Você está na página 1de 5

ETIOLOGI FIMOSIS

Fimosis dialami oleh sebagian besar bayi baru lahir karena terdapat adhesi alamiah antara
prepusium dengan glans penis. Hingga usia 3-4 tahun penis tumbuh dan berkembang, dan debris yang
dihasilkan oleh epitel prepusium (smegma) mengumpul di dalam prepusium dan perlahan-lahan
memisahkan prepusium dari glans penis. Ereksi penis yang terjadi secara berkala membuat prepusium
terdilatasi perlahan-lahan sehingga prepusium menjadi retraktil dan dapat ditarik ke proksimal. Pada
saat usia 3 tahun, 90% prepusium sudah dapat diretraksi (Purnomo, 2012).
Selain itu, fimosis pada bayi laki-laki yang baru lahir terjadi karena ruang di antara kutup dan
penis tidak berkembang dengan baik. Kondisi ini menyebabkan kulup menjadi melekat pada kepala
penis sehingga sulit ditarik ke arah pangkal. Penyebabnya bisa bawaan dari lahir atau didapat, misalnya
karena infeksi atau benturan. Kebanyakan kasus, fimosis adalah bawaan lahir. Pada kasus yang lebih
jarang, fimosis terjadi karena kulup kehilangan kemampuan peregangan, misalnya karena peradangan
atau luka akibat pembukaan paksa kepala penis. Pembentukan jaringan parut dari bekas luka itu
mencegah peregangan kulup (Rizqiani, 2014). Hal ini berkaitan dengan kebersihan (higiene yang buruk
peradangan kronik glans penis dan kulit preputium (balanoposthitis kronik atau penarikan berlebihan
kulit preputium (forceful retraction) pada fimosis kongenital yang akan menyebabkan pembentukkan
jaringan ikat (fibrosis dekat bagian kulit preputium yang membuka) (Purnomo, 2012).

DAFTAR PUSTAKA
Purnomo, Basuki P. 2012. Dasar-Dasar Urologi Edisi Kedua. Jakarta: Sagung Seto.
Rizqiani, Eny. 2014. Fimosis dan Parafimosis. RSI Sultan Agung. Fakultas Kedokteran UNISSULA.
Semarang.

ANATOMI PENIS

Penis terdiri dari radix, corpus, dan glans penis. Radix penis terdiri atas tiga massa jaringan erektil
yang dinamakan bulbus penis, dan crus penis dextrum dan sinistrum. Bulbus penis dapat diraba secara
palpasi dalam di garis tengah perineum, posterior terhadap scrotum (Snell, 2012).
Corpus penis merupakan bagian bebas penis yang tergantung pada symphisis pubis. Perhatikan
bahwa permukaan dorsal (permukaan anterior penis yang flaksid) biasanya mempunyai vena dorsalis
superficialis penis di garis tengah (Snell, 2012).
Glans penis membentuk ekstremitas corpus penis. Pada puncak glans terdapat meatus urethrae
externus. Terbentang dari pinggir bawah meatus urethrae extemus terdapat lipatan yang
menghubungkan glans penis dengan preputium dinamakan frenulum. Pinggir dari basis glans penis
dinamakan corona. Preputium dibentuk oleh lipatan kulit yang melekat pada collum penis. Preputium
menutupi glans penis secara bervariasi dan preputium dapat ditarik ke belakang dari glans penis (Snell,
2012).
 Radix Penis
Radix penis dibentuk oleh tiga massa jaringan erektil yang dinamakan bulbus penis dan crus
penis dextrum dan sinistrum. Bulbus penis terletak di garis tengah dan melekat pada permukaan bawah
diaphragma urogenitale. Bulbus dilewati oleh urethra dan permukaan luamya dibungkus oleh musculus
bulbospongiosus. Masing-masing crus penis melekat pada pinggir arcus pubis dan permukaan luarnya
diliputi oleh musculus ischiocavernosus. Bulbus melanjutkan diri ke depan sebagai corpus penis dan
membentuk corpus spongiosum penis. Di anterior kedua crus penis saling mendekati dan di bagian
dorsal corpus penis terletak berdampingan membentuk corpus cavernosum penis (Snell, 2012).
 Corpus Penis
Corpus penis pada hakekatnya terdiri dari tigajaringan erektil yang diliputi sarung fascia
berbentuk tubular (fascia Buck). Jaringan erektil dibentuk oleh dua corpora cavernosa yang terletak di
dorsal (yang saling berhubungan satu dengan yang lain) dan satu corpus spongiosum yang terletak pada
permukaan ventralnya (Snell, 2012).
Pada bagian distal corpus spongiosum melebar membentuk glans penis, yang meliputi uiung
distal corpora cavernosa. Pada ujung glans penis terdapat celah yang merupakan muara dari urethra
disebut meatus urethrae externus. Preputium merupakan lipatan kulit seperti kerudung yang menutupi
glans penis. Preputium dihubungkan dengan glans penis oleh lipatan yang terdapat tepat di bawah
muara urethra dan dinamakan frenulum. Corpus penis disokong oleh dua buah fascia profunda yang
terkondensasi, yang berjalan ke bawah dari linea alba dan symphisis pubis untuk melekat pada fascia
penis (Snell, 2012).
 Musculi Penis
a. Musculus Bulbospongiosus
Musculus bulbospongiosus terletak di kanan dan kiri garis tengah, meliputi bulbus penis dan
bagian posterior corpus spongiosum penis. Fungsinya adalah menekan urethra pars spongiosa dan
mengosongkan sisa urin atau semen. Serabut-serabut anterior juga menekan vena dorsalis penis, jadi
menghambat aliran vena dari jaringan erektil dan membantu proses ereksi penis (Snell, 2012).
b. Musculus Ishiocavernosus
Musculus ischiocavernosus meliputi crus penis masing-masing sisi. Fungsi masing-masing otot
ini menekan crus penis dan membanlu proses ereksi penis (Snell, 2012).
 Vaskularisasi Penis
a. Arteri
Corpora cavernosa penis didarahi oleh arteria profunda penis, corpus spongiosum penis
didarahi oleh arteria bulbi penis. Sebagai tambahan, ada arteria dorsalis penis. Semua arteri di atas
adalah cabang dari arteria pudenda intema (Snell, 2012).
b. Vena
Vena-vena bermuara ke venae pudendae internae (Snell, 2012).
 Inervasi Penis
Persarafan berasal dari nervus pudendus dan plexus pelvicus (Snell, 2012).

