Você está na página 1de 13

A.

Perkembangan anak usia prasekolah

1 Tahap tumbuh kembang anak usia prasekolah (3-6 tahun)

a) Definisi tumbuh kembang pada anak

1) Pertumbuhan (Growth)

Berkembangan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran

atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa

diukur dengan ukuran berat (kg/gr) atau ukuran panjang

(meter/centimeter) (Soetjiningsih : 1998).

Menurut Whaley dan Wong, pertumbuhan sebagai suatu

peningkatan jumlah atau ukura\ sel tubuh yang ditunjukkan

dengan adanya peningkatan ukuran dan berat seluruh bagian

tubuh (Supartini, Yupi : 2004).

2) Perkembangan (Development)

Menurut Whaley dan Wong, perkembangan manitik beratkan

pada perubahan yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang

paling rendah ke tingkat yang paling tinggi dan kompleks

melalui proses maturasi dan pembelajaran ( Supartini, Yupi:

2004).

Perkembangan adalah pertambahan kemampuan struktur dan

fungsi tubuh yang lebih komleks dalam pola yang teratur dan

dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan (

Soetjiningsih : 1998).

b) Pertumbuhan dan perkembangan anak prasekolah


1) Pertumbuhan

Beberapa aspek pertumbuhan fisik terus menjadi stabil dalam

tahun prasekolah. Waktu rata-rata denyut jantung dan

pernapasan menurun hanya sedikit mendekati 90x/menit dan

pernapasan 22-24x/menit. TD meningkat sedikit ke nilai rata-

rata 95/58mmHg. Berat badan anak meningkat kira-kira 2,5 kg

per tahun, berat rata-rata pada usia 5 tahun adalah kira-kira 21

kg, hampir 6 kali berat badan lahir. Prasekolah bertumbuh 2-3

inci per tahun, panjang menjadi dua kali lipat panjang lahir

pada usia 4 tahun,dan berada pada tinggi rata-rata 43 inci pada

ulang tahun kelima mereka. Perpanjangan tungkai kaki

menghasilkan penampilan yang lebih kurus. Kepala sudah

mencapai 90% dari ukuran orang dewasa pada ulang tahun ke

enam. Perbedaan kecil terjadi antara jenis kelamin, walaupun

anak laki-laki sedikit lebih besar dengan lebih banyak otot dan

kurang jaringan lemak. Kekurangan nutrisi umunya terjadi pada

anak-anak berusia dibawah 6 tahun adalah kekurangan vitamin

A dan C serta zat besi.

2) Perkembangan

(a) Rasa keingintahuan tentang hal-hal yang berada

dilingkungan semakin besar dan dapat mengembangkan

pola sosialisasinya.
(b) Anak sudah mulai mandiri dalam merawat diri sendiri,

seperti mandi, makan, minum, menggosok gigi, BAK, dan

BAB.

(c) Mulai memahami waktu.

(d) Penggunaan tangan primer terbentuk.

c) Perkembangan psikoseksual ( Sigmund Freud )

Fase perkembangan psikoseksual untuk anak usia prasekolah masuk

pada fase falik. Selama fase ini, genitalia menjadi area yang menarik

dan area tubuh yang sensitif. Anak mulai mengetahui perbedaan jenis

kelamin dengan mengetahui adanya perbedaan jenis kelamin.

Negatif : Memegang genetalia

Positif : Egosentris: sosial interaksi : mempertahankan keinginan

d) Perkembangan psikososial ( Eric Ericson )

Fase perkembangan psikososial pada anak usia prasekolah adalah

inisiatif vs rasa bersalah. Perkembangan ini diperoleh dengan cara

mengkaji lingkungan melalui kemampuan bereksplorasi terhadap

lingkungannya. Anak belajar mengendalikan diri dan memanipulasi

lingkungan. Inisiatif berkembang dengan teman sekelilingnya.

Kemampuan anak berbahasa meningkat. Anak mulai menuntut untuk

melakukan tugas. Hasil akhir yang diperoleh adalah menghasilkan

suatu prestasinya.
Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu

berpretasi. Rasa bersalah dapat menyebabkan anak kurang

bersosialisasi, lebih marah, mengalami regresi, yaitu kembali ke

perkembangan sebelumnya, misalnya mengompol dan menghisap

jempol.

e) Perkembangan kognitif ( Jean Piaget )

Fase berkembangan kognitif anak usia prasekolah adalah fase

praoperasional. Karakteristik utama perkembangan intelektual tahap

ini didasari sifat egosentris. Pemikiran di dominasi oleh apa yang

dilihat, dirasakan dan dengan pengalaman lainnya.

Fase ini dibagi menjadi 2 yaitu:

1) Prokonseptual ( 2- 4 tahun )

Anak mengembangkan kemampuan berbahasa untuk

berkomunikasi dan bermasyarakat.

