Você está na página 1de 7

OUTLINE TUGAS AKHIR

KUAT TEKAN DAN LEACHING PADA BETON ABU


TERBANG (FLY ASH) DENGAN BERBAGAI VARIASI
DI AIR GAMBUT

Oleh:

MIGUEL FELIX WIJAYA


NIM : 1507115976

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2018
2

A. Judul Penelitian
Judul penelitian ini adalah “Kuat Tekan dan Leaching pada Beton Abu Terbang
(Fly Ash) Dengan Berbagai Variasi di Air Gambut.”

B. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara penghasil batu bara dengan jumlah produksi
mencapai 443 juta ton pada tahun 2013 (Nugroho, 2010). Pembakaran batu bara
mengahasilkan 5% polutan padat (abu) dengan sekitar 80-90% dari total jumlah abu
terbang, 10-20% sisanya berupa abu dasar (Julharmito, Fadli, & Drastinawati,
2015). Abu terbang (fly ash) adalah limbah hasil pembakaran batu bara di
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang berbentuk partikel halus yang
memiliki ukuran lebih kecil dari 0,0075 mm dan bersifat anorganik.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Lingkungan Hidup mengatur
industri untuk mengelola limbah hasil produksi secara tepat guna untuk
menghindari kerugian masyarakat akibat salah kelola atas limbah tersebut. Cara
terbaik untuk menanggulangi abu terbang adalah dengan memanfaatkan abu
terbang sebagai campuran dalam produk tertentu seperti beton. Menurut ASTM C-
618, abu terbang bersifat pozsolanik mengandung kadar silika atau silika alumina
dan bersifat reaktif apabila tercampur air dan zat kapur. Sifat pozzolanik membuat
abu terbang cocok digunakan sebagai alternatif pengganti semen ke dalam
campuran beton.
Pada awalnya, abu terbang digunakan sebagai bahan penambah semen (filler)
dengan kadar 5-20% dengan maksud menambah plastisitas adukan beton dan
menambah kekedapan beton (Manuahe, Sumajouw, & Windah, 2014). Menurut
Umboh et al., (2014) penggunaan abu terbang hingga 30% sebagai material
pengganti semen pada beton dapat menghasilkan kuat tekan mendekati kuat tekan
beton tanpa abu terbang bahkan dapat menambah daya tahan dan ketahanan
terhadap bahan kimia. Penggunaan abu terbang tidak hanya mengurangi
penggunaan semen, tetapi juga meningkatkan kualitas dan mengurangi keretakan
pada beton.
3

Salah satu kondisi yang mempengaruhi kualitas beton adalah lingkungan


gambut. Lahan gambut terluas di Sumatera adalah Provinsi Riau, yaitu mencapai
3,9 juta hektar (Manuahe et al., 2014). Gambut merupakan lingkungan tanah
organik dengan daya dukung rendah dan memiliki tingkat keasaman yang tinggi
dengan pH 3-4. Pada umumnya, beton yang terpapar oleh air gambut akan merusak
dan mengurangi kekuatan beton karena terlepasnya ikatan antara material penyusun
beton (Olivia, 2015). Hasil penelitian Olivia et al. (2017) menunjukkan bahwa
beton semen OPC mengalami penurunan kuat tekan yang cukup signifikan dari
umur 28 hari hingga umur 150 hari di air gambut. Selain itu, air gambut apabila
berinteraksi dengan beton semen OPC akan membuat leaching sehingga terjadi
pencemaran logam berat yang akan merusak lingkungan sekitar (Arioz, Arioz, &
Kockar, 2012).
Penelitian terdahulu menunjukkan solusi alternatif untuk meningkatkan
ketahanan beton di lingkungan gambut tanpa merusak lingkungan sekitar dengan
menggunakan bahan pozzolanik sebagai subsitusi semen (Munir, 2008).
Berdasarkan hal itu, maka dilakukan penelitian pada beton subsitusi semen dengan
abu terbang dengan berbagai variasi yang direndam dengan air gambut. Penelitian
ini diharapkan dapat terjadi peningkatan kuat tekan beton dengan subsitusi semen
dengan abu terbang di air gambut tanpa merusak lingkungan sekitar.

C. Perumusan Masalah
Abu terbang (fly ash) mengandung beberapa logam berat yang sangat
berbahaya bagi lingkungan (Julharmito et al., 2015). Logam-logam berat ini akan
terurai ke lingkungan jika tidak dilakukan pengolahan lebih lanjut sehingga
diperlukan alternatif baru pemanfaatan limbah abu terbang agar tidak
membahayakan lingkungan. Pemanfaatan limbah abu terbang untuk beton
merupakan penanganan yang relevan karena meningkatkan nilai ekonomis dan
mengurangi dampak buruknya.
Informasi mengenai beton subsitusi semen dengan abu terbang yang mampu
bertahan di air gambut masih minim sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut.
Air gambut sebagai air perendaman beton dapat menurunkan mutu beton karena
4