Gambar. Radix Penis dan Otot-otot Perineum


Sumber: Anatomi Klinis Berdasarkan Sistem (2012)
Gambar. Radix dan Corpus Penis
Sumber: Anatomi Klinis Berdasarkan Sistem (2012)
URETRA
Pada pria. memiliki urethra yang panjang. sekitar 20 em, dan membelok dua kali sepanjang
lintasannya. Berawal di basis vesica urinaria dan berjalan ke inferior melewati prostata, urethra berjalan
melewati spatium perinei profundum dan membrana perinei dan langsung memasuki radix penis. Ketika
urethra keluar dari spatium perinei profundum, urethra melengkung ke depan untuk berjalan ke anterior
pada radix penis. Ketika penis dalam keadaan lemas, urethra membuat lengkungan yang lain, kali ini
ke arah inferior, ketika berjalan dari radix penis menuju corpus penis, Selama ereksi, lengkung di antara
radix penis dan corpus penis menghilang (Richard dkk, 2012).
Menurut Richard dkk (2012), urethra pada pria dibagi menjadi pars preprostatica, pars prostatica,
pars membranacea, dan pars spongiosa.
Pars preprostatica. Urethra pars preprostatica memiliki panjang sekitar 1 cm, membentang dari
basis vesica urinaria menuju prostata, dan berhubungan dengan manset circulare dari sabut-sabut otot
polos (musculus sphincter urethrae internum). Kontraksi sphincter tersebut mencegah aliran balik
dari semen ke dalam vesica urinaria selama ejakulasi (Richard dkk, 2012).
Pars prastatica. Urethra pars prostatica memiliki panjang 3 sampai 4 cm dan dikelilingi oleh
prostata. Di daerah ini, lumen urethra ditandai oleh lipatan longitudinalis mucosa yang terletak di garis
tengah (crista urethralis). Depresi pada masing-masing sisi crista urethralis adalah sinus prostaticus;
ductuli prostatici bermuara ke dalam kedua sinus tersebut. Di pertengahan sepanjang perjalanannya,
crista urethralis melebar untuk membentuk peninggian yang hampir melingkar (colliculus seminalis).
Pada pria, colliculus seminalis digunakan untuk menentukan posisi prostata selama transeksi
transurethralis prostata. Sebuah saluran tertutup—utriculus prostaticus (dianggap sebagai homolog
dari uterus pada wanita terbuka di tengah colliculus seminalis. Pada setiap sisi utriculus prostaticus
terdapat muara ductus ejacutatorius sistem reproduksi pria. Oleh karena itu hubungan antara tractus
urinarius dan systema genitale pada pria terletak di urethra pars prostatica (Richard dkk, 2012).
Pars membranacea. Urethra pars membranacea sempit dan berjalan melewati spatium perinei
profundum. Selama perjalanannya melewati spatium tersebut, baik pada pria maupun wanita, urethra
dikelilingi oleh otot rangka dari musculus sphincter urethrae externum (Richard dkk, 2012).
Pars spongiosa. Urethra pars spongiosa dikelilingi oleh jaringan erektil (corpus spongiosum;
penis. Pars spongiosa membesar untuk membentuk suatu bulbus/gelembung di pangkal penis dan
menggelembung lagi di ujung penis untuk membentuk fossa navicuiaris urethrae. Dua glandulae
bulbourethrales di dalam spatium perinei profundum merupakan bagian systema genitale masculina dan
bermuara ke dalam bulbus penis. Ostium urethrae externum merupakan celah sagittalis di ujung penis
(Richard dkk, 2012).
Gambar. Uretra Pada Pria
Sumber: Gray’s Dasar-Dasar Anatomi (2012)

Gambar. Uretra Pars Prostatica


Sumber: Gray’s Dasar-Dasar Anatomi (2012)

DAFTAR PUSTAKA
Richard L, Drake dkk. 2012. Gray’s Dasar-Dasar Anatomi. Philadelphia: Elsevier.
Snell, Richard S. 2012. Anatomi Klinis Berdasarkan Sistem. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Você também pode gostar