Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
A. Tujuan
2. Mengetahui berbagai factor yang berpengaruh terhadap desakan darah yang meliputi
perubahan posisi, perubahan suhu, latihan dan berbagai kondisi tubuh seperti sehat,
B. Dasar Teori
Aktivitas jantung dapat dibagi menjadi dua periode yaitu periode sistol dan
diastole. Jantung berkontraksi pada periode sistol sehingga kedua atrium bekerja sama
untuk menekan darah masuk ke dalam ventrikel kemudian darah ditekan masuk ke dalam
aorta melalui valvula semilunalis. Pada saat yang sama valvula bikuspidalis dan valvula
trikuspidalis menutup sehingga menghentikan darah yang masuk ke atrium. Pada periode
diastole, jantung berelaksasi baik pada atrium maupun pada ventrikel sehingga volume
jantung bertambah. Pada saat ini valvula bikuspidalis dan trikuspidalis membuka
Pada saat systole, ventrikel kiri mendorong darah yang sudah ada di dalam aorta
sehingga mendesak dinding aorta yang kenyal jadi mengembang. Semakin banyak darah
yang dipompa maka semakin besar desakannya. Selanjutnya dinding aorta yang kenyal
15
menyebabkan katup ini menutup dan sebagian darah terdesak ke dalam bagian aorta
berikutnya. Dengan demikian, bagian aorta yang tadinya mengembang akan mengenyal
dan aorta berikutnya mengembang. Proses mengembang dan mengenyal terjadi berturut-
dinding arteri yang disebut pulsus arteriosus denyut nadi. Denyutan ini dapat dirasakan
dengan jari pada arteri-arteri tertentu misalnya pada pergelangan tangan dan leher. Makin
kecil arteri maka makin kecil pulsusnya. Pada saat diastole, darah masih mendapat
desakan dengan mengecilnya kembali arteri setelah mengembang, walaupun desakan ini
tidak sebesar pada saat systole. Oleh karena itu dapat dibedakan dua macam desakan
Pada saat darah mengalir melalui arteria, darah akan mengalami tahanan yang
disebut tahanan tepi atau perifer. Semakin kecil atrei maka semakin besar tahanannya.
Oleh karena ateri dapat mengecil (vasokontriksi) maka tahanan menjadi bertambah.
Apabila otot arteri relaksasi (vasodilatasi) maka tahanan perifer berkurang. Dengan
demikian pada darah yang berada di dalam arteri bekerja 3 kekuatan yaitu desakan darah
yang masuk arteri, tahanan dinding arteri, dan tahanan perifer. Terhadap tiga kekuatan ini
stetoslop dan alat spymomanometer untuk mendengarkan denyut nadi disebut cara
auskultatoir. Cara lain adalah dengan meraba arteri brachialis untuk merasakan denyut
16
C. Bahan dan Alat
2. Stetoskop
3. Sepeda statis
D. Cara Kerja
1. Tahap Persiapan
pengaruh dingin)
b. Catatlah data probanduas yang meliputi jenis kelamin, umur, tinggi/berat badan
b. Dicari posisi pembuluh darah arteri (arteria brachialis) yang berdekatan dengan
makin penuhnya udara maka bunyi mulai melemah dan akhirnya menghilang.
Pada saat bunyi mulai melamah dicatat skala pada alat (ketinggian permukaan air
raksa atau angka yang ditunjuk jarum), kemudian pengisian udara dilanjutkan.
17
d. Selanjutnya udara dikeluarkan kembali perlahan-lahan sambil mendengar bunyi
melalui stetoskop. Pada saat denyut nadi terdengar kembali untuk pertama kalinya
e. Pengosongan dilanjutkan terus sampai bunyi mulai melemah dan dicatat lagi alat
pada skala.. Apabila memungkinkan catat juga skala pada alat ketika bunyi
Probandus naik sepeda statis selama 5-10menit. Pengukuran desakan darah dilakukan
setelah probandus bersepeda selama 5 menit dan 10 menit. Selain itu dapat juga
dilakukan pengukuran pada probandus yang berdiri tegak setelah 5 dan 10 menit.
