Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PEWARNAAN BAKTERI
Disusun Oleh
Efdinur Eriska
Erzarini Kurniati
Irani Safitri
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Landasan Teori
Umumnya ukuran bakteri sangat kecil, bentuk tubuh bakteri baru dapat dilihat
dengan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 1.000 X atau lebih (Waluyo, 2004).
Bakteri lebih sering diamati dalam olesan terwarnai dengan suatu zat pewarna kimia agar
mudah diamati atau dilihat dengan jelas dalam hal ukuran, bentuk, susunan dan keadaan
struktur internal dan butiran. Sel sel individu bakteri dapat berbentuk seperti bola/elips,
mikroskop, memperjelas ukuran dan bentuk bakteri, untuk melihat struktur luar dan
struktur dalam bakteri. Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi
struktural.
Bakteri yang diwarnai dengan teknik pewarnaan Gram terbagi dua golongan,
yaitu: Gram positif , bila warna zat pewarna pertama (karbol gentian violet) tetap
bertahan, dengan demikian warna se bakteri tampak ungu tua; dan Gram negatif, bila
warna zat pewarna pertama tidak bertahan (luntur) kemudian tercat oleh zat pewarna
tandingannya, misal: air fuchsin, safranin, dan oleh zat pewarna tandingan lainnya.
(Razali, 1987)
Penyebab terjadinya dua golongan bakteri yaitu Gram positif dan Gram negatif
ialah setelah diberi zat pewarna fenomenanya ini, berhubungan dengan struktur dan
komposisi dinding sel. Perbedaan ketebalan antara kedua golongan itu dapat merupakan
hal yang penting; dinding sel bakteri Gram negatif pada umumnnya lebih tipis dari yang
Prinsip dasar dari pewarnaan adalah adanya ikatan ion antara komponen selular
dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarna yang disebut kromogen. Terdapat tiga
pewarnaan gram. Pewarnaan terhadap bakteri yang paling sering dilakukan adalah
Secara garis besar teknik pewarnaan bakteri dapat dikategorikan sebagai berikut:
asam), pewarnaan khusus untuk melihat struktur tertentu : pewarnaan flagel, pewarnaan
spora, pewarnaan kapsul, pewarnaan khusus untuk melihat komponen lain dan bakteri
B. Tujuan Percobaan
TINJAUAN PUSTAKA
kecil, bentuk tubuh bakteri baru dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop dengan
pembesaran 1.000 X atau lebih (Waluyo, 2004). Sel bakteri memiliki panjang yang
beragam, sel beberapa spesies dapat berukuran 100 kali lebih panjang daripada sel
spesies yang lain. Bakteri merupakan makhluk hidup dengan ukuran antara 0,1 sampai
0,3 µm. Bentuk bakteri bermacam – macam yaitu elips, bulat, batang dan spiral. Bakteri
lebih sering diamati dalam olesan terwarnai dengan suatu zat pewarna kimia agar mudah
diamati atau dilihat dengan jelas dalam hal ukuran, bentuk, susunan dan keadaan struktur
internal dan butiran. Sel sel individu bakteri dapat berbentuk seperti bola/elips, batang
mikroskop, memperjelas ukuran dan bentuk bakteri, untuk melihat struktur luar dan
struktur dalam bakteri seperti dinding sel dan vakuola, menghasilkan sifat-sifat fisik dan
kimia yang khas daripada bakteri dengan zat warna, serta meningkatkan kontras
dibedakan menjadi tiga macam yaitu pengecatan sederhana, pengecatan diferensial dan
pengecatan struktural. Pemberian warna pada bakteri atau jasad- jasad renik lain dengan
menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis, atau olesan, yang sudah
Bakteri yang diwarnai dengan teknik pewarnaan Gram terbagi dua golongan,
yaitu: Gram positif , bila warna zat pewarna pertama (karbol gentian violet) tetap
bertahan, dengan demikian warna se bakteri tampak ungu tua; dan Gram negatif, bila
warna zat pewarna pertama tidak bertahan (luntur) kemudian tercat oleh zat pewarna
tandingannya, misal: air fuchsin, safranin, dan oleh zat pewarna tandingan lainnya.