Anak mulai mengembangkan sebab-akibat, trial dan error dan

menginterpretasikan benda/kejadian. Anak mulai menggunakan

sinbul kata-kata, mengingat masa lalu, sekarang dan yang akan

datang.

2) Intuitive thuoght ( 4-6 tahun )

Anak mampu bermasyarakat namun masih belum mampu

berpikir timbal balik. Anak biasanya banyak meniru perilaku

orang dewasa tetapi sudah bisa memberi alasan pada tindakan

yang dilakukan.
f) Perkembangan Moral ( Kahlberg )

Fase perkembangan moral pada anak usia prasekolah memasuki fase

prekonvensional. Anak belajar baik dan buruk, benar dan salah melalui

budaya sebagai dasar peletakan nilai moral.

Fase ini terdiri dari 3 tahapan yaitu:

1) Didasari adanya rasa egosentris pada anak, yaitu kebaikan

2) Orientasi hukuman dan ketaatan

3) Anak berfokus pad motif yang menyenangkan sebagai suatu

kebaikan

2 Tugas perkembangan anak usia prasekolah

a) Personal / sosial

1) Upaya untuk menciptakan diri sendiri seperti orang tuanya,

tetapi mandiri

2) Menggali lingkungan atas hasil prakarsanya

3) Membanggakan, mempunyai perasaan yang tidak dapat dirusak

4) Keluarga merupakan kelompok utama

5) Kelompok meningkat kepentingannya

6) Menerima peran sesuai jenis kelaminnya

7) Agresif

b) Motorik
1) Meningkatnya kemampuan bergerak dan koordinasi jadi lebih

mudah

2) Mengendarai sepeda dengan dua atau tiga roda

3) Melempar bola, tetapi sulit uintuk menangkapnya

c) Bahasa dan kognitif

1) Egosentrik

2) Ketrampilan bahasa makin baik

3) Mengajukan banyak pertanyaan; bagaimana, apa, dan

mengapa?

4) Pemecahan masalah sederhana: menggunakan fantasi untuk

memahami, mengatasi masalah.

d) Ketakutan

1) Pengrusakan diri

2) Dikebiri

3) Gelap,Ketidaktahuan

4) Objek bayangan, tak dikenal.

3 Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia prasekolah

a) Membantu anak untuk bersosialisasi

b) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan anak

yang lain (tua) juga harus dipenuhi.

c) Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam atau luar

keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)

d) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak


e) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga

f) Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan

dan perkembangan anak.

4 Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang

Pola pertumbuhan dan perkembangan secara normal antara anak yang satu

dengan yang lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi oleh

interaksi banyak faktor. Menurut Soetjiningsih (2002), faktor yang

mempengaruhi tumbuh kembang, yaitu:

a) Genetika

1) Perbedaan ras, etnis, atau bangsa

2) Keluarga,

Ada keluarga yang cenderung mempunyai tubuh gemuk atau

perawakan pendek

3) Umur

Masa prenatal, masa bayi, dan masa remaja merupakan tahap

yang mengalami pertumbuhan cepat dibandingkan dengan

masa lainnya.

4) Jenis kelamin

Wanita akan mengalami pubertas lebih dahulu dibandingkan

laki-laki.

5) Kelainan kromosom

Dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan, misalnya

sindrom down.

b) Pengaruh hormone
Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu saat janin

berumur empat bulan. Pada saat itu terjadi pertumbuhan yang cepat.

Hormon yang berpengaruh terutama adalah hormon pertumbuhan

somatotropin yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari.

Selain itu kelenjar tiroid juga menghasilkan kelenjar tiroksin yang

berguna untuk metabolisme serta maturasi tulang, gigi, dan otak.

c) Faktor lingkungan

Faktor kelompok yang dapat berpengaruh dikelompokkan menjadi

tiga, yaitu pranatal, kelahiran, dan pascanatal.

d) Faktor prenatal

1) Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin,

terutama selama trimester akhir kehamilan

2) Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat

menyebabkan kelainan conginetal, misalnya club foot

3) Toksin, zat kimia, radiasi

4) Kelainan endokrin

5) Infeksi TORCH atau penyakit menular seks

6) Kelainan imunologi,

7) Psikologis ibu

e) Faktor kelahiran
Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forcep dapat

menyebabkan trauma kepala pada bayi sehingga beresiko terjadinya

kerusakan jaringan otak.

f) Faktor pascanatal

Seperti lainnya pada masa prenatal, faktor yang berpengaruh terhadap

TUMBANG anak adalah gizi, penyakit kronis/ kelainan konginetal,

lingkungan fisik dan kimia, psikologis, endokrin, sosioekonomi,

lingkungan pengasuhan, stimulasi, dan obat-obatan

5 Masalah-masalah pada anak usia prasekolah

a) Masalah kesehatan

Masalah kesehatan yang sering muncul pada anak prasekolah seperti;

diare, cacar air, difteri, dan campak.

b) Hubungan keluarga

Pada usia prasekolah biasanya anak merasa cemburu dengan kehadiran

anggota keluarga baru (adik). Anak merasa tidak diperhatikan lagi oleh

orang tua sehingga anak sering membuat olah untuk mendapatkan

perhatian orang tua.

c) Bahaya fisik

1) Kecelakaan

Kecelakaan terjadi akibat keinginan anak untuk bermain yang

menghasilkan ketrampilan tertentu.

