Você está na página 1de 11

RISIKO AUDIT

Standar audit (SA 315) mewajibkan auditor untuk mendapatkan pemahaman tentang
entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian internal, untuk menetapkan risiko
kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan klien.
Model Risiko Audit Untuk Perencanaan
Risiko kesalahan penyajian material didefinisikan dalam standar audit (SA
200.13.(n)) sebagai: risiko bahwa laporan keuangan mengandung kesalahan penyajian
material sebelum audit dilakukan. Risiko kesalahan penyajian material dapat terjadi di dua
tingkat, yaitu tingkat laporan keuangan secara keseluruhan dan tingkat asersi untuk golongan
transaksi, saldo, akun dan pengungkapan
Risiko kesalahan penyajian material pada tingkat laporan keuangan secara
keseluruhan mangacu ke risiko kesalahan penyajian material yang berdampak luas
(pervasive) terhadap laporan keuangan secara keseluruhan dan berpotensi memengaruhi
banyak asersi. Risiko kesalahan penyajian material pada tingkat asersi dinilai untuk
menentukkan sifat, saat, dan luas prosedur audit yang diperlukan untuk memperoleh bukti
audit yang cukup dan tepat. Risiko kesalahan material pada tingkat asersi terdiri dari 2
komponen, yaitu: risiko inheren dan risiko pengendalian.
Model risiko audit membantu auditor dalam menentukan berapa banyak dan jenis
bukti apa yang harus dikumpulkan pada setiap siklus, model risiko audit biasanya dinyatkan
sebagai berikut:
𝑨𝑹
𝑨𝑹 = 𝑰𝑹 𝑿 𝑪𝑹 𝑿 𝑫𝑹 atau 𝑫𝑹 = 𝑰𝑹 𝑿 𝑪𝑹

Keterangan:
AR= Risiko Audit
IR = Rsiko Inheren
CR = Rsisiko Pengendalian
DR = Risiko Deteksi

