Você está na página 1de 5

BAYI TABUNG

Secara umum, proses bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF) memakan
waktu sekitar 4-6 minggu. Inilah tahap demi tahap yang akan Anda lalui, jika
Anda menjalankan program bayi tabung.
8 Tahapan Proses Bayi Tabung:
1. Pemeriksaan USG, hormon, saluran telur, dan sperma.
Pasangan yang akan melakukan program bayi tabung disarankan datang
pada hari kedua menstruasi. Dilakukan pemeriksaan hormon dan sel telur
pada calon ibu dengan USG Transvaginal. Sedangkan pada calon ayah
dilakukan kualitas sperma.
2. Penyuntikan obat untuk membesarkan sel telur.
Selanjutnya datang kembali pada siklus menstruasi berikutnya, di hari kedua
menstruasi. Untuk mulai mendapatkan suntikan Gonal F yang berfungsi
membesarkan sel telur. Suntikan dilakukan selama 10-12 hari, tergantung
respon tubuh.
3. Penyuntikan obat penekan hormon.
Jika ukuran folikelnya 12-14 mili mulai disuntik obat untuk hiperstimulasi
ovarium terkendali. Jadi, setelah melakukan proses suntik pembesaran sel
telur, selanjutnya dilakukan proses suntik untuk mengedalikan atau menekan
hormon.
4. Pengambilan sel telur.
Setelah 12 atau 14 hari, tergantung respon tubuh dan paling tdak ada 3 buah
folikel minimal berukuran 18 mili, lalu mulai suntik untuk pematangan akhir.
Selanjutnya, 36 jam kemudian dilanjutkan dengan petik sel telur atau ovum
pick up.
5. Pembuahan.
Setelah diambil sel telurnya, dilakukan pembuahan di luar. Teknik yang
dipakai sekarang ini adalah ICSI (Intra Cytoplasmic Sperm Injection), yaitu
sperma disuntuikkan langsung ke dalam sel telur. Sperma yang dipilih oleh
embriolog adalah yang paling bagus bentuknya dan kecepatannya. Satu sel
telur, satu sperma.
6. Pengembangan embrio.
Setelah 16 jam akan dapatkan sel telur yang sudah dibuahi. Bisa terlihat dari
sejumlah sel telur yang dipetik, berapa sel telur yang berhasil dibuahi. Lihat
perkembangan embrionya dalam 5 hari. Hari kedua dan ketiga terjadi
pembelahan sel, hari keempat mulai terbentuk morula, dan hari ke lima
terbentuk blastokista, yaitu embrio yang berusia empat sampai sembilan hari
setelah pembuahan.
7. Penanaman embrio.
Penanaman embrio ke dalam rahim bisa dilakukan pada hari kedua
pebelahan, hari ketiga pembelahan, atau hari ke lima, tergantung dari kualitas
embrio. Tapi, yang paling baik sebenarnya adalah hari kelima pembelahan
saat sudah menjadi embrio blastokista. Karena menyerupai embrio yang
menempel pada rahim ibu saat proses kehamilan alami.
8. Menunggu hasil.
Dua minggu setelah proses penanaman, dokter akan melihat apakah embrio
berhasil menempel ke rahimatau tidak. Jika penempelan sempurna, maka
akan terjadi kehamilan yang sama seperti kehamilan alami lainnya.

cara – cara penerapan bioteknologi modern dalam rekayasa genetika yaitu


sebagi berikut :

 Transplantasi Inti. Transplantasi inti adalah pemindahan inti dari suatu sel
ke sel yang lain agar didapatkan individu baru dengan sifat sesuai dengan
inti yang diterimanya.

 Fusi Sel. Fusi sel adalah peleburan dua sel baik dari spesies yang sama
maupun berbeda supaya terbentuk sel bastar atau hibridoma. Fusi sel
diawali oleh pelebaran membran dua sel serta diikuti oleh peleburan
sitoplasma (plasmogami) dan peleburan inti sel (kariogami). Manfaat fusi
sel, antara lain untuk pemetaan kromosom,membuat antibodi monoklonal,
dan membentuk spesies baru.

 Teknologi Plasmid. Plasmid adalah lingkaran DNA kecil yang terdapat di


dalamsel bakteri atau ragi di luar kromosomnya. Sifat-sifat plasmid,
antaralain:merupakan molekul DNA yang mengandung gen tertentu;dapat
beraplikasi diri;dapat berpindah ke sel bakteri lain;sifat plasmid pada
keturunan bakteri sama dengan plasmid induk.Karena sifat-sifat tersebut di
atas plasmid digunakan sebagaivektor atau pemindah gen ke dalam sel
target.

 Rekombinasi DNA. Rekombinasi DNA adalah proses penggabungan DNA-


DNAdari sumber yang berbeda. Tujuannya adalah untuk menyambungkan
gen yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, rekombinasi DNA disebut juga
rekombinasi gen.
Plasmid

Plasmid adalah lingkaran DNA kecil yang terdapat di dalam sel bakteri atau ragi di luar
kromosomnya. Sifat-sifat plasmid, antara lain:

a) merupakan molekul DNA yang mengandung gen tertentu;

b) dapat beraplikasi diri;

c) dapat berpindah ke sel bakteri lain;

d) sifat plasmid pada keturunan bakteri sama dengan plasmid induk.