mengandung asam. Selain itu, air gambut apabila berinteraksi dengan beton akan
membuat leaching sehingga terjadi pencemaran logam berat yang akan merusak
lingkungan sekitar (Assi, Eddie, Elbatanouny, & Ziehl, 2016).
Berdasarkan hal di atas, maka dilakukan penelitian pada beton subsitusi semen
dengan abu terbang dengan berbagai variasi yang direndam dengan air gambut.
Penelitian ini diharapkan dapat terjadi peningkatan kuat tekan beton dengan
subsitusi semen dengan abu terbang di air gambut tanpa merusak lingkungan
sekitar.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengkaji kuat tekan beton menggunakan abu terbang sebagai pengganti semen
dengan berbagai variasi dengan mutu f’c 20 MPa, 25 MPa, dan 30 MPa yang
direndam dalam air gambut pada umur 0, 7 dan 28 hari.
2. Mengkaji leaching yang terjadi pada beton menggunakan abu terbang sebagai
pengganti semen terhadap lingkungan gambut.
3. Menganalisis hasil pengujian menggunakan metode TCLP (Toxicity
Characteristic Leaching Prosedure), SEM-EDX (Scanning Electron
Mikroskop- Energi Dispersive X-Ray) dan FTIR (Fourier Transform Infrared
Spectroscopy).
Manfaat penelitian ini adakah:
1. Mengetahui pengaruh penggunaan abu terbang sebagai pengganti semen pada
beton.
2. Mengetahui seberapa besar pengaruh beton yang direndam dalam air gambut
dan dampaknya bagi lingkungan.
3. Mengembangkan pengetahuan tentang teknologi beton pemanfaatan abu
terbang sebagai pengganti semen untuk konstruksi di lingkungan gambut.
5

E. Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Kuat tekan beton yang direncanakan mencapai 30 MPa.
2. Umur pengujian untuk semua benda uji dalam penelitian ini adalah 0, 7 dan
28 hari perendaman di air gambut.
3. Variasi abu terbang yang digunakan adalah 25%, 50%, 75% dan 100%.
4. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kuat tekan, TCLP
(Toxicity Characteristic Leaching Prosedure), SEM-EDX (Scanning Electron
Mikroskop- Energi Dispersive X-Ray) dan FTIR (Fourier Transform Infrared
Spectroscopy) pada beton.
5. Proses curing dilakukan pada bak berisi air bersih dan dilanjutkan perendaman
dengan wadah besar yang berisi air gambut di Laboratorium Teknik Sipil
Universitas Riau.
6. Agregat kasar yang digunakan berasal dari Sungai Kampar, Kabupaten
Kampar, Riau.
7. Agregat halus yang digunakan berasal dari Teratak Buluh, Kabupaten
Kampar, Riau.
8. Abu terbang yang digunakan berasal dari PLTU Ombilin, Padang, Sumatera
Barat.
9. Semen yang digunakan adalah semen OPC produksi PT. Semen Padang.
10. Air yang digunakan adalah air bersih (aquades).
11. Air gambut digunakan untuk perendaman beton.

F. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan tinjauan pustaka, penelitian terdahulu dan
landasan teori dari penelitian, yaitu karakteristik lingkungan
gambut, beton di lingkungan gambut, beton campuran abu terbang,
6

meterial penyusun beton, kuat tekan beton abu terbang dan


pengaruh leaching pada beton.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisikan metode pelaksanaan penelitian yang dilakukan
secara bertahap berupa peralatan dan material, pengujian
karakteristik material, perencanaan dan pembuatan benda uji, dan
pelaksanaan pengujian beton.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan data hasil penelitian dan pembahasan hasil
penelitian yang telah dilaksanakan.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil penelitian, pembahasan
penelitian dan rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut.
7

DAFTAR PUSTAKA

Arioz, E., Arioz, O., & Kockar, O. M. (2012). Leaching of F-Type Fly Ash Based
Geopolymers. Elsevier, 42(August), 1114–1120.
https://doi.org/10.1016/j.proeng.2012.07.503

Assi, L. N., Eddie, E., Elbatanouny, M. K., & Ziehl, P. (2016). Investigation of
Early Compressive Strength of Fly Ash-Based Geopolymer Concrete.
Construction and Building Materials, 112(1), 807–815.
https://doi.org/10.1016/j.conbuildmat.2016.03.008

Julharmito, Fadli, A., & Drastinawati. (2015). Pemanfaatan Limbah Abu Terbang
(Fly Ash) Batubara Sebagai Bahan Campuran Beton Geopolimer. JOM
FTeknik, 2(2), 1–7.

Manuahe, R., Sumajouw, M. D. J., & Windah, R. S. (2014). Kuat Tekan Beton
Geopolymer Berbahan Dasar Abu Terbang (Fly Ash). Jurnal Sipil Statik,
2(6), 277–282.

Munir, M. (2008). Pemanfaatan Abu Batubara (Fly Ash) untuk Hollow Block
yang Bermutu dan Aman Bagi Lingkungan. Surabaya.

Nugroho, E. H. (2010). Analisis Porositas dan Permeabilitas Beton dengan


Bahan Tambah Fly Ash untuk Perkerasan Kaku (Rigid Pavement). Surakarta.

Olivia, M. (2015). Geopolimer sebagai Material Infrastruktur Berkelanjutan di


Lingkungan Gambut. Annual Civil Engineering Seminar, 6.

Você também pode gostar