(Razali, 1987)
Penyebab terjadinya dua golongan bakteri yaitu Gram positif dan Gram negatif
ialah setelah diberi zat pewarna fenomenanya ini, berhubungan dengan struktur dan
komposisi dinding sel. Perbedaan ketebalan antara kedua golongan itu dapat merupakan
hal yang penting; dinding sel bakteri Gram negatif pada umumnnya lebih tipis dari yang
dimiliki bakteri Gram positif. Presentasi kandungan lipid bakteri Gram negatif lebih
bahwa perlakuan dengan alkohol mengeskstrak lipid, yang menyebabkan poisitas atau
permeabilitas didding sel meningkat. Denagn demikian, kompleks karbol gentian violet
dan lugol dapat disari keluar dan bakteri Gram negatif terwarnakan. Keterangan lain yang
hampir sama juga mendasarkan pada perbedaan permeabilitas antara kedua golongan
bakteri itu, yaitu pada bakteri Gram negatif kandungan peptidoglikan jauh lebih sedikit
sehingga kerapatan jalinannya jauh lebih sedikit daripada baktri gram posiif. Pori-pori
dalam peptidoglikan bakteri Gram negatif tetap masih cukup besar untuk dapat disari
keluar kompleks karbol gentian violet dan lugol. Selautnya, bila sel-sel Gram psitif
diperlakukan dngan lisozim untuk menyingkirkan dinding selnya, sisa strukturnya yang
disebut protoplas atau sel tanpa dinding akan tercatat juga oleh kompleks karbol gentian
violet dan lugol. Tetapi, sel ini mudah dihapuskan oleh alkohol. Kenyataan ini
menunjukkan bahwa struktur dinding sel bakteri Gram positif itu yag menjadi tempat
tertahannya zat pewarna pertama yaitu karbol gentian violet. (Razali, 1987)
Zat warna adalah senyawa kimia berupa garam-garam yang salah satu ionnya
berwarna. Garam terdiri dari ion bermuatan positif dan ion bermuatan negatif. Senyawa-
senyawa kimia ini berguna untuk membedakan bakteri-bakteri karena reaksinya dengan
sel bakeri akan memberikan warna berbeda. Perbedaan inilah yang digunakan sebagai
dasar pewarnaan bakteri. Sel-sel warna dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu asam
dan basa. Jika warna terletak pada muatan positif dari zat warna, maka disebut zat warna
basa. Jika warna terdapat pada ion negatif, maka disebut zat warna asam. Contoh zat
warna basa adalah methylen blue, safranin, netral red, dan lain-lain. Sedangkan anionnya
pada umumnya adalah Cl-, SO4-, CH3COO-, COOHCOO. Zat warna asam umumnya
mempunyai sifat dapat bersenyawa lebih cepat dengan bagian sitoplasma sel sedangkan
zat warna basa mudah bereaksi dengan bagian-bagian inti sel. Pewarnaan bakteri
Prinsip dasar dari pewarnaan adalah adanya ikatan ion antara komponen selular dari
bakteri dengan senyawa aktif dari pewarna yang disebut kromogen. Ikatan ion dapat
terjadi karena adanya muatan listrik baik pada komponen seluler maupun pada pewarna.