KOMPONEN – KOMPONEN MODEL RISIKO AUDIT


Risiko Deteksi
Standar audit (SA 200. 13 (e)) mendefinisikan risiko deteksi sebagai berikut: Risiko
deteksi adalah risiko bahwa prosedur yang dilaksanakan oleh auditor untuk risiko audit ke
tingkat rendah yang dapat diterima tidak akan mendektesi suatu kesalahan peyajan yang ada
dan yang mungkin material, baik secara individual maupun secara kolektif ketika
digabungkan dengan kesalahan penyajian lainnya.
Risiko Inheren
Standar audit (SA 200.13 (n)) mendefinisikan risiko inheren sebagai berikut:
Risiko inheren: kerentanan suatu asersi tentang suatu golongan transaksi, saldo akun,
atau pengungkapan terhadap suatau kesalahan penyajian yang mungkin material, baik secara
individual maupun secara kolekif ketika digabungkan dengan kesalahan penyajian lainnya,
sebelum mempertimbangkan pengendalian internal yang terkait.
Risiko pengendalian
Standar audit (SA 200. 13 (n)) mendefiniskan risiko pengendalian sebagai berikut:
Risiko pengendalian: risiko bahwa suatu kesalahan penyajian yang mungkin terjadi
dalam suatu arsesi tentang suatu golongan transaksi, saldo akun, atau pengungkapan yang
mungkin material, baik secara individual maupun secara kolektif ketika digabungkan dengan
kesalahan penyajian lainnya, tidak akan dapat dicegah, atau dideteksi dan dikoreksi, secara
tepat waktu oleh pengendalian internal entitas.
Gabungan risiko inheren dengan risiko risiko pengendalian disebutkan dalam standar
auditing sebagai risiko kesalahan penyajian material. Auditor bisa melakukan penilaian
gabungan risiko kesalahan penyajian material atau auditor bisa juga menilai risiko inheren
dan risiko pengendalian secara terpisah.
Risiko audit
Standar audit (SA 200.13 (c)) mendefinisikan risiko audit sebagai berikut:
Risiko audit: risiko bahwa auditor menyatakan suatau opini audit yang tidak tepat
ketika laporan keuangan mengandung kesalahan penyajian material. Risiko audit merupakan
suatu fungsi kesalahan penyajian material dan risiko deteksi.
Seringkali auditor tidak menggunakan istilah risiko audit tetapi istilah lain seperti
misalnya, asurans audit atau tingkat asurans. Asurans audit atau istilah lain adalah pelengkap
risiko audit, yakni satu dikurangi risiko audit yang bisa diterima.
Perbedaan Antara Risiko – Risiko dalam Model Risiko Audit
Ada perbedaan dalam hal bagaimana auditor menilai keempat faktor risiko dalam
model risiko audit. Untuk risiko audit yang bisa diterima auditor memutuskannya sesuai
dengan kesedian kantor akuntan menerima risiko bahwa laporan keuangan mengandung
kesalahan penyajian setelah audit selesai dikerjakan, berdasarkan berbagai faktor yang
menyangkut klien. Risiko inheren dan risiko pengendalian didasarkan pada dugaan auditor
atau predisksi tentang klien.
MENETAPKAN RISIKO AUDIT BISA DITERIMA
Auditor harus memutuskan risiko audit yang bisa diterima untuk suatu audit, terutama
pada tahap perencanaan audit. Pertama- tama auditor harus menetapkan risiko penugasan dan
selanjutnya menggunakan risiko penugasan untuk menetapkan risiko audit.
Dampak Risiko Penugasan Terhadap Risiko Audit Bisa Diterima
Risiko penugasan adalah risiko yang harus ditangung auditor atau kantor akuntan setelah
suatu audit diselesaikan, walaupun laporan audit yang dibuat sudah benar. Sebagai contoh,
apabila klien dinyatakan bangkrut oleh pengadilan setelah perusahaan tersebut diaudit,
kemungkinan besar kantor akuntan akan dituntut, meskipun audit yang dilakukan auditor
telah dilaksanakan dengan baik.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RISIKO AUDIT BISA DITERIMA
Ada tiga faktor yang mempengaruhi risiko penugasan dan yang selanjutnya
berpengaruh pula pada risiko audit, yaitu:
1. Seberapa Jauh Pengguna Eksteren Mengandalkan Laporan Keuangan Auditan
Apabila pengguna eksteren sangat mengandalkan laporan keuangan auditan,
sebaiknya tingkat risiko audit ditetapkan lebih rendah. Apabila laporan sangat
diandalkan, bisa timbul sejumlah bahaya sebagai akibat adanya kesalahan penyajian
signifikan yang tetap tidak terdeteksi dalam laporan keuangan. Beberapa faktor bisa
menjadi indikator tentang seberapa laporan diandalkan oleh pengguna eksteren:
a. Ukuran entitas. Secara umum, semakin besar entitas yang diaudit, semakin besar
