Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
TINJAUAN TEORI
2. Etiologi
Adanya disfungsi otak merupakan dasar dari retardasi mental. Untuk
mengetahui adanya retardasi mental perlu anamnesis yang baik, pemeriksaan
fisik dan laboratorium. Penyebab dari retardasi mental sangat kompleks dan
multifaktorial. Walaupun begitu terdapat beberapa faktor yang potensial
berperanan dalam terjadinya retardasi mental seperti yang dinyatakan oleh Taft
LT (1983) dan Shonkoff JP (1992) dibawah ini.
a. Organik
1
1) Faktor prekonsepsi: kelainan kromosom (trisomi 21/down syndrome
dan abnormalitas single gene (penyakit-penyakit metabolik, kelainan neuro-
cutaneos, dll.)
b. Non Organik
2) Sosial kultural
4) Penelantaran anak
3. Faktor Lain
Keturunan; pengaruh lingkungan dan kelainan mental lain (15-20% ; AAP,
1984)
4. Klasifikasi
Menurut nilai IQ-nya, maka intelegensi seseorang dapat digolongkan
sebagai berikut (dikutip dari Swaiman 1989):
Nilai IQ :
b. Superior 120-129
d. Rata-rata 90-110
2
f. Retardasi mental borderline 70-79
Yang disebut retardasi mental apabila IQ dibawah 70, retardasi mental tipe
ringan masih mampu didik, retardasi mental tipe sedang mampu latih, sedangkan
retardasi mental tipe berat dan sangat berat memerlukan pengawasan dan
bimbingan seumur hidupnya. Bila ditinjau dari gejalanya, maka Melly
Budhiman membagi:
1) Tipe klinik
Ada retardasi mental tipe klinik ini mudah dideteksi sejak dini, karena
kelainan fisik maupun mentalnya cukup berat. Penyebabnya sering kelainan
organik. Kebanyakan anak ini perlu perawatan yang terus menerus dan kelainan
ini dapat terjadi pada kelas sosial tinggi ataupun yang rendah. Orang tua dari anak
yang menderita retardasi mental tipe klinik ini cepat mencari pertolongan oleh
karena mereka melihat sendiri kelainan pada anaknya
2) Tipe sosiobudaya
Biasanya baru diketahui setelah anak masuk sekolah dan ternyata tidak dapat
mengikuti pelajaran. Penampilannya seperti anak normal, sehingga disebut juga
retardasi enam jam. Karena begitu rnereka keluar sekolah, mereka dapat bermain
seperti anak-anak yang normal lainnya. Tipe ini kebanyakan berasal dari
golongan sosial ekonomi rendah. Para orang tua dari anak tipe ini tidak melihat
adanya kelainan pada anaknya, mereka mengetahui kalau anaknya retardasi dari
gurunya atau dari psikolog, karena anaknya gagal beberapa kali tidak naik kelas.
Pada umumnya anak tipe ini mempunyai taraf IQ golongan borderline dan
retardasi mental ringan.
3
a) Idiot (IQ dibawah 20; umur mental dibawah 3 tahun)
Berat 20-23 Perkembangan motorik yang Dapat bicara atau Dapat berperan
miskin berkomunikasi sebagian dalam
Sedang 35-49 Dapat berbicara atau belajar Latihan dalam Dapat bekerja
berkomunikasi, ditangani keterampilan sendiri tanpa
dengan pengawasan sedang social dan dilatih namun
telah dikenal
4
komunikasi, retradasi akademik sampai sosial dan
minimal ± kelas 6 SD kejujuran namun
perlu bantuan
terutama bila stres
5. Manifestasi Klinik
Ada beberapa ciri atau tanda-tanda dari disabilitas pada anak-anak. Tandanya
mungkin muncul selama masa kanak-kanak, atau mungkin tidak terlihat sampai
anak mencapai usia sekolah. Hal ini sering tergantung pada tingkat
keparahannya. Beberapa tanda yang paling sering adalah:
a. Keterlambatan dalam berguling, duduk, merangkak, atau berjalan.