Zat pewarna adalah garam yang terdiri atas ion positif dan ion negatif, salah satu di
antaranya berwarna. Pada zat warna yang bersifat basa, warna terdapat pada ion positif
(zat pewarna+ Cl-) dan pada pewarna asam, warna akan terdapat pada ion negatif (zat
pewarna-Na+). Hubungan antara bakteri dengan zat pewarna basa yang menonjol
disebabkan terutama oleh adanya asam nukleat dalam jumlah besar dalam protoplasma
sel. Jadi, jika bakteri itu diwarnai, muatan negatif dalam asam nukleat bakteri akan
bereaksi dengan ion positif zat pewarna basa, Kristal violet, safranin dan metilin blue
adalah beberapa zat pewarna basa yang biasa digunakan. Sebaliknya zat pewarna asam
ditolak oleh muatan negatif bakteri menyeluruh. Jadi, mewarnai bakteri dengan zat
pewarna asam akan menghasilkan hanya pewarnaan pada daerah latar belakang saja.
Karena sel bakteri tak berwarna di atas latar belakang yang berwarna (Volk & Wheeler,
1993).
Pewarnaan gram ditemukan pada tahun 1884 oleh seorang dokter kebangsaan
Denmark Christian Gram (membuat zat pewarna khusus) pewarna tersebut merupakan
pewarna differensial karena dapat membagi bakteri menjadi dua kelompok fisiologi, yang
akan memudahkan untuk identifikasi. Prosedur pertama dari pewarnaan gram ini adalah
memberi pewarna kristal violet, setelah 1 menit dibilas dan kemudian akan diberikan
pewarna yodium, setelah satu menit dibilas dan kemudian akan diberi laputan alkohol
95% selama 30 detik, kemudian dibilas dan diberi pewarna safranin atau bismarck (untuk
buta warna merah) selama 1 menit. Zat pewarna kristal violet dan yodium akan
membentuk senyawa yang kompleks. Beberapa bakteri akan melepaskan zat pewarna
dengan mudah apabila dicuci dan beberapa bakteri yang lain zat pewarna akan bertahan
walaupun dicuci dengan alkohol 95%. Bakteri gram positif akan terwarna ungu (kristal
violet) dan bakteri gram negatif akan terwarna merah (safranin) (Umsl, 2008).
Pewarnaan terhadap bakteri yang paling sering dilakukan adalah pewarnaan Gram
pewarnaan Gram dimulai dengan pemberian kristal violet, setelah itu ditambahkan
larutan iodium maka semua bakteri akan berwarna biru. Setelah itu ditambah alkohol.
Bakteri Gram positif membentuk kompleks Kristal iodine yang berwarna biru. Setelah di
tambahkan safranin, bakteri Gram positif akan berwarna ungu. Contoh bakteri Gram
terdekolorisasi oleh alcohol dan pemberian safranin akan memberikan warna merah pada
bakteri Gram negatif. Contoh bakteri Gram negative adalah Neisseria, Klebesiella,
Proses pewarnaan gram ini memerlukan 4 jenis reagen. Bakteri terbagi atas dua
kelompok berdasarkan pewarnaan ini, yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif.
Perbedaan ini berdasarkan warna yang dapat dipertahankan bakteri. Reagen pertama
disebut warna dasar, berupa pewarna basa, jadi pewarna ini akan mewarnai dengan jelas.