Meskipun tidak meninggalkan bekas fisik namunkecelakaan

dianggap sebagai kegagalan dan anak lebih bersikap hati-hati


akan berbahaya bagi psikologisnya sehingga anak akan takut

terhadap kegiatan fisik. Jika hal ini terjadi bisa berkembang

menjadi masa malu.

2) Keracunan

Pada dasarnya usia prasekolah suka mencoba segala sesuatu

yang dia lihat tanpa mengetahui apakah itu berbahaya atau

tidak.

d) Bahaya Psikologis

Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu

berprestasi. Rasa bersalah dapat menyebabkan anak kurang

bersosialisasi, lebih pemarah, mengalami regresi, yaitu kembali ke

perkembangan sebelumnya, misalnya mengompol dan menghisap

jempol.

e) Gangguan tidur

Mimpi buruk adalah mimpi menakutkan yang terjadi selama tidur

REM (rapid eye movement). Seorang anak yang mengalami mimpi

buruk biasanya akan benar-benar terbangun dan dapat mengingat

kembalimimpinya secara terperinci.

Mimpi buruk yang terjadi sewaktu-waktu adalah hal yang normal, dan

satu-satunya tindakan yang perlu dilakukan orang tua adalah

menenangkan anak. Tetapi mimpi buruk yang sering terjadi adalah

abnormal dan bisa menunjukkan masalah psikis.

Pengalamam yang menakutkan (termasuk cerita menakutkan atau film

tentang kekerasan di televisi) bisa menyebabkan terjadinya mimpi

buruk. Hal ini terutama sering ditemukan pada anak-anak yang


berumur 3-4 tahun, karena mereka belum bisa membedakan antara

khayalan dan kenyataan.

Teror dimalam hari adalah suatu keadaan dimana sesaat setelah tertidur

anak setengah terbangun dengan kecemasan yang luar biasa. Anak

tidak dapat mengingat kembali apa yang telah dialaminya.

Tidur sambil berjalan adalah suatu keadaan dimana dalam keadaan

tertidur anak bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan-jalan. Teror

dimalam hari dan tidur sambil berjalan biasanya berlangsung selama

tidur dalam (Non REM) dan terjadi dalam 3 jam pertama setelah anak

tertidur. Tiap episode berlangsung dari beberapa detik sampai beberapa

menit. Teror dimalam hari sifatnya dramatis karena anak menjerit-jerit

dan panik, keadaan ini paling sering ditemukan pada anak yang

berumur 3-8 tahun.

Untuk anak yang susah tidur bisa dilakukan beberapa tindakan berikut:

1) Ajak anak kembali ketempat tidurnya.

2) Berikan cerita yang pendek.

3) Tawari untuk ditemani oleh boneka atau selimut

kesayangannya.

4) Gunakan lampu redup.

f) Masalah Pelatihan Buang Air (Toileting)


Pelatihan buang air besar biasanya mulai dilakukan pada saat anak

berumur 2-3 tahun, sedangkan pelatihan buang air kecil dilakukan pada

umur 3-4 tahun. Pada umur 5 tahun, kebanyakan anak sudah dapat

melakukan buang air sendiri; melepas pakaian dalamnya sendiri,

membersihkan dan mengeringkan penis, vulva maupun anusnya sendiri

serta kembali memakai pakaian dalamnya sendiri.

Tetapi sekitar 30% anak berusia 4 tahun dan 10% anak berusia 6 tahun

masih mengompol pada malam hari.

Cara terbaik untuk menghindari masalah pelatihan buang air (toilet

training) adalah dengan mengenali kesiapan anak. Adapun tanda dari

kesiapan anak adalah:

1) Selama beberapa jam pakaian dalamnya masih kering.

2) Anak menginginkan pakaian dalamnya diganti jika basah.

3) Anak menunjukkan ketertarikannya untuk duduk di atas Potty

Chair (pispot khusus untuk anak-anak) atau diatas toilet

(jamban, kakus).

4) Anak mampu mengikuti petunjuk atau aturan lesan yang

sederhana.
DAFTAR PUSTAKA

Supartini yupi. 2004. Konsep dasar keperawatan anak : buku kedokteran, EGC,
jakarta

Soetjiningsih.1998. Tumbuh Kembang Anak. Cetakan II. Jakarta : EGC

Você também pode gostar