b. Lambat atau mengalami masalah dengan berbicara/berbahasa.
c. Keterlambatan dalam menguasai hal-hal seperti toilet training, berpakaian,
dan makan sendiri.
d. Kesulitan untuk mengingat sesuatu.
e. Ketidakmampuan untuk menghubungkan antara tindakan dan
konsekuensinya.
f. Adanya masalah perilaku seperti mengamuk yang meledak-ledak.
g. Kesulitan dengan pemecahan masalah atau berpikir logis.
h. Kurangnya rasa ingin tahu
a. Sikapnya agresi.
b. Ketergantungan.
c. Penarikan dari kegiatan atau lingkungan sosial.
d. Perilaku mencari perhatian.
e. Depresi selama masa anak dan remaja.
f. Kurangnya kontrol impuls.
5
g. Pasif.
h. Kecenderungan melukai diri.
i. Sikap keras kepala.
j. Rendah diri.
k. Rendahnya toleransi terhadap frustasi.
l. Gangguan psikotik.
m. Kesulitan dalam perhatian.
Tanda-tanda fisik dapat berupa perawakan pendek dan gambaran wajah yang
terbelakang. Namun, tanda-tanda fisik ini tidak selalu hadir ada.
6
- diagnosis dini mudah dibuat
- gejala mental dan fisik sangat jelas
- kemampuan bahasa sangat minimal
- seluruh hidup tergantung pada orang
6. Patofisiologi
Retardasi mental merujuk pada keterbatasan nyata fungsi hidup sehari-
hari. Retardasi mental ini termasuk kelemahan atau ketidakmampuan kognitif
yang muncul pada masa kanak-kanak (sebelum usia 18 tahun) yang ditandai
dengan fungsi kecerdasan di bawah normal (IQ 70 sampai 75 atau kurang) dan
disertai keterbatasan-keterbatasan lain pada sedikitnya dua area fungsi adaftif:
berbicara dan berbahasa, kemampuan/ketrampilan merawat diri,
kerumahtanggaan, ketrampilan sosial, penggunaan sarana-sarana komunitas,
pengarahan diri, kesehatan dan keamanan, akademik fungsional, bersantai dan
bekerja. Penyebab retardasi mental bisa digolongkan kedalam prenatal,
perinatal dan pasca natal. Diagnosis retardasi mental ditetapkan secara dini pada
masa kanak-kanak.
7. Clinical Pathway
Prenatal
Pasca natal
Ketidakmampuan kognitif
(IQ <70-75)
7
8. Komplikasi
a. Serebral palcy
b. Gangguan kejang
c. Gangguan kejiwaan
d. Gangguan konsentrasi /hiperaktif
e. Defisit komunikasi
f. Konstipasi
9. Penatalaksanaan Medis
Terapi terbaik adalah pencegahan primer, sekunder dan tersier.
a. Pencegahan primer adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan
atau menurunkan kondisi yang menyebabkan gangguan. Tindakan tersebut
termasuk pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
masyarakat umum, usaha terus menerus dari profesional bidang kesehatan
untuk menjaga dan memperbaharui kebijakan kesehatan masyarakat, aturan
untuk memberikan pelayanan kesehatan maternal dan anak yang optimal, dan
eredekasi gangguan yang diketahui disertai kerusakan system saraf pusat.
Konseling keluarga dan genetic dapat membantu.
b. Tujuan pencegahan sekunder adalah untuk mempersingkat perjalanan
penyakit.
c. Sedangkan pencegahan tersier bertujuan untuk menekan kecacatan yang
terjadi. Dalam pelaksanaanya kedua jenis pencegahan ini dilakukan
bersamaan, yang meliputi pendidikan untuk anak: terapi perilaku, kognitif
dan psikodinamika; pendidikan keluarga; dan intervensi farmakologi.
Pendidikan untuk anak harus merupakan program yang lengkap dan
mencakup latihan keterampilan adaptif, sosialn, dan kejuruan. Satu hal yang
penting dalam mendidik keluarga tentang cara meningkatkan kopetensi dan
harga diri sambil mempertahankan harapan yang realistic.