Reagen kedua disebut bahan pencuci warna (decolorizing agent). Tercuci tidaknya warna
dasar tergantung pada komposisi dinding sel, bila komponen dinding sel kuat mengikat
warna, maka warna tidak akan tercuci sedangkan bila komponen dinding sel tidak kuat
mengikat warna dasar, maka warna akan tercuci. Reagen terakhir adalah warna
pembanding, bila warna tidak tercuci maka warna pembanding akan terlihat, yang terlihat
pada hasil akhir tetap warna dasar. Larutan yang biasa dipakai adalah ungu kristal, lartan
Teori Salton menjelaskan bahwa ada konsentrasi lipid yang tinggi pada dinding sel
bakteri Gram negatif. Sehingga jika lipid dilarutkan dalam pemberian alcohol, maka
pori‐pori akan membesar dan tidak mengikat pewarna. Hal ini menyebabkan bakteri
menjadi tidak berwarna. Sedangkan bakteri Gram positif akan mengalami denaturasi
selama pemberian alcohol. Hal ini akan mengecilkan pori‐pori sehingga menghasilkan
kompleks kristal iodium. Bakteri Gram positif memiliki dinding sel yang kuat dan lapisan
berkurang. Sedangkan bakteri Gram negatif hanya memiliki 1‐2 lapisan peptidoglikan
sehingga memiliki permeabilitas dinding sel yang lebih besar. Pewarnaan Gram terdiri
atas Gram A (violet) (Kristal violet, Aalkohol, Ammonium oksalat, Aquades), Gram B
(cokelat) (Iodium, Kalium iodide, Aquades), Gram C (Aseton, Alcohol), Gram D (merah)
Secara garis besar teknik pewarnaan bakteri dapat dikategorikan sebagai berikut:
asam), pewarnaan khusus untuk melihat struktur tertentu : pewarnaan flagel, pewarnaan
spora, pewarnaan kapsul, pewarnaan khusus untuk melihat komponen lain dan bakteri
METODOLOGI PERCOBAAN
Alat
1. Kaca objek
2. bunsen
3. erlemeyer
4. tabung reaksi
5. ose
6. kertas saring
7. mikroskop
Bahan
Kultur bakteri, zat warna; biru metilen, larutan karbol-fuchsinn basa, kristal violet,
B. Prosedur Kerja
Biakan cair
- Bersihkan kaca objek dengan sepotong kapas yang telah dibahasi alkohol
- Kocok tabung yang berisi suspensi bakteri, kemudian dipindahkan 2 mata ose
- Fiksasi diatas api untuk membunuh dan meletakkan bakteri pada kaca objek
Biakan padat
- Sentuhkan ose pada biakan bakteri, kemudian dicampur dengan NaCl Faali sehingga
- Beri larutan zat warna. Larutan zat warna yang digunakan adalah larutan biru metilen
- Periksa dengan mikroskop 100x bila preparat ulas dan teknik pewarnaan dilakukan
dengan benar, maka mikroorganisme bewarna dengan larutan biru metilen dan warna
- Beti lartan pemucat selama 10-20 detik. Perhatikan waktu pemucatann karena
- Cuci’
d. Pewarnaan Negatif
- Ambil 2 kaca objek, beri 1 tetes tinta cina pada bagian ujung kanan salah satu kaca
objek
- Ambil kotoran gigi dengan tusuk gigi, kemudian camur dengan tinta diatas kaca
objek
- Tempelkan salah satu sisi kaca objek yang lain pada campuran ini, kemudia
- Biarkan preparat mengering diudara. Preparat tidak boleh dipanaskan di atas api
A. Hasil Pengamatan
B. Pembahasan
dengan tujuan hanya untuk melihat bentuk sel bakteri dan untuk mengetahui morfologi dan
susunan selnya . pewarnaan ini dapat menggunakan pewarnaan basa pasda umumnya antara lain
bakterinya tidak diwarnai melainkan latar belakangnya, metode pewarnaan negatif merupakan
suatu metode perwarnaan umum, dimana digunakan larutan zat warna yang tidak meresap ke
dalam sel-sel bakteri melainkan melatar belakangi sehingga kelihatan atau nampak sebagai
gram positif dan gram negatif. Bakteri gram positif akan mempertahankan zat warna crystal
violet dan akan tampak berwarna ungu tua di bawah mikroskop. Adapun bakteri gram negatif
akan kehilangan zat warna crystal violet setelah dicuci dengan alkohol, dan sewaktu diberi zat
pewarna air fucsin atau safranin akan tampak berwarna merah. Perbedaan zat warna ini
disebabkan oleh perbedaan dalam struktur kimiawi dinding selnya. Pewarna yang digunakan
dalam pewarnaan gram antara lain : crystal violet, alkohol, safranin, dan iodine (Lay.1994).