pula kemungkinan laporan digunakan. Ukuran entitas, diukur dengan total aset
atau pendapatan, akan memiliki dampak terhadap tingkat risiko audit bisa
diterima.
b. Distribusi kepemilikan. Laporan keuangan entitas-entitas publik biasanya
menjadi andalan lebih banyak pemakai dibandingkan dengan entitas tertutup.
Dalam perusahaan public banyak pihak luar juga berkepentingan seperti misalnya
Bapepam, analis-analis keuangan, dan masyarakat luas.
c. Sifat dan jumlah kewajiban (utang). Apabila laporan berisi jumlah utang yang
besar, laporan tersebut kemungkinan besar akan banyak digunakan oleh para
kreditur (termasuk kreditur potensial) dibandingkan dengan apabila tidak berisi
banyak kewajiban.
2. Kemungkinan Klien Mengalami Kesulitan Keuangan Setelah Laporan Audit
Diterbitkan
Apabila klien terpaksa mengalami kebangkrutan atau menderita kerugian
besar setelah audit diselesaikan, auditor kemungkinan besar akan berhadapan dengan
tuntutan untuk membuktikan kualitas audit yang telah dilakukannya. Hal ini bisa
diakibatkan oleh kualitas audit yang tidak memenuhi standar minimum atau bisa juga
karena niat pemakai laporan untuk menutup kerugian yang dideritanya walaupun
audit telah dilakukan dengan baik.
Dalam situasi di mana auditor yakin bahwa terdapat kemungkinan besar
terjadi kerugian besar dan dengan demikian meningkatkan risiko penugasan, maka
risiko audit bisa diterima harus dikurangi. Tidak mudah bagi auditor untuk
memprediksi kegagalan keuangan sebelum itu terjadi, tetapi beberapa faktor bisa
menjadi indikator yang baik tentang kemungkinan terjadinya hal tersebut.
a. Posisi likuiditas. Apabila klien sering mengalami kekurangan kas dan modal
kerja, hal itu menunjukkan kemungkinan terjadinya kesulitan membayar utang di
masa depan. Auditor harus menilai kemungkinan dan signifikansi penurunan posisi
likuiditas yang terjadi terus menerus.
b. Laba (rugi) tahun-tahun lalu. Apabila perusahaan mengalami penurunan
laba yang drastis atau peningkatan kerugian selama bertahun-tahun auditor harus
menyadari kemungkinan terjadinya masalah solvabilitas yang akan dihadapi klien.
c. Metoda pendanaan. Semakin besar ketergantungan klien pada pinjaman
untuk memenuhi kebutuhan dananya, semakin besar pula risiko terjadinya kesulitan
keuangan apabila keberhasilan operasi perusahaan menurun. Auditor harus menilai
apakah aset-aset tetap didanai oleh pinjaman jangka pendek atau pinjaman jangka
panjang, karena jumlah pengeluaran kas yang besar dalam waktu singkat akan bisa
menyebabkan perusahaan bangkrut.
d. Sifat operasi klien. Jenis-jenis entitas tertentu memiliki risiko inheren yang
besar dibandingkan perusahaan lainnya.
e. Kompetensi manajemen. Manajemen yang kompeten akan selalu waspada
terhadap kesulitan keuangan potensial dan segera memodifikasi metoda operasinya
untuk meminimumkan pengaruh masalah jangka pendek. Auditor harus menilai
kemampuan manajemen sebagai bagian dari kemungkinan terjadinya kebangkrutan.
3. Evaluasi Auditor tentang Integritas Manajemen
Apabila integritas manajemen dipertanyakan, auditor seyogyanya menetapkan
risiko audit bisa diterima yang lebih rendah. Perusahaan dengan integritas rendah
sering melakukan kegiatan bisnis yang memicu terjadinya konflik dengan pemegang
saham, regulator, dan konsumen. Konflik-konflik semacam itu bisa mempengaruhi
kualitas audit yang diinginkan para pemakai laporan dan bisa mengakibatkan tuntutan
hukum serta percekcokan lainnya.
MEMBUAT KEPUTUSAN TENTANG RISIKO AUDIT BISA DITERIMA
Untuk menetapkan risiko audit bisa diterima, pertama-tama auditor harus menilai
setiap faktor yang mempengaruhi risiko audit bisa diterima. Penilaian atas setiap faktor
sangat subyektif yang berarti bahwa penetapan risiko audit bisa diterima juga sangat
subyektif. Risiko audit biasanya dinyatakan dengan istilah tinggi, medium, dan rendah.
Risiko audit yang rendah mengandung arti bahwa klien sangat berisiko yang membutuhkan
bukti lebih banyak, menggunakan lebih banyak audit berpengalaman, dan/atau review atas
kerja audit yang lebih mendalam.
Tabel Metoda untuk Menetapkan Risiko Audit Bisa Diterima
Faktor Metoda untuk Menetapkan Risiko Audit
Seberapa jauh pengguna eksteren Mempelajari laporan keuangan termasuk catatan
