Você está na página 1de 13

Nama: Daniel Garnando Kristian

NIM: 13116094

BAB IV

ANALISIS

4.1 Prosedur

Pada praktikum modul kelima ini, praktikan ditugaskan untuk melanjutkan proses
pengerjaan dari modul sebelumnya, yaitu dengan proses sekrap dan proses broaching. Untuk
proses broaching, praktikan ditugaskan untuk membuat lubang bergigi enam pada benda kerja
berupa akrilik dengan tebal 1.5 cm. Sedangkan untuk proses sekrap, praktikan ditugaskan untuk
melanjutkan pengerjaan benda kerja berbentuk L-slot berdimensi 40x50x60 mm dengan lubang
berulir M16 pada salah satu permukaannya.

4.1.1 Proses Sekrap

1. Mempersiapkan perlengkapan sesuai SOP. (Kacamata, sarung tangan, jas lab


dll).
2. Memastikan alat bantu yang akan digunakan telah tersedia. (Palu, kuas, pelat
besi dan jangka sorong)
3. Memastikan mesin sekrap dapat digunakan dan kondisinya baik.
4. Menyimak penjelasan dari asisten tentang cara mengoperasikan mesin sekrap
agar dapat memahami proses yang akan dilakukan serta dapat melakukan
praktikum dengan lebih efektif dan efisien. Penjelasan dari asisten yaitu
mengenai pengaturan kecepatan langkah, kecepatan potong (gerak pahat), dan
kecepatan makan (gerak benda kerja) serta fungsi berbagai tuas yang akan
digunakan.
5. Ukur dimensi benda kerja, tentukan berapa banyak ketebalan yang akan
direduksi dengan cara menyesuaikannya terhadap gambar teknik.
6. Beri tanda bagian yang akan direduksi pada benda kerja. Bisa menggunakan tip-
ex cair.
7. Cengkeramkan benda kerja pada ragum dan pastikan mata pahat tidak mengenai
ragum saat proses sekrap dilakukan. Oleh karena itu, diperlukan tambahan plat
besi agar dapat mengatur ketinggian benda kerjanya.
8. Kencangkan cekaman ragum dengan memukul-mukul tuas dan benda kerja
dengan palu karet.
9. Lakukan zero setting, yaitu dengan cara menghidupkan mesin kemudian setel
pahat agar mengenai sedikit bagian permukaan dari benda kerja. Lalu set posisi
tersebut sebagai titik nol.
10. Mulailah proses sekrap dengan diawali dari salah satu tepi benda kerja sampai
ke tepi lainnya.
11. Penyekrapan dilakukan dengan kecepatan makan (benda kerja), kecepatan
potong (translasi pahat) yang telah ditentukan sehingga dihasilkan permukaan
yang lebih rata dan lebih halus dari sebelumnya. Pada kondisi ini dimensi benda
kerja juga tereduksi semakin mendekati gambar teknik.
12. Tambah kedalaman potong (depth of cut) ketika mata pahat telah bergerak dari
satu tepi ke tepi lainnya.
13. Lakukan proses 10-12 terus-menerus hingga permukaan benda rata dan dimensi
benda yang diinginkan tercapai.
14. Lepaskan benda kerja dari ragum.
15. Matikan mesin sekrap saat langkah mundur maksimal, bersihkan mesin dari
geram dan rapikan mesin seperti semula.
16. Selesai.

4.1.2 Proses Broaching

1. Mempersiapkan perlengkapan sesuai SOP. (Kacamata, sarung tangan, jas lab


dll).
2. Mempersiapkan benda kerja berupa akrilik.
3. Melubangi akrilik dengan proses drilling sebesar 12 mm diameter.
4. Memastikan mesin broaching dapat digunakan dan kondisinya baik.
5. Menyimak penjelasan dari asisten tentang cara mengoperasikan mesin
broaching agar dapat memahami proses yang akan dilakukan serta dapat
melakukan praktikum dengan lebih efektif dan efisien. Penjelasan dari asisten
yaitu mengenai cara pengoperasian mesin dan juga konstruksi pahat yang
digunakan.
6. Memosisikan benda kerja ke mesin dan memasukkan pahat broach ke dalam
lubang yang telah dibuat sebelumnya. Kemudian menahan nya pada posisi
tersebut secara manual dengan tangan kosong (tanpa ragum ataupun chuck).
7. Menghidupkan mesin.
8. Tekan kedua tombol ‘langkah maju’ secara bersamaan untuk menarik pahat
broach dan membentuk enam gigi pada lubang yang telah dibuat sebelumnya.
9. Mematikan mesin broaching.
10. Melepaskan benda kerja dan pahat dari mesin broaching.
11. Membersihkan geram yang menempel baik pada benda kerja maupun mesin
broaching.
12. Selesai.

