Você está na página 1de 25

Secara normal, perbandingan antara diameter anteroposterior (jarak dari dada ke punggung) dan

diameter lateral (lebar dada) adalah 1:2.

Dada di inspeksi terutama mengenai postur, bentuk dan kesimetrisan ekspansi serta keadaan
kulit. Postur dapat bervariasi misalnya pada pasien dengan masalah pernapasan kronis
yang mana klavikula menjadi elevasi keatas.Bentuk dada berbeda antara bayi dan orang tua
dewasa. Dada bayi berbentuk melingkar dengan diameter dari depan kebelakang (anterior-
posterior) sama dengan diameter tranversal. Pada orang dewasa perbandingan
antara diameter artero posterior dengan diameter tranversal adalah 1:2. bentuk dada menjadi
tidak normal pada keadaan keadaan tertentu misalnya :

1.Pigeon chest(Pectus Carinatum)

yaitu bentuk dada yang ditandai dengan diameter tranversal sempit diameter artero-
posterior membesar dan sternum sangat menonjol kedepan.Bentuk dada ini terjadi ketika ada per
geseran yang menyebabkan "lengkungankeluar" pada sternum dan tulang iga. Padakeadaan ini
juga terjadi peningkatan diameter anteroposterior.

Pigeon chest

dapat terjadi pada pasien dengan penyakit rikets, sindrommarfan, atau kifoskoliosis
berat.2. Funnel chest(Pectus Excavatum)

merupakan bentuk dadayang tidak normal sebagai kelainan bawaan yangmempunyai ciri-
ciri berlawanan dengan pingeon chest.Ciri-
ciri bentuk funnel chest adalah sternum menyempitkedalam dan diameter artero posterior yang m
engecil.Bentuk dada ini terjadi ketika adanya gangguan (defek) perkembangan tulang paru yang
menyebabkan depresiujung bawah sternum (tulang tengah di dada). Pada bentuk dada seperti
ini rentan terjadi penekanan jaringan terhadap jantung dan pembuluh darah besar, sehinggamurm
ur (suara bising) pada jantung seringterjadi.
Funnel chest

dapat terjadi pada pasiendengan penyakit rikets atau sindrom marfan.

Ada empat macam bentuk dada di mana keempat bentuk ke empat bentuk dada ini berhubungan
dengan gangguan pernapasan. Adapun keempat bentuk dada ini yaitu:

1. Barrel Chest (Dada Barel) : Bentuk dada yang menyerupai barel, hal itu terjadi karena hasil
hiperinflasi paru. Hiperinflasi ialah terjebaknya udara akibat saluran pernapasan yang
sempit/menyempit. Pada keadaan ini terjadi peningkatan diameter anteroposterior. Penyakit yang
bermanifestasikan barrel chest ini misalnya asma berat dan PPOK (jenis emfisema). Umumnya
di temukan di pria

2. Funnel Chest (Dada Corong) : Bentuk dada ini terjadi ketika adanya gangguan (defek)
perkembangan tulang paru yang menyebabkan depresi ujung bawah sternum (tulang tengah di
dada). Pada bentuk dada seperti ini rentan terjadi penekanan jaringan terhadap jantung dan
pembuluh darah besar, sehingga murmur (suara bising) pada jantung sering terjadi. Funnel
chest dapat terjadi pada pasien dengan penyakit rikets atau sindrom marfan.
3. Pigeon Chest (Dada Merpati) : Bentuk dada ini terjadi ketika ada pergeseran yang
menyebabkan "lengkungan keluar" pada sternum dan tulang iga. Pada keadaan ini juga terjadi
peningkatan diameter anteroposterior. Pigeon chest dapat terjadi pada pasien dengan penyakit
rikets, sindrom marfan, atau kifoskoliosis berat.

