Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Dada di inspeksi terutama mengenai postur, bentuk dan kesimetrisan ekspansi serta keadaan
kulit. Postur dapat bervariasi misalnya pada pasien dengan masalah pernapasan kronis
yang mana klavikula menjadi elevasi keatas.Bentuk dada berbeda antara bayi dan orang tua
dewasa. Dada bayi berbentuk melingkar dengan diameter dari depan kebelakang (anterior-
posterior) sama dengan diameter tranversal. Pada orang dewasa perbandingan
antara diameter artero posterior dengan diameter tranversal adalah 1:2. bentuk dada menjadi
tidak normal pada keadaan keadaan tertentu misalnya :
yaitu bentuk dada yang ditandai dengan diameter tranversal sempit diameter artero-
posterior membesar dan sternum sangat menonjol kedepan.Bentuk dada ini terjadi ketika ada per
geseran yang menyebabkan "lengkungankeluar" pada sternum dan tulang iga. Padakeadaan ini
juga terjadi peningkatan diameter anteroposterior.
Pigeon chest
dapat terjadi pada pasien dengan penyakit rikets, sindrommarfan, atau kifoskoliosis
berat.2. Funnel chest(Pectus Excavatum)
merupakan bentuk dadayang tidak normal sebagai kelainan bawaan yangmempunyai ciri-
ciri berlawanan dengan pingeon chest.Ciri-
ciri bentuk funnel chest adalah sternum menyempitkedalam dan diameter artero posterior yang m
engecil.Bentuk dada ini terjadi ketika adanya gangguan (defek) perkembangan tulang paru yang
menyebabkan depresiujung bawah sternum (tulang tengah di dada). Pada bentuk dada seperti
ini rentan terjadi penekanan jaringan terhadap jantung dan pembuluh darah besar, sehinggamurm
ur (suara bising) pada jantung seringterjadi.
Funnel chest
Ada empat macam bentuk dada di mana keempat bentuk ke empat bentuk dada ini berhubungan
dengan gangguan pernapasan. Adapun keempat bentuk dada ini yaitu:
1. Barrel Chest (Dada Barel) : Bentuk dada yang menyerupai barel, hal itu terjadi karena hasil
hiperinflasi paru. Hiperinflasi ialah terjebaknya udara akibat saluran pernapasan yang
sempit/menyempit. Pada keadaan ini terjadi peningkatan diameter anteroposterior. Penyakit yang
bermanifestasikan barrel chest ini misalnya asma berat dan PPOK (jenis emfisema). Umumnya
di temukan di pria
2. Funnel Chest (Dada Corong) : Bentuk dada ini terjadi ketika adanya gangguan (defek)
perkembangan tulang paru yang menyebabkan depresi ujung bawah sternum (tulang tengah di
dada). Pada bentuk dada seperti ini rentan terjadi penekanan jaringan terhadap jantung dan
pembuluh darah besar, sehingga murmur (suara bising) pada jantung sering terjadi. Funnel
chest dapat terjadi pada pasien dengan penyakit rikets atau sindrom marfan.
3. Pigeon Chest (Dada Merpati) : Bentuk dada ini terjadi ketika ada pergeseran yang
menyebabkan "lengkungan keluar" pada sternum dan tulang iga. Pada keadaan ini juga terjadi
peningkatan diameter anteroposterior. Pigeon chest dapat terjadi pada pasien dengan penyakit
rikets, sindrom marfan, atau kifoskoliosis berat.
4. Khyposcoliosis : Keadaan ini ditandai dengan elevasi skapula dan spina berbentuk huruf 'S'
sesuai namanya yang terdiri dari kifosis (tulang belakang ke arah depan) dan skoliosis (ke arah
samping). Kifoskoliosis yang berat dapat mengurangi kapasitas paru dan meningkatkan kerja
pernapasan. Bentuk dada ini dapat terjadi sebagai akibat sekunder dari polio(- mielitis) atau
sebagai manifestasi dari sindrom marfan.
Garis Orientasi Tubuh dan Region Abdominal
Linea Sternalis : garis yang memebentang di sepanjang os. Sternum (dextra dan sinistra)
Linea midclavicularis : garis yang membentang tepat memotong di tengah os. Clavicula (dextra
dan sinistra)
Linea parasternalis : garis yang membentang diantara linea sternalis dan linea midclavicularis
(dextra dan sinistra)
Linea vertebralis : garis yang membentang di tengah vertebrae (sejajar dengan linea median
posterior)
Ada beberapa cara untuk menentukan permukaan dinding perut dalam beberapa regional
Dalam bentuk kuadran merupakan bentuk garis besar dan sederhana. Penentuan kuadran ini
dengan menarik garis (horizontal dan vertikal) melalui umbilikus. Dengan cara ini dinding
abdomen terbagi atas 4 daerah yang sering disebut :
Kepentingan pembagian ini yaitu untuk menyederhakan penulisan laporan, misalnya untuk
kepentingan konsultasi atau pemeriksaan kelainan yang mencakup daerah yang cukup jelas.