Prinsip pewarnaan sederhana didasarkan pada zat warna yang digunakan hanya
terdiri dari satu zat yang dilarutkan dalam bahan pelarut yang merupakan suatu cara yang cepat
Prinsip pewarnaan negatif yaitu suatu metode pewarnaan tidak langsung dimana digunakan
larutan zat warna yang tidak meresap kedalam sel bakteru melainkan ke dalam latar belakangnya
(Lay.1994)
Prinsip pewarnaan gram didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel bakteri ; sehingga
menyebabkan perbedaan reaksi dengan permeabilitas zat warna dan penambahan larutan pencuci
(Dwidjoseputro.1998).
Fuchsin carbon, merupakan campuaran fuchsin fenol dan dasar yang digunakan dalam prosedur
pewarnaan bakteri. Hal ini umumnya digunakan dalam pewarnaan mikrobkateria karena
memiliki ketertarikan untuk asam mycolic yang ditemukan di dinding sel mikroba, carbol
Crystal violet atau ungu gentian adalah pewarna triarylmethane. Pewarna ini digunakan sebagai
histologis noda dalam metode gram klasifikasi bakteri. Crystal violet memiliki sifat sifat anti
bakteri, jamur dan obat cacing, dan sebelumnya penting sebagai antiseptik topikal
(Sutedjo,1991).
Lugol’s yodium, juga dikenal sebagai solusi lugol, merupakan solusi dari iodium dan iodida
dalam air. Larutan yodium lugol digunakan sebagai antiseptik dan desinfektan, dan untuk
desinfikasi darurat air minum, dan sebagai reagen untuk deteksi pasti di dalam laboratorium,
Safranin dalah noda biologis yang digunakan dalam histologi dan sitologi. Safranin digunakan
sebagai conterstain dalam beberapa protokol pewarnaan. Mewarnai seluruhinti sel darah merah.
Ini adalah counterstain klasik dalam gram stain. Hal ini juga dapat digunakan untuk deteksi
tulang rawan, musin dan butiran sel mast. Safranin biasanya memilki struktur kimia. Ada juga
trimetil safranin kedua senyawa berperilaku dasarnya identik dan aplikasi pewarnaan biologi dan
komersial sering mengandung campuran dari kedua jenis. Safranin juga digunakan sebagai
Fiksasi adalah suatu metode persiapan untuk menyiapkan suatu sampel agar tampak realistik
mematikan bakteri dan melekatkan sel bakteri pada objek glass tanpa merusak struktur selnya
(Lay,1994).
Menurut hasil pengamatan, pada pewarnaan sederhana dikemukakan bakteri dengan jelas bentuk
basil dan berwarna biru keungu unguan dalam pembesaran 400. Pada pewarnaan negatif,
ditemukan banyak bakteri, ditemukan bakteri dengan bentuk coccus dan pewarnaan negatif
mewarnai belakangnya berwarna biru gelap dan bakteri tidak terlalu jelas warna karena terlalu
menumpuk. Pada pewarnaan gram ditemukan bakteri jenis gram negatif dengan warna merah
Beberapa faktor kesalahan pada praktikum antara lain pemberian zat warna yang berlebihan
sehingga sel bakteri tidak nampak, kurang maksimalnya dalam proses fiksasi sehingga masih ada
bakteri yang belum mati, dan faktor yang lain adalah pada proses pencucian terlalu deras dalam
membilas zat warna dengan air sehingga dapat menyebabkan bakteri larut terbawa air
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
mikroskop, memperjelas ukuran dan bentuk bakteri, untuk melihat struktur luar
Secara garis besar teknik pewarnaan bakteri dapat dikategorikan sebagai berikut:
pada pewarnaan sederhana dikemukakan bakteri dengan jelas bentuk basil dan
mewarnai belakangnya berwarna biru gelap dan bakteri tidak terlalu jelas warna
karena terlalu menumpuk. Pada pewarnaan gram ditemukan bakteri jenis gram
negatif dengan warna merah dan memiliki bentuk basil pada perbesaran