4. Khyposcoliosis : Keadaan ini ditandai dengan elevasi skapula dan spina berbentuk huruf 'S'
sesuai namanya yang terdiri dari kifosis (tulang belakang ke arah depan) dan skoliosis (ke arah
samping). Kifoskoliosis yang berat dapat mengurangi kapasitas paru dan meningkatkan kerja
pernapasan. Bentuk dada ini dapat terjadi sebagai akibat sekunder dari polio(- mielitis) atau
sebagai manifestasi dari sindrom marfan.
Garis Orientasi Tubuh dan Region Abdominal

Garis Orientasi Tubuh Manusia (Linea)

Linea mediana : garis tengah tubuh (anterior dan Posterior)

Linea Sternalis : garis yang memebentang di sepanjang os. Sternum (dextra dan sinistra)

Linea midclavicularis : garis yang membentang tepat memotong di tengah os. Clavicula (dextra
dan sinistra)

Linea parasternalis : garis yang membentang diantara linea sternalis dan linea midclavicularis
(dextra dan sinistra)

Linea axillaris anterior : garis yang membentang di sisi depan ketiak

Linea axillaris media : garis yang membentang di sisi tengah ketiak

Linea axillaris posterior : garis yang membentang di sisi belakang ketiak

Linea vertebralis : garis yang membentang di tengah vertebrae (sejajar dengan linea median
posterior)

Linea scapularis : garis yang membentang di tengah os. Scapula


Linea paravertebralis : garis yang membentang diantara linea scapularis dan linea vertebralis

gambar 1. garis orientasi tubuh

Pembagian Regio Abdomen

Ada beberapa cara untuk menentukan permukaan dinding perut dalam beberapa regional

1. Dalam bentuk kuadran

Dalam bentuk kuadran merupakan bentuk garis besar dan sederhana. Penentuan kuadran ini
dengan menarik garis (horizontal dan vertikal) melalui umbilikus. Dengan cara ini dinding
abdomen terbagi atas 4 daerah yang sering disebut :

Kuadran kanan atas

Kuadran kiri atas

Kuadran kanan bawah

Kuadran kiri bawah


gambar 2. Kuadran Abdominalis

Kepentingan pembagian ini yaitu untuk menyederhakan penulisan laporan, misalnya untuk
kepentingan konsultasi atau pemeriksaan kelainan yang mencakup daerah yang cukup jelas.

Berikut gambaran secara besar tentang organ yang terdapat pada kuadran-kuadran.

Kuadran Kanan Atas Kuadran Kiri Atas

Hati, kantung empedu, paru, esofagus Hati, jantung, esofagus, paru, pankreas,
limfa, lambung

Kuadran Kanan Bawah Kuadran Kiri Bawah

Usus 12 jari (duo denum), usus besar, usus Anus, rektum, testis, ginjal, usus kecil,
kecil, kandung kemih, rektum, testis, anus usus besar

tabel 1. Gambaran Organ dalam Kuadran

2. Dalam bentuk regio


Regio digunakan untuk pemeriksaan yang lebih rinci atau lebih spesifik, yaitu dengan menarik
dua garis sejajar dengan garis median dan garis transversal yang menghubungkan dua titik paling
bawah dari arkus kosta dan satu lagi yang menghubungkan kedua spina iliaka anterior superior
(SIAS).

Bedasarkan pembagian yang lebih rinci tersebut permukaan depan abdomen terbagi menjadi 9
regio:

Regio hypocondriaca dextra

Regio epigastrica

Regio hypocondriaca sinistra

Regio abdominal lateralis dextra

Regio umbilicalis

Regio abdominal lateralis sinistra

Regio inguinalis dextra

Regio pubica (hypogastrium)

Regio inguinalis sinistra


gambar 4. Regio Abdominalis

Kepentingan pembagian ini, yaitu bila kita meminta pasien untuk menunjukan dengan tepat
lokasi rasa nyeri serta melakukan deskripsi perjalanan rasa nyeri tersebut. Dalam hal ini sangat
penting untuk membuat peta lokasi rasa nyeri beserta perjalanannya, sebab sudah diketahui
karakteristik dan lokasi nyeri akibat kelainan masing-masing organ intra abdominal berdasarkan
hubungan persarafan viseral dan somatik.

Secara garis besar organ-organ dalam abdomen dapat diproyeksikan pada permukaan abdomen
dalam bentuk regio, yaitu antara lain:

Hati atau hepar berada di regio hypocondriaca dextra, epigastrica dan sedikit ke hypocondriaca
sinistra.

Lambung berada di regio epigastrium.

Limpa berkedudukan di regio hypocondrium kiri.

Kandung empedu atau vesika felea sering kali berada pada perbatasan regio hypocondrium
kanan dan epigastica.

Kandung kemih yang penuh dan uterus pada orang hamil dapat teraba di regio hypogastrium.

Apendiks berada di daerah antara regio inguinalis dextra, abdominalis lateral kanan, dan bagian
bawah regio umbilicalis.

