Você está na página 1de 2

Tuberkulosis adalah penyakit infeksi kronis menular pada WOC Tuberculose Manifestasi Klinis :

pernapasan dengan karakteristik terbentuknya tubergranuloma


 Demam (subfebris, kadang-kadang 40-41°C seperti
pada paru disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis
(Amin M dalam Kartika Sari, 2013; Marni, 2014).
demam influensa)
Insiden : dinegara berkembang 1,3 juta kasus baru terjadi pada
 Batuk ( kering, produktif, kadang-kadang hemoptoe
anak di bawah usia 15 tahun dan 450.000 anak meninggal tiap
(pecahnya pembuluh darah))
Faktor Resiko: riwayat kontak TB, tahun akibat TB. Sebagian besar anak dengan infeksi dan penyakit
 Sesak nafas, jika infiltrasi sudah setengah bagian paru
Terapi: kepadatan hunian. TB memperoleh kuman M. Tuberculosis dari orang yang infeksius
 INH/isoniazed : sebagai bakterisidal terhadap  Nyeri dada, jika infiltrasi sudah ke pleura
(Nelson, 2014)
basil yang aktif, diberikan selama 18-24 bulan.  Malaise, anoreksia, badan kurus, sakit kepala, meriang,
 Kombinasi antara INH, Rifampicin, Pirazinamid nyeri otot, keringat malam
(P2a) diberikan selama 6 bulan, selama 2 TB Primer adalah suatu proses
bulan pertama obat diberikan setiap hari, terinfeksinya partikel yang mengandung
 Anemia. (Marni, 2014)
TB Sekunder adalah terjadi pada klien
selanjutnya obat diberikan 2x dalam 1 minggu dua atau lebih kuman tuberkulosis yang
yang sebelumnya terinfeksi oleh kuman
 Obat tambahan : streptomycin (IM) dan hidup dan terhirup serta diendapkan mikobakterium tuberkulosis
Ethambutol pada permukaan alveoli
 Kortikosteroid (mengurangi peradangan
meningitis)
 Pembedahan : mengangkat jaringan paru yang
rusak, tindakan ortopedi untuk memperbaiki Droplet Pemeriksaan penunjang (Marni,2014) :
M. Tuberkulosa Masuk lewat jalan nafas
kelainan tulang, bronkoskopi untuk melalui udara
 Lab : anemia, leukositosis, LED
mengangkat polip granulosa tuberkulosis
untuk reaksi bagian paru yang rusak.  Lab : Sputum BTA
Menempel pada paru
(Amin Huda & Hardhi, 2013)  Mantoux test : tes + bila diameter ≥ 5mm
 Radiologi : rontgen thorax (penyeberan milier,
penyebaran bronkogen, atelektasis, pleuritis
Di fagositosis oleh makrofag Terjadi reaksi antigen antibodi Menetap di jaringan paru
dengan efusi, cairan asites)

Kuman keluar dari Proses peradangan terjadi


tracheobronchial bersama sekret

Komplikasi : Meningitis, spondilitis,


Sembuh tanpa pengobatan
pleuritis, bronkopnemonia,
Pengeluaran zat pirogen Tumbuh dan berkembang atelektasis, dan hemoptisis berat.
di sitoplasma makrofag

(Suriadi & Rita, 2010)


Mempengaruhi hipotalamus
Kuman TB masuk Terjadi afek primer ( fokus ghon)
ke duktus alveoli
Hipertermi
Mempengaruhi sel point

Kompleks primer Limfangitis lokal Limfangitis regional

Menyebar ke organ lain (sal pencernaan, dan tulang) melalui Sembuh dengan bekas fibrosis
(bronchogen, percontinuitum, hematogen, limfogen)

Proliferasi sel epitel disekeliling basil Pembentukan tuberkel Kerusakan membran alveolar
Radang tahunan di bronkus Pertahan primer tidak adekuat

Berkembang menghancurkan jaringan ikat sekitar


Menimbulkan reaksi eksudasi Menurunnya permukaan efek paru

Bagian tengah nekrosis


Pembentukan sputum berlebihan Alveolus

Membentuk jaringan keju (caseous formation) Alveolus mengalami konsolidasi & eksudasi Gangguan pertukaran gas
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

