakan balik, gerakan
memotong, kemacetan).
4) Kepuasan, kenyamanan dan keselamatan kerja.
5) Fleksibilitas.

Pedoman yang digunakan dalam tata letak/layout adalah :tata letak


berdasarkan fungsi dan tata letak berdasarkan produk. Tata letak
berdasarkan fungsi, peralatan/mesin yang sejenis dikelompokkan dalam
suatu ruangan/bagian/seksi/unit yang sama. Dengan demikian maka pada
bengkel akan ada beberapa unit bengkel berdasarkan jenisnya misalnya unit
kelistrikan, unit chasis, unit engine, dansebagainya. Sedangkan tata letak
berdasarkan produk, peralatan/mesin yang ada di bengkel dikelompokkan
menurut kebutuhan untuk menghasilkan suatu jenis produk. Jadi misalnya
suatu produk dibuat suatu tahapan pengerjaan dibubut, dibor, dan
kemudian dikerjakan dengan mesin gerinda, maka ketiga jenis mesin
tersebut berada dalam satu ruangan.

Berikut ditampilkan tata letak bengkel Teknik Otomotif pada SMK


AL ISHLAH Palangkaraya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Dari hasil pengamatan kami di SMK Al Ishlah, pengelolaan lab bengkel otomotif
sudah cukup baik namun masih ada beberapa hal yang perlu dibenahi dan
ditingkatkan khususnya kondisi ruangan yang harus di tambah. Karena untuk ukuran
ruangan praktik masih kurang sehingga menyebabkan siswa tidak leluasa bergerak
pada saat praktik.
• Tata letak bangunan peralatan mesin belum disesuaikan dengan kenyaman
 dan keselamatan kerja para peserta didik.
• Rasio penggunaan alat 5 : 1 yakni 5 peserta didik menggunakan 1 alat untuk
 pengembangan kompetensi siswa.
 • Ketentuan Bengkel :
1. Standar bangunan yang memisahkan antara kelas dan ruang praktek.
Dengan atap yang tinggi dapat mebuat cahaya dan sirkulasi udara lancar.
2. Standar lantai dan pintu yang dibuat aman untuk keselamatan kerja.
3. Standar Penyekatan untuk memisahkan ruangan dengan papan kayu
sehingga peserta didik tidak saling terganggu.
4. Standar kenyamana pendengaran belum memenuhi sesuai dengan aturan.
5. Standar sirkulasi udara, dengan dibuatnya banyak jendela dan
ventilasi udara.

Você também pode gostar