4. Pengaruh Pendinginan
pembuluh darah. Tanggapan terhadap kondisi dingin yang ekstrim pada manusia
desakan darahnya dalam keadaan duduk, kemudian tangannya dicelupkan dalam air
dingin selama 2 menit dan ditentukan lagi desakan darahnya. Dicoba juga dengan
18
c. Penghitungan dilakukan sebelum latihan (F1), pada saat latihan (F2) dan setelah
19
PRAKTIKUM V
A. Tujuan: untuk mengetahui respon hewan terhadap berbegai stimulus yang berasal dari
lingkungan.
B. DASAR TEORI
Apabila suatu bagian tubuh dirangsang, maka bukan bagian tubuh itu saja yang
bereaksi terhadap rangsangan tersebut tetapi juga bagian-bagian tubuh yang lain. Hal ini
terjadi karena bila suatu reseptor dirangsang cukup kuat, maka rangsangan tersebut
diteruskan melalui saraf aferen ke pusat saraf. Di pusat saraf, rangsangan tersebut
diteruskan melalui beberapa saraf asesoris menuju ke beberapa saraf eferen dan lebih dari
satu efektor. Jadi, apabila saraf aferen sirangsang, efektor-efektor tersebut akan serempak
bereaksi.
a. Katak e. Tali
b. Sonde f. Kawat
d. Papan
D. CARA KERJA
1. Sikap badan meliputi sudut antara kepala dengan lantai, sikap kaki
20
4. Gerakan spontan, dilakukan dengan mengagetkan katak.
5. Cara mlehengambang dan berenang di air, meliputi kaki depan, cara mengambang
dan cara berenang.
6. Reaksi terhadap pengangkatan tiba-tiba. Letakan katak pada papan dan angkatlah
papan beserta kataknya dengan gerakan tiba-tiba. Amati arah kepala, sikap badan
dan sikap kaki.
7. Reaksi pada pemutaran papan. Amati arah kepala, sikap badan dan sikap kaki.
8. Dihitung frekuensi nafas selama 1 menit, dilihat pada bagian leher.
9. Dihitung frekuensi denyut jantung selama 1 menit, dilihat melalui bagian
dadanya.
b. Hambatan terhadap refleks-refleks pada katak normal
Ikatlah erat-erat kedua kaki depan katak dengan tali kemudian ulangi prosedur 1
di atas.
c. Katak deserebrasi
Potonglah bagian atas rahang katak dengan batas pemotongan tepat di depan
membran timpani. Diamkanlah selama 5 manit (Fungsinya?). Ulangi prosedur 1.
d. Katak spinal
- Rusaklah cerebelum dan medula oblongata dengan menusukkan sonde ±
1 cm ke belakang dari tempat pemotongan terakhir. Putarlah sonde
untuk merusak saraf. Ulangi prosedur 1.
- Gantung katak pada kawat.
- Celupkan salah satu kakinya pada larutan H2SO4 0,2%. Amati apa yang
terjadi?
- Celupkan salah satu kakinya pada larutan H2SO4 0,4 %. Amati apa yang
terjadi?
21
PRAKTIKUM VI
A. TUJUAN
1. Mempelajari mekanisme pencernaan secara enzimatis (pencernaan kimiawi)yang terjadi
di dalam tubuh manusia menggunakan model percobaan.
2. Membandingkan proses pencernaan dari berbgai nutrient yaitu: karbohidratm protein dan
lipid.
B. DASAR TEORI
Bahan makanan mengandung berbagai substansi yang penting bagi tubuh hewan
termasuk manusia baik berupa senyawa organic maupun anorganik juga air. Bahan makanan
penghasil energy meliputi karbohidrat, protein dan lipid.