mengandalkan pada laporan kaki
keuangan auditan a. Membaca notulen rapat dewan komisaris untuk
merencanakan masa depan perusahaan
b. Membicarakan perencanaan keuangan dengan
manajemen
a.
Kemungkinan terjadinya kesulitan Menganalisis laporan keuangan untuk
keuangan menidentifikasikan kesulitan keuangan dengan
menggunakan rasio-rasio dan prosedur analitis
lainnya
b. Mempelajari lapran arus kas sesungguhnya dan
proyesi untuk mengetahui komponen arus kas
masuk dan arus kas
Integritas manajemen Menerapakan prosedur yang dibahas pada Bab 6
untuk penerimaan dan eberlanjutan klien
MENILAI RISIKO INHEREN
Auditor harus berusaha memprediksi dimana kesalahan penyajian paling mungkin dan
mana yang paling kecil kemungkinannya dalam laporan keuangan. Informasi tersebut
mempengaruhi banyaknya bukti yang perlu dikumpulkan auditor, staf audit yang akan diberi
penugasaan, dan review atas kertas kerja audit.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RISIKO INHEREN
Untuk menetapkan risiko inheren, auditor harus mempertimbangkan beberapa faktor
penting berikut:
1. Sifat Bisnis Klien
Risiko inheren untuk akun tertentu dipengaruhi oleh sifat bisnis klien. Risiko
inheren berbeda-beda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya, untuk akun
seperti persediaan, piutang usaha, dan tetap. Sifat bisnis klien tidak mempunyai dampak
atau kecil dampaknya terhadap risiko inheren untuk akun seperti kas, utang wesel, dan
utang hipotik.
2. Hasil dari Audit sebelumnya
Kesalahan penyajian yang ditemukan dalam audit tahun sebelumnya memiliki
kemungkinan besar untuk terjadi lagi dalam audit tahun ini, karena banyak tipe penyajian
yang sifatnya sistemik, dan organisasi seringkali lambat melakukan perubahan untuk
meniadakan kesalahan penyajian seperti itu. Oleh karena itu, auditor akan dipandang lalai
jika hasil audit tahun lalu diabaikan pada saat ia mengembangkan program audit untuk
tahun ini.
3. Penugasan Baru atau Penugasan Ulangan
Auditor mendapat pengalaman dan pengetahuan tentang kemungkinan terjadinya
kesalahan penyajian setelah mengaudit klien selama beberapa tahun. Apabila tidak ada
hasil audit tahun lalu, sebagian besar auditor akan menilai risiko inheren yang tinggi pada
audit yang pertama kali dilakukan dibandingkan dengan penugasan ulangan yang pada
waktu lalu tidak ditemukan kesalahan penyajian material. Kebanyakan auditor menetapkan
risiko inheren yang tinggi pada audit tahun pertama dan menguranginya pada tahun-tahun
berikutnya sejalan dengan diperolehnya pengetahuan tentang klien yang lebih banyak.
4. Pihak-pihak yang Berelasi
Contoh transaksi dengan pihak-pihak yang berelasi (related parties) adalah
transaksi antara perusahaan induk dengan perusahaan anak dan antara manajemen dengan
entitas perusahaan. Karena transaksi semacam ini tidak terjadi antara dua pihak yang
independen yang melakukan tawar menawar secara bebas, maka terdapat kemungkinan
besar bahwa transaksi demikian direkayasa yang menyebabkan naiknya risiko inheren.
5. Transaksi-transaksi Non Rutin
Transaksi-transaksi yang tidak biasa terjadi (non-rutin) pada perusahaan klien
mempunyai kemungkinan besar dicatat secara salah dibanding dengan transaksi karena
klien tidak berpengalaman dalam mencatatnya. Dengan mengetahui bisnis klien dan
mereview notulen rapat, auditor akan dapat menilai konsekuensi dari transaksl non-rutin
6. Pertimbangan yang Diperlukan untuk Mencatat Saldo Akun dan Transaksi
dengan Benar
Banyak saldo akun seperti misalnya investasi tertentu yang dicatat atas dasar nilai
wajar (fair value), cadangan kerugian piutang, keusangan persediaan, kewajiban untuk
pembayaran garansi, dan reserve untuk kerugian utang bank, memerlukan estimasi dan
sarat dengan pertimbangan manajemen. Karena hal-hal seperti itu membutuhkan
pertimbangan tertentu, kemungkinan kesalahan penyajiannya cukup tinggi, dan akibatnya
auditor biasanya menetapkan risiko inheren yang tinggi.
7. Pembentuk Populasi
Kadang-kadang unsur individual tertentu yang membentuk populasi juga
berpengaruh terhadap ekspektasi auditor tentang kesalahan penyajian material. Auditor
biasanya akan menggunakan risiko inheren yang lebih tinggi untuk piutang usaha apabila