Berikut gambaran secara besar tentang organ yang terdapat pada kuadran-kuadran.
Hati, kantung empedu, paru, esofagus Hati, jantung, esofagus, paru, pankreas,
limfa, lambung
Usus 12 jari (duo denum), usus besar, usus Anus, rektum, testis, ginjal, usus kecil,
kecil, kandung kemih, rektum, testis, anus usus besar
Bedasarkan pembagian yang lebih rinci tersebut permukaan depan abdomen terbagi menjadi 9
regio:
Regio epigastrica
Regio umbilicalis
Kepentingan pembagian ini, yaitu bila kita meminta pasien untuk menunjukan dengan tepat
lokasi rasa nyeri serta melakukan deskripsi perjalanan rasa nyeri tersebut. Dalam hal ini sangat
penting untuk membuat peta lokasi rasa nyeri beserta perjalanannya, sebab sudah diketahui
karakteristik dan lokasi nyeri akibat kelainan masing-masing organ intra abdominal berdasarkan
hubungan persarafan viseral dan somatik.
Secara garis besar organ-organ dalam abdomen dapat diproyeksikan pada permukaan abdomen
dalam bentuk regio, yaitu antara lain:
Hati atau hepar berada di regio hypocondriaca dextra, epigastrica dan sedikit ke hypocondriaca
sinistra.
Kandung empedu atau vesika felea sering kali berada pada perbatasan regio hypocondrium
kanan dan epigastica.
Kandung kemih yang penuh dan uterus pada orang hamil dapat teraba di regio hypogastrium.
Apendiks berada di daerah antara regio inguinalis dextra, abdominalis lateral kanan, dan bagian
bawah regio umbilicalis.
Dinding abdomen
Dinding abdomen tampak luar terdiri dari
Umbilicus
Tendinous
Linea semilunaris
Batas-batas dinding abdomen:
crista iliaca
Ligamen Inguinalis
Tarik garis horizontal di bawah batas costa (tulang rusuk) atau di garistranspyloric
Colon ascendens
Selain dibagi menjadi regio-regio, dinding abdomen juga dibagi menjadi kuadran-kuadran yang
ditentukan oleh dua garis:
Sehingga tercipta regio kanan atas, kanan bawah, kiri atas, dan kiri bawah. Kuadran-kuadran ini
digunakan secara klinis.
9 REGIO ABDOMEN DAN ORGAN-ORGANNYA
- Regio digunakan untuk pemeriksaan yang lebih rinci atau lebih spesifik.
- Garis horizontal pertama dibuat melalui tepi bawah tulang rawan iga kesepuluh dan
yang kedua dibuat melalui titik spina iliaka anterior superior (SIAS).
- Garis vertikal dibuat masing-masing melalui titik pertengahan antara SIAS dan mid-line
abdomen.
- Terbentuklah daerah 9 regio abdomen , yaitu: hipokondriak kanan, epigastrik,
hipokondriak kiri, lumbal kanan, umbilikal, lumbal kiri, ilium kanan, hipogastrium/ suprapubik,
dan ilium kiri.
Bagian-bagiannya:
Saluran sperma
kanan
Ovarium kanan
Disusun oleh :
PJKR’NR F
Manusia memiliki tulang dan sendi (sistem gerak) yang memiliki banyak fungsi untuk
menunjang kehidupan manusia. Tanpa kondisi fit tulang dan sendi, manusia akan kesulitan untuk
melakukan aktivitas sehari-hari. Berikut ini adalah beberapa bentuk kelainan tulang belakang
1. Skoliosis
DEFINISI
Skoliosis adalah kelengkungan tulang belakang yang abnormal ke arah samping, yang dapat
terjadi pada segmen servikal (leher), torakal (dada) maupun lumbal (pinggang). Sekitar 4% dari
seluruh anak-anak yang berumur 10-14 tahun mengalami skoliosis; 40-60% diantaranya
ditemukan pada anak perempuan.
PENYEBAB
Terdapat 3 penyebab umum dari skoliosis:
Kongenital (bawaan), biasanya berhubungan dengan suatu kelainan dalam pembentukan tulang
belakang atau tulang rusuk yang menyatu
Neuromuskuler, pengendalian otot yang buruk atau kelemahan otot atau kelumpuhan akibat
penyakit berikut:
– Cerebral palsy
– Distrofi otot
– Polio
– Osteoporosis juvenil
GEJALA
Gejalanya berupa:
– nyeri punggung
– skoliosis yang berat (dengan kelengkungan yang lebih besar dari 60?) bisa menyebabkan
gangguan pernafasan.