Pembagian Regio Abdomen

Dinding abdomen
Dinding abdomen tampak luar terdiri dari

Umbilicus

Linea alba, yaitu:

Berupa garis putih

Tendinous

Membentang dari Processus Xiphoideus kesymphisis pubis

Linea semilunaris
Batas-batas dinding abdomen:

Bagian atas (superior)

processus xiphoideus dan cartilago costalis

Bagian bawah (inferior)

crista iliaca

Spina Iliaca Anterior Superior (SIAS)

Ligamen Inguinalis

Symphisis pubis, crista pubicum, dan tubercularis pubis


Menentukan regio-regio abdomen:

Tarik garis vertikal melalui kedua pertengahan tulangclavicula

Tarik garis horizontal di bawah batas costa (tulang rusuk) atau di garistranspyloric

Tarik garis horizontal melalui kedua tuberkelcrista iliaca(transtubercle line)

Jadilah 9 regio abdomen

Regio-regio abdomen dan organ-organnya:


Hypochondrium dextra, yaitu regio kanan atas:

Hepar danVesica fellea

Epigastrium, regio yang berada di ulu hati

Gaster, Hepar,Colon transversum

Hypochondrium sinistra, regio yang berada di kiri atas:

Gaster, Hepar, Colon Transversum

Lumbaris dextra, regio sebelah kanan tengah:

Colon ascendens

Umbilicalis, regio tengah:

Intestinum tenue, Colon transversum

Lumbaris sinistra, regio sebelah kiri umbilikalis:

Intestinum tenue, Colon descendens

Inguinalis dextra, regio kanan bawah:

Caecum, Appendix vermiformis

Hypogastrium / Suprapubicum, regio di tengah bawah:


Appendix vermiformis, Intestinum tenue, Vesica urinaria

Inguinalis sinistra, regio kiri bawah:

Intestinum tenue, Colon descendens, Colon sigmoideum

Menentukan Kuadran abdomen

Selain dibagi menjadi regio-regio, dinding abdomen juga dibagi menjadi kuadran-kuadran yang
ditentukan oleh dua garis:

garis vertikal: Midline

garis horizontal: melalui umbilikus

Sehingga tercipta regio kanan atas, kanan bawah, kiri atas, dan kiri bawah. Kuadran-kuadran ini
digunakan secara klinis.
9 REGIO ABDOMEN DAN ORGAN-ORGANNYA

- Regio digunakan untuk pemeriksaan yang lebih rinci atau lebih spesifik.

- Dengan membuat dua garis horizontal dan dua garis vertical.

- Garis horizontal pertama dibuat melalui tepi bawah tulang rawan iga kesepuluh dan
yang kedua dibuat melalui titik spina iliaka anterior superior (SIAS).

- Garis vertikal dibuat masing-masing melalui titik pertengahan antara SIAS dan mid-line
abdomen.
- Terbentuklah daerah 9 regio abdomen , yaitu: hipokondriak kanan, epigastrik,
hipokondriak kiri, lumbal kanan, umbilikal, lumbal kiri, ilium kanan, hipogastrium/ suprapubik,
dan ilium kiri.

Bagian-bagiannya:

1. Hipokondriak kanan 2. Epigastrik 3. Hipokondriak kiri

Lobus kanan hati Aorta Lambung

Kandung empedu Ujung pilorik Limpa


lambung
Sebagian duodenum Ekor pankreas
Pankreas
Fleksura hepalik Fleksura splenik
pada kolon Sebagian hati pada kolon

Seperdua atas ginjal Seperdua atas ginjal


kanan kiri

Kelenjar suprarenal Kelenjar suprarenal

4. Lumbal kanan 5. Umbilikal 6. Lumbal kiri


Kolonasenden Omentum Kolon desenden

Seperdua bawah Masenter Seperdua bawah


ginjal kanan ginjal kiri
Bagian bawah
Sebagian duodenum duodenum Sebagian yeyenum
dan yeyenum. dan ileum
Sebagian yeyenum
dan ileum

7. Ilium kanan 8. Hipogastrum 9. Ilium kiri

Sekum Ileum Kolon sigmoid

Apendiks Kandung kemih Ureter kiri

Ujung bawah ilium Uterus Saluran sperma kiri

Ureter kanan Ovarium kiri

Saluran sperma
kanan

Ovarium kanan

Kelainan Pada Tulang Belakang


106 Votes

Disusun oleh :