sebagian besar tagihan telah lewat waktu dibandingkan dengan apabila sebagian besar
belum jatuh tempo.
8. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kecurangan Pelaporan Keuangan
dan Penyalahgunaan Aset
Untuk memenuhi persyaratan standar auditing, bagi auditor lebih penting menilai
risiko dan menanggapinya daripada sekedar menggolongkan risiko menjadi jenis risiko
tertentu. Dengan alasan ini, banyak kantor akuntan menilai risiko kecurangan terpisah dari
penilaian atas komponen-komponen risiko audit. Risiko kecurangan dapat dinilai untuk
audit sebagai keseluruhan atau per siklus, dan tujuan. Untuk risiko kecurangan pelaporan
keuangan dan risiko penyalahgunaan aset, auditor fokus pada bidang-bidang yang berisiko
kecurangan tinggi dan merancang prosedur audit atau mengubah keseluruhan tindakan
audit untuk menanggapi risiko tersebut. Tanggapan khusus terhadap risiko kecurangan
yang teridentifikasi bisa berupa revisi atas penetapan risiko diteksi bias diterima, risiko
inheren, dan risiko pengendalian.
MENETAPKAN RISIKO INHEREN
Auditor harus mengevaluasi informasi informasi yang mempengaruhi risiko inheren
dan menetapkan tingkat risiko inheren untuk setiap siklus, dan untuk setiap tujuan audit.
Dalam standar audit (SA 200. A38) disebutkan bahwa risiko inheren dapat lebih tinggi untuk
beberapa asersi dan golongan transaksi, saldo akun, serta pengungkapan tertentu. Kondisi
eksternal yang menimbulkan risiko bisnis juga dapat memengaruhi risiko bawaan. Faktor
dalam entitas dan lingkungannya yang berhubungan dengan sebagian atau semua golongan
transaksi, saldo akun, atau pengungkapan dapat memengaruhi risiko bawaan yang berkaitan
dengan asersi tertentu.
MENDAPATKAN INFORMASI UNTUK MENETAPKAN RISIKO INHEREN
Untuk mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan bidang usaha klien, auditor bisa
melakukan tentang mengelilingi perusahan dan pihak-pihak yang mempunyai hubungan
istimewa. Demikian pula berbagai hal lainnya yang berkaitan dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi risiko inheren, seperti misalnya hasil audit tahun lalu dan transaksi non-rutin
telah dibahas secara terpisah untuk membantu menilai risiko inheren.
HUBUNGAN ANTARA RISIKO DENGAN BUKTI DAN FAKTOR – FAKTOR
YANG MEMEPENGARUHI RISIKO
Auditor menanggapi risiko terutama dengan mengubah luasnya pengujian dan jenis
prosedur audit, termasuk pula dengan memadukan hal-hal tak terduga dalam prosedur audit
yang digunakan. Selain dengan memodifikasi bukti audit, ada dua cara lain yang dapat
diubah auditor untuk menganggapi risiko, yaitu
 Penugasan mungkin membutuhkan staf yang lebih berpengalaman. Kantor
akuntan akan menunjuk staf yang berkualitas untuk setiap penugasan. Untuk klien
dengan risiko audit bisa diterima yang rendah, diperlukan staf yang lebih
berpengalaman dengan penekanan pada pentingnya skeptisisme professional. Begitu
pula apabila suatu bidang audit seperti misalnya persediaan, memiliki risikoninheren
yang tinggi, maka bidang audit tersebut sebaiknya ditangani oleh staf yang
berpengalaman dalam audit persediaan.
 Penugasan harus di-review lebih cermat. Kantor akuntan harus memastikan
adanya review yang memadai atas kertas pengumpulan bukti dan kesimpulan, serta
hal-hal penting dalam audit. Apabila risiko audit bisa diterima rendah, diperlukan
review yang lebih cermat dan seksama, termasuk dengan review oleh orang yang
tidak terlibat dalam penugasan
RISIKO AUDIT PER SEGMEN
Risiko inheren dan risiko pengendalian tidak ditetapkan untuk audit sebagai
keseluruhan, melainkan ditetapkan untuk setiap siklus, setiap akun dalam suatu siklus,
bahkan kadang – kadang untuk setiap tujuan audit pada satu akun. Untuk audit yang sama,
risiko yang ditetapkan bisa berbeda – beda antara siklus yang satu dengan siklus yang lain
antara akun yang satu dengan akun yang lain, dan antara tujuan yang satu dengan tujuan yang
lain. Risiko audit bisa diterima biasanya ditetapkan oleh auditor pada tahap perencanaan dan
tidak berubah untuk setiap siklus dan akun. Auditor biasanya menggunakan risiko audit bisa
diterimayang sama untuk setiap segmen, karena faktor – faktor yang memepengaruhi risiko
audit bisa diterima berkaitan dengan keseluruhan audit, tidak untuk akun individual.