Kebanyakan pada punggung bagian atas, tulang belakang membengkok ke kanan dan pada
punggung bagian bawah, tulang belakang membengkok ke kiri; sehingga bahu kanan lebih tinggi
dari bahu kiri. Pinggul kanan juga mungkin lebih tinggi dari pinggul kiri.
DIAGNOSA
Pada pemeriksaan fisik penderita biasanya diminta untuk membungkuk ke depan sehingga
pemeriksa dapat menentukan kelengkungan yang terjadi.
Pemeriksaan neurologis (saraf) dilakukan untuk menilai kekuatan, sensasi atau refleks.
PENGOBATAN
Pengobatan yang dilakukan tergantung kepada penyebab, derajat dan lokasi kelengkungan serta
stadium pertumbuhan tulang. Jika kelengkungan kurang dari 20?, biasanya tidak perlu dilakukan
pengobatan, tetapi penderita harus menjalani pemeriksaan secara teratur setiap 6 bulan.
Pada anak-anak yang masih tumbuh, kelengkungan biasanya bertambah sampai 25-30?, karena
itu biasanya dianjurkan untuk menggunakan brace (alat penyangga) untuk membantu
memperlambat progresivitas kelengkungan tulang belakang. Brace dariMilwaukee &
Boston efektif dalam mengendalikan progresivitas skoliosis, tetapi harus dipasang selama 23
jam/hari sampai masa pertumbuhan anak berhenti.
Brace tidak efektif digunakan pada skoliosis kongenital maupun neuromuskuler. Jika
kelengkungan mencapai 40? atau lebih, biasanya dilakukan pembedahan.
Kadang diberikan perangsangan elektrospinal, dimana otot tulang belakang dirangsang dengan
arus listrik rendah untuk meluruskan tulang belakang.
Kifosis
DEFINISI
Penyakit Scheuermann adalah suatu keadaan yang ditandai dengan nyeri punggung dan adanya
bonggol di punggung (kifosis).
Kifosis adalah suatu kelainan bentuk pada tulang belakang yang bisa terjadi akibat trauma,
gangguan perkembangan atau penyakit degeneratif. Kifosis pada masa remaja juga disebut
penyakit Scheuermann.
PENYEBAB
Penyebab dari penyakit Scheuermann tidak diketahui. Penyakit ini muncul pada masa remaja
dan lebih banyak menyerang anak laki-laki.
GEJALA
Gejalanya berupa:
– kelelahan
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik (lengkungan punggung
yang abnormal). Juga dilakukan pemeriksaan neurologis (saraf) untuk mengetahui adanya
kelemahan atau perubahan sensasi).
Rontgen tulang belakang dilakukan untuk mengetahui beratnya lengkungan tulang belakang.
PENGOBATAN
Kasus yang ringan dan non-progresif bisa diatasi dengan menurunkan berat badan (sehingga
ketegangan pada punggung berkurang) dan menghindari aktivitas berat.
Jika kasusnya lebih berat, kadang digunakan brace (penyangga) tulang belakang atau penderita
tidur dengan alas tidur yang kaku/keras.
Jika keadaan semakin memburuk, mungkin perlu dilakukan pembedahan untuk memperbaiki
kelainan pada tulang belakang.
3. Lordosis
Tulang belakang yang normal jika dilihat dari belakang akan tampak lurus. Lain halnya pada
tulang belakang penderita lordosis, akan tampak bengkok terutama di punggung bagian bawah .
Gejala yang timbul akibat lordosis berbeda-beda untuk tiap orang. Gejala lordosis yang paling
sering adalah penonjolan bokong. Gejala lain bervariasi sesuai dengan gangguan lain yang
menyertainya seperti distrofi muskuler, gangguan perkembangan paha, dan gangguan
neuromuskuler.
Nyeri pinggang, nyeri yang menjalar ke tungkai, dan perubahan pola buang air besar dan buang
air kecil dapat terjadi pada lordosis, tetapi jarang. Jika terjadi gejala ini, dibutuhkan pemeriksaan
lanjut oleh dokter.
Selain itu, gejala lordosis juga seringkali menyerupai gejala gangguan atau deformitas tulang
belakang lainnya, atau dapat diakibatkan oleh infeksi atau cedera tulang belakang. Untuk
membedakannya dilakukan beberapa pemeriksaan seperti :
Sinar X. Pemeriksaan ini digunakan untuk mengukur dan menilai kebengkokan, serta sudutnya.