4.2 Analisis Benda Kerja

4.2.1 Proses Sekrap


Benda kerja mengalami perubahan dimensi setelah melalui proses
sekrap. Proses perubahan dimensi ini terjadi secara bertahap dengan selisih
sekitar 0.5 mm setiap tahap. Proses sekrap juga menyebabkan benda kerja
menjadi sedikit lebih panas akibat adanya gesekan antara pahat dengan benda
kerja. Selain itu, permukaan benda kerja menjadi lebih rata, lebih halus dan
lebih mengkilap setelah dilakukan proses sekrap.

4.2.2 Proses Broaching

Awalnya lubang pada benda kerja hanya lingkaran tanpa profil apapun.
Setelah dilakukan proses broaching, lubang menjadi memiliki 6 gigi pada
tepinya mengikuti bentuk cross-section pahat.
4.3 Parameter Proses

4.3.1 Proses Sekrap

1. Kecepatan makan diatur dengan mengunakan tuas pada bagian samping


mesin sekrap. Kecepatan makan memengaruhi tingkat kerataan permukaan
benda kerja hasil pengerjaan dan durasi pengerjaan. Semakin rendah
kecepatan makan, semakin rata permukaan benda kerja yang terbentuk
karena kemungkinan adanya permukaan yang belum terpotong makin kecil.
Sedangkan untuk durasi pengerjaan, semakin tinggi kecepatan makan,
durasi pengerjaan akan semakin singkat dan begitu juga sebaliknya.
Semakin tinggi kecepatan makan, semakin sedikit geram yang dihasilkan.
2. Kecepatan potong tidak diubah-ubah pada praktikum ini. Kecepatan potong
memengaruhi kekasaran permukaan. Semakin tinggi kecepatan potong,
permukaan benda kerja semakin halus. Namun bahanya adalah tegangan
yang terjadi menjadi semakin besar akibat gaya gesek antara pahat dan
benda kerja semakin besar pula, dan dapat mengakibatkan benda kerja rusak
serta terlalu panas. Semakin tinggi kecepatan potong, geram yang dihasilkan
akan semakin banyak.
3. Panjang langkah memengaruhi durasi pengerjaan dan kerataan permukaan.
Semakin besar panjang langkah, semakin lama durasi pengerjaan.
Sedangkan semakin kecil panjang langkah, semakin rata permukaan benda
kerja yang terbentuk karena kemungkinan adanya permukaan yang belum
terpotong makin kecil. Tetapi panjang langkah ini jangan sampai terlalu
kecil nanti malah ada permukaan yang tidak terpotong. Sedangkan untuk
geram, semakin besar panjang langkah, semakin sedikit geram yang
dihasilkan.
4. Kedalaman potong (depth of cut). Semakin dalam kedalaman potong,
semakin kasar permukaan yang dihasilkan. Selain itu akan semakin tinggi
tegangan yang terjadi pada benda kerja. Semakin dalam kedalaman potong,
geram yang dihasilkan akan semakin banyak dan tebal.
4.3.2 Proses Broaching
1. Kecepatan potong memengaruhi kekasaran permukaan internal lubang.
Semakin tinggi kecepatan potong, semakin halus permukaan internal lubang
yang dihasilkan. Namun bahayanya adalah tegangan yang terjadi akan
semakin besar dan meningkatkan potensi kerusakan benda kerja serta pahat.
Sedangkan untuk geram tidak ada pengaruh signifikan pada proses
broaching.
2. Kekuatan cengkeraman benda kerja. Semakin kuat pencengkeraman,
semakin baik hasil yang diperoleh.
3. Diameter serta profil pahat akan memengaruhi bentuk lubang serta bentuk
geram yang diperoleh.