Pencernaan enzimatis telah dimulai pada saat makanan didalam mulut. Pada mulut
terdapat saliva yang mengandung enzim amylase yang berperan dalam pencernaan
karbohidrat. Enzim amylase mampu menghidrolisis sebagian besar karbohidrat yang
dimakan. Selanjutnya didalam ventrikulus makan disimpan dalam waktu tertentu dan
mengalami proses pencrnaan mekanik oleh gerakan peristaltic serta pencernaan enzimatis
oleh adanya getah-getah ventrikulus (pepsin). Ventrikulus juga mengandung HCl sebagai
desinfektan. Selanjutnya pencernaan alkalis bersama dengan getah usus halus dan cairan
empedu menetralisir asam ventrikulus. . Empedu juga berperan dalam mengemulsi lemak,
penyerapan vitamin dan mengaktifkan lipase pancreas (steapsin). Pencernaan karbohidrat,
22
lemak dan protein lebih lanjut terjadi di dalam usus halus dengan bantuan enzim, tripsin,
amylase, dan lipase menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhanan sehingga dapat
diserap oleh usus halus.
D. CARA KERJA
a. Pengumpulan Saliva
1. Sediakan gelas piala dan corong gelas yang dilapisi kertas saring.
2. Ambil segumapal kecil kapas dan kunyahlah hingga saliva keluar sebanyak-
banyaknya.
3. Letakkan kunyahan kapas yang telah bercampur saliva dalam gelas piala, lalu
tambahkan air hangat kira-kira 2 mL.
4. Saring menggunkan corong gelas yang telah dilapisi kertas saring. Filtrat yang
terbentuk merupakan sediaan saliva yang akan digunakan dalam percobaan
beriktnya.
b. Penyediaan Inkubator
1. Menggunakan waterbath: Suhu diatur hingga mencapai 37o (Alasannya?). Tabung
reaksi sebagai tabung uji dimasukkan ke dalam alat ini dan agar dapat berdiri
dengan baik dibantu dengan rak tabung reaksi.
2. Menggunakan hotplate: Sediakan gelas piala besar yang diiisi air kemudian
letakkan di atas alat ini. Suhunya dikontrol dengan cara memasukkan thermometer
ruang ke dalam gelas piala hingga diperoleh suhu yang diperlukan.
3. Tabung reaksi sebagai tabung uji dimasukkan ke dalam gelas piala.
23
4. Menggunakan incubator: Atur suhu sesuai yang diperlukan. Tabung reaksi sebagai
tabung uji diletakkan pada rak tabung kemudian dimasukkan ke dalam alat ini.
c. Percobaan I
Pencernaan karbohidrat oleh amylase saliva
1. Isilah tabung reaksi 1 dengan 5 mL larutan amilum 1 %, kemudian tambahakan
1 mL sediaan saliva. Beri label untuk tabung ini (AS).
2. Isilah tabung reaksi 2 dengan 6 mL larutan amilum 1 %. Beri label untuk
tabung ini (A).
3. Inkubasikan kedua tabung tersebut di atas pada suhu 37oC selama 15 menit.
4. Ambil ke-2 tabung yang telah diinkubasi kemudian lakukan pengujian selama
10 menit selama 3x.
5. Isilah tabung reaksi 3 dengan 2 mL larutan Benedict kemudian tambahkan 5
tetes larutan dari tabung AS.
6. Panaskan di atas lampu spiritus selama beberapa saat dan lihatlah hasilnya
(Apakah terjadi endapan dan perubahan warna?). Catatlah hasil pengamatan
dan diskusikan.
7. Isilah tabung reaksi 4 dengan 2 mL larutan Bemdict tambhkan 5 tetes larutan
dari tabung A (control).
8. Panaskan di atas lampu spiritus selama beberapa saat dan lihatlah hasilnya
(Apakah terjadi endapan dan perubahan warna?). Catatlah hasil pengamatan
dan bandingkan dengan hasil pengujian dengan menggunakan larutan AS.
Pencernaan protein oleh larutan pankreon
1. Sediakan 3 buah tabung reaksi kemudian berilah label B1, B2 dan B3.
2. Isilah ke-3 tabung tadi dengan 3mL larutan susu skim 5%.
3. Tabung B2 dan B3 diisi dengan 10 tetes larutan pankreon sedangkan B1
sebagai control (tanpa larutan pankreon).
4. Inkubasikan ketiga tabung tadi pada suhu 37oC.. Tabung B1 dan B2 selama 15
menit dan B1 selama 30 menit.
5. Selnjutnya ke dalam ke-3 tabung tadi ditambahkan 1 mL NaOH 40% dan 4
tetes CuSO4 0,5 %.