Anggara Aditya K. 07601244227

PJKR’NR F

Manusia memiliki tulang dan sendi (sistem gerak) yang memiliki banyak fungsi untuk
menunjang kehidupan manusia. Tanpa kondisi fit tulang dan sendi, manusia akan kesulitan untuk
melakukan aktivitas sehari-hari. Berikut ini adalah beberapa bentuk kelainan tulang belakang

1. Skoliosis

DEFINISI
Skoliosis adalah kelengkungan tulang belakang yang abnormal ke arah samping, yang dapat
terjadi pada segmen servikal (leher), torakal (dada) maupun lumbal (pinggang). Sekitar 4% dari
seluruh anak-anak yang berumur 10-14 tahun mengalami skoliosis; 40-60% diantaranya
ditemukan pada anak perempuan.
PENYEBAB
Terdapat 3 penyebab umum dari skoliosis:

Kongenital (bawaan), biasanya berhubungan dengan suatu kelainan dalam pembentukan tulang
belakang atau tulang rusuk yang menyatu

Neuromuskuler, pengendalian otot yang buruk atau kelemahan otot atau kelumpuhan akibat
penyakit berikut:

– Cerebral palsy

– Distrofi otot

– Polio

– Osteoporosis juvenil

Idiopatik, penyebabnya tidak diketahui.

GEJALA
Gejalanya berupa:

– tulang belakang melengkung secara abnormal ke arah samping

– bahu dan/atau pinggul kiri dan kanan tidak sama tingginya

– nyeri punggung

– kelelahan pada tulang belakang setelah duduk atau berdiri lama

– skoliosis yang berat (dengan kelengkungan yang lebih besar dari 60?) bisa menyebabkan
gangguan pernafasan.

Kebanyakan pada punggung bagian atas, tulang belakang membengkok ke kanan dan pada
punggung bagian bawah, tulang belakang membengkok ke kiri; sehingga bahu kanan lebih tinggi
dari bahu kiri. Pinggul kanan juga mungkin lebih tinggi dari pinggul kiri.

DIAGNOSA
Pada pemeriksaan fisik penderita biasanya diminta untuk membungkuk ke depan sehingga
pemeriksa dapat menentukan kelengkungan yang terjadi.
Pemeriksaan neurologis (saraf) dilakukan untuk menilai kekuatan, sensasi atau refleks.

Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:

 Rontgen tulang belakang

 Pengukuran dengan skoliometer (alat untuk mengukur kelengkungan tulang belakang)

 MRI (jika ditemukan kelainan saraf atau kelainan pada rontgen).

PENGOBATAN
Pengobatan yang dilakukan tergantung kepada penyebab, derajat dan lokasi kelengkungan serta
stadium pertumbuhan tulang. Jika kelengkungan kurang dari 20?, biasanya tidak perlu dilakukan
pengobatan, tetapi penderita harus menjalani pemeriksaan secara teratur setiap 6 bulan.

Pada anak-anak yang masih tumbuh, kelengkungan biasanya bertambah sampai 25-30?, karena
itu biasanya dianjurkan untuk menggunakan brace (alat penyangga) untuk membantu
memperlambat progresivitas kelengkungan tulang belakang. Brace dariMilwaukee &
Boston efektif dalam mengendalikan progresivitas skoliosis, tetapi harus dipasang selama 23
jam/hari sampai masa pertumbuhan anak berhenti.

Brace tidak efektif digunakan pada skoliosis kongenital maupun neuromuskuler. Jika
kelengkungan mencapai 40? atau lebih, biasanya dilakukan pembedahan.

Pada pembedahan dilakukan perbaikan kelengkungan dan peleburan tulang-tulang. Tulang


dipertahankan pada tempatnya dengan bantuan 1-2 alat logam yang terpasang sampai tulang
pulih (kurang dari 20 tahun).
Sesudah dilakukan pembedahan mungkin perlu dipasang brace untuk menstabilkan tulang
belakang.

Kadang diberikan perangsangan elektrospinal, dimana otot tulang belakang dirangsang dengan
arus listrik rendah untuk meluruskan tulang belakang.

Kifosis
DEFINISI
Penyakit Scheuermann adalah suatu keadaan yang ditandai dengan nyeri punggung dan adanya
bonggol di punggung (kifosis).

Kifosis adalah suatu kelainan bentuk pada tulang belakang yang bisa terjadi akibat trauma,
gangguan perkembangan atau penyakit degeneratif. Kifosis pada masa remaja juga disebut
penyakit Scheuermann.