Karena sifat-sifat tersebut di atas plasmid digunakan sebagai vektor atau pemindah gen ke
dalam sel target, dan dimanfaatkan dalam teknologi pembuatan insulin.

Pada proses pembuatan insulin, plasmid digunakan sebagai media, sedangkan penyambungan
segmen ADN-nya menggunakan teknologi yang disebut DNA rekombinan.

Rekombinasi DNA adalah proses penggabungan DNA-DNA dari sumber yang berbeda.
Tujuannya adalah untuk menyambungkan gen yang ada di dalamnya. Oleh karena itu,
rekombinasi DNA disebut juga rekombinasi gen.

Rekombinasi DNA dapat dilakukan karena alasan-alasan sebagai berikut.

1) Struktur DNA setiap spesies makhluk hidup sebenarnya sama.

2) DNA dapat disambungkan

Cara pembuatan insulin adalah dengan menyambungkan gen pengontrol pembuatan insulin
manusia ke dalam DNA bakteri. Kemudian dari hasil penyambungan tersebut akan terbentuk
bakteri baru yang mampu menghasilkan hormon insulin manusia. Bakteri ini dipelihara di
laboratorium untuk menghasilkan insulin. Insulin yang dihasilkan digunakan untuk mengobati
penyakit kencing manis.

Kultur Jaringan

Pelaksanaan teknik kultur jaringan bertujuan untuk memperbanyak jumlah tanaman. Tanaman
yang dikulturbiasanya adalah bibit unggul. Dengan teknik ini, kita bisa mendapatkan keturunan
bibit unggul dalam jumlah yang banyak dan memiliki sifat yang sama dengan induknya.
Kultur jaringan sebenarnya memanfaatkan sifat totipotensi yang dimiliki oleh sel tumbuhan.
Totipotensi yaitu kemampuan setiap sel tumbuhan untuk menjadi individu yang sempurna.
Transplantasi inti (kloning)
Kloning adalah rekayasa sel somatik makhluk hidup multiseluler untuk membuat satu atau lebih
individu dengan materi genetik yang sama atau identik. Langkah ini dilakukan berdasar teknik
transplantasi nukleus.
Dengan pemindahan inti dari suatu sel ke sel yang lain akan didapatkan individu baru dengan
sifat sesuai dengan inti yang diterimanya. Transplantasi inti pernah dilakukan terhadap sel
katak. Inti sel yang dipindahkan adalah inti dari sel-sel usus katak yang bersifat diploid. Inti sel
tersebut dimasukkan ke dalam ovum tanpa inti, sehingga terbentuk ovum dengan inti diploid.
Setelah diberi inti baru, ovum membelah secara mitosis berkali-kali sehingga terbentuklah
morula yang berkembang menjadi blastula. Blastula tersebut selanjutnya dipotong-potong
menjadi banyak sel dan diambil intinya. Kemudian inti-inti tersebut dimasukkan ke dalam ovum
tanpa inti yang lain. Pada akhirnya terbentuk ovum berinti diploid dalam jumlah banyak. Masing-
masing ovum akan berkembang menjadi individu baru dengan sifat dan jenis kelamin yang
sama.

Fusi sel (hibridoma)

Fusi sel adalah peleburan dua sel baik dari spesies yang sama maupun berbeda supaya
terbentuk sel bastar atau hibridoma. Fusi sel diawali oleh peleburan membran dua sel serta
diikuti oleh peleburan sitoplasma (plasmogami) dan peleburan inti sel (kariogami).

Manfaat fusi sel, antara lain untuk pemetaan kromosom, membuat antibodi monoklonal, dan
membentuk spesies baru.

Antibodi monoklonal adalah antibodi yang diperoleh dari suatu sumber tunggal. Manfaat
antibodi monoklonal, antara lain:

a) untuk mendeteksi kandungan hormon korionik gonadotropin dalam urine wanita hamil

b) mengikat racun dan menonaktifkannya

c) mencegah penolakan tubuh terhadap hasil transplantasi jaringan lain.

Bayi tabung (fertilisasi invitro)


Fertilisasi invitro dalam teknologi bayi tabung menempuh langkah utama sebagai berikut:
a. Sel telur yang mengalami ovulasi pada induk atau wanita diambil dengan suatu alat dan
disimpan di dalam tabung yang berisi medium seperti kondisi yang ada pada rahim wanita
hamil.

b. Sel telur dipertemukan dengan sperma di bawah mikroskop dan diamati sehingga terjadi
fertilisasi.

c. Sel telur yang sudah dibuahi tersebut dikembalikan ke dalam tabung.


d. Jika sel telur yang sudah dibuahi membentuk zigot, dan berkembang dengan baik dan
menjadi embrio, maka embrio tersebut akan disuntikkan kembali ke dalam rahim induk betina
(ibu).

Você também pode gostar