24
6. Amatilah dan dicatat perubahan warna yang terjadi. Bandingkan ke-3nya dan
diskusikan.
Pencernaan lemak ol.eh pankreon dan empedu
1. Sediakan 4 buah tabung reaksi kemudian berilah label untuk masing-masing
tabung: C1 (control), C2, C3 dan C4.
2. Isilah tabung C1 dengan 2 mL minyak goring.
3. Isilah tabung C2 dengan 2mL minyak goring ditambah 10 tetes cairan empedu.
4. Isilah tabung C3 dengan 2mL minyak goring ditambah 10 tetes cairan empedu
dan 10 tetes cairan pankreon.
5. Isilah tabung C4 dengan 2mL minyak goring ditambah 10 tetes larutan
pankreon.
6. Inkubasikan keempat tabung tersebut pada suhu 370C selama 15 menit.
7. Kemudian pada masing-masing tabung tambahkan 10 tetes phenol red dan 5
tetes Na2CO3 2 %.
8. Amatilah apa yang terjadi. Bandingkan ke-4 nya dan diskusikan.
d. Percobaan II
Uji Benedict
1. Masing-masing bahan makanan digerus sampai halus kemudian tambahkan
sedikit air hangat.
2. Sediakan tabung reaksi sesuai dengan jumlah jenis bahan makanan kemudian
diberi label.
3. Isilah ke dalam tabung reaksi dengan 1 mL. larutan hasil penggerusan bahan
makanan.
4. Tambahkan ke dalam masing-masing larutan bahan makanan dengan 5 mL
larutan Benedict.
5. Panaskan tabung reaksi dalam waterbath/hotplate/incubator (70oC) kemudian
dinginkan.
6. Amati perubahan yang terjadi dan catatlah jenis bahan makanan yang positif
dengan uji tersebut di atas (warna hijau kekuningan dan terdapat endapan
merah bata).
Uji Iod
25
1. Isilah ke dalam tabung reaksi dengan 1 mL. larutan hasil penggerusan bahan
makanan.
2. Tambahkan ke dalam masing-masing larutan bahan makanan dengan 2 tetes
larutan Iod.
3. Amati perubahan yang terjadi dan catatlah jenis bahan makanan yang positif
dengan uji tersebut di atas (warna hitam/kebiruan).
Uji Biuret
1. Isilah ke dalam tabung reaksi dengan 1 mL. larutan hasil penggerusan bahan
makanan.
2. Tambahkan ke dalam masing-masing larutan bahan makanan setetes demi
setetes larutan Biuret sambil dikocok sampai warna maksimum.
3. Amati perubahan yang terjadi dan bandingkan hasil uji tersebut antar setiap
jenis bahan makanan.
Uji Xantoprotein
1. Isilah ke dalam tabung reaksi dengan 1 mL. larutan hasil penggerusan bahan
makanan.
2. Tambahkan ke dalam masing-masing larutan bahan makanan dengan 0,5 mL
larutan HNO3 pekat.
3. Panaskan tabung reaksi dalam waterbath/hotplate/incubator sampai mendidih
(larutan menjadi bening) kemudian dinginkan.
4. Tambahkan ke dalam masing-masing larutan bahan makanan setetes demi
setetes larutan NaOH 30% sampai suasana menjadi netral (warna apa yang
terjadi?) .
5. Amati perubahan yang terjadi dan catatlah peruabahn yang terjadi pada setiap
langkah.
6. Bandingkan hasil uji tersebut antar setiap jenis bahan makanan.
26
Tahu
Tempe
Pisang Ranum
Pisang mentah
Mie
Roti
27
PRAKTIKUM VII
A. Tujuan: Membandingkan kadar glukosa darah hewan/manusia setelah makan dan puasa.
B. Dasar Teori
Glukosa merupakan suatu karbohidrat terpenting dalam kaitannya dengan penyediaan
energi di dalam tubuh. Hal ini disebabkan karena semua jenis karbohidrat baik monosakarida,
disakarida maupun polisakarida yang dikonsumsi oleh manusia akan dikonversikan menjadi
glukosa di dalam hati. Glukosa ini kemudian akan berperan sebagai salah satu molekul utama
bagi pembentukan energi di dalam tubuh.