MENGAITKAN MATERIALITAS PELAKSANAAN (KESALAHAN PENYAJIAN


BISA DITOLERANSI) DAN RISIKO DENGAN TUJUAN AUDIT ATAS SALDO
Meskipun dalam praktik lazim untuk menetapkan risiko inheren dan risiko
pengendalian untuk setiap tujuan audit saldo akun, namun tidak lazim untuk mengalokasikan
materialitas pada tujuan – tujuan tersebut. Auditor akan lebih efektif untuk menggunakan
risiko yang berbeda – beda untuk tujuan yang berbeda, dan biasanya tidaklah sulit untuk
menghubungkan risiko dengan satu atau dua tujuan. Sebagai contoh, keusangan dalam
persediaan kemungkinan besar hanya akan berpengaruh terhadap nilai bersih bisa direalisasi.

KETERBATASAN PENGUKURAN
Salah satu keterbatasan paling besar dalam penerapan model risiko audit adalah
adanya kesulitan dalam pengukuran komponen – komponen dalam model. Disamping kerja
keras auditor dalam dalam membuat perencanaan audit, penetapan risiko audit bisa diterima,
risiko inheren, risiko pengendalian, dan selanjutnya risiko deteksi direncanakan sangat
bersifat subjektif dan hanya merupakan perkiraan. Untuk mengatasi masalah pengukuran ini,
banyak auditor menggunakan pengukuran subjektif yang dinyatakan dengan istilah
Situasi Risiko Audit Risiko Risiko Risiko Jumlah Bukti
Bisa Inheren Pengendalian Deteksi Diperlukan
Diterima
1 Tinggi Rendah Rendah Tinggi Rendah
2 Rendah Rendah Rendah Medium Medium
3 Rendah Tinggi Tinggi Rendah Tinggi
4 Medium Medium Medium Medium Medium
5 Tinggi Rendah Medium Medium Medium
Dalam menetapkan model risiko audit, auditor sangat memperhatikan masalah
overauditing dan underauditing, tetapi sebagian besar auditor lebih memperhatikan masalah
yang terakhir.

HUBUNGAN ANTARA RISIKO DAN METERIALITAS DENGAN BUKTI AUDIT


Konsep materialitas dan risiko dalam pengauditan berhubungan erat satu sama lain
dan tidak bisa dipisahkan. Risiko adalah pengukuran ketidakpastian, sedangkan materialitas
adalah pengukuran besarnya atau ukurannya. Namun apabila keduanya digabungkan akan
mengukur besaran ketidakpastian dari suatu jumlah tertentu.