Pemeriksaan darah
Tujuan pengobatan lordosis adalah menghentikan semakin membengkoknya tulang belakang dan
mencegah deformitas (kelainan bentuk). Penatalaksanaan lordosis tergantung pada penyebab
lordosis. Latihan untuk memperbaiki sikap tubuh dapat dilakukan jika lordosis disebabkan oleh
kelainan sikap tubuh. Lordosis yang terjadi akibat gangguan paha harus diobati bersama dengan
gangguan paha tersebut.
http://medicastore.com/penyakit/960/Skoliosis.html
http://medicastore.com/penyakit/973/Penyakit_Scheuermann.html
http://www.wartamedika.com/2008/02/lordosis.html
Seperti halnya organ tubuh lain, tulang pada tubuh kita dapat juga mengalami gangguan dan
kelainan dalam pertumbuhannya. Adanya gangguan dan kelainan pada tulang belakang dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya kebiasaan sikap duduk yang salah, faktor keturunan,
penyakit, dan kecelakaan. Berikut Enjangcom akan memberikan informasi penjelasan
selengkapnya mengenai Penyebab dan jenis gangguan kelainan tulang belakang tersebut :
Cara duduk seperti itu jika berlangsung lama dapat membentuk tulang belakang menjadi
bengkok. Padahal cara duduk yang benar adalah dengan posisi badan tegak, tidak
membengkokkan badan ke suatu arah. Di bawah ini merupakan gambar contoh duduk yang
benar dan yang salah :
2. Faktor keturunan
Kelainan bentuk tulang punggung yang dialami oleh orang tua dapat menurun kepada anaknya,
mengingat gen (pembawa sifat keturunan) yang berasal dari orang tua akan diturunkan kepada
anaknya. Apabila gen yang diturunkan oleh orang tua tersebut bersifat dominan, maka
keturunannya juga akan mengalami kelainan tulang punggung.
3. Penyakit
Kelainan atau gangguan tulang juga dapat disebabkan oleh infeksi kuman penyakit. Kelainan
tersebut antara lain sebagai berikut :
a. Polio, disebabkan oleh virus polio. Penyakit ini dapat menyebabkan penderita menjadi
lumpuh. Salah satu tindakan pencegahan terhadap penyakit polio adalah dengan pemberian
imunisasi polio pada saat bayi.
b. Sifilis, menyebabkan penderita tidak bertenaga atau mengalami layu semu. Kuman penyakit
tersebut biasanya berasal dari orang tua penderita yang tertular pada saat dalam kandungan.
c. Artritis, yaitu peradangan pada sendi. Artritis terbagi dua, yaitu :
– Artritis Eksudatif, terjadinya peradangan atau iritasi pada persendian yang dapat menyebabkan
sendi infeksi dan bernanah.
– Artritis Sika, yaitu radang pada persendian yang dapat menyebabkan sendi menjadi kering
karena kehabisan cairan sinovial.
4. Kecelakaan
Tulang kita sangat kuat, tetapi dapat patah bila mendapat tekanan yang terlalu keras. Tulang
patah disebut fraktur. Tulang orang tua lebih rapuh dan mudah patah, terutama mereka yang
menderita osteoporosis. Kecelakaan pada tulang dapat menyebabkan tulang tersebut patah, retak,
atau memar. Jika tulang yang mengalami kecelakaan tersebut tidak ditangani dengan baik, maka
dapat menyebabkan kelainan pada tulang, misalnya menjadi bengkok.
Perawatan yang baik untuk patah tulang adalah dengan mengistirahatkan tulang yang patah.
Kedua bagian tulang diletakkan pada posisi yang benar dan disatukan kembali seperti semula.
Kadang-kadang ujung sendi dua tulang dapat keluar dari posisinya. Peristiwa seperti itu dikenal
dengan dislokasi. Dislokasi sering terjadi pada bahu, jari, lutut, dan siku. Kelainan pada otot
dapat berupa terkilir (keseleo), yaitu ligamen atau pengikat sendi menjadi memar, sakit akibat
tertarik secara paksa.
5. Makanan
Kesehatan tulang bergantung pada persediaan kalsium dan fosfat yang memadai. Tambahan
kalsium, fosfor, mineral, dan vitamin dapat diperoleh dari makanan yang dimakan sehari-hari.
Anak-anak yang tidak mendapat makanan secara benar atau jarang berjemur sinar matahari,
tulangnya akan tetap lunak dan membengkok bila mendapat tekanan.
Perkembangan tidak normal itu disebut rakitis. Dalam pertumbuhannya, tulang juga
membutuhkan mineral dan vitamin. Misalnya kaki bentuk X atau O. Bentuk kaki seperti itu
merupakan akibat tubuh kekurangan zat kapur (kalsium) dan vitamin D, sehingga pertumbuhan
kaki menjadi terganggu. Orang tua terutama wanita, sering menderita penipisan dan perapuhan
tulang yang disebut osteoporosis. Keadaan ini diakibatkan karena hilangnya kalsium pada
tulang.Demikian informasi online yang dapat kami sampaikan mengenai Penyebab dan jenis
gangguan kelainan tulang belakang, semoga menjadi manfaat positif bagi kesehatan tulang anda.