Glukosa yang telah diserap oleh usus halus di dalam tubuh manusia kemudian akan
terdistribusi ke dalam semua sel tubuh melalui aliran darah. Glukosa tidak hanya dapat
tersimpan dalam bentuk glikogen di dalam otot dan hati namun juga dapat tersimpan pada
plasma darah dalam bentuk glukosa darah (blood glucose). Selain berperan sebagai bahan
bakar bagi proses metabolisme, glukosa juga berperan sebagai sumber energi utama bagi kerja
otak. Melalui proses oksidasi yang terjadi di dalam sel-sel tubuh, glukosa selanjutnya akan
digunakan untuk mensintesis molekul ATP (adenosine triphosphate) yang merupakan
molukel-molekul dasar penghasil energi di dalam tubuh. Dalam konsumsi keseharian, glukosa
menyediakan hampir 50—75% dari total kebutuhan energi tubuh.
Sesudah diabsorbsi, kadar glukosa darah akan meningkat untuk sementara waktu dan
akhirnya akan kembali lagi ke kadar semula. Pengaturan fisiologis kadar glukosa darah
sebagian besar tergantung dari ekstraksi glukosa, sintesis glikogen dan glikogenolisis dalam
hati. Selain itu, jaringan perifer otot dan adiposa juga mempergunakan glukosa sebagai
sumber energi. Jaringan-jaringan ini ikut berperan dalam mempertahankan kadar glukosa
darah, meskipun secara kuantitatif tidak sebesar hati.
Jumlah glukosa yang diambil dan dilepaskan oleh hati dan yang dipergunakan oleh
jaringan-jaringan perifer tergantung dari keseimbangan fisiologis beberapa hormon. Hormon-
hormon ini diklasifikasikan sebagai hormon yang menurunkan kadar glukosa darah dan
hormon yang meningkatkan kadar glukosa darah. Insulin merupakan hormon yang
menurunkan glukosa darah. Insulin dibentuk oleh sel-sel beta pulau Langerhans pankreas.
Sebaliknya, ada beberapa hormon tertentu yang dapat meningkatkan kadar glukosa darah,
28
yaitu antara lain: glukagon yang disekresikan oleh sel-sel alfa pulau Langerhans, epinefrin
yang disekresi oleh medulla adrenal dan jaringan kromafin, glukokortikoid yang disekresi
oleh korteks adrenal dan growth hormone yang disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior
(Price, 1995).
C. Alat Dan Bahan
1. Bahan
- Darah kapiler manusia/ mencit jantan dan betina jenis Swiss Webster berumur 2-2,5
bulan dengan berat badan berkisar 20-30 g
- Alkohol 70%
2. Alat
Timbangan digital merek Ohaus dengan tingkat ketelitian 0,01 gram yang digunakan
untuk menimbang mencit.
Kapas
Lanset
Glukometer merek Nesco dengan tingkat ketelitian 1 mg/dL digunakan untuk mengukur
kadar glukosa darah mencit.
D. Prosedur Kerja
1. Mencit diberi makan dan minum secara ad libitum. Sebelum diukur kadar glukosa
darahnya, terlebih dahulu mencit dipuasakan selama 16 jam.
2. Darah diambil melalui vena ekor mencit.
3. Mula-mula ekor mencit dibasuh dengan kapas yang telah direndam alkohol 70%.
4. Selanjutnya ekor ditusuk dengan lanset dengan jarak 5 cm dari pangkal ekor mencit.
5. Setelah darah keluar, darah tersebut diteteskan pada strip glukometer.
6. Setelah 6 detik, dicatat angka kadar glukosa darah pada layar glukometer.
7. Jika darah yg digunakan darah kapiler manusia, maka bersihkan jari ke-3 probandus
dengan alkohol 70%. Setelah alkohol kering, tusuklah pembuluh darah pada jari
tersebut dengan jarum, Francke sedalam 3 mm.
8. Hapuslah 2 tetes darah pertama dengan kertas tissue. Tetesan berikutnya diteteskan pada
strip glukometer.
9. Setelah 6 detik, dicatat angka kadar glukosa darah pada layar glukometer.
29