MEREVISI PENILAIAN RISIKO DAN BUKTI


Model risiko audit utamanya merupakan model perencanaan dan oleh karena itu
kegunaanya terbatas dalam mengevaluasi hasil. Tidak ada kesulitan ketika auditor
mengumpulkan bukti yang direncanakan dan menyimpulkan bahwa penetapan setiap risiko
telah dilakukan secara wajar atau lebih baik dari yang diperkirakan. Auditor akan
berkesimpulan bahwa bukti yang tepat dan cukup telah terkumpul untuk akun atau siklus
tersebut. Dalam situasi ini, auditor dapat melakukan dua tahap pendekatan sebagai berikut:
1. Auditor harus merevisi penetapan awal risiko, merupakan tindakan gegabah untuk
membiarkan penetapan awal tidak diubah, padahal auditor tahu nahwa penetapan
tersebut tidak tepat.
2. Auditor harus mempertimbangkan pengaruh revisi terhadap bukti yang diperlukan,
tanpa menggunakan model risiko audit. Apabila risiko hasil revisi digunakan dalam
model risiko audit untuk menetukan risiko deteksi yang telah direvisi.

RISIKO SIGNIFIKAN
Standar Audit (SA 315.25) mengharuskan auditor untuk menilai Risiko kesalahan
penyajian material pada tingkat laporan keuangan dan pada tingkat aserasi untuk golongan
transaksi, saldo akun, dan pengungkapan. Risiko signifikan adalah suatu risiko kesalahan
penyajian materal yag diidentifikasi dan dinilai yang dalam pertimbangan auitor, memerlukan
pertimbangan audit khusus (SA 315.4 (e)). Risiko kesalahan penyajian material mungkin
lebih besar untuk transaksi nonrutin yang signifikan yang disebabkan oleh hal-hal sebagai
berikut:

a. Intervensi manajemen yang lebih besar dalam menentukan perlakuan akuntansi


b. Intervensi manual yang lebih besar dalam pengumpulan dan pengolahan data
c. Perhitungan atau prinsip akuntansi yang kompleks
d. Sifat transaksi nonrutin yang dapat menyebabkan kesulitan bagi entitas untuk
mengimplementasikan pengendalian yang efektif terhadap risiko.
Dalam melakukan pertimbangan atas penentuan suatu risiko sebagai risiko yang
signifikan, auditor harus mempertimbangkan paling tidak hal – hal sebagai berikut:
a. Apakah risiko tersebut merupakan suatu risiko kecurangan
b. Apakah risiko tersebut terkait dengan perkembangan terkini yang signifikan
c. Kompleksitas transaksi
d. Apakah risiko tersebut melibatkan transaksi signifikan dengan pihak berelasi
e. Derajat subjektivitas dalam pengukuran informasi keuangan yang berkaitan risiko,
terutama pengukuran yang melibatkan ketidakpastian pengukuran yang luas
f. Apakah risiko tersebut melibatkan transaksi sifnifikan yang terjadi diluar kegiatan
bisnis normal entitas atau yang tampaknya tidak bisa.