PENYEBAB
Penyebab dari penyakit Scheuermann tidak diketahui. Penyakit ini muncul pada masa remaja
dan lebih banyak menyerang anak laki-laki.

GEJALA
Gejalanya berupa:

– nyeri punggung yang menetap tetapi sifatnya ringan

– kelelahan

– nyeri bila ditekan dan kekakuan pada tulang belakang

– punggung tampak melengkung

– lengkung tulang belakang bagian atas lebih besar dari normal.


DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik (lengkungan punggung
yang abnormal). Juga dilakukan pemeriksaan neurologis (saraf) untuk mengetahui adanya
kelemahan atau perubahan sensasi).

Rontgen tulang belakang dilakukan untuk mengetahui beratnya lengkungan tulang belakang.

PENGOBATAN

Kasus yang ringan dan non-progresif bisa diatasi dengan menurunkan berat badan (sehingga
ketegangan pada punggung berkurang) dan menghindari aktivitas berat.

Jika kasusnya lebih berat, kadang digunakan brace (penyangga) tulang belakang atau penderita
tidur dengan alas tidur yang kaku/keras.

Jika keadaan semakin memburuk, mungkin perlu dilakukan pembedahan untuk memperbaiki
kelainan pada tulang belakang.

3. Lordosis

Tulang belakang yang normal jika dilihat dari belakang akan tampak lurus. Lain halnya pada
tulang belakang penderita lordosis, akan tampak bengkok terutama di punggung bagian bawah .

Gejala yang timbul akibat lordosis berbeda-beda untuk tiap orang. Gejala lordosis yang paling
sering adalah penonjolan bokong. Gejala lain bervariasi sesuai dengan gangguan lain yang
menyertainya seperti distrofi muskuler, gangguan perkembangan paha, dan gangguan
neuromuskuler.

Nyeri pinggang, nyeri yang menjalar ke tungkai, dan perubahan pola buang air besar dan buang
air kecil dapat terjadi pada lordosis, tetapi jarang. Jika terjadi gejala ini, dibutuhkan pemeriksaan
lanjut oleh dokter.

Selain itu, gejala lordosis juga seringkali menyerupai gejala gangguan atau deformitas tulang
belakang lainnya, atau dapat diakibatkan oleh infeksi atau cedera tulang belakang. Untuk
membedakannya dilakukan beberapa pemeriksaan seperti :

Sinar X. Pemeriksaan ini digunakan untuk mengukur dan menilai kebengkokan, serta sudutnya.

Magnetic resonance imaging (MRI)

Computed tomography scan (CT Scan)

Pemeriksaan darah

Tujuan pengobatan lordosis adalah menghentikan semakin membengkoknya tulang belakang dan
mencegah deformitas (kelainan bentuk). Penatalaksanaan lordosis tergantung pada penyebab
lordosis. Latihan untuk memperbaiki sikap tubuh dapat dilakukan jika lordosis disebabkan oleh
kelainan sikap tubuh. Lordosis yang terjadi akibat gangguan paha harus diobati bersama dengan
gangguan paha tersebut.

http://medicastore.com/penyakit/960/Skoliosis.html

http://medicastore.com/penyakit/973/Penyakit_Scheuermann.html

http://www.wartamedika.com/2008/02/lordosis.html

Seperti halnya organ tubuh lain, tulang pada tubuh kita dapat juga mengalami gangguan dan
kelainan dalam pertumbuhannya. Adanya gangguan dan kelainan pada tulang belakang dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya kebiasaan sikap duduk yang salah, faktor keturunan,
penyakit, dan kecelakaan. Berikut Enjangcom akan memberikan informasi penjelasan
selengkapnya mengenai Penyebab dan jenis gangguan kelainan tulang belakang tersebut :

1. Kebiasaan sikap duduk yang salah


Kebanyakan sejak kecil orang jarang memperhatikan cara duduk yang benar. Hal ini dapat
diamati saat anak-anak sekolah menerima pelajaran dari gurunya. Ada yang membaca dengan
membungkuk, ada yang menulis seraya memiringkan badan ke kiri atau ke kanan, dan ada juga
yang duduk dengan membungkukkan badan ke belakang

Cara duduk seperti itu jika berlangsung lama dapat membentuk tulang belakang menjadi
bengkok. Padahal cara duduk yang benar adalah dengan posisi badan tegak, tidak
membengkokkan badan ke suatu arah. Di bawah ini merupakan gambar contoh duduk yang
benar dan yang salah :

Jenis kelainan tulang belakang


Secara umum, kelainan tulang belakang dibedakan sebagai berikut :
a. Skoliosis, yaitu kelainan pada tulang punggung yang bengkok ke kanan atau ke kiri.
b. Kifosis, yaitu kelainan pada bagian tulang punggung yang bentuknya bengkok belakang
(bongkok).
c. Lordosis, yaitu kelainan pada tulang punggung yang bentuknya bengkok ke depan.