4.4 Fenomena

4.4.1 Proses Sekrap

1. Terbentuk pola yang unik pada permukaan benda kerja, meskipun kecepatan
potong dan makan tidak diubah selama proses sekrap. Pola yang dimaksud
adalah adanya garis yang lebih tebal daripada garis lainnya dan kemunculan
garis tersebut membentuk pola tertentu, misalnya setiap 4 garis tipis ada 1
garis tebal.
2. Geram yang dihasilkan melilit membentuk seperti obat nyamuk bakar.
Geram ini terbentuk setiap satu langkah maju.
3. Langkah balik lebih cepat daripada langkah maju. Hal ini terjadi karena
sudut yang ditempuh saat gerak maju lebih besar dibandingkan besar sudut
yang ditempuh Crank pin saat gerak balik. Karena kecepatan sudut crank
pin adalah konstan, maka waktu yang dibutuhkan gerak maju lebih pendek
dibanding waktu untuk gerak balik. Dengan kata lain, kecepatan balik lebih
cepat dibandingkan kecepatan maju.
4. Geram yang dihasilkan tidak berubah warna menandakan bahwa kalor yang
diterima benda kerja akibat bergesekan dengan pahat tidak cukup besar
untuk membuat benda menjadi panas.
4.4.2 Proses Broaching

1. Suara yang terdengar begitu keras, tiba-tiba dan seperti ada yang patah,
padahal tidak ada kerusakan sama sekali.
2. Bentuk geram-nya seperti bulu halus dan lembut. Struktur geram yang
terbentuk juga sangat mudah patah dan rusak.

Tujuan

1. Membentuk benda kerja dengan dimensi sesuai gambar teknik.


2. Membentuk lubang dengan profil bergigi enam melalui proses broaching.
3. Mengoperasikan mesin sekrap dan broaching.
4. Menentukan tahap-tahap dalam proses sekrap dan broaching.
5. Menentukan parameter proses dalam proses sekrap dan broaching.
6. Menentukan proses-proses yang bisa dilakukan mesin sekrap dan broaching
Nama: Daniel Garnando Kristian
NIM: 13116094

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Kelompok kami telah berhasil membentuk benda kerja dengan dimensi yang sesuai
gambar teknik.
2. Kelompok kami telah berhasil membentuk lubang bergigi enam sesuai yang
diinginkan
3. Kelompok kami telah mengoperasikan mesin sekrap dan mesin broaching.
4. Pada proses sekrap tahapan yang dilakukan antara lain: pengukuran dimensi,
pencengkraman benda dengan ragum, positioning/pengaturan posisi pahat, pengaturan
kecepatan potong dan makan, serta pemotongan. Pada proses broaching tahapan yang
dilakukan antara lain: penentuan posisi lubang, pembuatan lubang dengan proses
drilling, pemasangan benda kerja pada pahat, dan proses pemotongan.
5. Parameter proses pada proses sekrap antara lain: kecepatan potong, kecepatan makan,
panjang langkah, dan kedalaman potong. Parameter proses pada proses broaching
antara lain: keceptan potong, kekuatan cengkeraman benda kerja dan diameter serta
profil pahat.
6. Proses yang dapat dilakukan dengan mesin sekrap adalah proses facing, pembuatan
roda gigi, dan pembentukan cetakan logam. Proses yang dapat dilakukan pada proses
broaching adalah pembuatan profil pada lubang, pelebaran diameter lubang, dan
pembentukan lubang berulir.
5.2 Saran
5.2.1 Proses Sekrap
1. Ukur dimensi awal benda kerja dengan teliti dan hati-hati. Saya menyarankan
seperti ini karena berdasarkan pengalaman, kelompok kami sempat sedikit lengah
dalam hal ini sehingga hasil benda kerja kami agak sedikit cacat di bagian tepi-
nya.
2. Posisi benda kerja pada proses sekrap harus diperhatikan agar tidak terjadi hal
yang tidak diinginkan seperti benda atau ragum terhantam ram.
3. Perhatikan panjang langkah ram agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan
seperti benda atau ragum terhantam ram.
4. Cengkeram benda kerja dengan kuat agar tidak lepas saat dilakukan proses sekrap.

