Você está na página 1de 2

PENATALAKSANAAN

EKLAMSI
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tgl. Terbit :
Halaman :1–2
PUSKESMAS PALIMANAN SOP

Kepala UPTD

KAB. CIREBON
Drg. Retno Widowati
Nip:
Pengertian (definisi) Eklamsia adalah kelainan akut pada preeklamsi ringan atau
berat, dalam kehamilan , persalinan atau nifas yang ditandai
dengan timbulnya kejang dengan atau tanpa penurunan
kesadaran (gangguan sistem saraf pusat).
Tujuan Tujuan Umum : melakukan penilaian klasik , klasifikasi dan
penatalaksanaan serta mencegah komplikasi.

Tujuan Khusus :
a. Mencegah tanda dan gejala hipertensi karena
kehamilan dan menentukan diagnosis yang paling
mungkin dalam hubungan dengan hipertensi yang
dipicu karena kehamilan.
b. Melakukan penatalaksanaan preeklamsia/eklamsia dan
hipertemsi kronik pada ibu hamil.
c. Melakukan pemberian obat anti kejang (Magnesium
sulfat dan Diazepam) serta obat antihipertensi
penatalaksanaan preeklamsi berat eklamsi.
Kebijakan Upaya untuk mendeteksi sedini mungkin komplikasi
hipertensi karena kehamilan.
Anamnesis 1. Umur kehamilan > 20 minggu
2. Hipertensi
3. kejang.
4. Penurunan kesadaran
5. Pengelihatan kabur
6. Nyeri kepala hebat
7. Nyeri ulu hati
Pemeriksaan fisik 1. Kesadaran somnolen sampai koma
2. Tanda vital TD: >140/90 mmHg
3. Proteinuria minimal 1+
4. Penurunan kesadaran tanpa disertai kejang
Diganosa banding Hipertensi menahun, kelainan ginjal.

Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang


Preeklamsi Ringan : Urin Lengkap
Preeklamsi Berat/Eklamsi :
Pemeriksaan Laboratorium
 Pemeriksaan Hb, Ht, Leukosit, trombosit, urin lengkap.
 Pemeriksaan USG.
Penatalaksanaan Penatalaksanaan
Pengobtan medisinal
1. Infus cairan RL
2. Pemberian obat : MgSO4
Cara pemberian MgSo4 sama dengan preeklamsi berat.
Bila timbul kejang-kejang ulangan maka dapat diberikan 2g
MgSO4 40 %.IV selama 2 menit, sekurang-kurangnya 20
menit setelah pemberian terakhir . dosis tambahan 2 g
hanya diberikan sekali saja. Bila setelah di beri dosis
tambahan masih tetap kejang maka diberikan amobarbital 3-
5 mh/kg/bb/iv pelan-pelan.
Perawatan pasien dnegan serangan kejang.
 Dirawat dikamar isolasi yang cukup terang.
 Masukan sudip lidah kedalam mulut pasien.
 Kepala direndahkan: daerah orofaring dihisap.
Fiksasi badan pada tempat tidur yang cukup longgar guna
mencegah fraktur.

Referensi : Permadi, wiryawan dr.Dr. SpOG(K) dkk. 2015. Panduan


praktek klinis Obstetri & Ginekologi. Penerbit: DEP./SMF
Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas
Padjajaran RSUP DR. HASAN SADIKIN.

Você também pode gostar