2. Faktor keturunan
Kelainan bentuk tulang punggung yang dialami oleh orang tua dapat menurun kepada anaknya,
mengingat gen (pembawa sifat keturunan) yang berasal dari orang tua akan diturunkan kepada
anaknya. Apabila gen yang diturunkan oleh orang tua tersebut bersifat dominan, maka
keturunannya juga akan mengalami kelainan tulang punggung.

3. Penyakit
Kelainan atau gangguan tulang juga dapat disebabkan oleh infeksi kuman penyakit. Kelainan
tersebut antara lain sebagai berikut :
a. Polio, disebabkan oleh virus polio. Penyakit ini dapat menyebabkan penderita menjadi
lumpuh. Salah satu tindakan pencegahan terhadap penyakit polio adalah dengan pemberian
imunisasi polio pada saat bayi.
b. Sifilis, menyebabkan penderita tidak bertenaga atau mengalami layu semu. Kuman penyakit
tersebut biasanya berasal dari orang tua penderita yang tertular pada saat dalam kandungan.
c. Artritis, yaitu peradangan pada sendi. Artritis terbagi dua, yaitu :
– Artritis Eksudatif, terjadinya peradangan atau iritasi pada persendian yang dapat menyebabkan
sendi infeksi dan bernanah.

– Artritis Sika, yaitu radang pada persendian yang dapat menyebabkan sendi menjadi kering
karena kehabisan cairan sinovial.

4. Kecelakaan

Tulang kita sangat kuat, tetapi dapat patah bila mendapat tekanan yang terlalu keras. Tulang
patah disebut fraktur. Tulang orang tua lebih rapuh dan mudah patah, terutama mereka yang
menderita osteoporosis. Kecelakaan pada tulang dapat menyebabkan tulang tersebut patah, retak,
atau memar. Jika tulang yang mengalami kecelakaan tersebut tidak ditangani dengan baik, maka
dapat menyebabkan kelainan pada tulang, misalnya menjadi bengkok.

Perawatan yang baik untuk patah tulang adalah dengan mengistirahatkan tulang yang patah.
Kedua bagian tulang diletakkan pada posisi yang benar dan disatukan kembali seperti semula.
Kadang-kadang ujung sendi dua tulang dapat keluar dari posisinya. Peristiwa seperti itu dikenal
dengan dislokasi. Dislokasi sering terjadi pada bahu, jari, lutut, dan siku. Kelainan pada otot
dapat berupa terkilir (keseleo), yaitu ligamen atau pengikat sendi menjadi memar, sakit akibat
tertarik secara paksa.

5. Makanan
Kesehatan tulang bergantung pada persediaan kalsium dan fosfat yang memadai. Tambahan
kalsium, fosfor, mineral, dan vitamin dapat diperoleh dari makanan yang dimakan sehari-hari.
Anak-anak yang tidak mendapat makanan secara benar atau jarang berjemur sinar matahari,
tulangnya akan tetap lunak dan membengkok bila mendapat tekanan.

Perkembangan tidak normal itu disebut rakitis. Dalam pertumbuhannya, tulang juga
membutuhkan mineral dan vitamin. Misalnya kaki bentuk X atau O. Bentuk kaki seperti itu
merupakan akibat tubuh kekurangan zat kapur (kalsium) dan vitamin D, sehingga pertumbuhan
kaki menjadi terganggu. Orang tua terutama wanita, sering menderita penipisan dan perapuhan
tulang yang disebut osteoporosis. Keadaan ini diakibatkan karena hilangnya kalsium pada
tulang.Demikian informasi online yang dapat kami sampaikan mengenai Penyebab dan jenis
gangguan kelainan tulang belakang, semoga menjadi manfaat positif bagi kesehatan tulang anda.

Você também pode gostar