Untuk mengatasi perilaku agresif dan melukai diri sendiri dapat
digunakan naltrekson. Untuk gerakan motorik stereotopik dapat dipakai
antipsikotik seperti haloperidol dan klorpromazin. Perilaku kemarahan
eksplosif dapat diatasi dengan penghambat beta seperti propranolol dan
buspiron. Adapun untuk gangguan deficit atensi atau hiperktivitas dapat
digunakan metilpenidat.
8
B. Tinjauan Masalah Keperawatan Ketidakefektifan Koping
1. Definisi
Ketidakefektifan Koping adalah ketidakmampuan untuk membentuk
penilaian valid tentang stresor, ktidakadekuatan pilihan respons yang dilakukan ,
dan/ atau ketidakmampuan untuk menggunakan sumber daya yang tersedia.
(Herdman,T.Heather.2012.hal;451)
Koping individu inefektif adalah kerusakan perilaku adaptif dan
kemampuan untuk memecahkan masalah pada seseorang dalam memenuhi
tuntutan-tuntutan dan peran-peran kehidupan.(Townsend,Mary C.hal;374)
Koping individu inefektif adalah keadaan dimana seorang individu
mengalami atau beresiko mengalami suatu ketidakmampuan dalam menangani
stressor internal atau lingkungan dengan adekuat karena ketidakadekuatan
sumber-sumber (fisik, psikologis, perilaku dan atau kognitif) (Carpenito,Lynda
Juall.:79)
2. Penyebab
a. Krisis maturasi
b. krisis situasional
c. Sistem pendukung yang tidak memadai
d. Harga diri rendah
e. Kelainan fungsi dan sistem keluarga
f. Lingkungan yang tidak terorganisir dan semrawut
g. Penganiayaan dan pengabaian anak (Ademal 2012).
3. Tanda dan Gejala
a. Mengingkari masalah
b. Harga diri rendah
c. Penolakan
d. Perasaan malu dan bersalah
e. Perasaan tidak berdaya
f. klien mengatakan bila mempunyai masalah sering dipendam dalam hati
tampak diam
g. klien jarang berkomunikasi dengan teman satu ruangan
4. Tindakan Keperawatan
Mekanisme Koping
a. Koping jangka pendek
9
Mekanisme koping jangka pendek yang sering dilakukan antara lain:
1) Kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis, misalnya
pemakaian obat-obatan, kerja keras, nonton tv terus menerus.
2) Kegiatan mengganti identitas sementara misalnya ikut kelompok social,
keagamaan, dan politik.
3) Kegiatan yang memberi dukungan sementara seperti mengikuti suatu
kompetisi atau kontes popularitas.
4) Kegiatan mencoba menghilangkan anti identitas sementara, seperti
penyalahgunaan obat-obatan ( Ade Herman, 2011: 144 )
b. Koping jangka panjang
Jika mekanisme koping jangka pendek tidak memberi hasil, maka mekanisme
jangka panjang dapat dilakukan, antara lain:
1) Menutup identitas, dimana klien terlalu cepat mengadopsi identitas yang
disenangi dari orang-orang yang berarti tanpa mengindahkan hasrat,
aspirasi atau potensi diri sendiri.
2) Identitas negative merupakan rintangan terhadap nilai dan harapan
masyarakat. Remaja mungkin akan menjadi individu antisocial, hal ini
disebabkan karena ia merasa tidak memiliki identitas yang positif. ( Ade
Herman, 2011: 144 )
c. Mekanisme pertahanan ego
Mekanisme pertahanan ego yang sering dilakukan antara lain fantasi,
regresi, disasosiasi, isolasi, proyeksi, mengalihkan marah berbalik pada diri
sendiri dan orang lain.dalam keadaan berat dapat terjadi deviasi perilaku dan
kegagalan penyesuaian seperti:, bunuh diri, penggunaan zat berbahaya, dan
penganiayaan.( Ade Herman, 2011: 144 )
10
DAFTAR PUSTAKA
11