Mengalami perlunakan
Mengalir ke bronkus
Asuhan Keperawatan

Sekret dikeluarkan saat batuk

Masalah Keperawatan: Gangguan pertukaran


Batuk produktif (batuk
gas b.d proses inefektif
terus menerus)
Masalah Keperawatan: Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas b.d bronkospasme NOC: Status pernafasan: pengurangan
Masalah Keperawatan: ketidakseimbangan nutrisi dispnea dan batuk
Droplet infection Batuk berat
NOC:Respiratory status : airway patency kurang dari kebutuhan tubuh b.d nausea, vomitus
NIC:
Terhirup orang sehat NOC: Status nutrisi: intake nutrisi
Distensi abdomen NIC:
1. Monitor pola nafas
Mual, muntah 1. Monitor respirasi dan status oksigen NIC: 2. Auskultasi suara nafas
Resiko infeksi 2. Auskultasi suara nafas 3. Monitor suara nafas
3. Posisikan pasien untuk memaksimalkan 1. Monitor mual dan muntah 4. Catat pergerakan dada, penggunaan
Intake nutrisi kurang ventilasi (fowler/semi fowler)
2. Monitor kalori dan intake nutrisi otot tambahan
4. Berikan oksigen
5. Keluarkan sekret dengan batuk atau 3. Monitor interaksi anak selama makan 5. Posisikan pasien untuk
Ketidakseimbangan nutrisi suction 4. Monitor adanya penurunan BB memaksimalkan ventilasi
kurang dari kebutuhan tubuh 6. Berikan bronkodilator bila perlu 5. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk (fowler/semi fowler)
7. Jelaskan tentang terapi yang diberikan menentukan nutrisi yang dibutuhkan pasien 6. Berikan oksigen
kepada anak 7. Berikan obat batuk ekspektoran
8. Anjurkan anggota keluarga agar
terlibat dalam pemberian minum obat

Masalah Keperawatan: Hipertermi b.d penyakit

Masalah Keperawatan: Resiko infeksi b.d NOC:Thermoregulation


organisme purulen
NIC:
NOC: Status imun
Daftar Pustaka 1. Monitor suhu minimal tiap 2 jam
 Hidayat, Aziz Alimul A. 2008. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Penerbit Salemba NIC: 2. Monitor WBC, Hb, dan Hct
Medika 3. Kompres pasien pada lipat paha dan aksila
 Nelson. 2014. Ilmu Kesehatan Anak Esensial. Jakarta : IDAI 1. Monitor kerentanan terhadap infeksi 4. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
 Ningsih, Wijaya. Sari, Kartika. 2013. Asuhan Keperawatan Anak. Jakarta : TIM 2. Gunakan alat pelindung 5. Kolaborasi pemberian cairan intravena
 Nurarif, Amin Huda. Kusuma, Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
3. Dorong istirahat 6. Ajarkan anggota keluarga mengenai
DiagnosaMedis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta : Med Action Publishing
 Speer, Kathleen Morgan. 2007. Rencana Asuhan Keperawatan Pediatrik Dengan Clinical 4. Berikan terapi antibiotik bila perlu pemberian obat yang sesuai
Pathways. Jakarta: EGC 5. Laporkan kultur positif 7. Berikan anti piretik
 Suriadi&Rita. 2010. Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta : Sagung Seto 6. Pertahankan teknik isolasi 8. Berikan pengobatan untuk mengatasi
 Widagdo. 2011. Masalah dan Tatalaksana Penyakit Infeksi Pada Anak. Jakarta: Sagung Seto penyebab demam

Você também pode gostar

  • Anak DM
    Anak DM
    Documento2 páginas
    Anak DM
    Ophie Maturbongs
    Ainda não há avaliações
  • Anak Obesitas
    Anak Obesitas
    Documento3 páginas
    Anak Obesitas
    Ophie Maturbongs
    Ainda não há avaliações
  • Anak Diare Pathway
    Anak Diare Pathway
    Documento1 página
    Anak Diare Pathway
    Ophie Maturbongs
    Ainda não há avaliações
  • Anak Asma
    Anak Asma
    Documento2 páginas
    Anak Asma
    Ophie Maturbongs
    Ainda não há avaliações