5.2.2 Proses Broaching

1. Pencengkeraman benda kerja seharusnya menggunakan sebuah alat penjepit atau


apapun selain manual dengan tangan kosong. Tujuannya agar hasil pengerjaan
lebih akurat dan mempertimbangkan aspek keamanan tangan dan anggota ubuh
lainnya dari operator mesin.
2. Gunakan pahat yang cukup tajam, dengan kata lain ‘masih baru’, agar hasil
pengerjaan lebih akurat.
BAB VI

LAMPIRAN

Tugas akhir

Proses Sekrap

1. Bagaimana cara pencekaman benda kerja untuk proses perataan permukaan?


Jelaskan dengan gambar!

Pada proses sekrap digunakan ragum untuk mencengkam benda kerja dengan kuat
agar tidak bergerak. Mula-mula taruh pelat besi pada ragum sebagai dudukan benda
kerja agar permukaan benda kerja yang ingin diproses tidak sejajar dengan sisi ragum
bagian atas. Kemudian posisikan benda kerja agar permukaan yang ingin diratakan
berada diatas. Kemudian putar tuas ragum untuk mengencangkan pencengkraman,
ketuk tuas dengan palu agar semakin kencang. Pastikan posisi benda tidak miring ke
sumbu x ataupun y.

2. Gambarkan mekanisme pemegang pahat agar pada saat gerak balik pahat tidak
masuk ke benda kerja!

3. Bagaimana cara mengatur langkah ayun? Jelaskan dengan gambar!

Langkah ayun dapat diatur dengan blok geser, dengan cara kendorkan tuas blok geser
lalu atur panjang langkah yang diinginkan, kemudian kencangkan kembali.
4. Bagaimana cara menentukan jumlah langkah per menit?

5. Bagaimana cara membuat produk balok yang benar-benar siku antar sisinya
dari row material berupa balok yang belum tentu siku antar sisinya? Jelaskan
langkah-langkahnya dengan gambar!

Dengan menggunakan proses sekrap di tiap sisinya sehingga terbentuk siku di tiap.
6. Bagaimana cara membuat roda gigi dengan mesin sekrap!

Proses sekrap dilakukan dengan menjepit gear blank


dengan keadaan statis. Kemudian pahat bergerak untuk
membuat alur pada satu sisi. Lalu langkah ini diulang pada
posisi benda kerja yang diubah sedikit untuk mendapatkan
alur yang lain.

Proses Broaching

1. Gambarkan benda kerja beserta dimensinya (sebelum dan sesudah dilakuakan


proses permesinan)!

Diameter lingkaran 13mm.


Jumlah gigi: 6
Diameter dalam 13mm.
Diameter luar 15mm.
2. Gambarkan geometri pahat yang dipakai beserta keterangan gambar!

3. Bagaimana cara kerja mesin dan proses broaching? Jelaskan dengan gambar!

Cara kerja mesin dan proses broaching dimulai dari melubangi benda kerja
menggunakan proses gurdi. Kemudiang pahat broaching disiapkan dan dimasukkan
kedalam lubang mesin broaching, yaitu broach chuck. Untuk memulai broaching,
kedua tombol panel penggerak ditekan secara bersamaan. Pahat broaching akan
bergerak masuk kedalam tool holder. Hal ini membuat benda kerja terpotong sesuai
dengan profil pahat.

4. Jelaskan mengenai mekanisme gerak makan dan gerak potong dari proses
broaching dan gambarkan!

Gerak makan dan gerak potong dilakukan oleh mata pahat.


5. Gambarkan jenis-jenis pahat broaching yang anda ketahui!

6. Apakah jenis pembuat lubang yang anda anjurkan untuk hal-hal berikut:
a. Melebarkan alur pasak roda gigi
Untuk memperlebar alur pasak roda gigi dapat dilakukan dengan broaching
push dengan jenis pahat keyway.

b. Pembuatan splin pada blank roda gigi


Pembuatan spline pada blank roda gigi dapat menggunakan rotary broaching
dengan porfil pahat tertentu.

Você também pode gostar