Você também pode gostar

  • Akuntansi Perhotelan Pert. 13
    Akuntansi Perhotelan Pert. 13
    Documento7 páginas
    Akuntansi Perhotelan Pert. 13
    ParthaNadi
    50% (2)
  • Psiko
    Psiko
    Documento13 páginas
    Psiko
    Vidya Maryantika
    Ainda não há avaliações
  • Ak Hotel Sap 14 Blmfix
    Ak Hotel Sap 14 Blmfix
    Documento8 páginas
    Ak Hotel Sap 14 Blmfix
    Dwi Gitariani
    Ainda não há avaliações
  • Senam Lantai Kls X
    Senam Lantai Kls X
    Documento23 páginas
    Senam Lantai Kls X
    Dwi Gitariani
    Ainda não há avaliações
  • 2 - Sap 2
    2 - Sap 2
    Documento16 páginas
    2 - Sap 2
    Dwi Gitariani
    Ainda não há avaliações
  • Digital Marketing
    Digital Marketing
    Documento6 páginas
    Digital Marketing
    Dwi Gitariani
    Ainda não há avaliações
  • Materi Akuntansi Hotel SAP 11
    Materi Akuntansi Hotel SAP 11
    Documento8 páginas
    Materi Akuntansi Hotel SAP 11
    RiaCitraDewi
    Ainda não há avaliações
  • DISKUSI
    DISKUSI
    Documento4 páginas
    DISKUSI
    Dwi Gitariani
    Ainda não há avaliações
  • Senam
    Senam
    Documento13 páginas
    Senam
    Dwi Gitariani
    Ainda não há avaliações
  • Narkoba
    Narkoba
    Documento11 páginas
    Narkoba
    Dwi Gitariani
    Ainda não há avaliações
  • RMK Ak Hotel Fix
    RMK Ak Hotel Fix
    Documento23 páginas
    RMK Ak Hotel Fix
    Dwi Gitariani
    Ainda não há avaliações
  • Kesehatan
    Kesehatan
    Documento11 páginas
    Kesehatan
    Dwi Gitariani
    Ainda não há avaliações
  • RMK DM
    RMK DM
    Documento1 página
    RMK DM
    Dwi Gitariani
    Ainda não há avaliações
  • Senam Ritmik
    Senam Ritmik
    Documento18 páginas
    Senam Ritmik
    Dwi Gitariani
    Ainda não há avaliações
  • Senam Lantai Kls Xi
    Senam Lantai Kls Xi
    Documento22 páginas
    Senam Lantai Kls Xi
    Dwi Gitariani
    Ainda não há avaliações
  • Tenis Meja
    Tenis Meja
    Documento12 páginas
    Tenis Meja
    Dwi Gitariani
    Ainda não há avaliações
  • Renang Kls Xi
    Renang Kls Xi
    Documento33 páginas
    Renang Kls Xi
    Dwi Gitariani
    Ainda não há avaliações
  • Sofbol Kelas X
    Sofbol Kelas X
    Documento15 páginas
    Sofbol Kelas X
    Dwi Gitariani
    Ainda não há avaliações
  • Kebugaran Jasmani X
    Kebugaran Jasmani X
    Documento21 páginas
    Kebugaran Jasmani X
    Dwi Gitariani
    Ainda não há avaliações
  • Pencak Silat
    Pencak Silat
    Documento16 páginas
    Pencak Silat
    Dwi Gitariani
    Ainda não há avaliações
  • Sofbol Kelas Xi
    Sofbol Kelas Xi
    Documento11 páginas
    Sofbol Kelas Xi
    Dwi Gitariani
    Ainda não há avaliações
  • Kebugaran Jasmani Xi
    Kebugaran Jasmani Xi
    Documento23 páginas
    Kebugaran Jasmani Xi
    Dwi Gitariani
    Ainda não há avaliações
  • Sofbol Kelas X
    Sofbol Kelas X
    Documento15 páginas
    Sofbol Kelas X
    Dwi Gitariani
    Ainda não há avaliações
  • Senam Lantai Kls X
    Senam Lantai Kls X
    Documento23 páginas
    Senam Lantai Kls X
    Dwi Gitariani
    Ainda não há avaliações
  • Tugas Kultur
    Tugas Kultur
    Documento10 páginas
    Tugas Kultur
    Dwi Gitariani
    Ainda não há avaliações
  • Cover Agama
    Cover Agama
    Documento1 página
    Cover Agama
    Dwi Gitariani
    Ainda não há avaliações
  • Titrasi Asam
    Titrasi Asam
    Documento9 páginas
    Titrasi Asam
    Dwi Gitariani
    Ainda não há avaliações
  • Renang Kls X
    Renang Kls X
    Documento15 páginas
    Renang Kls X
    Dwi Gitariani
    Ainda não há avaliações
  • Peristiwa Pembentukan Asean
    Peristiwa Pembentukan Asean
    Documento2 páginas
    Peristiwa Pembentukan Asean
    Dwi Gitariani
    Ainda não há avaliações
  • Agama
    Agama
    Documento37 páginas
    Agama
    Dwi Gitariani
    Ainda não há avaliações